Anda di halaman 1dari 10

GAYA KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-

QUR’AN PADA ANAK DI DESA MANCANG, KEC. SELESAI,LANGKAT

PENDAHULUAN

Pendidik utama dan utama anak-anak adalah orang tua mereka, terutama dalam lingkungan
pendidikan informal keluarga. sehingga orang tua memiliki tugas yang mulia untuk mendorong
minat belajar anaknya, termasuk membaca al-Qur'an bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui seberapa baik anak bisa membaca Al-Qur'an, bagaimana upaya orang tua
untuk membuat anaknya tertarik membaca Al-Qur'an, dan apa yang membuat orang tua sulit
untuk membuat anaknya tertarik membaca Al-Qur'an dalam keluarga. Penelitian ini bersifat
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilanjutkan dengan wawancara mendalam kepada tujuh
informan, dokumentasi, dan observasi untuk mencari solusi. Kesimpulan ditarik sebagai metode
analisis. Kecuali anak di bawah umur yang masih dalam tahap belajar, temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa anak-anak sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan baik. Membaca Al-
Qur'an bersama anak merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk
mendorong anaknya membaca Al-Qur'an; b) Orang tua menetapkan standar; c) Mengajarkan
anak-anak tentang Al-Qur'an sejak dini; d) Pendidikan inovatif; e) Menawarkan bimbingan dan
inspirasi; dan (f) mengajak generasi muda untuk membaca Alquran. Variabel yang menjadi
penghambat bagi orang tua dalam meningkatkan minat baca Al-Qur'an anak adalah (a)
keterbatasan dalam diri mulai dari dalam diri anak; (b) media sosial dan media elektronik; dan
(c) kesibukan dan kelalaian orang tua sendiri.

LATAR BELAKANG

Al-Qur'an menganjurkan, mengilhami, dan mengarahkan umat Islam dan setiap orang pada
umumnya untuk melakukan tadabbur, terutama jika tujuannya adalah untuk memperoleh hikmah
agung dari wahyunya. Oleh karena itu, tanggung jawab utama orang tua antara lain adalah
mendorong anak untuk membaca Al-Quran. Keunggulan seorang anak dalam membaca Al-
Qur'an dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu faktor-faktor dari dalam yang muncul dari dalam diri
anak itu sendiri seperti kemampuan, minat, dan pengetahuan; dan lingkungan anak, orang tua,
sekolah, dan masyarakat, di antara faktor eksternal lainnya. Ini merupakan faktor eksternal yang
paling penting bagi kemampuan membaca seorang anak, terutama bagi orang tua. Pendidik
utama dan utama anak-anak adalah orang tua mereka, terutama dalam lingkungan pendidikan
informal keluarga. sehingga orang tua memiliki tugas yang mulia untuk mendorong minat belajar
anaknya, termasuk membaca al-Qur'an bersama. Berhasil atau tidaknya proses pendidikan tidak
hanya ditentukan oleh kelangsungannya; sebaliknya, dalam skenario ini, orang tua sama dengan
guru di seluruh dunia. Karena sudah menjadi kewajiban para wali dan pendidik untuk
berkonsentrasi pada Al-Qur'an, maka pada saat itu diajarkan kepada anak-anak. Setelah itu, baik
orang tua maupun anak membacanya dengan cermat. Pelajari ayat-ayatnya, pahami artinya, dan
terapkan apa yang Anda ketahui dalam kehidupan Anda sendiri. Kemudian, sampaikan kepada
saudara-saudara yang tidak mampu memahami atau membaca Alquran. Allah pasti akan
mencintai Anda dan mengundang Anda ke Surga-Nya yang luas jika Anda melakukan itu. Maka
dari sinilah seharusnya para pendidik dan wali menghimbau para pelajar untuk terus menerus
membaca, mengingat, dan memahami Al-Quran.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan observasi yang dilakukan di desa Kec Mancang. Selesai, Langkat, Bimbingan
Orang Tua Terhadap Anak, Terutama Perhatian Dalam Proses Peningkatan Minat Baca Al-
Qur'an Anak, menunjukkan bahwa orang tua yang Kesibukan Sehari-harinya Kurang
Memberikan Perhatian Anak Dalam Menasihati Membaca Al-Qur'an, Akibatnya Tingkat Minat
Anak Membaca Al-Qur'an Sangat Sedikit Dari Sedikit Anak Yang Paling Suka Membaca Al-
Qur'an Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam tentang “Upaya Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Quran Anak -Quran
dalam Keluarga (Belajar di Desa Mancang, Kec)."

