Anda di halaman 1dari 5

Nama : Feby Hafizhoh Widad

Kelas : XII IPA


Pelajaran : Akidah Akhlak

BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI


Nama lengkap Imam Al-Ghazali ialah Muhammad bin Ahmad Al-Imamul Jalil Abu Hamid Ath
Thusi Al-Ghazali, lahir di Thusi daerah Khurasan wilayah Persia pada tahun 450 H /1058 M.
Ayah Al-Ghazali seorang pemintal benang dan ahli tasawuf yang hebat. Pada masa kecilnya ia
sudah mempelajari ilmu fiqh kepada Syekh Ahmad bin Muhammad Ar-Rozakani, teman
ayahnya sekaligus orang tua asuh Al-Ghazali. Kemudian belajar kepada Imam Abi Nasar Al-
Ismaili di negeri Jurjan. Selanjutnya, ia berangkat ke Nisafur dan belajar pada Imam Al-
Haramain Al-Juwaini, guru besar di Madrasah Nizhamiyah Nisafur. Dengan cepat Al-Ghozali
dapat menguasai ilmu –ilmu pengetahuan pokok, seperti ilmu matiq (logika), falsafah dan fiqh
madzhab Syafi’i. Karena kecerdasannya ini Imam Al-Haramain mengatakan bahwa al-Ghazali
itu adalah ”lautan tak bertepi’’.
Setelah Imam Al-Haramain wafat, Al-Ghazali meninggalkan Naishabur (Nisafur), pergi ke
Mu’askar untuk mengunjungi Perdana Menteri Nizam Al-Muluk, pemerintahan Bani Saljuk. Al-
Ghazali disambut dengan penuh kehormatan sebagai seorang ulama besar. Menteri Nizam Al-
Muluk akhirnya melantik Al-Ghazali pada tahun 484 H/1091 M, sebagai guru besar pada
perguruan Tinggi Nizamiyah di kota Baghdad. Al-Ghazali kemudian mengajar di perguruan
tinggi tersebut. Disamping menjadi guru besar di Nizamiyah, Al-Ghazali diangkat sebagai
mufti untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dalam
masyarakat.
KARYA-KARYA IMAM AL-GHAZALI
Maha karyanya berupa kitab-kitab yang legendaris terbagi dalam beberapa bidang sebagai
berikut:
Ilmu Agama
- Al-Munqidh min al-Dalal (Rescuer from Error)
- Hujjat al-Haq (Proof of the Truth)
- Al-Iqtisad fil-I`tiqad (Median in Belief)
- Al-Maqsad al-Asna fi Sharah Asma' Allahu al-Husna (The Best Means in Explaining Allah's
Beautiful Names)
- Jawahir al-Qur'an wa Duraruh (Jewels of the Qur'an and its Pearls)
- Fayasl al-Tafriqa bayn al-Islam Wal-Zandaqa (The Criterion of Distinction between Islam and
Clandestine Unbelief)
- Mishkat al-Anwar (The Niche of Lights)
-Tafsir al-Yaqut al-Ta'wil
Sufisme
- Mizan al-'Amal (Criterion of Action)
- Ihya' Ulum al-Din: inilah karya Al-Ghazali yang paling terkenal.
- Bidayat al-Hidayah (Beginning of Guidance)
- Kimiya-ye Sa'adat (The Alchemy of Happiness)
- Nasihat al-Muluk (Counseling Kings)
- Al-Munqidh min al-Dalal (Rescuer from Error)
- Minhaj al-'Abidin (Methodology for the Worshipers)
Filsafat
- Maqasid al Falasifa (Aims of Philosophers)
-Tahafut al-Falasifa (The Incoherence of the Philosophers)
- Miyar al-Ilm fi fan al-Mantiq (Criterion of Knowledge in the Art of Logic)
- Mihak al-Nazar fi al-Mantiq (Touchstone of Reasoning in Logic)
- Al-Qistas al-Mustaqim (The Correct Balance)
Yurisprudensi
- Fatawy al-Ghazali (Verdicts of al-Ghazali)
- Al-Wasit fi al-Mathab (The medium [digest] in the Jurisprudential School)
- Kitab Tahzib al-Isul (Prunning on Legal Theory)
- Al-Mustasfa fi 'Ilm al-Isul (The Clarified in Legal Theory)
- Asas al-Qiyas (Foundation of Analogical reasoning.
KETELADANAN IMAM AL-GHAZALI
1. Menikmati harta seperlunya saja untuk menyambung hidup
2. Menjaga diri dari makanan yang syubhat terlebih haram
3. Sabar dan tabah dalam menjalani kehidupan pengembaraan mencaro ilmu
4. Syukur dan ikhlas dalam menerima anugerah allah dan kehendaknya
5. Membenci sifat riya, megah, sombong, takabur dan sifat tercela lain.
KISAH AKHIR PERJALANAN IMAM AL-GHAZALI
Akhir abad ke-12 M adalah masa kegemilangan Hujjatul Islam Imam al-Ghazali.Dia dikenal
sebagai penasihat Kerajaan Saljuk. Khalifah kerap meminta petuahnya untuk menjadi acuan
