Anda di halaman 1dari 45

| 




    
Wawancara Medis

Interaksi profesional dokter-pasien, umumnya dimulai saat anamnesis


(disebut wawancara medis).
d awancara medis adalah bagian terpenting dalam proses
diag-nosis
d Perolehan informasi tergantung kesiapan dan kemauan pasien
bekerja sama berdasarkan kepercayaannya terhadap dokter.
d sangat esensial bagi dokter untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan berkomunikasi
.
Ê    |

  | 

d membantu dalam membentuk gambaran tentang penyakit pasien


selengkap dan seakurat mungkin.
d memberi informasi dan membantu dokter mengetahui tentang asal
serta riwayat penyakit.
d menga-rahkan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
lainnya yang akan dijalani.
d mempelajari tentang personali-tas pasien yang sebenarnya dan
cara hidupnya.
d Mendapat gambaran latar belakang psikososial
d mencari jawaban mengenai p p dan    sakit,
d Menemukan etiologi/penyebab dan manifestasi penyakit, juga
perjalanan penyakit dan akibat atau komplikasi serta pengaruhnya
dalam kehidupan pasien.
d faktor-faktor yang ada pada pasien untuk dapat memengaruhi
proses penyembuhan,
d berperan dalam pengobatan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
d menumbuhkan hubungan pasien-dokter menjadi lebih baik,
d meningkatkan motivasi pasien untuk berobat.
©roblem Centered Interview ` |
|

PCI terdiri :
d deskripsi yang terperinci dari keluhan pasien.
d fakta-fakta yang relevan tentang riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan ke-luarga, dan
riwayat pribadi/sosial ` asic four/Fundamental four).
aealth ©romotion Interview `

aPI bertujuan :
d untuk mendeteksi secara dini penyakit yang belum disadari oleh
penderita atau belum memberikan keluhan.
d mencegah penyakit dan mendapat-kan data dasar yang mungkin
kelak dapat digunakan untuk evaluasi.
Ê    |
Ê    |



d Ê    adalah melihat, mendengar, mencatat reaksi


emosional pasien, dan reaksi emosional diri sendiri (dalam hal ini
pewawancara atau dokter).
d Ê  adalah memacu untuk bercerita,
meng-hambat/mengarahkan cerita, memformulasikan pertanyaan,
mem-perjelas jawaban, dan membuat rangkuman
Ê   

 
d Jebenarnya awal wawancara terjadi bersamaan pemeriksaan fisik,
yaitu
d pada saat pasien masuk kamar periksa (cara berjalannya, sikap
tubuhnya, dan ekspresi wajah),
d saat bersalaman (temperatur tubuh, kekuatan, nyeri),
d mengenalkan diri (suara, nada bicara, dan kejernihan suara), dan,
d cara meng-ambil tempat duduk.
Dokter melihat dan mencatat hal-hal tersebut sehingga kedua proses
berjalan selama wawancara.
   
d menjadi pendengar yang baik.
d Mencatat reaksi emosional pasien;
d memberikan reaksi sesuai dengan ungkapan emosi.
d Mencatat reaksi emosional dokter sendiri ;
aktu wawancara akan timbul perasaan dari diri dokter, se-perti
kasihan, suka, atau tidak menyukai/sebal.
Jebaiknya dokter mencatat perasaannya tersebut agar dapat
digunakan ketika menangani pasien yang bersangkutan.
Ê 

   
d Misalnya dengan sikap tubuh, mengulang kata-kata terakhir dengan
nada tanya, menanggapi secara positif semua yang di-katakan
pasien, atau mengajukan pertanyaan terbuka.

     


d Cara bercerita pasien berbeda-beda, ada pasien yang bercerita
panjang lebar tanpa arah. Menjadi tugas dokterlah untuk da-pat
mengarahkannya. Bisa dengan cara menggunakan sikap tubuh,
interupsi langsung, menggunakan pertanyaan tertutup, atau
membuat ringlcasan.
   
d Cara merumuskan suatu pertanyaan dan cara mengungkap-kan
diperlukan untuk memperoleh respons yang kita ingin-kan pasien.

