Anda di halaman 1dari 57

ANAMNESA

Mengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan
sering merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dengan pasien.
Dokter mengumpulkan banyak data yang menjadi dasar dari diagnosis, dokter
belajar tentang pasien sebagai manusia dan bagaimana mereka telah
mengalami gejala-gejala dan penyakit, serta mulai membina suatu hubungan
saling percaya

Ada beberapa cara untuk mencapai sasaran ini. Cobalah untuk memberikan
lingkungan yang bersifat pribadi, tenang, dan bebas dari gangguan. Dokter
berada pada tempat yang dapat diterima oleh pasien, dan pastikan bahwa
pasien dalam keadaan nyaman. Panggil pasien dengan nama dan statusnya;
mis., Ibu Lina, dan memperkenalkan diri

Dengan anamnesis yang baik dokter dapat memperkirakan penyakit yang


diderita pasien. Anamnesis yang baik harus lengkap, rinci (detail), dan akurat
sehingga dokter bukan saja dapat mengenali organ atau sistem apa yang
terserang penyakit , tetapi juga kelainan yang terjadi dan penyebabnya .

Anamnesis dilakukan dan dicatat secara sistematis. Ia harus mencakup semua


hal yang diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.

Mulailah mengumpulkan anamnesis dengan pertanyaan terbuka: "Apa yang


membawa anda ke rumah sakit?... Ada hal lain?.. Coba ceritakan pada saya
tentang hal tersebut.". Cara yang lain untuk mendorong pasien mengungkapkan
riwayat mereka termasuk:

Fasilitasi- postur, tindakan, atau kata-kata yang mengkomunikasikan minat,


seperti

menjorokkan badan , membuat kontak mata, atau mengucapkan "Ya-ya" atau


"Teruskan".

Refleksi-pengulangan kata-kata atau frase yang pasien katakana.

Klarifikasi-menanyakan apa maksud dai kata-kata atau kalimat yang pasien


ucapkan.

Respons-Respons empati-mengenali melalui tindakan atau kata-kata tentang


perasaan pasien, seperti dengan mengucapkan "Saya mengerti" atau "Pastinya
hal tersebut menakutkan anda."

Menanyakan tentang perasaan yang berkenaan dengan gejala-gejala, peristiwa,


atau hal-hal lain yang dialami pasien.

Konfrontasi- menyebutkan sesuatu tentang perilaku atau perasaan pasien yang


tidak diungkapkan secara verbal atau terlihat tidak konsisten dengan cerita
pasien.
Interpretasi-mengungkapkan dengan kata-kata tentang apa yang anda terka
tentang perasaan-perasaan pasien atau tentang arti dari gejala-gejala, peristiwa,
atau hal lainnya bagi pasien.

Untuk mendapatkan detail yang khusus, sering dibutuhkan pertanyaan langsung.

Ucapkan dalam kata-kata yang dapat dipahami oleh pasien.

Ungkapkan dengan keadaan netral sehingga tidak menimbulkan bias bagi


pasien.

Tanyakan hanya satu hal pada waktu tertentu.

Berlanjut dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.

Tanyakan sesuatu untuk menghasilkan respons-respons yang bertahap


ketimbang hanya ya atau tidak. Pertanyaan pilihan berganda juga kadang-
kadang digunakan.

Beberapa topik mungkin pada awalnya bisa sukar bagi praktisi untuk ditanyakan
atau bagi pasien untuk dibicarakan, tetapi sangat penting untuk tercakup dalam
setiap anamnesis. Hal ini mencakup penyiksaan dan penyalahgunaan, depresi
dan pikiran bunuh diri, penggunaan alkohol atau obat-obat terlarang, praktik
seksual, dan penyakit hubungan kelamin.Ulaslah dan latihlah pendekatan-
pendekatan untuk topik-topik tersebut dengan efektif.

Adapun sistematika anamnesis terdiri dari:

Keluhan Utama

Keluhan utama yang dinyatakan oleh pasien merupakan dasar utama untuk
memulai evaluasi masalah pasien atau dapat disebut sebagai keluhan pasien
yang mendorongnya untuk berobat. Kebanyakan keluhan utama ditandai dengan
nyeri, gangguan fungsi, perubahan dari keadaan normal sebelumnya, atau
observasi pasien. Bantulah pengungkapan keprihatinan utama pasien dengan
memakai pertanyaan-pertanyaan yang sederhana dan tidak terbatas dan
membiarkan pasien memakai kata-katanya sendiri. Kata-kata yang dipergunakan
oleh pasien dicatat di dalam rekam medis.

Mula-mula, jangan meminta penjelasan. Anjurkanlah pasien unutuk melanjutkan


keterangannya dengan isyarat-isyarat yang menunjukkan persetujuan dan
membesarkan hati, seperti mengangguk-anggukkan kepala atau instruksi-
instruksi sederhana untuk melanjutkan keterangannya. Anda dapat mengulangi
pernyataan-pernyataan pasien, secara singkat dan disertai dengan instruksi-
instruksi yang agak terarah untuk melanjutkan keterangannya. Ini akan sangat
efektif selama bagian wawancara ini.

Bila pasien telah menyelesaikan pertanyaan pertamanya ini, buatlah ringkasan


tentang apa yang telah anda dengar dan beritahukanlah bagaimana anda akan
melakukan wawancara selanjutnya. Pernyataan ini kembali memperlihatkan
perhatian anda terhadap persepsinya dan perhatian yang anda berikan
terhadapnya. Ia juga menunjukkan permulaan perubahan yang dilakukan secara
berangsur-angsur dalam gaya wawancara dimana anda akan menjadi lebih
terpusatkan

Yang dicatat dalam keluhan utama hanya 1 (satu) keluhan dan lama keluhan itu
telah dideritanya.

Riwayat Penyakit Sekarang

Penyakit yang sekarang diderita merupakan alasan untuk perawatan di rumah


sakit atau kunjungan pasien ke tempat praktek pribadi dokter. Perhatian anda
mula-mula dipusatkan pada persoalan-persoalan penting yang menyebabkan
pasien datang kepada anda dan kemudian kepada peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang berkaitan dengan keadaan pasien sekarang. Susunan
wawancara anda dan riwayat penyakit tertulis yang dibuat harus mencerminkan
prinsip ini dengan jelas. Kalau seorang pasien datang dengan komplikasi yang
berkaitan dengan masalah kronis, tekanlah kecenderungan anda untuk segera
memusatkan perhatian pada kejadian-kejadian di masa lalu. Mula-mula,
tentukanlah perubahan-perubahan penting pada keadaan pasien dewasa ini.

Penyakit yang sekarang diderita merupakan hal yang paling penting dalam
pikiran pasien dan mudah diselidiki. Pasien biasanya telah menyusun kata-kata
yang akan diucapkan, dan mereka harus mendapat kesempatan untuk
mengungkapkan persepsi mereka. Kalau mungkin , riwayat penyakit sekarang
harus dapat menentukan suatu diagnosis. Ia hampir selalu menunjuk ke bidang-
bidang patologi dan mengarah kepada sejumlah kecil pertimbangan atau
mekanisme patofisiologi. Secara aktif, dengarkanlah pasien anda. Berikanlah
perhatian pada sikap pasien , petunjuk-petunjuk non-verbal, emosi, nada suara,
dan faktor-faktor lain. Analisis riwayat penyakit sekarang dimulai dari suatu
dasar yang kuat, keluhan utama, dan kemudian menuju pada tiap gejala.
Wawancara hanya dipusatkan pada delapan ciri tiap gejala.

Dokter harus menginterpretasikan informasi dan merumuskan gagasan-gagasan


ketika pasien berbicara. Mula-mula, dengarkanlah dengan penuh perhatian dan
pertimbangkanlah berbagai macam kemungkinan sebagian serius atau jarang
terjadi, sebagian lagi sepele dan sering terjadi. Pilihlah faktor-faktor yang akan
diberikan perhatian terbesar dan yang akan membantu anda menyusun analisis
tentang masalah tersebut secara paling efektif. Ada dua macam faktor yang
akan dapat membantu anda- faktor-faktor yang paling spesifik dan terjadi pada
relatif sedikit penyakit, dan faktor-faktor yang paling sensitif, yang sering terjadi
terutama pada penyakit-penyakit yang paling berat. Dalam evaluasi anda,
berikanlah bobot tambahan pada gejala-gejala yang menimbulkan perasaan
tidak enak- baik secara fisik maupun emosional-yang paling besar pada diri
pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak terbatas memungkinkan pasien untuk
berbicara sebanyak mungkin pada awal wawancara, Pemakaian bentuk
pertanyaan ini sangat penting, karena mempermudah identifikasi penemuan-
penemuan penting yang berkaitan yang kalau tidak mungkin luput dari perhatian
kita.
Dokter membuat penafsiran yang tepat tentang kemungkinan penyakit spesifik
yang mendasari keluhan pasien bedasarkan pada delapan ciri gejala, dan
kombinasi gejala dan tanda non-spesifik. Jika anda menemukan bahwa anda
tidak dapat membuat diagnosis dengan tepat, kemungkinan besar anda tidak
cermat dalam definisi anda tentang delapan ciri tiap gejala penyakit.

Ciri pertama tiap gejala yang membantu anda mempersempit perhatian


anda adalah lokasi yang tepat. Nyeri, gangguan fungsi, dan observasi
biasanya mengarah kepada suatu daerah tertentu. Nyeri dada jelas menarik
perhatian terhadap struktur-struktur di dada. Perubahan dari keadaan stabil
sebelumnya tidak mempunyai lokalisasi yang tepat. Demam, rasa tidak enak
badan, penurunan berat badan, atau labilitas emosional mungkin tidak
mempunyai lokalisasi anatomik. Kalau gambaran umumnya sudah jelas,
mentalah pasien utnuk sedapat mungkin menunjukkan lokasi gejala-gejala dan
organ atau sistem organ yang terlibat. Tanyakanlah kaitan antara gejala atau
strukturnya atau fungsi normal organ yang dibicarakan ("Apakah rasa sakit
tersebut paling hebat di bagian tengah dada anda atau pada bahu anda?")

Ciri berguna kedua ialah penilaian setiap gejala secara kualitatif dan
kuantitatif. Mintalah pasien anda unutk melukiskan kualitas dan kuantitas
gejala dan tanda dalam suatu referensi umum. Pastikanlah bahwa anda
memahami dengan jelas apa yang disebutkan oleh pasien tersebut. Anda harus
menentukan keluhan dengan tepat. Mungkin penting sekali untuk membimbing
sumber informasi yang memberikan keterangan yang samar-samar dengan
pertanyaan-pertanyaan tertutup langsung yang memberikan ukuran spesifik
tentang beratnya gejala, frekuensi dan intensitasnya. ("Apakah nyeri tersebut
berlangsung lebih dari satu jam, lima belas menit, lima menit? Apakah nyeri
tersebut bersifat tajam seperti ditusuk-tusuk, panas seperti terbakar atau nyeri
tumpul?")

Urutan kronologis setiap kejadian adalah sangat penting. Perjelaslah


keluhan mana yang timbul pertama kali dan urutan timbulnya keluhan lain.
Hubungan waktu antara gejala-gejala yang berkaitan juga sangat berguna.
Terjadinya gejala-gejala yang sama hebatnya secara serentak atau
berkembangnya beberapa gejala ketika beberapa gejala lainnya berkurang
menyarankan mekanisme patofisiologi yang menunjukkan diagnosis spesifik
tertentu.

Ciri berikutnya berkaitan dengan faktor-faktor dan keadaan-keadaan


yang memperburuk atau mengurangi gejala-gejala. Di sini, struktur dan
fungsi organ atau sistem organ mengarah kepada diagnosis. ("Bagaimana
pengaruh makan terhadap nyeri lambung anda?").