BATASAN MASALAH

1. Berkaitan dengan kemampuan membaca Al-Quran anak dalam keluarga sudah cukup baik.
Hal ini di karenakan peran orangtua yang telah mendidik dan membimbing anak dari usia dini
hingga dewasa secara sungguhsungguh dalam membina anak dalam meningkatkan kemampuan
baca Al-Quran anak dalam keluarga. Sedikitnya anak yang kurang lancar membaca AlQuran di
karenakan usia anak yang masih di bawah umur, hingga menuju tahap dikatakan baik dalam
membaca Al-Quran masih dalam proses pengajaran dan binaan orangtua.

2. Upaya yang telah dilakukan orangtua dalam meningkatkan minat baca Al-Quran anak dalam
keluarga memiliki beragam cara, di antaranya: a. Membaca Al-Quran bersama anak. b. Orangtua
memberikan contoh. c. Memberikan pendidikan AlQuran anak sejak dini. d. Pembelajaran yang
inovatif. e. Pemberian motivasi dan nasehat. f. Mengingatkan anak untuk membaca Al-Quran.

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui upaya Orang Tua dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Quran Anak -Quran
dalam Keluarga (Belajar di Desa Mancang, Kec)."

KEGUNAAN PENELITIAN

Untuk mengetahui kendala yang dialami orangtua dalam meningkatkan minat baca Al-Quran
anak yang pertama kendala internal yang bersumber dari dalam diri pribadi anak. Kendala kedua
adalah bersumber dari luar anak seperti elektronik dan media sosial. Yang ketiga yaitu kesibukan
orangtua itu sendiri ketika anak berada di rumah orangtua masih sibuk dalam pekerjaannya,
sehingga menjadi satu kendala yang besar ketika orangtua tidak mampu membagi waktu bersama
anaknya.

SISTEMATIKA PENULISAN

Pendahuluan

Latar belakang

Rumusan.masalah

Batasan masalah

Tujuan penelitian
Kegunaan penelitian

Sistematika penulisan

Kajian teoritis

Metode penelitian

Lokasi penelitian

Sumber data

Informab penelitian

Teknik pengumpulan data

Teknik analisa data

Daftar pustaka

KAJIAN TEORITIS

Peran dan Upaya Orangtua dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Quran