   
 
d ingkapan pasien tidak selalu mudah untuk dimengerti oleh dokter.
Istilah yang digunakan, seperti flu, step, pusing, pa-nas-dalam,
sebaiknya ditanyakan lebih lanjut.

   
d Dalam rangkuman, dokter dan pasien seolah-olah meman-dang
bersama hasil dari kerja mereka.
d Rangkuman berfungsi untuk merangkai keterangan-keterangan,
memperlihatkan bahwa dokter telah mendengarkan, menguji gambaran
dari cerita pasien, memberi kesempatan pasien menjelaskan dan
menerangkan lebih lanjut, dan menutup pembicaraan.
| 
|  

  


   
 

¦edua konsep tersebut adalah sebagai berikut.


d Ê  
 p   
d Ê 
   
Êhe asic `fundamental) Four

awancara perlu diarahkan untuk mendapatkan informasi


ber-dasarkan basic `fundamental) four, yaitu
d ©resent illness (riwayat penyakit sekarang) yang sering
dipi-sahkan dalam: ¦eluhan utama dan analisis keluhan utama
da-lam tujuh dimensi  
   kemudian diikuti kajian
sistem yang relevan dengan problem yang dihadapi pasien.
Dengan langkah ini, diharapkan kita akan mendapatkan keje-lasan
tentang lokasi dan proses patologik yang kita hadapi, yaitu konsep
penyakit dalam tiga dimensi.
kebiasaan pribadi (merokok, minum alkohol, kopi, kebiasaan tidur, diet,
dan olahraga), aktivitas sosial, keuangan, dan aga-ma.
Êhe Sacred Seven

deskripsi tentang penyakit pa-sien, melakukan analisis keluhan utama


penyakit sekarang dalam bentuk tujuh dimensi:
1. Location (Lokasi). Tanyakan lokasi keluhannya, dan tanyakan pula
penyebaran keluhan tersebut ke tempat lain.
2. Quality (¦ualitas). Tanyakan bagaimana bentuk keluhannya dan sifat
khasnya.
3. Chronology/timing (¦ronologi). Tanyakan perjalanan penyakit sejak
timbul keluhan pertama kali sampai saat wawancara di-lakukan.
4. Severity (¦uantitas). Tanyakan beratnya keluhan. Apakah sam-pai
mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidak.
5. Setting/onsetTanyakan kapan mulai timbul keluhan tersebut untuk
pertama
Ñ. Modifying factorsTanyakan faktor-faktor yang memperberat atau
memperingan keluhan tersebut.
è. Associated symptomsTanyakan keluhan yang berkaitan atau
menyertai. Di kesempatan ini kita dapat melakukan kajian terhadap
semua sistem yang relevan dengan keluhan yang sudah ada.


  
 Ê 

Pasien datang dengan beberapa keluhan saat permu-laan wawancara.


Jtrategi analisis masing-masing keluhan dengan J
   dan
 p   tentu akan sangat membosankan.
d Cari keluhan paling spesifik dari beberapa keluhan yang diajukan
penderita dan fokuskan pada keluhan tersebut.
d Tentukan kronologi keluhan-keluhan yang diajukan pen-derita.
d ¦eluhan mana yang timbul pertama kali?
d ¦apan pen-derita merasa sehat?
d Bagaimana perjalanan keluhan tersebut?
Jawaban-jawaban ini akan membantu menentukan keluhan kunci atau
keluhan utama.
d Bila semua keluhan bersifat spesifik dan mengenai organ-organ
terpisah, pasien mungkin menderita sindrom tertentu