Hubungan waktu sangat berguna. Lama penyakit sekarang membedakan


penyakit akut dan kronis. Gejala-gejala yang berlangsung selama bertahun-tahun
kemnungkinan besar tidak disebabkan oleh keganasan atau infeksi. Perubahan
gejala dengan berlalunya waktu membantu menentukan kemajuan penyakit.
Apakah gejala-gejala tersebut menetap, berulang, memburuk , atau membaik?
Jika berlangsung secara periodik, apakah panjang siklusnya berubah?
Pasien secara sukarela sering menyampaikan gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa yang berkaitan. Ini harus selalu diperhatikan secara
serius, walaupun hal tersebut kelihatannya sangat aneh atau tidak fisiologis.
Sikap anda menerima pengamatan pasien secara begitu saja memperlihatkan
penghargaan terhadap pasien sebagai seorang pengamat dan mungkin
bermanfaat dalam menemukan penyakit yang tersembunyi. Suatu kesalahan
yang sering terjadi pada pihak dokter ialah secara pematur menganggap bahwa
mereka mengetahui diagnosisnya. Mereka mengabaikan informasi yang
berkaitan yang diberikan oleh pasien.

Jangan berharap bahwa pasien dapat menghubungkan semua hubungan yang


mungkin. Di sini kebebasan anda untuk mengikuti berbagai macam pertanyaan
adalah berguna. Hindarilah mengembangkan suatu bentuk hafalan yang
sedemikian restriktifnya sehingga anda tidak dapat mengikuti petunjuk-petunjuk
yang timbul dalam pembicaraan dengan pasien. Pertanyaan-pertanyaan terarah
yang anda ajukan akan dipusatkan pada dan membantu memperjelas
keterangan rinci yang diberikan oleh pasien. Yang penting ajukanlah
persoalan dan pertanyaan tentang gejala-gejala yang belum disebutkan
oleh pasien tetapi yang harus dipertimbangkan dengan mengingat
cerita pasien.

Ciri terakhir yang perlu ditanyakan ialah respons gejala terhadap


intervensi terapeutik pasien. Informasi ini membantu memperjelas diagnosis,
memberitahukan sesuatu tentang beratnya masalah, dan menyarankan
kebutuhan teraupetik pasien.

Banyak pasien datang dengan gejala-gejala fisik dan memusatkan pembicaraan


pada persoalan-persoalan ini, padahal kebutuhan primer mereka berkaitan
dengan penyakit psikologik atau psikiatrik yang penting. Penyajian yang tidak
langsung ini mencerminkan tekanan sosial dan usaha pasien untuk mengatasi
stress pribadi yang sulit. Kalau anda tidak memperluas pertimbangan anda
dengan mencakup faktor-faktor sosial dan psikologis, anda akan kehilangan
banyak faktor yang sangat mempengaruhi hasil perawatan kebanyakan pasien.
Selidikilah hubungan gejala-gejala penyakit dengan gaya hidup pasien
dan aktivitas pribadinya, termasuk hubungan pribadi dan antar
perorangan, pekerjaan, kegiatan di waktu senggang dan aktivitas
sexual. Tanyakanlah tentang dampak emosional atau psikologis suatu
penyakit dengan menanyakan bagaimana reaksi pasien terhadap gejala
penyakit dan tentang ketakutan dan keprihatinannya terhadap
penyebab gejala tersebut.

Riwayat penyakit sekarang harus mencakup dua komponen tambahan.


Wawancara anda harus meneliti riwayat kejadian medis di masa lalu yang
berkaitan dengan sistem organ yang kelihatannya terutama berkaitan dengan
keluhan pasien. Tanyakanlah gejala dan tanda gangguan sistem organ yang
terlibat sebelum anda menutup bagian wawancara ini.

Riwayat penyakit sekarang dapat dikatakan sebagai bagian anamnesis yang


terpenting, karena dapat memberikan gambaran jelas tentang penyakit yang
diderita pasien. Hal ini secara ringkas dapat diperoleh apabila mencakup secara
rinci (detail) tentang:

Keadaan pasien sebelum menderita keluhan/penyakitnya sekarang

Keluhan yang timbul pertama kali dan keadaan pasien pada saat itu.

Perjalanan/perkembangan penyakit/keluhan pasien sejak keluhan itu timbul


sampai pasien datang berobat/ bertemu dengan dokter.

Keadaan keluhan saat pasien bertemu dengan dokter sekarang

Alasan mengapa pasien berobat sekarang

III. Riwayat Penyakit Dahulu

Ialah penyakit-penyakit yang jelas diagnosisnya bagi pasien maupun dokternya,


yang pernah diderita pasien dahulu.

Catat kapan penyakit itu diderita, bagaimana diobati ,siapa yang


mengobati,bagaimana keadaan penyakit itu sekarang.Catat penyakit masa
kanak-kanak,penyakit-penyakit masa dewasa, penyakit psikiatri, kecelakaan dan
cedera,operasi,keracunan,alergi.

Penyakit-penyakit yang pernah diderita pasien dahulu yang dapat menyebabkan


timbulnya penyakit sekarang atau memperberat penyakit sekarang.

Periksalah riwayat penyakit dahulu secara kronologis.Pertanyaan tentang


kejadian-kejadian hidup yang berkaitan berguna sebagai pertanda dan
membantu mengingat kembali. Pakailah kejadian-kejadian penting dalam hidup
ini untuk membantu pasien merekontruksi kejadian medis secara kronologis dan
tepat.Informasi prenatal,partus dan postnatal relevan untuk meneliti penyakit
congenital atau herediter.

Setelah menanyakan penyakit dengan urutan kronologis, tanyakanlah apakah


pasien pernah menderita dua atau tiga penyakit umum yang menyerang tiap
system tubuh.Imunisasi, reaksi terhadap tes tuberculin,alergi terhadap obat dan
alergen lain, perawatan kesehatan dan catatan kondisi fisik juga harus diperiksa
dan dicatat.

Berusahalah untuk memperoleh rincian tentang alergi obat dan uraian khusus
tentang gejala, tanda, dan kronologi kejadian.Banyak pasien menganggap bahwa
mereka alergi terhadap obat, padahal sebenarnya mereka hanya menderita efek
samping yang umum

Penyakit-penyakit masa lampau berjangka panjang yaitu :

Penyakit-penyakit yang menghilang dengan pengobatan atau dengan sendirinya,


tetapi mempunyai potensi untuk kambuh lagi atau menimbulkan
sekuele.Tuberkulosis, keganasan-keganasan tertentu (limfoma atau leukemia
limfositik akut),hepatitis B,alkoholisme dan depresi berat misalnya termasuk
dalam kategori ini.

Tindakan-tindakan bedah yaitu :

Setiap pembedahan yang pernah dialami oleh penderita, termasuk tanggal


pembedahan, gejala-gejala yang diderita hingga memerlukan tindakan
pembedahan tersebut ,sifat tindakan, diagnosis akhir,adakah reaksi terhadap
pembiusan yang tidak diinginkan( terutama jika ada pembedahan tambahan
dipertimbangkan), dan adanya sekuele akibat tindakan tersebut.

PerAwatan lainnya di rumah sakit, yaitu meliputi tanggal,alasan dan hasil dari
perawatan di rumah sakit.

Cedera berat yang sebelumnya tidak disebutkan yaitu :

Sifat dari cedera, pengobatan yang diberikan dan setiap kecacatan yang
diakibatkannya.

Pengobatan yaitu semua obat-obatan yang dipergunakan saat ini atau pernah
dipergunakan secara teratur di masa lampau, termasuk obat bebas seperti
laksatif, aspirin, antihistamin dan vitamin, oleh karena penderita jaran
menganggap obat-obatan yang tidak diresepkan ini sebagai pengobatan" atau "
obat" sehingga tidak menyebutkan pengunaannya

Alergi :

Alergi musiman, lingkungan atau makanan dengan manifestasi dan


pengobatannya didokumentasikan. Yang paling penting adalah adanya riwayat
reaksi alergi obat-obatan.Jika terdapat riwayat alergi terhadap obat atau unsur
apapun yang dipergunakan dalam diagnosis dan pengobatan, maka rincian
tentang reaksi dan nama bahan yang bersangkutan harus dipastikan.Adalah
penting untuk membedakan reaksi alergi sesungguhnya (misalnya ruam
kulit,reaksi histamin seperti sembab muka dan mulut;nefritis interstitial alergika
atau syok anafilaktik) dengan efek sampingan yang bukan alergi seperti mual
dan tinja encer.Oleh karena tersebarnya derivat penisilin dan frekuensi alergi
yang bermakna terhadap bahab-bahan tersebut, adalah bijaksana untuk hkhusus
menanyakan reaksi terhadap penisilin.Cara yang paling ekonomis adalah dengan
bertanya :" apakah anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap penisilin atau
obat-obat lainnya?"

Penyakit masa kanak-kanak :

Informasi ini mengandung arti penting dalam riwayat penyakit seseorang yang
lebih muda dibandingkan dengan yang lebih tua. Jika dalam riwayat
mengindikasikan, maka elemen yang akan dicakup adalah infeksi-infeksi virus
umumnya: Parotitis,rubela( German measles),rubeola(campak
biasa),varisela,dan penyakit demam reumatik.

Status imunisasi:

Data esensial berubah dengan perubahan umur penderita.Semua anak dan


dewasa muda harus mempunyai catatan imunisasi yang lengkap, termasuk
imunisasi dari campak (measles),parotitis,dan rubela(MMR),hepatitis B, polio,
difteria, pertusis dan tetanus(DPT pada kanak-kanak) dan Hemophilus influenzae
tipe B (HiB).Orang-orang yang lebih tua dan penderita-penderita dari semua
golongan umur yang menderita penyakit menahun memerlukan vaksin influenza
setiap tahun dan imunisasi terhadap pneumokok setiap 6 tahun.Tanggal suntikan
tetanus yang terakhir harus dipastikan.

Riwayat kehamilan dan persalinan yaitu:

Menentukan jumlah kehamilan, lahir hidup, abortus spontan atau induksi, begitu
pula dengan dokumentasi tipe persalinan (melalui vagina atau seksio saesar)
dan setiap komplikasi dari kehamilan dan persalinan.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)

Ialah penyakit keturunan atau familier, yang terdapat dalam keluarga pasien
(sedarah) atau penyakit menular pada orang-orang yang amat dekat hidupnya
atau berhubungan dengan pasien (isteri/suami),karena pasien kemungkinan
dapat menderita penyakit yang sama.Penyakit keturunan dan penyakit-penyakit
penting lainnya dalam keluarga antara lain DM,hipertensi,penyakit jantung,batu
ginjal/empedu,dsb.

Tanyakanlah tentang kesehatan atau penyebab kematian anggota keluarga yaitu


orang tua, kakek dan nenek dari pihak ibu dan ayah,paman dan bibi, saudara
kandung, saudara sepupu.

Terdapat dua komponen dalam RPK : (1) sebuah genogram yang membentuk
"pohon keluarga" dari kesehatan dan penyakit, dan (2) pencarian terhadap pola
familial rekuren yang umum.Genogfram niasanya merupakan sebuah tabulasi
tiga generasi.

Jelaskan bagian RPK dari riwayat medik sebelum memulai tabulasi.Jika penderita
diberikan instruksi yang memadai, dia biasanya akan mampu mengikuti pola
dengan mudah."Saya ingin mempelajari tentang kesehatan dan masalah
kesehatan dari anggota keluarga anda yang dekat.Mulailah dengan orang tua
anda, ceritakan kepada saya tentang umurnya jika masih hidup,umur kematian
bila sudah meninggal, dan setiap masalah kesehatan besar yang mereka
alami."Setelah orang tua berikutnya adalah saudara kandung, sekali lagi
tanyakan tentang informasi yang sama.

