0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan19 halaman
Gerakan keluarga berencana di Indonesia dimulai pada 1950-an melalui upaya tokoh-tokoh seperti Dr. Sulianti Saroso. Pada 1957 didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang kemudian menjadi badan koordinasi program KB nasional. Program KB mengalami perkembangan dari tujuan menjarangkan kelahiran menjadi mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui pembentukan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Gerakan keluarga berencana di Indonesia dimulai pada 1950-an melalui upaya tokoh-tokoh seperti Dr. Sulianti Saroso. Pada 1957 didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang kemudian menjadi badan koordinasi program KB nasional. Program KB mengalami perkembangan dari tujuan menjarangkan kelahiran menjadi mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui pembentukan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Gerakan keluarga berencana di Indonesia dimulai pada 1950-an melalui upaya tokoh-tokoh seperti Dr. Sulianti Saroso. Pada 1957 didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia yang kemudian menjadi badan koordinasi program KB nasional. Program KB mengalami perkembangan dari tujuan menjarangkan kelahiran menjadi mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui pembentukan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Gerakan KB yg kita kenal sekarang ini bermula dari
kepeloporan beberapa orang tokoh baik didalam maupun di luar negeri.
Pada awal abad ke 19, di Inggris , upaya keluarga
berencana mula – mula timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu .
Maria Stopes ( 1880-1950) menganjurkan pengaturan
kehamilan di kalangan kaum buruh di Inggris. Di Amerika Serikat dikenal Margareth Sanger ( 1883-1966 ) yg dgn program birth controlnya merupakan pelopor KB modern .
Pd 1917 didirikan National Birth Control League & pd November
1921 diadakan AmericanNational Birth Control Conference yang pertama. Salah satu hasil konfrensi tersbt adalah pendirian American birth Control League dgn Margareth Sanger sebagai ketuanya. 1925 ia mengorganisasi Konferens Internasional di New York yg menghasilkan pembentukan Internasional Federation Of Birth Control League. Selanjutnya pd 1927 Margareth Sanger menyelenggarakan World Population Conference di Jenewa yg melahirkan International Women For Scientific Study on Population dan International Medical Group for the Investigation of Contraception. Pada 1948 Margareth Sanger ikut mempelopori pembentukan International Committee on Planned Paranthood yg dlm konferensinya di New Delhi pada 1952 meresmikan berdirinya International Planned Parenthood Federation ( IPPF ). Federasi ini memilih Margareth Sanger dan Rama Ran dari India sebagai pimpinannya.
Sejak saat itu berdirilah perkumpulan2 KB diseluruh
dunia, termasuk di Indonesia yg mendirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ). Sebelum PKBI didirikan di Indonesia,sdh banyak dilakukan usaha2 membatasi kelahiran secara individual.
Diantara pelopor KB itu, Dr.Sulianti Saroso dari
Yogyakarta, pd 1952 menganjurkan ibu utk membatasi kelahiran mengingat angka kematian bayi cukup tinggi.
Banyak tantangan dihadapi oleh Dr.Sulianti Saroso, a/l
dari Gabungan Organisasi Wanita Yogyakarta , bahkan juga dari pemerintah pada waktu itu Di Jakarta perintisan dimulai diBag. Kebidanan & Kandungan FKUI/RSUP ( sekarang RS Dr. Cipto Mangunkusumo ) o/ tokoh - tokoh seperti : Profesor Sarwono Prawirohardjo, Dr.M.Joedono, Dr.Hanifa Wiknjosastro, Dr.Koen S.Martiono, Dr.R.Soeharto, dan Dr.hurustiati Subandrio.
Pelayanan keluarga berencana secara diam – diam di poliklinik
Kebidanan FKUI/RSUP. Sesudah mengadakan hub dgn IPPF serta dukungan dari para pelopor KB setempat, pada 23 Desember 1957 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia ( PKBI ) diresmikan berdirinya, dgn Dr.R.Soeharto sebagai ketua.
Dalam kepengurusan dilibatkan pula tokoh – tokoh
nonmedik seperti Nani Suwondono,SH, Ny.Sjamsuridjal, dan lain – lain. PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera. melalui 3 macam usaha, yaitu (1)mengatur / menjarangkan kehamilan, (2) mengobati kemandulan, dan (3) memberi nasehat perkawinan. Kegiatan penerangan & pelayanan dilakukan masih scr terbatas. Hal ini mengingat masih banyaknya kesulitan & hambatan terutama KUHP pasal 283 yg melarang penyebar luasan gagasan KB. Pd Januari 1967 diadakan Simposium Kontrasepsi di Bandung & dgn demikian persoalan2 kontrasepsi diikuti o/ masyarakat luas melalui media massa.
Pd Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yg a / l
mengharapkan agar KB sbg program pemerintah segera dilaksanakan.