  ÊÊ  

  Ê 
Ê

d prasyarat untuk keberhasilan wawancara medis dibutuh-kan


  
pasien terhadap dokter.
d sejak awal dokter harus berusaha membangun hubungan positif
dengan pasien.
d Jemakin pasien merasa aman dan percaya dengan dokternya,
semakin siap dia untuk memberikan informasi tentang penyakitnya.
d semakin banyak dokter mengetahui tentang diri pasiennya, semakin
cepat dia menyesuaikan diri dalam berinteraksi.
Jemua tentunya dapat memberikan manfaat semak-simal mungkin
bagi pasien.
d beberapa sikap mendasar membangun kepercayaan pasien antara
lain :
d Jikap apa adanya, misalnya sabar, dekat, dan menunjukkan
ketertarikan.
d Bijaksana dalam mempertimbangkan situasi pasien dan
perasaannya, memperlihatkan rasa hormat, menghindani perilaku,
sikap atau kata-kata yang menyinggung perasaan.
d Bersikap toleran dan tidak menghakimi.
d Bertanggung jawab, peduli dan mengerti akan keadaan pe-nyakit
pasien
| Ê|ÊÊ
Ê |ÊÊ

d Mencatat yang penting-penting dulu, baik itu nama, tempat atau


tanggal, baru setelah itu rinciannya dapat dilengkapi..
d Mendengar dan mengamati semua yang didapat dari pasien baik
secara verbal maupun nonverbal, untuk dicatat.
Jtrateginya adalah berikut ini.
d Menggugah ekspresi spontan.
d Mengarahkan wawancara/pemberian informasi.
d Memilih cara yang benar dalam mengajukan pertanyaan.
d Meminta kejelasan informasi dan informasi tambahan.
d Mencatat reaksi emosional pasien.
F Ê     F

 F

d adanya keterbatasan-keterbatasan wawancara medis :


d ¦ondisi fisik dan mental pasien yang tidak memungkinkan.
d Tidak adanya keinginan pasien untuk memberikan informasi karena
alasan tertentu, antara lain pada pasien yang tidak kooperatif, atau
pasien yang menyembunyikan sesuatu.
d ¦eterbatasan karena kondisi penyakit, dapat diakibatkan oleh
gangguan fisik maupun kondisi mental pasien.
contoh :
d pasien koma
d pasien de-ngan syok, sesak nafas berat, perdarahan hebat, nyeri
hebat, dok-ter tidak boleh membuang waktu dengan melakukan
wawancara medis yang rinci. Ajukan pertanyaan pokok dengan
cepat bersamaan melakukan pemeriksaan fisik.
d awancara medis dapat dilakukan setelah kegawatan dapat diatasi
dan kondisi pasien memungkinkan.
d Pada beberapa keadaan dengan status mental terganggu, dokter
akan memerlukan orang lain sebagai sumber informasi,


Ê   Ê

d intuk berhasil wawancara medis, perlu dokter memahami kondisi


pasien dan respons pasien terhadap penyakitnya.
d Jecara umum, bila pasien telah mengetahui dirinya mengidap
penyakit dan kemungkinan akan meng-hadapi kematian, maka
reaksi emosional akan terjadi.
d Reaksi psikologik ini bersifat umum dan tidak khas untuk penyakit
tertentu.
d Baik pasien maupun dokter perlu mempelajari cara menghadapi
gejala penyakit tersebut dan menjalani hidup dengan penyakit
tersebut.
d Pada pasien depresi, terdapat gejala insomnia, nafsu makan
menurun, berat badan menurun, lemah, rasa lelah,*agitasi, tak ada
keinginan sama sekali, rasa bersalah, sulit, atau tak dapat
ber-konsentrasi. Terkadang terlintas keinginan untuk bunuh diri,
memungkiri  tidak mau menerima, menolak, proyeksi, dan
regresi.
 Ê  
 Ê  
 |

Jemua tipe pasien perlu diketahui dan dipahami oleh dokter agar
wawancara berha-sil. Mungkin perlu memodifikasi teknik wawancara
antara lain dengan teknik manipulatif.
Tipe-tipe pasien tersebut, antara lain:
d pendiam,
d terlalu banyak bicara,
d bergairah,
d pemarah,
d paranoid,
d tidak pernah puas,
d pasien yang ingin menyenangkan pewawancara/dokter,
d Agresif - kepribadian yang terganggu,
d menolak bantuan, dan
d merasa membutuhkan
 Ê 
Ê 


