Anda di halaman 1dari 3

KONSEP POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP POLA PIKIR ANAK

Muhammad Rafly Fairuz Habibie (230413606668)

A. LATAR BELAKANG

Orang tua (khususnya orang tua muslim) memiliki andil paling banyak dalam mendidik
karakter dan akhlak anaknya. Tugas ini bukan hanya karena alasan idealisme hasil pendidikan,
melainkan juga demi pencapaian generasi terbaik. John Locke dalam teori tabularasa mengatakan
bahwa anak-anak terlahir bagaikan lilin putih dan orang tua yang akan membentuknya. Dalam
Hadits yang dikeluarkan oleh Abu Hurairah juga menjelaskan bahwa “Tidaklah anak yang
dilahirkan itu melainkan lahir dengan membawa fitrah. Maka orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Dalam hadits lain Rasulullah berkata “Apabila
manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah).

B. PEMBAHASAN
sosok seorang ayah dalam aspek akhlak, sikap serta perilaku. Yang mana hal ini semua harus
dibiasakan sejak dini. Adapun pilar-pilar Islam yang perlu dipegang teguh oleh seorang ayah
diantaranya ialah
● Bagi seorang ayah agar melarang anaknya hidup berfoya-foya dengan segala kenikmatan
yang ada
● Bagi seorang ayah agar melarang anaknya untuk melarang anaknya mengikuti hal-hal
yang tidak jelas asal-usulnya
● Bagi seorang ayah agar melarang anaknya untuk mendengar musik yang tidak baik
● Bagi seorang ayah agar melarang anaknya untuk menyerupai wanita Kedudukan Anak
Dalam Alquran
Memiliki anak adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh sebuah pasangan suami dan istri.
Dalam Alquran terdapat beberapa pandangan terhadap anak, dan Alquran menempatkannya ke
dalam beberapa posisi di dalam kehidupan:
1. Anak sebagai perhiasan hidup (al-Kahfi ayat 46)
Anak bisa menjadi harta karun yang membanggakan bagi kedua orang tuanya, dengan
prestasi-prestasi yang diraih anak merupakan perhiasan dunia bagi kedua orang tuanya.
Akan tetapi orang tua tidak boleh terlena dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh
anaknya, orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga kemurniannya yaitu fitrahnya.
Banyak anak beragama Islam yang berprestasi namun jauh dari karakter Islam dalam
dirinya, yang parahnya lagi orang tua nya bangga dengan prestasi duniawi anaknya
namun melupakan ilmu-ilmu agama. Tugas orang tua adalah menjaga kesucian anaknya
agar tidak sampai menjadi calon penghuni neraka (at-Tahrim ayat 6).
2. Anak sebagai fitnah (at-Taghabun ayat 5)
Selain menjadi perhiasan dunia anak juga bisa menjadi fitnah bagi kedua orang tua nya,
dan fitnah itu adalah ujian, baik ujian berupa kesabaran, ujian yang mendekatkan diri atau
menjauhkan diri dari Allah Swt., ujian baki atau buruknya seseorang dihadapan
masyarakat. Anak dapat menjadi faktor pendukung maupun penghambat bagi kedua
orang tua nya untuk beribadah kepada Allah Swt.
3. Anak sebagai penyejuk mata (al-Furqan ayat 74)
Anak juga memiliki kedudukan sebagai penyejuk mata bagi keluarganya dan inilah yang
menjadi dambaan semua keluarga. Anak yang memiliki kualitas ibadah yang bagus serta
akhlak yang mulia lah yang menjadi penyejuk bagi hati kedua orang tua mereka. Bahkan
anak shaleh lah yang akan menyelamatkan orang tua mereka nanti di akhirat serta
memasangkan mahkota untuk orang tua nya ketika mereka mampu menghafal Alquran di
dunia
4. Anak bisa menjadi musuh bagi orang tua (at-Taghabun ayat 14)
Akibat dari dari kesalahan dalam cara mendidik, banyak anak yang tega membunuh
orang tua nya dikarenakan tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, anak lari dari
rumah karena berselisih dengan orang tua nya, bahkan banyak anak yang jauh dari agama
meski kedua orang tua nya telah berusaha untuk mendekatkan anaknya kepada Allah Swt.

