Anda di halaman 1dari 3

Tiga Cinta Satu Rindu di Kota Malang

Judul Buku : Hiding My Heart (Setetes Embun dari London)


Pengarang : Fahrul Khakim
Penerbit : Sheila, Andi Publisher
Tahun terbit : 2015
Dimensi : 13 x 19 cm, 200 halaman
ISBN : 978-979-9-4749-6
Harga : Rp 46.000,-
Peresensi : Kurnia Ayuningtyas

Lara dan Abe adalah dua orang sahabat baik selama sebelas tahun. Lima tahun terakhir Abe
meninggalkan Lara sendirian di rumah pohon, tempat mereka menghabiskan waktu bersama. Kini
Abe kembali, dan mereka bertemu sebagai dua orang dewasa yang tetap bersahabat. Tanpa
diketahui masing-masing, ternyata mereka memendam perasaan satu sama lain. Belum lagi
kehadiran Galih di antara keduanya. Akankah persahabatan mereka retak saat salah satu di
antaranya mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, sementara terlalu banyak rahasia di antara
mereka? Lalu, apakah cinta mampu mengalahkan takdir yang harus mereka hadapi?
Jika kita masih ingat dengan kisah picisan Romeo and Juliet karya William Shakespeare,
maka membaca novel ini akan membuat kita bernostalgia dengan cerita romansa yang berakhir
tragis yang dikemas lebih modern. Cinta tidak dapat dipisahkan walau takdir datang menghadang.
Begitulah inti cerita dari kedua novel di atas.
Novel yang menceritakan tentang sebuah persahabatan yang terjalin selama belasan tahun
antara Lara dan Abe karena mereka bertetangga. Rumah pohon di depan rumah mereka merupakan
sebuah tempat di mana mereka menghabiskan waktu bersama di masa kecil. Namun suatu ketika,
Abe pergi ke London, sedangkan Lara harus menahan rindu dan perasaan untuk sahabatnya itu
selama beberapa tahun. Hingga Abe kemudian hadir kembali mengisi hari-harinya. Semua tampak
baik-baik saja pada awalnya. Persahabatan Abe dan Lara masih semenyenangkan seperti dulu,
walau mereka sama-sama menahan perasaan masing-masing karena tidak mau menghancurkan
persahabatan yang telah terjalin selama belasan tahun.
Tapi, rupanya persahabatan mereka harus diuji karena kehadiran sosok sempurna seperti
Galih. Pria perfeksionis yang tiba-tiba harus berpura-pura menjadi kekasih baru Lara. Belum lagi
sebuah permainan takdir mengantarkan Lara dan Galih untuk terus-menerus bersandiwara karena
rupanya Galih adalah pemuda yang akan dijodohkan dengan Lara oleh orang tuanya.
Masalah menjadi pelik akibat kebohongan-kebohongan kecil yang diciptakan Lara. Dan
semakin rumit ketika Lara harus merahasiakan penyakitnya dari semua orang, terutama Abe.
Bahkan ketika Lara takut kehabisan waktu untuk menyatakan perasaannya kepada Abe, rupanya
ujian lain menimpa kehidupan mereka berdua.
Cerita ini berlatar di Malang. Oleh karena itu tempat-tempat yang dimunculkan dalam novel
ini akan memberikan wawasan tentang seluk-beluk kota Malang, atau bagi yang sudah mengenal
kota ini tidak akan sulit membayangkan setting yang digunakan dan sangat mendukung daya
imajinasi kita untuk memvisualisasikan tempat yang ada.
Ide cerita yang saya tangkap dari novel ini adalah tentang dua orang sahabat yang saling
memendam perasaan. Bahasa kekiniannya yang digunakan dunia roman adalah friendzone. Saya
sempat terkecoh dengan jalan cerita di novel ini. Tiga bab pertama membaca novel ini saya tidak
bisa tidak terpingkal-pingkal karena pengemasan bahasa yang santai dan humoris. Tetapi sampai
pada konflik utama, novel ini seakan membanting setir ke dalam cerita yang tak bisa ditebak hingga
pada akhirnya di beberapa bab terakhir, saya harus berlapang dada karena ia mewujud menjadi
cerita yang mengharukan.
Seharusnya saya sudah bisa menebak jika cerita ini sedikit melankolis karena tampilan
kavernya yang sangat lembut. Representasi yang ditampilkan di kaver juga tidak menipu. Judul
Hiding My Heartmerupakan ide cerita dari novel ini. Dan tag-line yang dipakai yaitu Setetes
Embun dari London saya memaknainya sebagai perwujudan kehadiran Abe untuk Lara yang
merupakan sama-sama tokoh utama dalam novel.
Bagian menarik dalam buku ini adalah, bagaimana sang penulis, yaitu Fahrul Khakim yang
merupakan mahasiswa Universitas Negeri Malang, bisa menghadirkan suasana gembira namun
tiba-tiba secara halus membelokkan pembaca untuk terperangkap dalam nuansa sedih yang
dihadirkan para tokoh. Sehingga pembaca akan lebih merasakan emosi yang ada dalam novel ini.
Novel ini juga mengajarkan pembaca bahwa satu kebohongan kecil akan selalu disusul dengan
kebohongan-kebohongan lain untuk menutupi awal kebohongan itu sendiri. Seperti yang
ditampilkan pada tokoh Lara.
Poin tambahan untuk novel ini adalah, latar tempat yang berada di Malang. Barangkali
karena saya tidak asing dengan kota ini. Sehingga seluruh kejadian yang diceritakan dapat saya
visualisasikan dengan baik, bahkan membuat tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tampak hidup.
Lalu pengemasan bahasa yang santai dan mudah dicerna juga salah satu kelebihan dari novel ini.
Sedangkan saya amat menyayangkan beberapa kata yang seakan-akan hilang dan tidak
sempurna di beberapa kalimat. Meskipun tidak menghilangkan maknanya tetapi cukup
mengganggu ketika saya membacanya. Dan beberapa salah ketik yang ada seharusnya bisa
diminimalisir untuk selanjutnya.
Barangkali kita akan tercengang jika mengetahui bahwa penulis yang berlatar pendidikan
sejarah dapat membuat pembaca galau mendadak dan terjebak dalam situasi yang emosional
setelah membaca novel ini. Tetapi, novel ini sangat patut dibaca terutama bagi penggemar berat
novel drama romance yang sangat menyukai cerita yang mengaduk-aduk emosi dan bisa membawa
para pembaca untuk terseret pada jalan cerita yang mengharukan.

Biodata Peresensi:
Nama Lengkap : Ayuningtyas K.
Jurusan/prodi : Teknik Elektro/S1 Pendidikan Teknik Informatika angkatan 2012

Anda mungkin juga menyukai