 


d    


d seperti status sosial-ekonomi dan etnik sering memengaruhi cara
seseorang merasakan keluhan, rasa sa-kit dan perawatan
kesehatan.
d Perlu dokter mempelajari nilai-nilai dan pola budaya dari suatu
kelompok mi-noritas di tempat dia akan bekerja.
d aal ini akan membantu dok-ter menghadapi pasien.
d Jangat berbahaya bila dokter memandang cara hidup etnik lain
dengan standar dirinya sendiri.
d 
d Paling sering terjadi depresi .
d umumnya terjadi karena di usia ini merasa kehi-langan cinta dari
orang-orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
d stres juga diakibatkan oleh perubahan pada citra- dirinya dan
cara pandang orang lain terhadapnya.
d ¦eadaannya semakin jelas bila ada gangguan kesehatan pada
orang tersebut.
d 
d Ada hal khusus terjadi pada pasien janda/du-da.
d datang ke dokter atau rumah sakit sendirian, dan karena
pasangannya tidak ada dia merasa tidak ada lagi orang yang
peduli dan membantunya.
d Depresi melanda pasien jenis ini karena mereka merasa sendiri
dan kesepian.
d Jaat wawancara, secara halus dapat diselipkan pertanyaan apakah
dia mempunyai seorang anak, teman, atau keluarga lain yang dapat
dihubungi oleh dokter dan bila perlu untuk menemani dan
membantu pa-sien.
d 
d Pasien anak yang sakit selalu rapuh dan takut, lebih--lebih pada
anak yang dirawat di rumah-sakit.
d aal ini terjadi karena dia tidak lagi berada di lingkungan sehari-
hari.
d banyaknya dokter dan perawat dengan seragam putih selalu
menimbulkan rasa takut pada anak yang sakit.
d Mereka yang ber-seragam putih akan menyuntik dengan jarum
yang ditakuti anak-anak, atau mereka memaksa memberikan
obat yang pahit yang harus diminum oleh anak tersebut.
d Pewawancara atau dok-ter harus dapat mengambil hati anak ini
sehingga dia tidak ta-kut pada dokter atau perawat.
d situasi di ruang rawat inap anak, poliklinik anak, atau ruang
praktik dokter anak harus dibuat senyaman mungkin dengan
hiasan, mainan, tata warna, dan seragam perawat yang tidak
harus selalu ber-warna putih.
d     
  
d Mungkin yang paling berat untuk dirawat adalah dokter/calon
dokter/pa-ramedik.
d Bila mereka sakit, kecemasannya sering luar biasa. Ada
ungkapan lama yang cocok untuk keadaan ini, [   
 p p p   [
Jetiap mahasiswa bidang medis pasti pernah terkena   
p yaitu suatu kecurigaan bahwa dirinya menderita
suatu penyakit yang baru saja dipelajari.
 
Ê   ÊÊ 





d Penyakit tertentu diderita pasien dapat berpengaruh caranya


merespons pewawancara.
d Misalnya, pasien cacat, pasien kanker, pasien AIDJ, atau pasien
sekarat  
Bila dalam keadaan di atas, pewawancara perlu mengenal ca-ra-cara
pendekatan yang tepat agar pasien mau berkomunikasi dengan baik.
¦esempatan wawancara ini juga harus dimanfaat-kan dokter untuk
memberikan dukungan moral dengan menun-jukkan empati dan
memberikan bantuan konseling.
  |   Ê Ê
Ê
Ê 

d Ada hambatan mendapatkan informasi akurat dari pasien.
(disembunyikan pasien krn bersifat sensitif, atau kondisi pasien
tidak memungkinkan).
d Dokter harus    yang dapat dijumpai.
(keadaan gawat darurat)
d dokter harus berusaha menghubungi segera mungkin orang yang
mengetahui banyak hal tentang pasien. (waktu lama tida bisa beri
informasi), Paling baik adalah suami/isteri, keluarga dekat yang
tinggal bersama, atau teman de-kat, teman sekamarnya, atau yang
lain.
d Apabila pasien dapat di-ajak berkomunikasi, sebelum menghubungi
orang lain, dokter harus     
 ., ¦ecuali jika pa-sien tersebut adalah anak-anak, mengalami
retardasi mental, de-mensia, kesadaran menurun atau psikosis.
   
