Anda di halaman 1dari 4

Dahsyat, 25 Rahasia Mendidik Anak Ala Nabi SAW

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya
lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
[HR. al-Bukhâri dan Muslim]

Bismillah. Orang tua adalah kunci bagi kehidupan anak-anaknya sejak dini. Orang tualah yang
bisa ‘mengubah’ mau menjadi apa anak-anaknya kelak. Tak bisa dipungkiri, semua orang tua
pasti menginginkan anak-anaknya sukses dunia akhirat. Namun, sayangnya tidak semua orang
tua tahu bagaimana mendidik anak-anaknya menjadi manusia-manusia sukses tadi.

Punya anak bukan sekedar sebagai penyenang dan pelanjut keturunan. Lebih jauh dan penting
lagi adalah kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada semua orang tua tentang
bagaiaman cara mereka mendidik anak-anaknya. Dalam tulisan kali ini, Tsaqofah mencoba
mengurai 25 rahasia Nabi SAW agar sukses mendidik anak.

Seorang muslim, tentu saja akan menjadikan al Quran dan al Hadits sebagai panduan dalam
hidupnya. Dengan panduan al Quran dan al Hadist itulah seorang muslim akan mendapatkan
kemudahan-kemudahan dalam menjalani kehidupannya yang sementara ini. Puncak dari
menjadikan al Quran dan al Hadist sebagai panduan adalah sukses dunia akhirat.

Gagal dalam mendidik anak, artinya sama saja menjauhkan mereka dari syariat Islam. Jangan
hanya menyalahkan anak jika kelak setelah dewasa mereka sulit melakukan kebaikan-kebaikan.
Sebab sejatinya kegagalan itu ada pada orang tuanya.

Dalam Islam, cara mendidik anak setidaknya dibagi ke dalam 4 bagian antara lain; 1. Mendidik
Anak Tentang Tauhid, 2. Mendidik Anak Untuk Mengenal Ibadah (Shalat), 3. Hak-Hak Anak
berkaitan dengan syariat Islam, 4. Mengajari Anak Tentang Ibadah yang Wajib dan Sunnah atau
amalan lainnya.

Mendidik anak tentang tauhid

Sangat penting menanamkan tauhid sejak dini kepada anak. Siapa Tuhannya, siapa Nabinya dan
untuk apa ia diciptakan adalah hal utama yang harus ditanamkan pada si anak sedini mungkin.
Mengenal Allah SWT dan Keislaman harus dipupuk sedini mungkin. Rasulullah SAW bersabda :
“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Bukan saat
mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-
illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan
kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)

Setidaknya, ada dua tahapan mendidiki anak secara ilmu tauhid.


1. Tahapan pertama, saat anak berusia 3 tahun sudah diajarkan mengucapkan kalimat
tauhid “Laila Ha Illallah” (Tiada Tuhan Selain Allah) sebanyak tujuh kali.
2. Tahapan kedua, saat anak memasuki usia anak 3 tahun 7 bulan sudah bisa mengajarkan
“Muhammad Rasulullah” (Muhammad Rasul Allah). Disarikan dalam kitab Al Mali.

Mendidik anak untuk mengenal ibadah (Shalat)

Disarikan dalam kitab Al Mali, Imam Ash Shiddiq Ra menerangkan cara mendidik anak mengenal
tentang shalat :

3. Saat usia anak memasuki usia 5 tahun dan sudah memahami arah dengan baik. Orang
tua sudah bisa menanyakan arah kanan dan kiri. Kemudian secara perlahan ajarkan kemana
arah shalat (Kiblat). Mulailah mengajak anak untuk shalat.
4. Saat usia sudah 7 tahun, anak sudah bisa diajak membasuh muka dan kedua telapak
tangan. Secara halus meminta anak untuk shalat.
5. Memasuki usia 9 tahun, sepenuhnya anak sudah bisa diajarkan tata cara wudhu dengan
benar dan melakukan shalat lima waktu. Pada usia ini sudah bisa menerapkan hukuman
sesuai syariat Islam bila anak tidak melakukan shalat.

Hak-hak anak berkaitan dengan syariat Islam

Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua secara agama baik kewajiban dan mengikuti
syariat Islam.

6. Berikan nama Anak sesuai nama Islam


7. Diakikahkan. (Anak perempuan satu ekor kambing dan anak laki-laki dua ekor kambing).
Dan dipotong rambutnya, alangkah baiknya dilakukan setelah anak lahir pada hari ketujuh.
8. Sebagai orang tua, anak harus mendapatkan didikan Islam mulai dari lahir, mengajari
hal-hal lain seperti membaca, mengaji, menulis.
9. Anak berhak mendapatkan warisan yang halal dari kedua orang tuanya. Jika tidak
mempunyai harta warisan harta benda. Ilmu agama Islam yang baik dan bermanfaat sangat
besar nilainya dari pada yang lain.

Mengajari anak tentang ibadah yang wajib dan sunnah atau amalan lainnya.

10. Memasuki usia akil baligh (bagi lelaki sudah mulai bermimpi dan perempuan sudah
datang haidh) anak sudah bisa diberitahukan kewajiban shalat, kewajiban puasa pada saat
Ramadhan. Selain itu, anak sudah bisa diminta untuk membaca al Quran, mencari ilmu,
menghormati orang tua, bersikap sopan santun terhadap yang lebih tua, saudara
kandungnya, dan teman-temannya.