Pernyataan PKBI ini sangat tepat waktunya, krn pd th
1967 ini pulalah Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan se Dunia bersama 30 Kepala Negara lainnya. April 1967 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menganggap sdh waktunya keg. KB dilancar kan scr resmi diJakarta,dgn menyelenggarakan Proyek KB DKI Jakarta Raya.
Berdirinya Lembaga Keluarga Berencana Nasional
( LKBN ) pd November 1968, yg dlm menjalankan tugasnya diawasi & dibimbing o/ Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat,merupakan kristalisasi & kesungguhan pemerintah dalam kebijaksanaan KB. Selanjutnya peristiwa2 bersejarah di dlm perkemb KB di Indonesia a/ masuknya program KB itu ke dlm Repelita I & berdirinya Badan Koordinasi Keluarga Berencana ( BKKBN ) melalui Kep Pres RI no 8 th 1970, menggantikan LKBN. Struktur BKKBN yg merupakan bdn koordinasi & bukan merupakan bag. dari Dep Kes,memberikan keuntungan tersendiri. Struktur ini memungkinkan program melepaskan diri dr pendekatan klinis yg jangkauannya terbts. Wadah ini memungkinkan pula besarnya peranan pakar2 non medis dlm mensukseskan program KB di Indonesia melalui pendekatan kemasyarakatan. Organisasi BKKBN terus dikembangkan dan disempurnakan melalui KepPres RI no 33 th 1972, no 38 th 1978, & no 64 th 1983. PERKEMBANGAN PROGRAM KB DI INDONESIA Program KB mengalami perkembangan pesat baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang lingkup geografis, pendekatan, cara operasional, dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran. Pd zaman PKBI th 1950an & 1960an, tujuan yg utama adalah menjarangkan kelahiran.
Upaya ini dikaitkan dgn kesehatan & kesejahteraan ibu & anak.
Juga diusahakan agar pasangan suami istri yg mandul mendptkan
keturunan yg diinginkan.
Masalah pembatasan kelahiran & pemecahan masalah
kependudukan tdk pernah disinggung. Jml anak yg dianggap ideal disinggung o/ LKBN melalui logo KB dimana dicantumkan 4 anak, 2 laki – laki & 2 perempuan. Pd masa ini banyak dibahas hub antara agama dgn KB. Didlm pelita I (1967/70 – 1973/74) KB disatukan dgn kes. Target demografis cukup sederhana, yakni mencapai jml akseptor sebanyak 3jt selama 5th Diharapkan tercegah 600.rb–700.rbkelahiran. Program ini dikhususkan u/ pulau Jawa & Bali yg padat penduduknya. Dgn berdirinya BKKBN pd 1970 berarti badan itulah yg bertanggung jawab atas pelaksanaan KB sejak pelita I. Pd pelita II program KB sdh berdiri sendiri. Malah pd pelita III & IV jangkauan & kaitannya sdh lbh luas lagi sehingga program tsb di dlm buku Repelita berada di bwh judul Kependudukan & KB. Keberhasilan prog KB pd pelita I mendorong pemerintah unt meluaskan prog ke 10 propinsi lainnya di luar Jawa & Bali pd pelita II, yg dikenal sbg Luar Jawa & Bali I. Pd pelita III prog diperluas ke seluruh Indonesia. Kelompok prop terakhir ini dinamakan Luar Jawa Bali II. Kalau pd mulanya BKKBN mencanangkan cukup 3 anak / Pancawarga, maka kemudian digunakan “ cukup 2 anak “ / caturwarga. Sejak pelita III dampak demografis dari program KB sangat diperhatikan.
Target penurunan tingkat kelahiran kasar sebanyak 50%,
yakni dari 44 pd 1971 menjadi 22 pd 2000, dipercepat 10 th menjadi th 1990. Perubahan ini dilakukan pd 1980. Dlm rangka intensifikasi prog BKKBN menciptakan strategi yg dinamakan Panca Karya. Sejak pelita V prog KB nasional berubah menjadi gerakan KB Nasional.
Gerakan KB Nasional a/ gerakan masy yg meng- himpun
& mengajak segenap potensi masy u/ ber -partisipasi aktif dlm melembagakan& membudayakan NKKBS dlm rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Hasil sensus pendd menunjukkan bahwa Gerakan KB
Nasional telah berhasil merampungkan landasan pembentukan Keluarga Kecil, dlm rangka pelembaga -an & pembudayaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera ( NKKBS).Langkah besar yg perlu dibangun selanjutnya a/pembangunan Keluarga Kecil Sejahtera. Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran & pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran Gerakan KB Nasional ialah : 1. PUS,dgn prior PUS muda dgn paritas rendah 2. Genarasi muda & purna PUS 3. Pelaksana & pengelola KB 4. Sasaran wilayah a/ wilayah dgn laju pertumbuhan penduduk tinggi & wilayah khusus seperti : sentra industri, pemukiman padat,daerah kumuh, daerah pantai, & daerah terpencil.