GURU PEMBIMBING:
SANTI AFRIZA,S,P,I
NAMA:
AZNA MEIGIS FADELLA XI IPA2
HELWANI XI IPA 1
BIOLOGI
SMAN 2 TANAH PUTIH
KATA PENGANTAR
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah
satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik pada
tahap pembenihan maupun pembesaran. Ikan ini memiliki kandungan
protein yang cukup tinggi kadar kolesterol yang relatif rendah serta memiliki
kandungan kalori sehingga ikan ini baik untuk dikonsumsi Ikan patin siam
(Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan ini banyak digemari terutama di luar
pulau Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan. Keistimewaan yang dimilikinya
antara lain saat ukuran kecil dapat digunakan sebagai ikan hias, dan pada
ukuran yang lebih besar lagi (ukuran konsumsi) mempunyai rasa yang khas,
rendah kalori, serta struktur daging yang kenyal dan empuk. Salah satu
keistimewaan ikan patin siam yaitu rendah kalori menjadikan Departemen
Pertanian Amerika Serikat (USDA) menempatkan ikan ini sebagai pilihan bagi
masyarakat yang menginginkan hidup sehat , menyatakan tingkat
keberhasilan dalam pengadaan benih ikan patin siam (Pangasius
hypophthalmus) dipengaruhi oleh proses pengepakan dan pengangkutannya
yang di mulai dari panti benih (hatchery) sampai pada tempat tujuan lokasi
pemeliharaan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengepakan
dan pengangkutan benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) 2
adalah wadah pengangkutan, tingkat kepadatan, suhu pengangkutan dan
lamanya waktu pengangkutan. Keberhasilan transportasi benih ikan patin
siam (Pangasius hypophthalmus), akan mendukung pengembangan kegiatan
budidaya pembesaran ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus),
khususnya dalam mengupayakan keselamatan dan kesehatan benih yang
diangkut dari unit perbenihan sampai ke lokasi budidaya atau pembesaran
ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus). Selanjutnya dijelaskan bahwa
pada usaha budidaya yang semakin berkembang tempat pembenihan dan
pembesaran seringkali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan
benih dari tempat pembenihan memerlukan penanganan khusus agar benih
tetap dalam keadaan hidup sampai di tempat tujuan. Kepadatan ikan yang
diangkut sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan selama
pengangkutan karena semakin padat ikan yang diangkut akan semakin ketat
pula persaingan penggunaan ruangan dan oksigen terlarut. Jumlah benih
yang akan diangkut sebaiknya disesuaikan dengan daya dukung wadah
pengangkutan/kantong tersebut, menyatakan tingkat kepadatan benih ikan
patin siam yang diangkut dari unit pembenihan sampai ke lokasi budidaya
biasanya berumur 21 hari dengan bobot sekitar 0.025 gram dengan
kepadatan 400 ekor untuk setiap kantong. Selanjutnya Tuhuteru (2012)
menyatakan bahwa pengangkutan benih 3 ikan patin siam selama 14 jam,
pada tebar yang efektif adalah padat penebaran sebesar 300 ekor per liter
untuk setiap kantong plastik. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis mengambil judul “Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypophthalmus) dengan Kepadatan Berbeda Yang di Transportasi
dengan Sistem Tertutup ”. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat
kelangsungan hidup benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)
dengan kepadatan berbeda yang di transportasi dengan sistem tertutup. C.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan
hidup benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) dengan kepadatan
berbeda yang di transportasi dengan sistem tertutup. D. Manfaat Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pengelola
pembenihan tentang tingkat kelangsungan hidup benih ikan patin siam
(Pangasius hypophthalmus) dengan kepadatan berbeda yang ditransportasi
dengan sistem tertutup
II BAB PEMBAHASAN
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) adalah salah satu ikan asli perairan
dulunya adalah nama lokal untuk ikan asli Indonesia yang memiliki nama
ilmiah Pangasius pangasius. Namun, saat ini nama patin secara umum
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
sisik, kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala
agak ke bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang
kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki
sebuah jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi
sangat kecil dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris.
jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil dan
muara – muara sungai serta danau. Dilihat dari bentuk mulut ikan patin
yang letaknya sedikit agak ke bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang
hidup di dasar perairan. Ikan patin sangat terkenal dan digemari oleh
masyarakat karena daging ikan patin sangat gurih dan lezat untuk
dikonsumsi.
melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka
oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar. Untuk budidaya ikan
patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin
yang jelek. Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada
lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan
Karena air sebagai media tumbuh sehingga harus memenuhi syarat dan
terlarut (DO) dan keasaman (pH). Air yang digunakan dapat membuat ikan
melangsungkan hidupnya.
optimal ikan. Air yang digunakan kualitasnya harus baik. Ada beberapa
sebagai berikut:
b. Suhu 25–33oC.
e. Amonia (NH3) dan asam belerang (H2S) tidak lebih dari 0,1 ppm.
permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada saat
menjelang fajar. Kebiasaan patin ini di manfaatkan oleh nelayan dan petani
jumlah besar biasanya menjelang akhir musim hujan atau sekitar bulan
Maret sampai Mei. Penangkapan benih patin biasanya menggunakan seser
atau jala
3. Kandungan Gizi
ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang cukup dikenal di
perairan sungai rokan, serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ikan patin
banyak dimanfaatkan sebagai bahan
Ikan patin memiliki protein yang cukup tinggi yaitu 14,53%. Apabila
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya protein ikan patin lebih rendah
seperti ikan mas (18,3%), ikan gabus (25,2) dan ikan bawal (18,2%) sedangkan
ikan patin memiliki protein lebih tinggi daripada ikan lais (11,9%) dan ikan
Air 82,22
Protein 14,53
Lemak 5,75
Abu 0,74
daging ikan, terutama bagian insang, isi perut, dan kulit (lendir). Aktivitas
Salah satu jenis enzim yang berperan penting dalam proses kemunduran
ikan. Enzim ini sangat berperan dalam proses pelunakan tekstur daging ikan
enzim katepsin berhasil diekstraksi dari daging ikan patin diperoleh ekstrak
kasar enzim tersebut memiliki aktivitas sebesar 0,278 U/mL dan aktivitas
metabolisme yang menghasilkan energi dari gula dan molekul organik lain
beberapa makhluk hidup seperti bakteri, asam piruvat dapat diubah menjadi
produk fermentasi.
dihasilkan mengandung nilai gizi yang lebih tinggi, serta memiliki cita
yang dihasilkan tidak seragam dan kurang baik akibat adanya bakteri
asam laktat.
asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta
beberapa bakteri asam laktat. Pada otot, proses ini dapat menyediakan
NADH diubah kembali menjadi NAD+ saat pembentukan asam laktat dari
pada bahan pangan akan mengubah glukosa menjadi air, CO2 dan energi
berbeda dari bahan baku (seperti: silase ikan, terasi ikan dan kecap ikan)
dan fermentasi dengan produk akhir serupa dengan bahan baku seperti
1. Keasaman (pH)
daya tahan awet dari asam tersebut akan hilang. Menurut Khalid
3. Suhu
19
4. Alkohol
5. Lama Fermentasi
Bila suatu sel mikroorganisme diinokulasikan pada medium
mencapai kira-kira dua kali dari besar sel normal, sel tersebut
6. Oksigen
Oksigen selama proses fermentasi harus diatur sebaik
7.PENGAWETAN
b. Mikrobiologi 1x105
1x105
1x103
c. Kimia 70 70
tidak diinginkan dan memberikan cita rasa pada bekasam yang dihasilkan.