Tingkatan yang ketiga adalah anak-anak penderita jika ada.Contohnya jika


adanya kanker payudara pada ibu atau saudara wanita,cek silang untuk melihat
apakah penderita mengetahui adanya kaanker payudara pada anak
perempuan,bibi,atau nenek.Jika terlihat serangan jantung, akan sangat
menolong bila menanyakan penyakit jantung lainnya atau kematian mendadak
pada kakek-nenek,bibi dan paman.Jika penderita mempunyai potensi penyakit
turunan, tanyakan adanya anggota keluarga lainnya dengan masalah yang
identik atau mirip.

V. Riwayat Hidup / Data Pribadi dan Kebiasaan kebiasaan ( RH )

Kita perlu mengetahui orang macam apakah penderia tersebut. Bagian riwayat
hidup ini berkesinambungan dengan berkembangnya pengetahuan kita tentang
pasien. Kita memperoleh sebagian kecil informasi riwayat hidup pasien selama
saat saat pertama wawancara dengan pasien, " profil pasien " . Sekarang kita
memperluas pengertian kita dengan pertanyaan pertanyaan tambahan. Tugas
kita adalah untuk dapat mengerti penyakit pasien dalam konteks kepribadian
dan lingkungan rumahnya. Apakah pasien dapat sembuh dengan memuaskan di
rumah dan pada tahap mana. Apakah konsekuensi dari penyakitnya ? apakah
nasehat,,penjelasan, dan pertolongan diperlukan ?

Kita juga harus tau cara pasien bereaksi terhadap lingkungan hidupnya, latar
belakang pendidikan, keadaan keuangan, catatan pekerjaan, status perkawinan,
tempat dalam keluarga, dan kebiasaan sehari hari semuanya mencerminkan
keadaan pasien dan lingkungannya. Sebagian informasi ini kita peroleh selama "
percakapan kecil " sepanjang kontak kita dengan pasien. Pisahkanlah informasi
ini agar mendapat perhatian khusus. Sebagian diantarannya merupakan
informasi yang sensitif untuk pasien dan mungkin memerlukan beberapa
wawancara untuk mendapatkan evaluasi yang lengkap.

Dalam sistem pencatatan, isi riwayat hidup di beri tempat yang menonjol.
Informasi ini dapat ditempakan dalam permulaan rekaman medis di bawah judul
Profil Pasien atau digabungkan dalam suatu bagian yang berjudul Riwayat Sosial.
Buatlah catatan khusus tentang kebiasaan kebiasaan : Jumlah dan lama
merokok, minum alkohol, penyalahgunaan obat, dan pemaparan terhadap toksin
potensial.

Wawancara dengan keluarga atau teman mungkin akan sangat membantu.

Keluarga

" Apakah segala sesuatunya baik baik saja di rumah ? "

" Apakah anda mempunyai masalah keluarga ? "


Mungkin memadai dengan bertanya " Bagaimana dengan pernikahan anda ?
Apakah tidak terdapat masalah dalam seks ? "

Masalah ini mungkin ada karena alasan fisik atau emosi, dan pasien mungkin
dapat menghargai kesempatan untuk membicarakan kekuatirannya.

Tempat tinggal

" di mana anda tinggal ? "

" Apakah disana baik baik saja ?" " Apakah perumahan anda padat ?" "
Bagaimana ventilasi rumah anda? " "Penggunaan kamar mandi pribadi atau
menggunakan kamar mandi umum ? " " Apa rumah anda serih terkena banjir ?" "
dekat pabrik dengan ?"

Pekerjaan

"Apakah pekerjaan anda ?"

" Dapatkah anda menjelaskan kepada saya dengan tepat apa yang anda
kerjakan ?" , " Apakah memuaskan anda ? " , " Apakah penyakit anda
mempengaruhi pekerjaan anda ? "

Hobi

" Apakah yang anda lakukan dalam waktu luang ? "

" Apakah anda melakukan kegiatan sosial ? "

Alkohol

" Berapa banyak alkohol yang anda minum ? "

Pecandu alkohol biasanya meremehkan jumlah alkohol yang diminumnya tiap


hari. Mungkin membantu untuk melacaknya sepanjang hari. Bila terdapat
kecurigaan terhadap masalah minum, kita dapat menanyakan " Apakah anda
pernah minum pada pagi hari ?" " Apakah anda kuatir untuk membatasi
keniasaan minum anda ? " Apakah akibatnya sampai mempengaruhi pekerjaan,
rumah tangga atau kehidupan sosial anda ? "

Merokok

" Apakah anda merokok ? "

" apakah anda pernah merokok ? "

" Mengapa anda berhenti merokok ? "

" Berapa batang rokok yang anda hisap tiap hari ? "

Hal hal ini terutama relevan untuk penyakit jantung dan paru. Tetapi
bagaimanapun, harus selalu ditanyakan.
Bila relevan, tanyakan tentang binatang peliharaan, bepergian ke luar negri pada
waktu bekerja berkontak dengan misalnya debu arang, asbetosis, dan lain lain,
baik dahulu maupun sekarang.

Obat obatan

" Obat apa saja yang anda minum sekarang ? "

" Apakah anda minum obat lain dalam beberapa bulan terakhir ?"

" apa anda minum Jamu ?"

Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting. Daftar semua obat dan dosisnya
yang lengkap sebisa mungkin diketahui.

VI. Tinjauan Keluhan Menururt Sistem ( TS )

Tinjauan Keluhan Menururt Sistem ini dalah keluhan keluhan pasien yang lain,
yang tidak termasuk keluhan yang sekarang hendak diobati. Ini merupakan
suatu daftar ( check list ) gejala yang belum disebutkan. Jangan menanyakan
keluhan yang telah masuk dalam keluhan sekarang, karena pemeriksaan sistem
tubuh ini bertujun untuk menemukan gejala gejala yang belum disadari
sebagai gejala oleh pasien dan gejala gajala yang telah dilupakannya atau
dianggapnya tidak penting. Pertanyaan pertanyaan tersebut berkisar sekitar
susunan dan sistem yang diperiksa.

Untuk mengerti dan melakukan Tinjauan Sistem sering merupakan hal yang
cukup sulit.Pikirkan rangkaian pertanyaan - pertanyaan mulai dari kepala sampai
jari kaki. Akan sangat membantu untuk menyiapkan pasien denyan mengatakan
" Pertanyaan paetanyaan saya selanjutnya akan sangat banyak , namun itu
sangat penting karena saya ingin memeriksa anda secara keseluruhan dan teliti
". Kebanyakan pertanyaan pada tinjauan sistem ini berdasarkan gejala , namun
terkadang ada yang menanyakan penyakit, contohnya seperti pneumonia atau
tuberculosis.

Mulai dengan pertanyaan ringan dan umum tentang tiap sistem. Hal ini
memfokoskan perhatian pasien dan memudahan kita untuk memikirkan
pertanyaan yang lebih spesifik terhadap sistem yang ingin lebih kia perhatikan.
Contoh untuk memulai pertanyaan adalah :

" Bagaimana pengelihatan dan pendengaran anda ?"

" Bagaimana paru paru dan pernafasan anda ? "

" Apa ada masalah dengan jantung anda ? "

" Bagaimana pencernaan anda ? "

" Bagaimana kencing anda ? "


Kita juga bisa menambahkan dan memfariasikan pertanyaan tergantung dari
usia pasien, keluhan pasien, keadaan umum pasien, dan diagnosa klinis
sementara kita. Kita juga bisa melakukan tinjauan sistem ini bersamaan saat
fisik diagnostik, tanyakan tentang mata, telinga, dan lainnya saat kita
memeriksa. Bila pasien hanya mempunyai sedikit symptoms hal ini bisa efektif.
Namu bila ada banyak symptoms, jalannya anamnesa dan fisik diagnostik akan
terganggu dan hal hal yang penting menjadi tidak terdeteksi dan tercatat.

Bila pada waktu melakukan tinjauan sistem sistem ini didapatkan jawaban yang
positif, hal hal yang terinci harus juga diberikan Tanda (*) menunjukkan
pertanyaan pertanyaan yang hampir selalu ditanyakan.

Pertanyaan Umum

Tanyakan tentang gejala gejala berikut :

*Berat badan

" Berapa berat badan anda sebelum sakit ? "

" Apakah berat badan anda turun atau naik akhir akhir ini ? "

" Apakah baju anda lebih sempit atau lebih longgar dari sebelumya ?

*Nafsu makan

" Bagaimana nafsu makan anda ?

Perihal nafsu makan adalah hal yang penting. Tanyakan sejak kapan penurunan
nafsu atau rasa lapar terus muncul. Penurunan nafsu makan dan berat badan
karena diet dan olah raga intensif juga harus ditanyakan. Maka tanyakan
kemudian tentang kesegarannya. Biasanya bila nafsu makan baik, pederita juga
akan merasa segar bergairah. Sebaliknya jika penderita sudah tidak suka
makan, maka kesegaran jasmani juga akan terasa menurun.

*Kesehatan umum / kesegaran

" Apakah anda merasa diri anda sehat ? "

Lelah

" Apakah anda merasa lebih atau kurang merasakan lelah dibandingkan
sebelumnya ? "

Demam atau menggigil

" Apakah anda perhatikan adanya penyakit akhir akhir ini ? "

Berkeringat pada malam hari

" Apakah anda perhatikan adanya keringat pada malam hari atau pada waktu
lain ? " namun perlu ditanyakan perihal kondisi kamar tidur pasien. Karena makin
tidak memenuhi syarat kamar tidurnya maka pertanyaan keringat malam akan
kehilangan maknannya .Sebaliknya bagi pasien yang tidur di kamar dengan AC,
mka keluhan keringat malam akan mempunyai makna yang penting.

Ruam ( Rash )

Apakah anda pernah mengalami ruam kulit akhir akhir ini ?

Apakah gatal ?

Pembengkakan atau benjolan

Sistem Kardiovaskular dan Pernafasan

Tanyakan tentang gejala gejala berikut :

*Nyeri dada

" Apakah anda mengalami nyeri atau rasa tidak enak pada dada akhir akhir
ini ? "

Penyebab paling sering dari nyeri dada adalah :

o Penyakit jantung iskemik : Nyeri dada hebat di tengah dada seperti diikat,
menjalar ke leher rahang dan lengan kiri,. Angina adalah nyeri yang dicetuskan
oleh aktifitas fisisk atau emosi ; hilang bila beristirahat. Pada infark miokard nyeri
mungkin terjadi pada waktu istirahat, lebih hebat dan dapat barlangsung berjam
jam.

o Nyeri pleuritik : Nyeri seempat dan tajam, biasanya lateral ; memburuk pada
waktu ispirasi atau batk.

*Napas pendek

" Apakah anda selalu merasa sesak napas ? "

Ortopnoe

" Apakah anda mengalami sesak nafas bila berbaring ? "

" Berapa banyak bantal yang anda gunakan ? "

Dyspnoe nokturnal paroksismal

" Apakah anda terbangun malam hari karena menderita kesukaran bernafas ? "

Sesak nafas ( Dyspnoe ) dan nyeri dada harus dilukiskan dengan tepat dan
derajat aktifitas fisik yang menyebabkan timbulnya harus dicatat ( misalnya
menaiki tangga, setelah berjalan 100 meter ).

Ortopnoe ( sesak nafas bila berbaring datar ) dan dyspnoe nocturnal paroksismal
merupakan gajala gagal jantung kiri.

*Pembengkakan pergelangan kaki.


Sering pada gagal jantung kongestif ( gagal jantung kanan )

Palpitasi

" Apakah anda merasakan debar jantung anda ? "

Palpitasi mungkin :

Denyut tunggal ( ektopik ?)

Lambat atau cepat

Teratur atau tidak

Minta pada pasirn untuk menunjukkan tempatnya.

Takikardi paroksismal biasanya mulai dan berakhir secara mendadak.

*Batuk

" Apakah anda menderita batuk ? "

" Apakah batuk kering atau anda membatukkan dahak / lendir ?

" Kapan saja anda batuk ?

Sputum

" Apa warna dati dahak / lendir yang anda batukkan ?