11. Sebaiknya selalu menyediakan banyak buku tentang agama atau kisah Islam di rumah
sebagai bahan bacaan Anak.
12. Memberikan perhatian mengenai kondisi rumah tangga dengan cermat dan berusaha
mengenal teman-teman anak Anda.

13. Bila anak melalukan perbuatan dilarang dalam agama (perbuatan tercela) seperti
berbohong. Berikan nasehat untuk anak. Halangilah perbuatan tersebut. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW, “Jika Rasulullah mendapatkan ada salah seorang dari anggota
keluarga beliau yang berdusta maka beliau akan terus melawan sikap tersebut hingga dia
(orang itu) bertaubat.” (HR. Ahmad)

14. Sebagai Orang tua Anda harus menyempatkan waktu untuk bertanya kepada anak Anda
tentang keadaan di sekolah mereka. Apa yang diajarkan para guru, apakah sesuai prinsip
ajaran Islam. Jika tidak, sebaiknya Anda memberikan pemahaman Islam yang benar kepada
Anak Anda.

15. Mengajarkan anak untuk hidup kesederhanaan, tidak berlebihan dalam memintakan
sesuatu yang tidak bermanfaat. Ceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang hidupnya
dalam kesederhanaan.

16. Selalu tanyakan kepada anak-anak Anda kemana uang yang Anda berikan apa membeli
jajan, atau membeli sesuatu seperti buku. Yang penting kebutuhannya tersebut harus
sesuai dan bisa digunanakan, tidak merugikan dirinya sendiri.

17. Sayangi anak-anak seperti Rasulullah menyanyangi anak-anak dan cucu Beliau. Ciumlah
anak dengan penuh kelembutan menandakan kasih sayang Anda. Rasulullah sendiri
mencium Hasan bin Ali. Suatu ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama
Rasulullah. Dia (Al Aqra’) bertanya, “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku
memiliki sepuluh orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari
mereka.” Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda, “Siapa saja yang tidak
menyayangi (orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”

18. Ajarkan kepada anak-anak untuk terbiasa menabung supaya terbiasa menyisihkan harta
benda mereka hingga dewasa. Dan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi dan
kepentingan di jalan Allah SWT (seperti bersedakah, membantu yang membutuhkan, dan
lain-lain).

19. Sebagai orang tua, hati-hatilah dalam mendidik Anak. Berlakulah adil terhadap anak-
anak Anda. Jangan jadikan posisi Anda sebagai bos besar dalam rumah tangga. Anak-anak
berhak mendapatkan lebih dari Anda. Sebagai orang tua, Anda akan dimintakan
pertanggung jawaban oleh Allah SWT di hari akhir nanti. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang apa yang
dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya. Sampai-sampai seorang
laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya) atas keluarganya.”
20. Selalu tunjukkan hal-hal yang baik dan positif kepada anak-anak. Dan Anda menjadi suri
tauladan mereka hingga dewasa.

21. Sebagai orang tua, Anda harus selalu senantiasa siaga 24 jam terkait kesehatan anak-
anak Anda. Sampai saat mereka sudah bisa mengurus diri sendiri nantinya (sudah dewasa).

22. Mendoakan kebaikan untukanak-anak Anda agar tumbuh menjadi anak yang shaleh dan
shalehah. Tidak ada hijab (pembatas) antara kedua orang tua dan anak begitu juga
sebaliknya.

23. Jauhkan anak-anak dari hiasan dunia yang tidak baik. Sebagai gantinya sejak kecil
perdengarkan ayat-ayat suci Al Qur,an dan berikan buku-buku atau majalah yang
menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul, kisah islami, dan lainnya dalam hal mendidik anak
untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik dan tercela.

24. Bila anak mendapat permasalahan pada saat memasuki usia sekolah. Alangkah sangat
baik mengajaknya untuk menceritakan permasalahan apa yang dialaminya. Jangan pernah
sama sekali memarahi atau membentak anak-anak Anda.

25. Mulai sejak lahir sampai akil baligh bermainlah dengan anak-anak Anda. Jika Anda
terlalu sibuk karena pekerjaan, sempatkan beberapa saat untuk bercengkrama dengan anak
Anda. Beberapa sahabat berkata, “Kami pergi bersama Rasulullah. Beliau mengundang
kami untuk makan. Saat itu Husain terlihat sedang bermain di jalanan. Rasulullah lantas
bergegas berdiri di hadapan orang-orang (kami) dan membentangkan kedua tangan
beliau. Anak itu (Hasan) kemudian berlari ke sana dan kemari. Beliau membuat Hasan
tertawa-tawa hingga akhirnya beliau meraih tangan Husain. Belialu lalu meletakkan salah
satu tangan beliau pada bagian dagu Husain, sedangkan tangan beliau yang lain pada
bagian tengkuk kepalanya.”

Bersyukurlah bagi para orang tua yang sudah berusaha mendidik anak-anaknya sesuai tuntunan
Islam. Tidak ada kebahagiaan terindah bagi orang tua kecuali melihat anak-anaknya kelak
menjalani hidup sesaat di dunia ini dengan mengamalkan syariat Allah dan Nabi-Nya. Memang
tidak mudah, tapi insya Allah mendidik anak dengan syariat Allah dan Nabinya adalah bagian
dari perjuangan seumur hidup. Semoga Allah membantu setiap orang tua yang berusaha
sungguh-sungguh mendidik anak-anaknya agar mengenal dengan paham rukun Iman dan rukun
Islam, wallahua’lam.

Anda mungkin juga menyukai