dalam membuat kebijakan keagamaan.
Sang alim pun kerap mem berikan nasihat. Salah satu nasihat al-Ghazali untuk khalifah tertuang
dalam kitab Nasihatul Muluk. Tak hanya itu, al-Ghazali juga memimpin madrasah bergengsi di
zamannya, Nizamiyah.
Murid dari berbagai negara berdatangan ke sana untuk menimba ilmu. Sang imam menjelaskan
pengetahuannya tentang agama, teologi, falsafah, dan banyak lagi. Mengajar ada lah salah satu
kegiatan kesukaannya, tapi entah kenapa, suatu ketika dia merasa tidak nyaman.
Abu Hamid tiba-tiba mempertanyakan mengapa selama ini hanya disibukkan dengan mengajar
ilmu yang hanya mengundang kesombongan dan tidak berguna untuk akhirat. Lambat laun dia
mengakui, kegiatan itu sangat mungkin disalahartikan.
Orang lain bisa saja menganggap kesibukan sang imam mengajar adalah untuk kemasyhuran dan
meningkatkan citra politik, sehingga menarik hati para penguasa. Kondisi ini membuatnya sadar,
telah salah dalam berbuat kebaikan. Wa anni qad asyfaytu `alan nar (Sungguh aku hampir saja
terjatuh kedalam neraka), tulis al-Ghazali dalam al-Munqidz Minad Dhalal.
Sejak itu, dia berkeinginan untuk meninggalkan Baghdad. Ketika niat itu terbesit di hati, hawa
nafsu datang. Keinginan untuk meng asingkan diri (uzlah) tak terlak sana. Dia pun mencoba
untuk tenggelam dalam mengingat Allah (dzikrullah), tapi tiba-tiba pasukan hawa nafsu datang
dan menghabisi keinginan suci itu, sehingga al-Ghazali kembali hanyut dalam keduniaan.
Iman yang ada di dalam hatinya berusaha mengingatkan, Pergilah, usiamu tak lama lagi.
Perjalanan menuju Ilahi masih sangat jauh. Sementara ilmu dan amal yang ada hanya berupa
kesombong an dan prasangka. Jika engkau tidak segera fokus ke akhirat maka tak ada waktu
lagi.
BIOGRAFI IBNU SINA
Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/ Ibnu Sina (370 H – 428 H). Ibnu Sina, di dunia Barat
dikenal dengan nama Avvicenna, lahir bulan Shafar 370 H/Agustus 980 M di Ifsyina (negeri
kecil dekat Charmitan), suatu kota di Bukhara. Orang tuanya pegawai tinggi pada pemerintahan
Dinasti Saman. Ibnu Sina dibesarkan di Bukhara. Pada usia sepuluh tahun telah banyak
mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur’an. Dari Abu Abdellah Natili,
Ibnu Sina belajar ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan Al-
Magest Ptolemus. Setelah itu ia mendalami metafisika Plato dan Arsitoteles.
Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, ilmuwan Kristen. Pada usia 17
tahun telah dikenal sebagai dokter dan pernah mengobati pangeran Nuh Ibnu Mansur sehingga
pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi
perpustakaan istana yang terlengkap yaitu Kutub Khana. Dalam dunia kedokteran, Ibnu Sina
adalah ilmuwan muslim pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus
tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey.
Dia juga yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil
makanannya lewat tali pusarnya. Dia juga yang mula-mula mempraktekkan pembedahan dan
menjahitnya. Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa yang kini disebut psikoterapi .
Ibnu Sina adalah ilmuwan produktif, menulis buku mencapai 200 buah yang meliputi filsafat,
kedokteran, geometri, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Karya monumentalnya berjudul
Al-Qanun fit-Tibb. Buku ini merupakan kumpulan pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Karya
Ibnu Sina ini dipakai sebagai buku panduan bagi para mahasiswa yang mempelajarai kedokteran
dari abad ke-12 sampai abad ke-17 M. Buku ini membedakan antara mediastinum dan pleurisy
(pembengkakan pada paru-paru); mengenai kemungkinan penalaran wabah penyakit phthisis
(penyakit saluran pernafasan, utamanya asma dan TBC) melalui pernafasan dan penyebaran