Sputum berwarna hijau biasanya menunjukkan infeksi saluran napas akut.


Sputum yang jernih tiap hari pada waktu bulan bulan musim dingin menjurus
ke bronkhitis kronik.

*Hemoptisis

" Apakah ada batuk darah ? "

Hemoptisis harus dianggap serius. Penyebabnya antara lain :

o Karsinoma bronkhus

o Emboli Paru

o Stenosis Mitral

o Tuberkulosis

o Bronkiektasis

Sinkop ( syncope )

" Pernahkah anda mengalami pendangan gelap ? " ( blackouts )

*Merokok
" apakah anda merokok ? "

" Berapa banyak / bungkus rokok yang anda hisap tiap hari ? "

"Sudah berapa lama anda merokok ? "

" Apa alasan anda berhenti merokok ?"

Sistem Gastrointestinal

Tanyakan tentang hal hal berkut :

Mual

" Apakah terjadi pada waktu anda merasa sakit ? "

" Apa munculnya setelah makan ? "

Muntah

" Apakah anda muntah ? "

" Seperti apa muntah tersebut ? "

Muntahan seperti bubuk kopi mungkin tercampur darah. Bila terlihat makanan
yang lama, terdapat stenosis pilorus. Bila darah dimntahkan, bagaimana
warnanya galap atau merah terang ?

Dysfagia

" Apakah anda mengalami kesukaran menelan ? "

Untuk makanan padat : sering obstruksi organik

Untuk makanan cair : sering akibat kelainan neurologik atau psikologik

Indigesti

" Apakah anda merasa tidak enak dalam lambung setelah makan ? "

Nyeri Abdominal

" Dimanakah yang terasa nyeri ? "

" Apakah berhubungan dengan makanan atau buang air besar ? "

" Apakah yang menyembuhkan nyeri tersebut "

*Kebiasaan buang air besar

" Apakah buang air besar anda normal ? "

Bila terdapat kecurigaan terhadap diare, berapa kali buang air besar tiap hari
dan sifatnya ( darah ? pus ? mukus ? ) harus ditanyakan. Kotoran mungkin pucat,
banayk dan berbusa ( steatore ) atau hitam seperti ter dari darah yang tercerna (
melena ). Darah yang berada pada permukaan kotoran mungkin dari hemoroid,
sedangkan darah yang bercamur dalam kotoran mungkin merupakan tanda
tumor ganas atau penyakit inflamasi usus.

Ikterus

" Apakah urin anda berwarna gelap ? "

" Apakah kotoran anda pucat "

" Obat apa yang anda minum akhir akhir ini ? "

" Apakah anda pernah mendapat suntikan atau transfusi akhir akhir ini ? "

" Apakah akhir akhir ini anda pergi ke luar kota atau ke luar negri ? "

" Berapa banyak alkohol yang anda minum ? "

Ikterus mungkin bersifat obstruktif ( urin berwarna gelap, kotoran pucat ),


berhubungan dengan obat, transfusi ( hepatitis serum ), alohol, atau infeksi
( berpergian ke luar kota / keluar negri )

Sistem Genito urinarius

Tanyakan tentang hal hal berikut :

Nyeri pinggang

" Adakah nyeri pada punggung anda ? "

Nyeri pada pinggang menjurus pada pielonefritis

*Urin

" Apakah buang air kecil anda baik ? "

" Apakah anda banyak kencing di malam hari ? "

" Apakah anda mengalami kesulitan dalam berkemih ? "

" Apakah ada darah dalam kencing anda ? "

Poliuria dan nokturia terdapat pada diabetes

Prostatisme mengakibatkan urinasi yang lambat,aliran yang buruk dan menetes

Seks

" Apakah terdapat masalah seksual ? "

*Menstruasi

" Apakah ada masalah dalam menstruasi anda ? "

" Apakah sangat banyak darah yang keluar ? "


" Apakah anda mengeluarkan darah diantara masa masa haid ? "

Perdarahan vagina diantara masa masa haid atau setelah menopause


meningkatkan kemungkinan tumor ganas serviks atau uterus.

Sekret vagina

Nyeri pada waktu bersetubuh ( dispareunia )

Sistem Saraf

Tanyakan tentang hal hal berikut :

*Sakit kepala

" Apakah anda menderita sakit kepala ? "

" Dimana sakitnya ? "

Sakit kepala sering merupakan akibat ketegangan dan terdapat di daerah frontal
atau oksipital. Sakit kepala oksipital terdapat pda waktu bangun tidur pagi pagi
mungkin akibat tekanan intrakranial meningkat ( misalnya karena tumor atau
hipertensi maligna )

Penglihatan

" Apakah anda megalami penglihatan yang kabur atau kembar ? "

Pendengaran

Pusing

" Apakah anda mengalami pusing atau episode dimana dunia terasa berputar
vertigo ? "

Pusing mungkin berasal dari kelainan jantung sehingga palpitasi harus selalu
ditanyakan pada keadaan seperti itu.

Cara berjalan yang tidak mantap

" Adakah kesulitan dalam nerjalan atau berlari ?

Lemah

Perasaan baal atau sensasi berlebihan

" Adakah daerah daerah yang dirasakan baal ( kebal ) ? "

Rasa sakit seperti tertusuk paku atau jarum

Gangguan Sfingter

" Adakah kesulitan menahan buang air kecil / besar ? "

*Depresi
" Bagaimana perasaan anda mood Apakah gembira atau sedih ?

" Bila mengalami depresi, seberapa dalam ? "

" Bagaimana perasaan anda tentang masa depan ? "

" Apakah seperti ini yang sering anda rasakan ? " " Sudah berapa lama ?" "
Menurut anda apakah penyebabnya ? "

Selidiki tentang perhatian interest , konsentrasi, iritabilitas, perasaan bersalah.

*Rasa kuatir dan anxietas

" Apakah anda cenderung kuatir ? "

" Adakah waktu tertentu dimana anda merasa galisah atau tegang ? "

" Adakah rasa kuatir dalam pekerjaan atau keluarga anda ? "

" Ada kekhawatiran dalam keuangan ? "

Tidur

" Adakah kesulitan tidur ? " " Apa anda bangun terlalu pagi ?" " apakah anda
gelisah ketika tidur atau sering terbangun di malam hari ?

Kesulitan tidur biasanya berkaitan dengan depresi atau anxietas.

Kejang atau pingsan

Hal hal terinci berikut harus dicari dari penderita atau orang yang mengetahui :

o Lamanya

o Frekuensi dan lama serangan

o Waktu serangan misalnya bila berdiri, pada malam hari

o Cara terjadi dan berakhirnya

o Tanda tanda sebelumnya atau aura

o Menggigit lidah, kontrol sfingter hilang, cedera dan lain lain

Epilepsi grand mal yang klasikmenunjukkan pingsan ( tidak sadar ) terjadi


mendadak tanpa danya peringatan dan pada waktu sadar kembali, penderita
merasa pusing dengan sakit kepala, lidah nyeri, dan tidak dapat menahan buang
air.

Sistem Lokomotor

Tanyakan tentan nyeri, kekakuan, atau pembengkakan sendi. Terdapat banyak


penyebab dari atritis ( sendi membengkak, nyeri tekan dan sakit ) dan atralgia
( nyeri pada persendian ).
Osteoatritis merupakan sendi yang seolah " habis terpakai ", dan sering
asimetris, menyerang persendian persendian yang menyokong berat badan
misalnya panggul atau lutut.

Atritis reumatoid merupaan penyakit autoimun umum dengan sendi sendi yang
terserang simetris. Pada tangan, pembengkakan sendi sendi interfalang hingga
membentuk kumparan, disertai pembengkakan sendi sendi meta karpo
falangea.

Gout biasanya menyerang satu sendi, seperti sendi metatarsofalangea, pertama,


tetapi kemudian dapat berkembang menyerang tangan secara luas dengan
benjolan asam urat (9 tophi ) pada beberapa sendi yang asimetris.

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA

Bentuk:

Kepala normal : ukuran rata-rata dan bentuknya bulat.

Kepala abnormal :

a. Makrosefali pada : -Hydrocephalus (dengan sutura lebar, orbita seolah


tenggelam, dan tampak matanya menunjukkan "the setting sun sign").

- Penyakit Paget (disertai pembesaran pembuluh darah, deformitas).

- Syphilis congenital (dengan benjolan/ penebalan simetris pada dahi yang


disebut Parrots node).

- Rickets (berbentuk kotak).

b. Mikrosefali atau anencefali karena kelainan congenital.

c. Deformitas kepala dijumpai pada:

Penyakit pagetfrontal bossing: menonjolnya tulang-tulang frontal.

Kraniostosisbila suatu sutura menutup secara premature.

Tumor.

Trauma.
Pada waktu bayi tidur hanya pada satu sisi.

d. Nyeri ketuk: pada daerah sinus/ mastoid yang terkena pada sinusitis dan
mastoiditis.

Wajah:

Periksa : ekspresi, warna, bentuk.

a. Ekspresi wajah dapat menunjukkan watak dan emosi atau keadaan sakit.

b. Warna muka :

Pucat : pada penderita AI.

Ikterik : pada orang yang mempunyai gangguan pada hati yang berat.

Kemerahan: pada orang yang menderita penyakit katup mitral.

Sianosis : nyata ditemukan pada orang yang mempunyai cacat jantung bawaan
disertai shunt dari kanan ke kiri, PPOK, payah jantung, keadaan hipoksia lainnya.

Merah seperti buah ceri : fase akut keracunan CO atau CN.

c. Dehidrasi: "facies Hipocrates" hidung tajam, mata cekung, pelipis di


sekitar dahi kasar, teregang, mengering dan terasa panas, wajah penderita
kelihatan berwarna hijau, hitam, kebiruan atau kelihatan seperti warna timah.

lepra : "facies Leonina" (wajah seperti wajah seekor singa) alis mata rontok,
cuping telinga memanjang dan pengerutan wajah premature.

hipertrofi tonsil dan adenoid : "facies Adenoid" tampak seperti orang bodoh,
lubang hidung besar, mulut selalu terbuka.

Penyakit Parkinson: wajah seperti memakai topeng, tak bermimik, disertai alis
mata meninggi dan imobilitas wajah.

Pada hipertiroidisme: wajah hyperalert.

Pada myxedema: seperti mengantuk.

Sindroma Cushing : muka bulat seperti bulan purnama "moon face".

Paralisis N.VII satu sisi : asimetris, otot wajah pada sisi yang terkena mengalami
kelumpuhan dan penderita tidak mampu bersiul. Kalau diminta mengerutkan
dahi maka sisi yang terkena tetap licin dan kelopak mata pada sisi yang terkena
tidak dapat di tutup.

Penderita penyakit berat : wajah toksik demam tifoid berat.

Rambut:

Periksa warna, kekeringan, alopesia, kelebatan, distribusi


Perubahan warna rambut terjadi pada:

malnutrisi atau kwarshiorkor menjadi pirang seperti rambut jagung, atau belang-
belang seperti bendera "flag sign"- kering, mudah rontok hingga menjadi tipis,
tidak berkilat, bila tadinya keriting menjadi lurus.

Uban yang timbul di usia muda mungkin karena keturunan, anemia perniciosa,
penyakit Simmond atau karena trauma emosionil yang berat.

Rambut yang mudah rontok pada DM, hipertiroidisme, syphilis tampak menjadi
botak terutama di bagian belakang seperti dimakan ngengat "moth eaten
appearance", juga pada demam tifoid, myxedema, atau karena jamur pada
rambut atau kulit kepala.

Mata:

Periksa alis mata, kelopak mata, bola mata, conjungtiva, sclera, cornea, iris,
pupil, lensa.

alis mata menipis terutama bagian sisi pada orang tua, myxedema. Pada lepra
alis dan bulu mata rontok sama sekali ("madarosis") Pada malnutrisi bulu mata
panjang-panjang.