     |
 |

d sebelum mengakhiri wawancara dengan pasien, dok-ter harus


mengulang kembali apa yang ada dalam pikirannya.
d Apabila perlu, dokter dapat melihat kembali catatan yang telah
dibuat tentang pasien tersebut.
d jika masih ada sesuatu belum jelas, perlu dilakukan klarifikasi
dengan menanyakan kem-bali atau dengan mempertegas jawaban
pasien.
d alaupun sebenarnya tak ada lagi hal yang perlu ditanyakan,
biasakan untuk menawarkan kesempatan barangkali masih ada hal-
hal yang perlu disampaikan oleh pasien pada dokter.
d Atau mungkin ada hal-hal yang belum dibicarakan berkaitan dengan
masalah yang dialami pasien.
d Jetelah itu, barulah disampaikan bahwa langkah selanjutnya akan
dilakukan pemeriksaan fisik
  


Ê Ê   |
  |



Jtruktur secara umum,.


d Pendekatan yang sistematik.
d Ingat fundamental four (riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat
pribadi/sosial pasien dan,
d keluhan utama dirinci ber-dasarkan the sacred seven, yaitu

 
p    p 


 pp
d Mulai biasakan berpikir dari organ yang terkena, jangan dulu
berpikir penyakitnya.
d Gunakan pengetahu-an anatomi dan fisiologi, untuk dapat organ
yang abnormal kerjanya.
d intuk efisiensi waktu, kembangkanlah PCI   p   
  
d Gunakan keterampilan intrapersonal dan interpersonal, ser-ta
pengetahuan ilmu-ilmu sosial
d ¦embangkan cara wawancara sesuai diri Anda.
d Perlu pengetahuan kedokteran yang luas dan pengalaman.
d intuk mendapatkan hasil wawancara dan interpretasi yang baik,
diperlukan
d perlu belajar sepanjang hi-dup   dan menerapkan
EBM  
  ! 
  untuk dapat hasil dan interpretasi
yang baik.
  

   
  
  | 
We hear and we forget
We see and we remember
We do and we understand.


 


  