Mekanisme pengawetan oleh garam berlangsung melalui penetrasi garam
ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan akibat
partikel garam akan masuk ke dalam tubuh ikan. Partikel garam tersebut
akan menyerap cairan tubuh ikan dan cairan sel bakteri sehingga akan
baik (garam dengan kandungan NaCl >90%). Secara umum garam terdiri
atas 39,39% Na dan 60,69% Cl, bentuk kristal seperti kubus dan berwarna
putih (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Garam yang baik adalah yang
penyimpanan.
dalam tubuh ikan dapat berlangsung dengan cepat dan merata. Jumlah
garam yang digunakan sekitar 20% agar bekasam yang dihasilkan tidak
4. Karbohidrat
beras.
teksturnya yang tidak lengket. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi
bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga
air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat, yaitu amilosa (pati
menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak,
Air
(%)
Kabohidrat
(%)
Lemak
(%)
Protein
(%)
Lain-lain
(%)
2 Beras
setengah
giling
3 Beras
giling
4 Beras
merah,
tumbuk
5 Beras
ketan putih
bagi kesehatan tubuh, diantaranya yaitu bakteri asam laktat (BAL) yang
heterofermentatif
permeabilitas membran
makanan dan juga mampu menghasilkan bakteri Gram negatif. Ada beberapa
produk yang di hasilkan oleh BAL
dihasilkan. BAL menghasilkan total asam laktat lebih banyak jika tidak
tahapakhir fermentasi.
materi genetik
alami
dari 1012
Propionibacterium freudenreichii .
efektif pada pH yang mendekati netral. Asam laktat adalah produk utama
pada pangan hasil fermentasi. Produksi asam pada pangan hasil fermentasi
dari sel
Total
yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng
Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT
hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka
dalam koloni (CFU) per ml/gram. Cara yang digunakan antara lain dengan
digunakan untuk mengetahui jumlah sel hidup atau colony forming unit
medium plate count agar adalah sebagai tempat isolasi atau tempat
Ikan
juga basa yang mudah menguap terbentuk dalam otot ikan sebagian besar
terdiri dari ammonia, trimethyl amine (TMA) dan dimethyl yang kadarnya
berbeda-beda antara jenis ikan bahkan dalam satu jenis ikan yang sama.
Keadaan dan jumlah kadar TVB tergantung pada mutu kesegaran ikan.
32
memiliki bau kuat amin, rendah konsentrasi dan ammonia seperti bau pada
ikan laut. Indeks kerusakan untuk ikan air tawar bukan trimetil amin
TMA dalam daging ikan air tawar sangat kecil, bahkan sering kali ikan
tersebut tidak mengandung TMAO dan TMA, Total Volatile Base (TVB)
mengukur
senyawa basa yang menguap karena adanya degradasi protein, peptida dan
sebagai berikut.
H. Hipotesis
ikan utuh semi basah, dengan tekstur yang liat dan beraroma khas fermentasi
yang mempunyai cita rasa asin, serta warna agak hitam (mendekati warna
memilki citarasa 20 yang spesfik (Khairina, 1998). Cita rasa yang spesifik
menggunakan ikan yang masih segar dan biasanya menggunakan ikan air
dan beras sangrai yang di tumbuk kasar dinamakan samu (Carolina, 1996).
Menurut Restu (2014), wadi dibuat dengan cara ikan di campur dengan
garam dan dibiarkan selama kurang lebih 24 jam dan air lelehan akan
Agriculture (2009), komposisi kimia dari beras putih/100 gram yakni energi
asam pantothenat 1,014 mg (20 %), air 11,62 g, protein, 7,13 g, vitamin B1
0,070 mg (5 %), kalsium 1,6 mg(11 %), vitamin B2 28 mg (3 %), emak 0,66 g,
sen 1,09 mg (11 %), fosfor 115 mg (16 %), vitamin B3 1,6 mg (11%), besi 0,80
penggaraman, ikan yang setelah diberikan garam akan memiliki masa simpan
atau awet yang tinggi dikarena garam tersebut berguna dalam membunuh
dengan cara garam akan menyerap cairan di dalam tubuh ikan dan garam
5%, 10% dan 15%. Konsentrasi garam sebaiknya tidak > 20% karena jika
proses fermentasi, bakteri asam laktat juga sama halnya memiliki peran yang
Sugiyono, 2013). Suhu, nilai pH, kadar garam dan karbohidrat merupakan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan BAL (Fardiaz, 1988). E. Hipotesis 1.
pengaruh terhadap kualitas fermentasi wadi ikan patin seperti sifat fisik,