Kelopak mata ptosis pada kelumpuhan NIII, Myasthenia gravis, sindrom horner.

Xanthelasma yaitu bercak kekuningan, menonjol pada kelopak mata terutama di


bagian medial dihubungkan dengan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Oedema kelopak mata pada orang yang habis menangis hebat, pilek hebat,
sinusitis, radang mata, glaucoma, penyakit cacing, alergi, pada hipertiroidisme
(tanda dari Enroth) dan pada trombosis sinus cavernosus
Pada glomerulonefritis, sindroma nefrotik, oedem kelopak mata terutama tampak
pada saat waktu bangun tidur pagi-pagi.

Pada fractura basis cranii timbul hematoma di sekitar mata hingga seolah
memakai kacamata(brill hematome).

Jarak yang jauh antara kedua bola mata disebut hypertelotrismus terdapat pada
sindroma down.

Bola mata yang menonjol disebut exophtalmus atau proptosis; bila:

- unilateral : tumor, perdarahan, meningocele

- bilateral : kemungkinan trombosis sinus cavernosus atau penyakit basedow

i. Pada penyakit basedow selain exophtalmus dan tanda enroth juga dijumpai:

- tanda dalrympel : retraksi kelopak mata atas

- tanda Stellwag : mata jarang berkedip

- tanda von graefe : bila melirik ke bawah kelopak mata atas tertinggal

- tanda moebius : ketidakmampuan mata untuk berkonvergens pada sebuah


objek yang diletakkan di depan

hidung

- tanda Joffroy : tidak ada kerutan dahi pada waktu melirik ke atas

- tanda Rosenbach : kelopak mata tidak dapat menutup dengan sempurna

- tanda Riesman : bila kelopak mata ditutup didengar dengan stetoskop


terdengar arterial bruit

j. Bola mata : tekanan dalam bola mata diperiksa dengan 2 jari pada bola mata
yang ditutup dan melirik ke bawah

* tekanan tinggi (terasa keras) terdapat pada glaucoma dan hipoglikemi

* tekanan rendah (terasa lunak) terdapat pada hiperglikemi

k. conjunctiva palpebra inferior tampak pucat pada anemia, memerah dan berair
pada radang. Tampak petechie/ purpura pada endokarditis bakterialis.
Pada conjunctiva bulbi mungkin terdapat:

- pterygiuum (penebalan conjunctiva bulbi berbentuk segitiga yang puncaknya


dapat mencakup sampai pada cornea, biasanya terdapat pada bagian nasal)

- pannus (neovaskularisasi dan infiltrasi di conjungtiva bulbi, terdapat pada


trachoma)

- phlycten (benjolan putih kekuningan dikelilingi zona merah, mungkin reaksi


alergi terhadap protein kuman Mycobacterium Tuberculosis atau cacingan)

Sclera, pada keadaan ikterus berwarna kuning merata. Pada orang tua,
kekuningan akibat hyperpigmentasi berupa bercak-bercak tidak merata.

Pada osteogenesis imperfecta sclera berwarna kebiru-biruan

Kornea, cincin atau setengah lingkaran berwarna putih keruh agak di sebelah
medial daripada limbus cornea disebut arcus senilis, sering terdapat pada orang
tua terutama yang berkulit warna. Bila annulus/ arcus senilis (pada limbus
cornea) berwarna hijau kecoklatan atau merah atau kuning kehijauan disebut
cincin Kayser Fleischer yang dijumpai pada penderita penyakit Wilson
(degenerasi hepatolentikuler)

Pupil mata

- normal : bentuknya bulat, regular (tepinya rata) dan isokor (diameter pupil dan
kanan sama)

- midriasis : pupil melebar misalnya: berada di tempat gelap, atau diberi atropine
atau pada seorang morfinis (pinpoint pupil)

- penyinaran pada pupil yang satu akan menyebabkan pupil satunya lagi akan
ikut mengecil reflex cahaya tidak langsung dan reflex konsensuil pupil juga
akan mengecil bila mata berkonvergensi dan berakomodasi tes dengan
menyeluruh pasien melihat dengan kedua mata ujung jari dokter pada jarak kira-
kira setengah meter di depan hidung pasien kemudian digerakkan perlahan
lahan mendekati ujung hidung pasien

Lensa mata tampak keruh pada katarak misalnya pada orang tua (katarak
senilis) atau pada DM, hypoparatiroidisme, dapat juga terjadi sejak lahir karena
saat di dalam kandungan ibunya menderita Rubella atau karena mata sering
terkena panas, sinar UV atau sinar x.

Telinga :

Periksa daun telinga, daerah sekitar telinga, liang telinga, membrane tympani

daun telinga seorang cretin relative besar

tophi : benjolan (nodul) keras, putih kekuningan merupakan deposit asam urat,
biasanya pada penderita gout
pada tetani, terdapat tanda Chvostek yaitu bila daerah pipi tepat di depan daun
telinga diketuk dengan satu jari, menyebabkan kontraksi/ spasme otot-otot muka
sisi tersebut.
Hidung :

Periksa bentuk, ukuran, liang hidung dan mukosa

pada syphilis bentuk hidung seperti pelana "saddle nose"

cairan yang keluar dari liang hidung bisa:

lendir: pada sinusitis banyak, kental, berbau, keruh, keruh, ada nyeri tekan/
ketuk pada daerah sinus

darah (epistaxis) mungkin disebabkan peradangan, neoplasma, trauma, benda


asing, penyakit perdarahan, difteri, DHF, hipertensi, lepra, demam tifoid, dll

mukosa hidung merah, bengkak pada peradangan, pucat pada alergi.

Bibir :

Periksa bentuk, warna, kelainan

a. Labioschizis : bibir terbelah biasanya congenital.


a. bibir bengkak mungkin karena trauma, oedem angioneurotik, alergi

bibir kering pada dehidrasi, DM, demam

bibir pucat pada shock, anemia

sianotik pada decompensatio cordis, kelainan jantung congenital, pneumonia/


bronchopneumonia, asthma bronchiale berat, kedinginan.
Pada defisiensi vit B12 mungkin dijumpai cheilosis yaitu lecet-lecet pada sudut
mulut, yang bila meradang/ terkena infeksi misalnya oleh candida disebut
perleche

Pada syphilis congenital pada sudut mulut mungkin terdapat raghades yaitu
parut kecil-kecil, linear seperti lipatan-lipatan

Bibir jarang menderita neoplasma

Gigi dan gusi:

Periksa kebersihan oral, jumlah dan kelainan gigi, warna mukosa dan
pembengkakan gusi

pada DM, sering terdapat pyorrhea alveolaris (retraksi gusi, pocket dengan pus
berbau di dalamnya), gigi longgar/goyang, banyak caries lubang, karang gigi.

Pada hypopituitarisme, letak antara gigi agak berjauhan (gigi jarang)

Caries dentis sering terdapat pada orang yang kekurangan unsur fluor, pada
orang yang unsure fluornya berlebihan missal dalam air minumnya (>1,5ppm)
terjadi mottled enamel pada giginya (bintik-bintik pada gigi berwarna kuning
kecoklatan)

Warna mukosa gusi sehat adalah merah jambu (pink)

Gingivitis menyebabkan warnanya menjadi merah disertai pembengkakan,


mudah berdarah dan terasa nyeri.

pada skorbut (def vit C) gusi bengkak, mudah berdarah, nyeri pada perabaan
serasa seperti spon, gigi longgar

pada penderita epilepsy yang diberi pengobatan dilantin (diphenylhydantoin),


gusi bengkak, kenyal, karena terjadi hyperplasia

pada leukemia, gusi bengkak, mudah luka, nekrotis, mudah berdarah

pada gusi mungkin dijumpai tumor (fibroma), misalnya pada wanita hamil.

Lidah:

Periksa ikuran, bentuk, warna dan kelainan

pada cretin, myxedema, akromegali, lidah relative besar hingga menonjol keluar,
tanpa rasa nyeri.

Pada dehidrasi lidah mengecil, kering, keriput

Pada DM lidah kering, merah, terasa seperti terbakar, sering disertai bercak
keputihan seperti bekas susu pada kandidiasis.

Selain DM bercak kandidiasis dapat ditemnukan pada leukemia dan AIDS.


Lidah kering, kotor umumnya pada penderita demam, atau yang bernafas
melalui mulutnya. Pada demam tifoid, lidah kering-kotor-putih-kelabu dengan
pinggiran merah disebut coated tongue.

Pada scarlet fever, lidah merah dengan papil besar-besar disebut raspberry atau
strawberry tongue.

Pada defisiensi vitamin B2 dan polycythemia rubra vera, warna lidah merah
magenta.

Pada anemia perniciosa, lidah pucat, licin, berkilat.

Pada pellagra, lidah merah, bengkak, licin.

Pada neurosis, lidah seperti gambaran peta (geographical tongue).

Jika seperti kerut-kerut scrotum (scrotal tongue) mungkin menderita defisiensi


vitamin B.

Pada penyakit Addison lidah kecil dengan bercak-bercak datar berbentuk bulat
atau oval berwarna coklat kehitaman pada sindrom peutz-jegher.
Pada AIDS bercak merah coklat kehitaman sedikit menonjol di permukaan
(sarcoma Kaposi).

Lidah sianotik pada kelainan jantung misalnya decomp.kiri atau saluran


penafasan (misalnya PPOK) atau keracunan darah, misalnya metHb, sulfHB, CO,
CN.

Sikatriks npada lidah mungkin dijumpai pada penderita epilepsy.

Tremor lidah pada penyakit Parkinson, hypertiroidisme, anxietas.

Pada kelumpuhan N XII lidah mencong ke sisi yang sakit bila dijulurkan.

Mukosa mulut dan palatum:

Periksa warna, bercak/eflorosensi, kelainan

normal berwarna pink, pucat pada anemia, merah pada radang, sianotik pada
kelainan jantung, dan saluran nafas.

Bercak koplik (bercak sebesar ujung jarum pentul, warna putih kelabu dikelilingi
zona merah di mukosa bukal berhadapan dengan gigi molar bawah, tanda dini
morbili.

Noma adalah gangrene progressif destruktif pada mukosa buccal hingga


menyebabkan perforasi, dijumpai pada anak-anak malnutrisi berat.

Ulkus atau perforasi pada palatum mungkin disebabkan syphilis

Uvula:

Periksa warna, ukuran, gerak/pilsasi

Pada peradangan, berwarna merah dan memanjang

Pada AI tampak pulsasi yang sunkron dengan denyut jantung

Pharynx:

Periksa warna, kelainan

peradangan, merah dengan bercak-bercak kotoran (detritus)

difteri, seperti membrane putih kelabu yang melekat erat (sulit dilepaskan dari
dinding pharynx dan mudah berdarah.

Tonsil:

Periksa: ukuran, warna, kelainan

normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0

Peradangan tonsil membesar, merah, mungkin ada detritus


Bau nafas:

pada uremia : bau seperti urin / amoniak

pada asidosis (DM tidak terkontrol) : bau aseton

pada kegagalan hati : berbau busuk (foetor hepatikus)

pada difteri, berbau tikus (mousy smell)

bau nafas dapat disebabkan oleh kelainan pada gigi, lidah, gusi, hidung, sinus,
paru; misal: bronkiektasis, lambung:CA lambung, merokok.

PEMERIKSAAN FISIK LEHER

Pemeriksaan Fisik

Keluhan pasien yang menunjukkan kemungkinan adanya penemuan penting di


leher adalah : riwayat adanya massa atau benjolan , nyeri leher, pusing,
sinkop, gangguan neurologis sementara, dan gejala-gejala pernafasan
berupa stridor atau suara serak. Apabila ada tanda-tanda dan gejala-gejala
sistemik yang mencerminkan efek hormon yang berasal dari leher (tiroid
dan paratiroid) dan penurunan berat badan, demam atau anoreksia
(yang memberi kesan tumor atau infeksi), maka perlu dievaluasi dengan teliti.