Anak dalam Keluarga Dalam rangka mencetak generasi muslim yang cinta Al Quran saat ini,
sangat penting bagi orang tua untuk melakukan upaya peningkatan minat baca Al Quran kepada
anak. Akibat perkembangan zaman dan menurunnya minat anak untuk membaca Al Quran di
lingkungannya, maka orang tua dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut. Anak-anak harus diajarkan Alquran oleh orang tua mereka sejak usia dini. Ini
dimaksudkan untuk meyakinkan mereka bahwa Allah adalah tuhan mereka dan bahwa ini adalah
firman-Nya. Cahaya mencapai pikiran dan indra mereka sehingga ruh Al-Qur'an dapat mencapai
hati mereka. agar mereka mengembangkan kecintaan dan keterikatan pada Al-Qur'an, mengikuti
semua perintahnya, menjauhi semua larangannya, berakhlak mulia, dan berperilaku sesuai
dengan manhajnya. Saat mengajari anak tentang Al Quran, orang tua diharapkan mengikuti
petunjuk berikut ini: a. Anak-anak diajarkan untuk belajar dari Al-Quran dengan merasakannya.
Selain itu, Al-Qur'an harus berfungsi sebagai panduan sehari-hari yang nyata. b. Anak-anak perlu
menyadari bahwa Alquran adalah kitab Allah. selain itu, agar umat Islam dapat memperoleh
pengetahuan tentang prinsip-prinsip yang memandu kehidupan mereka dan membawa
kebahagiaan bagi mereka baik di dunia maupun di akhirat. c. Dipahami pula oleh anak-anak
bahwa membaca dan menghafal Al Quran adalah ibadah kepada Allah. d. Mengajarkan anak
cara membaca Alquran yang benar itu perlu. Diakui pula bahwa hanya butuh beberapa jam untuk
merenung, mengkaji, menafsirkan, dan menghayati Al-Quran. e. Anak-anak muda juga harus
memahami bahwa tujuan Alquran adalah untuk mengajarkan cara manusia berperilaku lurus,
tenang, dan selalu mendapat petunjuk dari aturan Allah. karena orang tua dan guru wajib
mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya kepada anak-anak. selain membuat anak senang dan
bersemangat belajar, membaca, dan menghafal Al-Quran semata-mata karena ridha Allah.
Akibatnya, dapat ditekankan bahwa orang tua yang memenuhi tanggung jawabnya dalam
kaitannya dengan mengajar anak-anak mereka membaca Al-Qur'an memenuhi peran mereka.
Sebaliknya, jika orang tua tidak menunaikan tanggung jawabnya, padahal ia sadar bahwa itu
adalah tanggung jawabnya, maka orang tua tersebut dapat dianggap sebagai orang yang tidak
turut serta atau memenuhi tanggung jawabnya. untuk mengajar anak-anak mereka tentang Al-
Qur'an.

Cara Meningkatkan Minat Baca Al-Quran Anak di Dalam Keluarga

Setiap orangtua memerlukan cara agar anak gemar dan senang dalam membaca Al-Quran. Untuk
mencapai keinginan tersebut maka orangtua harus memperhatikan tata-caranya. Pertama jangan
memaksa anak dalam mendidik. Karen minat untuk belajar membaca Al-Quran muncul dari
dalam diri mereka sendiri. Cukup memberikan stimulasi agar mereka tertarik, karena anak adalah
pembelajar yang hebat. Lalu memberikan contoh adalah cara paling jitu, karena anak adalah
peniru yang ulung. Tunjukkan kebiasaan dan kebutuhan orangtua membaca Al-Quran. Dijamin
anak akan meniru kebiasaan itu. Selanjutnya perlu dimulai memberikan penjelasan kenapa ia
butuh membaca Al-Quran serta melakukan ibadah-ibadah lain. Lakukan komunikasi dua arah
dengan anak-anak, hargai setiap pendapat mereka tentang penjelasan orangtua. Pengertian
mereka tentang kebutuhan beribadah akan menjadi dasar kecintaan mereka pada Al-Quran.
Sekarang banyak sekali metode belajar membaca Al-Quran untuk anak-anak, mulai games
pengenalan huruf hijaiyah, Iqro versi cetak dan digital, metode Ummi, Tilawati sampai dengan
pena yang bisa mengeluarkan suara. Hampir semua anak tertarik dengan media tersebut dan
semuanya bagus, yang menjadi poin penting adalah lakukan dengan cara menyenangkan.
Memulai belajar dari yang mudah akan memotivasi anak untuk ingin melakukan lagi. Ini
disebabkan mereka merasa mampu melakukannya. Adakalanya anak tidak mood untuk belajar.
Saat seperti orangtua harus sedikit kreatif untuk mengelola mood mereka. Buat mereka berminat
belajar membaca Al-Quran meskipun hanya sebentar. Tapi lakukan setiap hari dan berikan
penghargaan setiap mereka selesai belajar mengaji dalam bentuk pujian atau ungkapan bahwa
orangtua senang mendengarkan anak-anak mengaji. Hadiah dan pujian akan menumbuhkan
kerelaan dan keikhlasan anak dalam belajar.