berbagai penyakit melalui air dan debu.
KARYA-KARYA IBNU SINA
1. Qanun fi Thib
Kitab ini ditulis ketika ia menuntut ilmu di Rayy dan Hamadan. Qanun fi Thib yang
dalam bahasa Inggris telah diterjemahkan dengan nama The Canon of Medicine, berisi
tentang berbagai macam cara penyembuhan dan obat-obatan. Didalamnya tertulis jutaan
item tentang pengobatan dan oabt-obatan. Karena itu, ada pula yang menamakan
kitabnya ini sebagai Ensiklopedia Pengobatan.
2. Al-Magest
Buku ini berkaitan dengan bidang astronomi. Diantara isinya, bantahan terhadap
pandangan Euclides, serta meragukan pandangan Aristoteles yang menyamakan bintang-
bintang tak bergerak. Menurutnya, bintang-bintang yang tak bergerak tidak berada dalam
satu globe.
3. Asy-Syifa
Dalam buku Asy-Syifa ini, Ibnu Sina juga menuliskan tentang masalah penyakit dan
pengobatan sekaligus obat yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit bersangkutan.
Sama seperti Qanun fi Thib, kitab Asy-Syifa ini juga dikenal dalam dunia kedokteran
sebagai Ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Kitab ini terdiri dari 18 jilid.
4. De Conglutineation Lagibum
Kitab ini ditulis dalam bahasa latin, yang membahas tentang masalah penciptaan alam.
Diantaranya tentang asal nama gunung. Menurutnya, kemungkinan gunung tercipta
karena dua sebab. Pertama, menggelembungnya kulit luar bumi lantaran goncangan hebat
gempa. Dan kedua, karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses itu
mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan
pada permukaan bumi.
KETELADANAN IBNU SINA
Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai
cabangnya. Tidak hanya itu, pada usia 18 tahun juga Ibnu Sina telah menjadi Ilmuan Fisika,
reputasinya sangat dihormati, dan dia juga sudah menjadi dosen.
Karir nya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami tidak
mengurangi aktivitasnya dalam mempelajari ilmu, pada saat itu pun terjadi perebutan tahta oleh
para bangsawan, dan itu juga tidak mengurangi aktivitas Ibnu Sina dalam mempelajari ilmu.
Bahkan Ibnu Sina pernah dipenjara selama 4 bulan karena difitnah oleh lawan politiknya. Itu pun
tak membuat Ibnu Sina berhenti. Selama dipenjara, Ibnu Sina menghabiskan waktunya dengan
menulis buku yang menjadi salah satu masterpiece nya, yaitu “Asy-Syifa” buku ini mebahasa
tentang metafisika, geometri, musik, medis, sampai fisika. masya Allah.
KISAH AKHIR KETELADANAN IBNU SINA
Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-
Qur’an. Ia dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk
mempelajari buku Isagoge dan Prophyry,
Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics
Plato dan Arsitoteles.
Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju
keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus
meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj.
Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-
pindah tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya.
Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina memperoleh penghargaan
yang tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil
membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi
tradisi filsafat muslim beberapa abad. Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk urusan negara dan
menulis. Pada usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya. Ia adalah juga menjadi sosok
penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang filsafat dan pengobatan. Ia
adalah satu-satunya filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat yang
lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga
beberapa abad. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai referensi di bidang kedokteran
selama berabad-abad.

Anda mungkin juga menyukai