Dengan melihat kedudukan anak dalam Al Qur'an tadi, Islam mengajarkan kita jika ingin
memiliki anak yang naik harus dibentuk jauh-jauh dari awal, diawali dengan memilih pasangan
yang shaleh. Karena Rasulullah mengajarkan kita untuk memilih pasangan karena agama nya,
bukan karena harta, nasib maupun fisiknya. Kedua, dalam pembentukan karakter anak, kita bisa
memberi keteladanan. Karena anak akan mengikuti apa yang dikerjakan oleh orang tua nya, misal
dengan tidak memerintah anak untuk sholat melainkan mengajak anak untuk menunaikan sholat
bersama. Cara ketiga adalah dengan melakukan dialog interaksi antara anak dan orang tua
sebagaimana kisah Nabi Ibrahim As. dengan Nabi Ismail As. dalam melakukan sesuatu mereka
selalu berdialog, bertukar pikiran terhadap sesuatu yang hendak dikerjakan, begitu juga sosok
orang tua harus bisa menjadi figur untuk tempat anak mencurahkan isi hati serta tempat untuk
bertukar pikiran anaknya. Dan cara keempat ialah dengan melakukan pembiasaan yang baik bagi
anak-anak serta memberi hukuman yang layak, pantas dan tidak berlebihan kepada anak-anak
sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama Islam.

C. PENUTUP
1.c. Kesimpulan Akar Masalah

Dalam hal mendidik anak, peranan kedua orang tua adalah hal primer yang menjadi landasan
utama dari terbentuknya karakter seorang anak. Baik dari perilaku, sikap serta akhlaknya. Karena
hal itulah agama Islam mengarahkan aturan dalam mendidik anak agar orang tua memiliki
pedoman dalam mendidik anak, agar orang tua memiliki arah dalam mendidik anak, agar orang
tua memiliki boundaries dalam mendidik anak. Mendidik anak tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, karena anak merupakan tabungan serta investasi orang tua baik didunia maupun
diakhirat kelak.

Ketika mendidik anak orang tua juga harus bisa menuntun anaknya terhadap jalan yang benar,
dan salah satu dasar hukum awal yang bisa diajarkan orang tua kepada anaknya adalah rukun
Islam. Mengapa orang tua perlu mengajarkan rukun Islam kepada anaknya? Hal ini tentu saja
bukan tanpa alasan, yakni karena sesungguhnya didalam rukun Islam itu adalah landasan awal
untuk pembentukan karakter serta akhlak anak yang berakhlakul karimah. Dengan mengajarkan
makna dari 2 kalimat syahadat kepada anak dan alasan mengapa syahadat ini menjadi sangat
penting bagi umat Islam, itu juga perlu orang tua pahami untuk kemudian dijelaskan kepada
anak-anaknya. Lalu sholat 5 waktu, terutama bagi anak yang telah memasuki usia 7 tahun.
Tanggung jawab orang tua sangat berarti dalam proses pendidikan anak, alih-alih sekedar
mendidik anak untuk mendirikan sholat, orang tua juga harus menegaskan tentang disiplin waktu
dalam sholat yang mana harus segera dilaksanakan di awal waktu. Selanjutnya ada puasa. Tidak
bisa dipungkiri akan cukup susah untuk mengajarkan anak melaksanakan puasa terlebih lagi di
puasa pertamanya. Orang tua juga tidak bisa asal memaksa anak untuk langsung melakukan
ibadah puasa penuh, bisa dimulai dengan puasa setengah hari di tahun pertama, lalu ditahun
berikutnya mulai dibiasakan untuk melakukan puasa penuh serta melakukan ibadah sunnah
lainnya di bulan Ramadhan seperti sholat tarawih di masjid, tadarus, dll. Dan selanjutnya ada
zakat dimana zakat ini juga salah satu rukun Islam yang dilakukan setahun sekali terutama zakat
fitrah yang dilakukan pada malam 1 Syawal. Orang tua perlu mengajarkan anak untuk berzakat
juga karena zakat ialah ibadah yang wajib dilakukan umat muslim untuk membersihkan hati serta
harta.

Anda mungkin juga menyukai