Kemampuan Membaca AlQuran Anak dalam Keluarga

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden satu menjelaskan bahwa kemampuan membaca
Al Quran anak masih tahap belajar karena masih usia anak-anak dan belum dewasa. Berbeda
dengan pernyataan responden dua mengatakan kemampuan membaca Al-Quran anak di
lingkungan RT 004 lumayan bagus, karena faktor orangtuanya, serta sebagian sudah dibantu dari
temanteman DKM Masjid dan rata-rata anak-anak di sini sekolahnya di sekolah berbasis Islam
yang jam pelajaran agamanya lebih banyak dibandingkan dengan sekolahsekolah umum yang
jam pelajaran agamanya hanya sebentar. Ada yang mulai di sekolahkannya dari TK IT, SD IT
hingga ada yang dipondokkan sampai kuliah. Pernyataan ini sama halnya dengan beberapa
responden lain diantaranya responden empat, lima, enam, dan responden tujuh. Berdasarkan
Pernyataan responden tiga sebagai ustadz di Masjid Umair bin Abi Waqosh mengatakan untuk
anak-anak sendiri mereka memang ada bermacammacam ada yang baru jilid satu, jilid dua di
Iqra’ ada yang Sudah Lancar Membaca Al-Quran, Ada Juga Yang Berbata-Bata, Jadi Memang
Dari Yang Belum Bisa Hingga Sudah Bisa Ada. Responden Enam Juga Mengatakan Mayoritas
Anak Di Lingkungan Batu Gede Rt 004 Rw 007 Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat Sudah
Banyak Yang Belajar Mengaji Al-Quran.

Upaya Orangtua dalam Meningkatkan Minat Baca AlQuran Anak dalam Keluarga

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada orangtua, bahwa upaya orangtua
dalam meningkatkan minat baca AlQuran anak dalam keluarga mempunyai penanganan yang
berbeda-beda, karena di setiap satu keluarga dengan keluarga lainnya mempunya kesibukan
dalam kesehariannya yang berbeda. sehingga dapat dibagi menjadi beberapa upaya yang telah
dilakukan orangtua antara lain: a. Membaca Al-Quran bersama anak b. Orangtua memberikan
contoh dalam memulai membaca AlQuran c. Memberikan pendidikan AlQuran anak sejak dini d.
Pembelajaran yang Inovatif e. Pemberian motivasi dan nasehat f. Mengingatkan Anak Membaca
Al-Quran Upaya yang lain selain di atas dalam meningkatkan minat baca AlQuran ialah
menitipkan anaknya ke lembaga pendidikan pesantren, namun upaya ini terlihat kurangnya peran
orangtua dalam mengingatkan minat membaca Al-Quran dalam keluarga, karena orangtua tidak
secara langsung dalam mendidik anak dalam meningkatkan minat baca AlQuran di dalam
keluarga. Karena dalam proses pendidikan, anak menggunakan sekolah sebagai sarana untuk
mengajarkannya membaca. Ia juga percaya bahwa keluarga merupakan institusi yang paling
penting, sebagai peletak dasar pendidikan bagi anak.

Faktor yang Menjadi Kendala Orangtua dalam Meningkatkan Minat Baca AlQuran Anak dalam
Keluarga