I. ANATOMI
Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior
atau medial, dan trigonum posterior atau lateral untuk pencatatan dan
interpretasi penemuan. Muskulus sternokleidomastoideus juga menutupi vagina
karotis yang terletak lateral terhadap laring. Sarung ini mengandung arteri
karotis komunis, vena jugularis interna, dan nervus vagus.Garis tengah dibatasi
oleh incisura kartilago thyroidea dan incisura suprasternal. Trigonum anterior
terdiri dari kelenjar tiroid, laring, faring, kelenjar limfe, kelenjar submandibula,
dan lemak. Sedangkan trigonum posterior hanya berisi kelenjar limfe.

Kelenjar tiroid yang terdapat pada trigonum anterior, membungkus trakea bagian
atas dan terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Kelenjar tiroid
merupakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh. Fungsinya menghasilkan
hormon tiroid sesuai kebutuhan tubuh.
II. TINJAUAN GEJALA SPESIFIK

Massa leher

Pasien sering merasa bahwa benjolan atau massa di leher sebagai kanker
sampai terbukti sebaliknya. Oleh karena itu mereka sering gelisah. Riwayat
perjalanan penyakit dan tanda-tanda serta gejala yang berhubungan adalah
penting. Suatu massa yang membesar lebih bermakna kerimbang massa yang
telah ada selama bertahun-tahun. Hubungan antara infeksi saluran nafas bagian
atas dengan benjolan pada leher biasanya menunjukkan bahwa kelenjar limfe
berfungsi normal. Suatu massa yang timbul setelah makan atau minum adalah
khas untuk kantong faringeal atau divertikulum esophagus letak tinggi. Letak
massa dan sifat fisiknya memberikan informasi diagnostik tambahan yang
berguna. Jika benjolan di leher tersebur disertai nyeri kemungkinan besar
terdapat infeksi akut.

Umur pasien juga ada hubungannya dengan penilaian massa leher. Benjolan di
leher seorang pasien di bawah 20 tahun kemungkinan suatu pembesaran
kelenjar getah bening tonsilar atau massa kongenital. Jika massa itu terletak di
garis tengah kemungkinan besar suetu kista tiroglossus. Diantara umur 20-40
tahun, lebih umum penyakit tiroid, meskipun dipertimbangkan juga kemungkinan
limfoma. Diatas 40 tahun, massa leher harus dicurigai ganas, sampai terbukti
demikian.

Nyeri leher

Letak, sifat, dan keadaan nyeri leher memberi petunjuk yang berguna tentang
kemungkinan penyebabnya. Nyeri yang timbul pada gerakan kepala berasal dari
struktur musculoskeletal. Tiroiditis menyebabkan rasa nyeri pada bagian anterior
leher yang bertambah berat bila daerah tersebut, terjepit pakaian atau pada
waktu menelan. Rasa nyeri yang disebabkan peradangan faring dapat dialihkan
ke daerah submandibularis dekat angulus mandibula. Nyeri yang berasal dari
jantung dapat dialihkan ke leher bagian depan tengah atau rahang.

Suara serak

Suara serak menujukkan adanya peradangan, tumor, atau gangguan neurologist


pada pita suara dan kotak suara. Jika suara serak tadi disertai dengan adanya
benjolan tiroid, memberi kesan adanya peralisis pita suara oleh penekanan
nervus laringeus rekuren oleh tumor.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan leher:

Inspeksi

Kulit leher, efloresensi

Sikap kepala, spasme otot

Rentang gerakan leher

Pembesaran kelenjar (tiroid, parotis, KGB)

Palpasi

Trakea
Tiroid dari anterior dan posterior

KGB dan arteri karotis

Auskultasi

Jika perlu

Bruit (dari tiroid, trakea dan arteri karotis)

Tes

Rentang gerakan

Pengisian vena (tentukan nilai JVP)

Inspeksi

Pada inspeksi leher tentukan adakah:

Asimetri karena pembengkakan, yang dapat disebabkan aneurisma arteri karotis.


Pembengkakan terdapat pada satu sisi dan dapat diraba pulsasi arteri pada
daerah tersebut.

Pulsasi yang abnormal atau bendungan vena. Jika terdapat bendungan aliran
darah ke vena torakalis, vena-vena jugularis akan menonjol. Misalnya pada
tumor intratorakal (sindrom vena jugularis), gagal jantung kanan.

Terbatasnya gerakan leher yang dapat disebabkan adanya pembengkakan leher.


Kekakuan pada leher, misalnya kaku kuduk pada meningitis, tetanus.

Tortikolis, yang mana pada keadaan ini leher miring pada arah yang sakit dan
sukar digerakkan karena rasa nyeri. Misalnya pada tuberculosis vertebra
servikalis.

Kelenjar limfe. Pembesaran kelenjar limfe dapat dijumpai pada tuberculosis


kelenjar, leukemia, limfoma malignum. Bila didapati, dituliskan besarnya,
konsistensi, serta nyeri tekan.

Kelenjar tiroid (struma). Perhatikan ada tidaknya pembesaran, lalu perkirakan


berapa besarnya. Untuk memastikannya dilakukan palpasi.

Palpasi

Untuk memastikan keterangan yang telah diperoleh dari inspeksi, maka


dilakukan palpasi. Palpasilah suatu massa untuk menentukan letak, konsisstensi,
ukuran dan mobilitasnya. Palpasi dilakukan baik dari depan maupun dari
belakang pasien. Dari depan, palpasi dapat dimulai dari daerah oksipital, tangan
pemeriksa digerakkan kea rah aurikularis posterior, yang terdapat superficial
terhadap prosesus mastoideus; ke bawah ke trigonum posterior untuk merba
untai servikalis posterior; sepanjang muskulus sternokleidomastoideus untuk
meraba untai servikalis superfisialis, melintasi muskulus sternokleidomastoideus
untuk meraba rantai servikalis profunda di sebelah dalam muskulus; ke dalam
trigonum anterior; ke atas tepian rahang untuk meraba kelompok tonsilaris;
sepanjang rahang untuk meraba kelompok submaksilaris; ke ujung rahang untuk
kelenjar submentalis; dan keatas ke untai aurikularis anterior di depan telinga.

Kelenjar limfe dapat terpisah atau menyatu, bisa seperti karet atau keras seperti
batu, bisa bebas atau melekat, tidak nyeri atau ada nyeri tekan. Pembesaran
fisiologis kelenjar limfe sebagai respon terhadap fungsi penyaring yang aktif,
biasanya menyebabkan pembesaran yang tersendiri, kenyal dan tidak melekat.
Bila kelenjar mengandung limfosit polimorfonuklear (limfadenitis), terdapat nyeri
tekan. Penyakit metastasis memberi kesan keras seperti batu pada jari yang
meraba. Limfoma dan kadang-kadang karsinoma, menyebabkan kelenjar limfe
bersatu karena biasanya terjadi perluasan penyakit ke periskapular.

Kartilago tiroidea merupakan struktur yang paling menonjol di garis tengah, yang
dapat digerakkan bebas ke kanan dan ke kiri tapi tidak dapat ke atas dan ke
bawah. Bila digerakkan ke lateral teraba krepitasi sewaktu ia menggeser
melewati bagian anterior vertebra servikalis. Jika tidak ada krepitasi seperti itu
mungkin menunjukkan adanya suatu massa pada ruang retrofaringeal.

Kartilago hyoidea terletak di atas kartilago tiroidea. Pada orang tua, kornu lateral
kartilago hyoidea mungkin mengalami osifikasi dan teraba seperti kelenjar limfe
yang keras seperti batu.

Selanjutnya palpasi arteri karotis. Letakkan tiga jari anda di sisi kartilago
thyroidea. Dengan hati-hati geserlah m.sternokleidomastoideus ke lateral dan
kartilago thyroidea ke medial.
Periksalah kelenjar tiroid dari depan dan rabalah dari depan dan dari belakang.
Mula-mula, lakukanlah palpasi dengan jari menyilang trakea, kemudian
tentukanlah garis bentuk lobus lateral. Letakkan ujung jari anda pada pinggir
lateral m.sternokleidomastoideus dan ujung jari anda pada garis tengah tepat di
atas incisura sternalis. Suruh pasien menelan. Bila kelenjar tiroid membesar,
waktu menelan akan teraba sebagai jaringan yang berjalan ke atas di bawah jari
anda. Bila tidak, kemungkinan tumor yang bukan berasal dari kelenjar tiroid.
Tiroid normal tidak mudah teraba.

Jika anda pindah ke belakang pasien, sekali lagi rabalah kelenjar tiroid yang
membesar. Mula-mula pasien diminta untuk sedikit fleksi leher, kemudian
letakkan jari-jari anda medial terhadap m.sternokleidomastoideus. dalam posisi
ini, kedua tangan dapat melakukan palpasi secara serentak.
C. Auskultasi

Auskultasi dilakukan pada tiroid yang membesar, untuk mengetahui adakah


bruits pada kelenjar tiroid tersebut, yang cenderung untuk suatu keadaan
vaskularisasi yang bertambah (misalnya pada suatu keganasan, tirotoksikosis),
maupun suatu keadaan hipertiroid. Auskultasi dilakukan dari arah depan.

Jika pasien berusia diatas 50 tahun, dengarkan di tiap sinus karotis kemungkinan
adanya aliran turbulen pada pembuluh darah atau bising karotis (carotid bruit).
Pada arteri karotis sering terjadi suatu proses aterosklerosis. Bahan ateromatosa
yang menonjol ke lumen mengganggu aliran lamellar dan menimbulkan arus
yang turbulen yang terdengar sebagai bising sistolik. Bising sistolik dan diastolic,
yang ditemukan secara kebetulan karena dengung vena (venous hum) dapat
didengar pada dasar leher dan incisura suprasternalis.
D. Pengukuran Tekanan Vena Jugularis

Pemeriksaan dilakukan pada vena jugularis eksterna kanan karena ia merupakan


hubungan (sambungan) langsung dari vena kava superior. Pada gagal jantung
kanan, bendungan di ventrikel kanan diteruskan ke atrium kanan dan vena kava
superior sehingga tekanan vena jugularis meninggi. Pada gagal jantung kiri,
bendungan di ventrikrl kiri diteruskan ke atrium kiri dan vena pulmonalis dan
kemudian tertampung di dalam paru.

Pasien berbaring dengan kepala pada tempat tidur yang dimiringkan 45 derajat.
Periksalah vena jugularis eksterna yang berjalan ke medial dari pertengahan
klavikula, melewati m.sternokleidomastoideus, menuju ke angulus mandibula.
Hentikanlah aliran darah vena dari kepala dengan jari anda. Dengan jari lainnya,
kosongkan vena di bawah jari anda yang menekan tersebut dan perhatikan
pengisian vena jugularis dari bawah. Pakailah senter kecil untuk menerangi leher
dari sudut tangensial. Tindakan ini akan menimbulkan bayangan yang akan
membantu anda melihat fluktuasi dalam kolom darah pada vena jugularis.

IV. PENEMUAN-PENEMUAN YANG DIDAPATI PADA PEMERIKSAAN LEHER

Meningitis menyebabkan spasme leher dan nyeri. Fleksi kepala dengan


menyentuhkan dagu ke dada akan menimbulkan nyeri hebat. Gerakan leher
dihambat oleh spasme hebat pada otot-otot leher (kaku kuduk).

Kelenjar limfe yang nyeri tekan menandakan adanya peradangan.kelenjar limfe


yang keras seperti karang menandakan adanya tumor. Kelenjar limfe yang keras
seperti karet melekat satu sama lain menandakan adanya limfoma. Kelenjar
limfe yang lunak, tidak nyeri dan teraba menunjukkan adanya infeksi atau teraba
secara kebetulan. Kelenjar yang teraba pada trigonum servikalis anterior,
menandakan kemungkinan adanya gangguan, faringitis dan tonsilitis yang
tersering. Biasa juga disebabkan oleh kanker laring, faring, atau tiroid. Benjolan
di garis tengah tidak pernah berasal dari kelenjar limfe.