Ê Ê  

Anamnesis Jistem
d Dalam anamnesis sistem kemampuan eksplorasi dokter terhadap
sistem-sistem dalam tubuh pasien sangat ditentukan dengan
pemahaman macam-macam keluhan yang ada pada setiap sistem
badan.
d ¦eluhan yang digali secara lengkap akan mengarahkan ke
diagnosis yang tepat.
d Pada prakteknya penelusuran anamnesis sistem harus relevan
dengan keluhan utama pasien dan dugaan terhadap diagnosis yang
akan ditegakkan, termasuk diagnosis bandingnya.
Pada dasarnya sistern pada tubuh manusia dibagi menjadi enam
sistem. dan keluhan yang biasa disampaikan pasien berkaitan dengan
sistemnya:
d Jistem saraf: sakit kepala, kecemasan, posing, tremor, dll.
d Jistem respirasi: batuk, pilek, sesak nafas, ngorok, dahak, dll.
d Jistem gastrointestinal: mual, muntah, sembelit, diare (berak-berak),
mules, perut sebah, kembung, dll.
d Jistem urogenital: kencing merah, sakit, nanah, anyang-anyangen,
menstruasi, dll.
d Jistem integumentum (kulit): bercak-bercak putih, bercak-bercak
merah, koreng, andeng-andeng, benjolan, dll.
Pertanyaan yang diajukan dapat berupa:
d Adakah nyeri kepala? (berhubungan dengan sistem saraf)
d Adakah gangguan makan/nafsu makan? (berhubungan dengan
sistem gastrointestinal)
d Adakah gangguan mentruasi? (berhubungan dengan sistem
urogenital)
d Adakah perasaan berdebar-debar? (berhubungan dengan sistem
kardiovaskuler)
d Adalah batuk? (berhubungan dengan sistem respirasi)
d Adakah bercak putih? Dan gatal pada waktu berkeringat?
(berhubungan dengan sistem integumentum).
Proses Dalam Anamnesis
d Menjalin sambung rash, kemudian baru menggali identitas dan
keluhan utama:
d ¦eberhasilan setiap proses komunikasi sangat dipenganihi oleh
terbinanya sambung rasa antara pasien dan dokter.
d Apabila terjadi gangguan sambung rasa yang seharusnya terbina
sebagai awal serta pembuka proses komunikasi maka akan
berakibat: ¦eengganan pasien untuk wawancara; ketidakpercayaan
pasien terhadap dokter; ketakutan pasien terhadap dokter.
d Jetiap tahap sambung rasa terbina maka langkah pertama
wawancara adalah mengetahui identitas pasien, yaitu:
d data yang mengenai dari pasien pribadi
d nama umur
d jenis kelamin
d bangsa-suku
d data yang berkaitan dengan latar belakang pasien:
d tempat tinggal
d pekerjaan
d sosial-ekonomi
d data mengenai keadaan fisik.
A. ¦eluhan itama:
aarus dapat diperoleh gambaran lengkap tentang keadaan umum.
selengkapnya sebagai berikut:
1. Intensitas
d Apakah ringan/masih bisa ditahan, apa sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari,
d misalnya:
d tidak bisa tidur
d waktu menahan sakit sampai berkeringat
d waktu menahan sakit sampai menangis
d waktu serangan sampai pingsan
d Tinggi temperatur berapa Celcius dsb.
G.. Durasi tiap serangan
d Lama tiap serangan berapa menit/ jam kemudian berhenti atau tents
menerus terasa.

3.. Ritme
d Iramanya teratur, tiap jam atau tiap pagi dsb, atau tidak tentu.

4.Jenis rasa sakit


d Jenis/sifat, rasa sakit: cekot-cekot, kemeng, melilit.

5. Bagian badan yang menganlami sakit


d Bagian badan yang terasa bisa seluruh tubuh, atau penit saja,
kepala saja atau lengan.
d Perlu juga ditanyakan hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama
misalnya keluhan utama diare perlu ditanyakan apakah disertai
gejala muntah, sakit perut, dan panas
d Jelanjutnya ditanyakan tentang riwayat penyakit yaitu riwayat
penyakit yang diderita sekarang, serta ditanyakan pula apakah
pasien pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
d Perlu juga ditanyakan tentang riwayat penyakit keluarga untuk
mencari kemungkinan adanya penyakit yang bersifat
heriditer/turunan.
B.Data Pribadi
d Terutama pada hayi dan anak kecil, perlu ditanyakan riwayat
kesehatan ibu hatnil, persalinan, imunisasi, operasi, perlukaan dan
trauma.
d Pada orang dewasa perlu dilengkapi dengan: haid, kehamilan,
persalinan (bagi wanita), pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat
perkawinan, kebiasaan,
d Beberana keluhan dalam sistem badan:
d keadaan sosial ekonomi, dan status emosi.
C. Beberana ¦eluhan Dalam Jistem Badan:
d Materi keluhan atau simptom yang hams ditanyakan untuk tiap
sistem badan dapat dicari dart referensi.
d Contohnya adalah :
d Jistem respirasi:
d Batuk, pilek, gatal, nyeri, dahak, sesak nafas, ingus, batuk
darah, mimisan, nafas bau, bersin.
d Jistem kardivaskuler:
d Berdebar, pingsan, nyeri dada, bengkak kaki, varises, pucat,
sesak
d Jistem pencernaan:
d Diare, konstipasi, perut sebah, mules, perih, kembung, mual,
muntah.
Ê  


Anda mungkin juga menyukai