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama responden, faktor yang menjadi kendala orangtua
dalam meningkatkan minat baca Al-Quran anak dalam keluarga yang pertama kendala internal
bersumber dari dalam diri pribadi anak, kendalakendala itu dapat berupa kemalasan anak untuk
berlajar, keinginan bermain yang berlebihan, sikap tidak mau dididik atau sikap melawan. Hasil
dari wawancara dengan responden dua, responden lima, responden enam, dan responden tujuh
menuturkan bahwa media elektronik seperti televisi, laptop, handphone menjadi kendala dalam
mendidik anak membaca Al-Quran. Dewasa ini ilmu dan teknologi telah semakin maju, canggih
dan tersebar ke seluruh pelosok dunia, dan salah satu yang berkembang saat ini adalah media
massa yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Penjelasan dari
responden dua mengatakan kendala bisa datang dari orangtua itu sendiri. Orangtua yang terlalu
sibuk dengan pekerjaannya atau tidak ada di rumah, sehingga anak tidak ada yang mengajak atau
mengingatkan untuk pergi mengaji. Selain itu, orangtua lebih mempercayakan kepada orang lain
yang merawatnya. Bila kendala ini terjadi, maka orangtua harus senantiasa berupaya untuk
meningkatkan minat baca AlQur’an anak dalam keluarga sebagaimana yang telah dikemukakan
dalam poin 2 tersebut di atas.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus kualitatif, dengan metode deskriptif
interpretatif. Menurut Hidayat Syah, penelitian deskriptif adalah “Metode penelitian yang
digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu dengan tidak melebih lebihkan data atau memanipulasi variabel.

LOKASI PENELITIAN

Tempat penelitian ini dilaksanakan Di Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat. Adapun Waktu
Penelitian Berlangsung Selama Kurang Lebih Enam Bulan.

SUMBER DATA

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya)
dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah
kepala RT Di Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat.

b. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang
dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.
Dalam penelitian ini, dokumentasi dan angket merupakan sumber data sekunder

INFORMAN PENELITIAN

Adapun Yang Menjadi Informan Dalam Penelitian Ini Terdiri Dari 1) Ketua Rt 004 Rw 007
Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat; 2) Guru Di Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat; Dan 3)
Orangtua Anak Di Desa Mancang, Kec. Selesai,Langkat.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan Penulis Adalah Observasi, Wawancara Mendalam,
Dan Dokumentasi. Adapun Analisis Data Berupa Kumpulan Data-Data Yang Diperoleh Peneliti
Baik Dari Observasi, Wawancara, Dan Dokumentasi. Lalu Diseleksi Dan Disusun Sehingga
Datadata Yang Tidak Berguna Untuk Menguji Hipotesis Ditinggalkan. Setelah Itu Peneliti
Melakukan Klasifikasi Data Yakni Usaha Menggolongkan Data Yang Dapat Digunakan Dalam
Menarik Kesimpulan.

TEKNIK ANALISA DATA

Teknik Analisis Data Kualitatif yang digunakan. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat
diangkakan atau bersifat non numerik. Teknik analisis data kualitatif pada umumnya merupakan
bahasan konseptual suatu permasalahan. Pada proposal ini yang digunakan adalah Teknik
Analisa data kualitatif,jadi fokus pada bagaimana suatu ide atau cerita dikomunikasikan kepada
seluruh bagian terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Adriesta, Winda Rizka. (2016). Peran Orangtua dalam Membina Pengajian Al-Qur’an dalam
Rumah Tangga untuk Anak Usia Dini di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
Skripsi. Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.

Maya, A. A. R. (2017). PERSPEKTIF AL-QUR ‘AN TENTANG KONSEP ALTADABBUR.


Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 1 (01).

Maya, R. (2017). Esensi Guru dalam Visi-Misi Pendidikan Karakter. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 2(03).

Maulana, Muhammad Rifqi. (2016). engaruh Bimbingan Belajar Orangtua Terhadap


Kemampuan Membaca AlQuran Santri di TPQ AsySyafi’iyah Pekalongan Batealit Jepara.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Walisongo Semarang.

Sarbini, M. (2017). PENDIDIKAN KELUARGA MUSLIM DALAM PERSPEKTIF FIQIH AL-


QURAN. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 4(08), 22.

Sutarman, Haman dan Asih. (2016). Manajemen Pendidikan Usia Dini: Filosofi, Konsep,
Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Syah, Hidayat. (2010). Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Verifikatif. Pekanbaru: Suska Pres.

Anda mungkin juga menyukai