Benjolan lateral yang bukan berasal dari kelenjar limfe mencakup aneurisma
arteri karotis, higroma kistik dan celah kista brankialis. Pada penyakit tiroid yang
menyebabkan pembesaran difus, lobus piramidalis yang terletak di garis tengah
dapat diraba dengan mudah. Kelenjar yang membesar disebut goiter.sifat yang
membantu menentukan arti pembesaran adalah tekstur, nodularitas, dan
ukuran.

Bila anda meraba nodul tiroid, periksalah tiga sifatnya: limfadenpati yang
berhubungan, nodul multiple, dan tekstur. Limfadenopati kenyal yang
berhubungan menandakan adanya tumor, demikian pula kelenjar yang baru
membesar, tunggal, dank eras. Nodul multiple menandakan adanya goiter.
Kelenjar yang membesar, keras seprti kayu menandakan adnya tiroiditis kronis,
sedangkan pembesaran kelenjar yang nyeri tekan menyarankan adanya tiroiditis
akut. Goiter atau pembesaran tiroid menandakan adanaya hiper atau hipoaktif
dari kelenjar. Goiter ditandai pada palpasi teksturnya difus (homogen) atau
nodular (teraba massa multiple). Wajah pasien, penampilan fisik (habitus) dan
sifat lainnya dapat memberikan petunjuk khusus akan adanya gangguan fungsi
tiroid.
NERVI CRANIALIS
Saraf otak ada 12 pasang, dan biasanya dinyatakan dengan angka romawi I-XII.
Memeriksa saraf otak (I-XII) dapat membantu menentukan lokasi dan jenis
penyakit. Lesi dapat terjadi pada serabut saraf atau bagian perifer (infranuklir),
pada inti (nuklir) atau hubungannya ke sentral (supranuklir). Bila inti rusak akan
diikuti oleh degenerasi saraf perifernya. Saraf I dan II berfungsi mirip jaringan
otak, sedangkan saraf otak lainnya (III-XII) mempunyai bangunan dan fungsi
mirip saraf spinal dan bereaksi mirip dengan saraf spinal terhadap proses
penyakit.

A. Nervus Olfaktorius (N.I)


Nervus Olfaktorius merupakan saraf sensorik yang fungsinya hanya satu, yaitu
mencium bau, menghidu (penciuman, pembauan). Kerusakan saraf ini
menyebabkan hilangnya penciuman (anosmia), atau berkurangnya penciuman
(hiposmia).

Pemeriksaan:

Tujuan: untuk mendeteksi adanya gangguan menghidu. Juga untuk mengetahui


apakah gangguan tersebut disebabkan oleh gangguan saraf atau penyakit
hidung lokal.

Cara pemeriksaan: periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau kelainan
setempat misalnya polip. Zat pengetes yang digunakan sebaiknya zat yang
dikenali sehari-hari misalnya kopi, the, tembakau, jeruk. Jangan menggunakan
zat yang dapat merangsang mukosa hidung (N.V) seperti mentol, amoniak,
alkohol, cuka. Dengan mata pasien tertutup, zat pengetes didekatkan ke hidung
pasien dan suruh menciumnya. Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu
dengan jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan.

B. Nervus Optikus (N.II)

Alat penangkap rangsang cahaya ialah sel batang dan kerucut yang terletak di
retina. Impuls kemudian dihantarkan melalui serabut saraf yang membentuk
nervus optikus. Sebagian dari serabut ini, yaitu serabut yang menghantarkan
rangsang yang datang dari bagian medial retina, menyilang ke sisi lainnya di
khiasma optikus. Dari khiasma optikus, serabut melanjutkan diri dengan
membentuk traktus optikus ke korpus genikulatum lateral dan setelah bersinap
disini rangsang diteruskan melalui traktus genikulokalkarina ke korteks optik
kemudian berakhir di korteks yang disebut korteks striatum.

Pemeriksaan:

Tujuan: mengukur ketajaman penglihatan dan menentukan apakah kelainan pada


visus disebabkan kelainan okuler lokal atau oleh kelainan saraf.

Cara pemeriksaan: dilakukan dengan jalan membandingkan dengan kampus


penglihatan pemeriksa yaitu dengan metoda konfrontasi dari donder. Penderita
disuruh berdiri atau duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak kira-kira
1 meter. Jika hendak memeriksa mata kanan pasien, maka mata kiri pasien harus
ditutup dengan tangannya atau dengan kertas, sedangkan pemeriksa harus
menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh melihat terus (memfiksasi
matanya) pada mata kiri pemeriksa dan pasien harus selalu melihat ke mata
kanan pemeiksa. Setelah itu pemeriksa menggerakkan jari tangannya dibidang
pertengahan antara pemeriksa dan pasien. Gerakan dilakukan dari arah luar ke
dalam. Jika pasien mulai melihat gerakan jari-jari pemeriksa,ia harus
memberitahu dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa. Jika ada gangguan
kampus penglihatan, maka pemeriksa akan melihat gerakan tersebut lebih
dahulu.

C. Nervus Occulomotorius (N.III)

D. Nervus Trokhlearis (N.IV)

E. Nervus Abducens (N.VI)

Ketiga saraf otak ini diperiksa bersama-sama, karena kesatuan fungsinya yaitu
mengurus otot-otot ekstrinsik dan instrinsik bola mata.

Mucle Innervation Primary Secondary Tertiary


function function function

Superior Occulomotor elevation intorsion adduction


rectus (N.III)

Inferior Occulomotor depression extorsion adduction


rectus (N.III)

Lateral rectus Abducens abduction


(N.VI)

Medial rectus Occulomotor adduction


(N.III)

Superior Trochlear intorsion depression abduction


oblique (N.IV)

Inferior Occulomotor extorsion elevation abduction


oblique (N.III)

Pemeriksaan:

Cara pemeriksaan: selagi berwawancara dengan pasien perhatikan celah


matanya, apakah ada ptosis, eksoftalmus, dan apakah ada strabismus.

1. Ptosis
Kelumpuhan nervus III dapat menyebabkan terjadinya ptosis, yaitu klopak mata
yang terjatuh, mata tertutup, dan tidak dapat dibuka. Hal ini disebabkan
kelumpuhan m. levator palpebra.

Untuk menilai tenaga m. levator palpebra pasien disuruh memejamkan matanya,


kemudian ia disuruh membukanya. Waktu ia membuka mata, kita tahan gerakan
ini dengan jalan memegang (menekan) kelopak mata.

2. Refleks pupil

Perhatikan besarnya pupilpada mata kiri dan kanan apakah sama (isokor) atau
tidak sama (anisokor). Juga perhatikan bentuk pupil apakah bundar dan tepinya
rata (normal) atau tidak. Otot polos yang mengecilkan pupil dipersarafi oleh
saraf parasimpatis dan nervus III, sedangkan yang melebarkan pupil disarafi
serabut simpatis (torakolumbal). Besarnya pupil dipengaruhi banyak faktor
terutama intensitas cahaya.

Refleks pupil terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tak langsung (konsensual).
Mata pasien difiksasi pada benda yang jauh letaknya, setelah itu mata di senter
dan dlihat apakah ada reaksi pada pupil. Pada keadaan normal pupil mengecil.
Bila demikian disebut refleks cahaya langsung positif. Perhatikan juga pupil mata
yang tidak disinar, apakah ikut mengecil oleh penyinaran mata yang lainnya. Bila
demikian disebut refleks cahaya tidak langsung (konsensual) positif.

3. Refleks akomodasi

Pasien disuruh melihat jauh kemudian ia disuruh melihat dekat, misalnya jari kita
yang ditempatkan dekat matanya. Positif bila terlihat pupil mengecil. Pada
kelumpuhan nervus III refleks ini negatif.

4. Kedudukan (posisi) bola mata

Perhatikan apakah bola mata menonjol (eksoftalmus) atau selah-olah masuk


kedalam (enoftalmus).

5. Gerakan bola mata

Pasien disuruh melihat mengikuti jari pemeriksa yang digerakkan ke arah lateral,
medial, atas, bawah dan ke arah miring yaitu atas lateral, bawah medial, atas
medial, bawah lateral. Perhatikan apakah mata pasien dapat mengikutinya dan
bagaimana gerakan bola mata, apakah lancar dan mulus atau kaku, tanyakan
juga apakah telihat benda kembar (diplopia).

F. Nervus Trigeminus (N.V)


Terdiri dari dua bagian yaitu bagian sensorik (porsio mayor) dan bagian motorik
(porsio minor).

Bagian motorik mengurusi otot mengunyah.

Bagian sensorik mengurus sensibilitas dari muka melalui ketiga cabangnya yaitu;

Nervus Oftalmikus

Nervus Maksilaris

Nervus Mandibularis

Pemeriksaan:

Cara pemeriksaan: untuk memeriksa bagian motoris, pasien disuruh merapatkan


giginya sekuat mungkin dan kemudian perhatikan besarnya tonus dan
konturnya. Kemudian pasien disuruh membuka mulut dan perhatikan apakah ada
deviasi rahang bawah. Kekuatan otot dapat dinilai dengan menyuruh pasien
menggigit suatu benda. Untuk memeriksa bagian sensorik, dengan menyelidiki
rasa raba, rasa nyeri, suhu daerah-daerah yang disarafinya.

G. Nervus Fasialis (N.VII)

Nervus Fasialis merupakan saraf motorik yang menginervasi otot-otot ekspresi


wajah (UMN dan LMN). Juga membawa serabut parasimpatis ke kelenjar ludah
dan lakrimalis. Termasuk sensasi pengecapan 2/3 bagian anterior lidah.

Pemeriksaan:

1. Fungsi motorik

perhatikan muka pasien, simetris atau tidak, kerutan dahi, pejaman mata, plika
nasolabialis, dan sudut mulut. Bila asimetris wajah jelas, maka disebabkan oleh
kelumpuhan jenis perifer (LMN). Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata
kurang dipejamkan, plika nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi
rendah. Pada kelumpuhan jenis sentral (UMN) muka dapat simetris saat istirahat,
baru nyata bila pasien melakukan gerkan misalnya menyeringai.

Cara pemeriksaan:

Menyuruh pasien mengangkat alis dan mengkerutkan dahi

Kelumpuhan UMN sesisi, pasien dapat mengangkat alis dan mengkerutkan


dahinya, sebab mendapat persarafan bilateral. Pada kelumpuhan jenis LMN jelas
adanya asimetris.

Menyruh pasien memejamkan mata

Bila berat maka pasien tidak dapat memejamkan mata. Bila ringan maka tenaga
pejaman kurang kuat. Suruh pula pasien memejamkan mata satu persatu, bila
tidak dapat memejamkan mata berarti matanya pada sisi yang parese.

Menyuruh pasien menyeringai (menunjukkan gigi geligi), mencucurkan bibir,


mengembungkan pipi.

Perhatikan apakah asimetris sudut mulut, apakah dapat bersiul.

Fungsi pengecapan

Kerusakan N.VII sebelum percabangan khorda timpani dapt menyebabkan ageusi


(hilangnya pengecapan) 2/3 bagian anterior lidah.

H. Nervus Vestibulokokhlearis (N.VIII)

Terdiri dari dua bagian yaitu saraf kokhlearis (pendengaran) dan saraf
vestibularis (keseimbangan).

Pemeriksaan saraf kokhlearis;

Tes Schwabach

Membandingkan pendengaran pasien dengan pendengaran pemeriksa. Garpu


tala dibunyikan kemudian ditempatkan didekat telinga pasien. Setelah pasien
tidak mendengar lagi, garpu tala didekatkan ke telinga pemeriksa. Bila masih
tedengar oleh pemeriksa disebut tes schwabach memendek.

Tes Rinne

Membandingkan konduksi tulang dan konduksi udara. Pada telinga normal


konduksi udara lebih baik dari pada konduksi tulang. Hal ini didaptkan pada tuli
perseptif (tuli saraf). Pada tuli konduktif, konduksi tulang lebih baik dari pada
konduksi udara.

Tes Weber
Membandingkan pendengaran telinga kiri dan kanan (lateralisasi). Garpu tala
dibunyikan ditekankan pangkalnya pada dahi pasien tepat dipertengahan.
Kemudian disuruh menentukan pada telinga mana yang terdengar lebih keras.

Pemeriksaan saraf vestibularis

Tes romberg yang dipertajam

Pada tes ini pasien berdiri dengan satu kaki yang satu didepan kaki lainnya,
tumit yang satu berada didepan jari-jari kaki yang lain. Lengan dilipat pada dada
dan mata kemudian ditutup. Tes ini berguna menilai adanya disfungsi sistem
vestibular. Orang normal mampu berdiri dalam sikap romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.

Salah tunjuk (past pointing)

Pasien disuruh merentangkan tangannya dan telunjuknya menyentuh telunjuk


pemeriksa. Kemudian ia disuruh menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-
tinggi (sampai vertikal) dan kemudian kembali ke posisi semula. Pada gangguan
vestibular didapatkan salah tunjuk atau deviasi, demikian juga dengan gangguan
serebelar.

I. Nervus Glossopharingeus (N.IX)

J. Nervus Vagus (N.X)

Nervus IX dan X diperiksa bersamaan, karena kedua saraf ini berhubungan erat
satu sama lain.

Pemeriksaan:

Fungsi motorik

Perhatikan kualitas suara pasien. Apakah normal, serak (disfoni), atoni. Untuk ini
pasien menyebutkan: aaaaaaa..

Fungsi pengecapan

Nervus Glossopharingeus mengandung serabut aferen khusus untuk


pengecapan, yaitu pengecapan 1/3 bagian posterior lidah.

K. Nervus Aksesorius (N.XI)

Saraf XI menginervasi m. sternocleidomastoideus dan m. trapezius


menyebabkan gerakan menoleh (rotasi) pada kepala.

Pemeriksaan m. sternocleidomastoideus:

Perhatikan keadaan m. sternocleidomastoideus pada saat istirahat dan bergerak.


Selain itu pasien juga dapat disuruh menoleh ke kiri atau kanan, dan ditahan
dengan tangan pemeriksa diletakkan didagu. Untuk mengukur kekuatan otot
dapat dilakukuan cara yaitu:
pasien disuruh menggerakkan bagian badan yang digerakkan oleh otot yang
ingin kita periksa dan kita tahan gerakan ini.

kita gerakkan bagian badan pasien dan disuruh ia menahannya.

Pemeriksaan m. trapezius:

Perhatikan keadaan m. trapezius pada saat istirahat dan bergerak.

Tempatkan tangan kita di atas bahu pasien. Kemudian disuruh mengangkat


bahunya dan kita tahan.

L. Nervus Hypoglossus (N.XII)

Saraf ini mengandung serabut somato sensorik yang menginervasi otot intrinsik
dan otot ekstrinsik lidah.

Pemeriksaan:

Suruh pasien membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan
bergerak.

Bila lidah digerakkan atau dijulurkan, perhatikan apakah julurannya mencong.


Pada parese satu sisi, lidah dijulurkan mencong ke sisi yang lumpuh

PEMERIKSAAN FISIK THORAX


A. Pemeriksaan Fisik Paru

Pemeriksaan fisik paru terdiri atas INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, dan AUSKULTASI.
Tapi sebelum melakukan keempat tahap di atas ada hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh pemeriksa, yaitu :

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada tempat yang tenang, terang, dan


usahakan ada di ruang tertutup agar pasien tidak merasa malu serta usahakan
ada pendamping.

Pemeriksa sabar dan tenang, berdiri di samping kanan pasien.

Pasien sebaiknya terbaring lurus terlentang. Bila tidak dapat terbaring terlentang
bias dilakukan sambil duduk dengan kaki tergantung ke bawah di pinggir bangku
pemeriksaan.

Pasien sebaiknya telanjang pada bagian atas dada sampai batas pinggang. Pada
pasien wanita perlu diterangkan untuk membuka bagian dada tersebut untuk
dapat memeriksa jantung dan paru secara jelas.

Pemeriksaan thorax ini perlu dilakukan secara berurutan dan untuk


memudahkan kita melokalisasi kelainan, pada dinding thorax ditetapkan garis-
garis / linea-linea imajiner sebagai berikut :

Garis-garis vertikal :

Di Depan ( ventral ) :

o Garis midsternalis

o Garis sternalis kanan dan kiri

o Garis midclavicularis kanan dan kiri

o Garis parasternalis kanan dan kiri

Di Sisi ( lateral ) :

o Garis axillaris anterior

o Garis axillaris media

o Garis axillaris posterior

Di Belakang ( dorsal ) :

o Garis midspinalis

o Garis scapularis kanan dan kiri

o Garis midscapularis kanan dan kiri

Garis-garis horizontal :
Di Depan dan sisi adalah sela-sela iga

Di belakang adalah garis-garis horizontal setinggi vertebrae thorakal


Proyeksi permukaan struktur tulang thorax dan lobus pulmonary dengan tempat-
tempat garis thorax anterior.

Proyeksi permukaan lobus paru kanan terhadap garis thorax lateral

Proyeksi permukaan visera paru posterior terhadap garis thorax posterior

Urutan Pemeriksaan Dada (Bila pasien duduk selama pemeriksaan)

Posisi Pemeriksa Manuver


Berhadapan dengan pasien Inspeksi dinding dada anterior

Inspeksi dan palpasi posisi trakea

Menghadap punggung pasien Inspeksi gerakan pernafasan

Hitung pernafasan

Inspeksi dan palpasi vertebra


torakalis

Perkusi angulus costo vertebralis

Palpasi gerakan pernafasan

Perkusi peranjakan diafragma

Perkusi paru (posterior)

Auskultasi paru (posterior)

Pada sisi kanan dan kiri pasien Inspeksi dinding dada lateral
berurutan
Perkusi paru (lateral)

Auskultasi paru (lateral)

Berhadapan dengan pasien Auskultasi paru (anterior)

Perkusi paru (anterior)

I. INSPEKSI

Pada inspeksi terdapat hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Perhatikan bentuk dada atau thoraks dalam keadaan tidak bergerak ( statis ),
lihat apakah :

a. Normal

Simetris, potongan melintang bentuk elips, diameter anteroposterior : diameter


lateral = 5 : 7, sela iga tidak terlalu lebar / sempit, iga-iga tidak terlalu horizontal
/ vertical, angulus costae 70o 90o

b. Abnormal:

Dada paralitikum

o Dada kecil, gepeng, diameter anteroposterior pendek

o Sela iga sempit, iga lebih miring / vertical

o Angulus costae < 70o


o Scapula menonjol ke belakang

o Terdapat pada pasien malnutrisi tuberculosis

o Sinonim : Pthisic chest

Dada tong

o Dada mengembung, diameter anteroposterior besar

o Sela iga lebar, iga lebih horizontal

o Pada potongan melintang jadi membulat

o Tulang punggung melengkung ( kifosis )


o
o Angulus costae > 90

o Terdapat pada : bayi ( normal ), proses penuaan, penyakit paru obstruktif


kronis (PPOK), emfisema.

o Sinonim : Barrel chest atau dada emfisematikus

Kifosis :

Melengkungnya ( lordosis ) kurvatura vertebra pada posisi anterior posterior


secara berlebihan dari normal. Jika berbentuk anguler ( sudut ) = gibbus, yang
terdapat pada penderita spondilitis TBC. Jika seperti busur ( arkuer )
kemungkinan karena osteoporosis. Kelainan ini terlihat pada pemeriksaan dari
samping.

Kifosis dorsalis ringan Kifosis dorsalis berat (gibbus)


Scoliosis :

Melengkungnya kurvatura vertebra ke lateral. Kemungkinan karena kebiasaan


berposisi jelek sejak kecil atau poliomyelitis. Kelainan ini jelas terlihat pada
pemeriksaan dari belakang.

Lordosis :

Melengkungnya kurvatura vertebra ke anterior. Kemungkinan karena hamil tua,


ascites, atau tumor intra abdominal.

Pectus excavatum :

Dada dengan tulang sternum yang mencekung ke dalam. Perubahan letak ke


arah posterior dari sternum bawah. Kompresi pada jantung atau pembuluh darah
yang besar dapat menyebabkan murmur. Kelainan ini jelas terlihat pada
pemeriksaan dari depan. Sinonim : Funnel - chest

Pectus carinatum :

Dada dengan tulang sternum menonjol ke depan. Perubahan letak ke arah


anterior dari sternum. Perbatasan kartilago kosta terhadap sternum relatif
tertekan. Kelainan ini jelas terlihat pada pemeriksaan dari depan. Sinonim :
Pigeon chest atau dada burung.
Flail chest :

Gerakan pernafasan abnormal yang berkaitan dengan fraktur iga multiple. Area
yang mengalami cedera bergerak ke dalam selama inspirasi dan ke arah luar
saat expirasi.

Rachitic rosary :

Hampir semua perlekatan iga dengan rawan iga di dada membentuk benjolan
sehingga menyerupai untaian biji tasbih. Terdapat pada penderita rachitis.

Scorbutic rosary :

Hampir semua perlekatan iga dengan tulang dada seolah menonjol karena
tulang dada mengalami depresi sehingga tampak juga seperti untaian biji tasbih.
Terdapat pada penderita skorbut ( defisiensi vit. C )

Kelainan lain pada dada yang sering ditemukan:

Kulit : warna, bintik-bintik, spider nevi (sirosis hepatic), tonjolan tumor, bekas
jaringan parut, luka operasi.
Bendungan vena

Emfisema subkutis

Ginekomastia ( pada pria ) atau mammae atrofi / tumor

Penyempitan sela iga

Pelebaran sela iga saat expirasi (obstuksi mekanisme pentil pada bronkus )

2. Dada dalam keadaan bergerak / dinamis :

Frekuensi pernafasan :

Frekuensi pernafasan normal pada pria 14-18 x / menit sedangkan pada wanita
adalah 16-20 x / menit, dan pada bayi adalah 30-50 x / menit.

Bradipnoe : frekuensi nafas <14x / menit, misalnya pada pemakaian overdosis


obat-obat narkotik, kelainan serebral.

Takipnoe : frekuensi nafas >20x / menit, misalnya pada decompensatio cordis,


pneumonia, anxietas, asidosis.

Sifat pernafasan :

thorakal contoh pada pasien sakit tumor dalam perut.

abdominal contoh pada pasien PPOK lanjut.

Kombinasi

Pada wanita sehat umumnya pernafasan thorakal lebih dominan dan disebut
thorako-abdomino, bila terbalik mungkin ada kelainan pada rongga thorax atau
dindingnya. Sedangkan pada pria sehat, pernafasan abdominal lebih dominan
dan disebut abdomino-thorakal, bila terbalik kemungkinan menderita peritonitis
atau paralysis diafragma. Kelainan ini disebabkan bentuk anatomi dada dan
perut wanita yang berbeda dari pria.

Perhatikan juga apakah terdapat pemakaian otot-otot bantu pernafasan,


misalnya pada pasien TBC lanjut atau PPOK. Di samping itu adakah terlihat
bagian dada yang tertinggal dalam pernafasan.

Jenis pernafasan lain adalah :

Pernafasan dengan pursed lips, pernafasan seperti menghembus sesuatu lewat


mulut, misalnya pada pasien PPOK dan asma.

Pernafasan dengan mengambil nafas lewat mulut dan mengeluarkan lewat


hidung, misalnya pada pasien pneumonia.

Pernafasan cuping hidung ( lebih terlihat pada pasien anak kecil )

B. Irama

Anda mungkin juga menyukai