Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK LANSIA

DI PANTI WERDHA NATAR


A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberi pengaruh kedalam
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, seperti bidang kesehatan, ekonomi,
pendidikan, sosial dan budaya. Dalam bidang kesehatan misalnya, kemajuan
teknologi pengobatan dan perawatan telah meningkat tercermin dari semakin
tingginya angka harapan hidup (life expectancy). Implikasi dari peningkatan
angka harapan hidup adalah semakin meningkatnya jumlah kelompok lanjut usia
di masyarakat. Pada sisi lain, kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga telah mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem
social budaya.
Keperawatan gerontik merupakan bagian integral dari keperawatan komunitas
yang mengkhususkan diri dalam mempelajari pelaksanaan perawatan terpadu
yang lebih aktif terhadap penderita-penderita lanjut usi dilengkapi dengan latihan
jasmani dan rohani dengan giat dan sistematik. Fungsi keperawatan yaitu
mengkaji respon klien terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping.
Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting khususnya dalam bidang
nutrisi, latihan, pencegahan cedera, penggunaan obat yang aman, pemakaian
pelayanan preventif dan berhenti merokok. Esensinya adalah optimalisasi
kemandirian lansia, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang
proses dying with dignity (kematian bermartabat).
Posbindu merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka
optimalisasi derajat kesehatan lansia pada tatanan terkecil yaitu di lingkungan
masyarakat dengan pelaksanaan dan kegiatannya di bawah bimbingan puskesmas.
Dengan adanya posbindu lansia dapat lebih aktif dalam berkegiatan dan
mengurangi stress psikologis yang dapat mengasumsikan bahwa lansia sudah
tidak berguna. Padahal itu semua adalah proses yang alamiah dan kita semua
sedang dalam perjalanan menuju kearah yang namanya lansia.

B. PENGKAJIAN
1. Hasil wawancara

50% para lansia mengatakan sering mengeluh nyeri pada


persendian saat duduk namun saat berkatifitas mereka tidak
merasakan nyeri

25% para lansia mengatakan mereka tidak merasakan nyeri


dipersendian mereka hanya mengeluh tekanan darah mereka tinggi.

12.5% para lansia mengatakan mereka mengeluh sesak nafas

12.5% para lansia mengeluh tidak dapat melihat

Ada sekitar 12.5% para lansia mengerti dan mengetahui tentang


penanganan sakit rematik mereka menganggap rematik memang
wajar dialami oleh mereka karena sudah proses menua

Dan sekitar 25% para lansia mengatakn mereka tidak paham dan
memanggap nyeri dipersendian sudah biasa dialami dan tidak
mngerti tentang penyakit rematik.

Dan sekitar 12.5% tidak pernah mengikuti senam rematik mereka


hanya sering mengikuti senam lansia biasa yang ada dipanti

Berdasarkan

hasil

wawancara

yang

dilakukan

didapatkan

kesimpulan bahwa para lansia tidak mngerti tentang penyakit


rematik serta tidak mengikuti senam rematik lansia.

2. Hasil pengumpulan data Sekunder


Hasil survei yang didapat dari rekam medis para lansia dip anti diperoleh data
sebagai berikut:
Aspek yang dikaji

Jumlah Prosentase (%)


-

1. Umur

55-60 tahun
> 60 tahun
2. Keluhan penyakit

Hipertensi
Reumatik
Asma
Katarak

2
4

25

50

12.5
12.5

3. Penggunaan waktu senggang


Pengajian

Senam Lansia

25

Berkebun/bertani

25

25

Joging

25

2. Analisa data

50%

para

DATA
lansia mengatakan

MASALAH
sering Resiko meningkatnya kasus

mengeluh nyeri pada persendian saat reumatik pada kelompok lansia


duduk namun saat berkatifitas mereka di Panti Werda Natar
tidak merasakan nyeri

Dan sekitar 25% tidak pernah mengikuti


senam rematik mereka hanya sering
mengikuti senam lansia biasa yang ada
dipanti

Dan sekitar 80% para lansia mengatakn


mereka tidak paham dan memanggap
nyeri dipersendian sudah biasa dialami
dan

tidak

mngerti

tentang

penyakit

rematik

Tingginya angka kesakitan lansia di


Panti Werdha Natar
Reumatik

: 50 %

Lain-lain (Hipertensi)

: 25 %

Asma

: 12.5 %

Katarak

: 12.5

3. Diagnosa keperawatan
Resiko meningkatnya kasus reumatik pada kelompok lansia di Panti Werda
Natar berhubungan dengan kurangnya Pengetahuan Lansia Tentang reumatik
B. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa
1. Resiko

TUM
Setelah

TUK
Terdatanya

meningkatnya

dilakukan

jumlah lansia di

kasus reumatik

intervensi

Panti Werdha

pada kelompok

keperawatan

lansia di Panti

Intervensi
Melakukan
pendataan lansia
Memberikan penkes

Pengetahuan dan

pada

pada kelompok

keterampilan

lansia

Werdha Natar

lansia khusus

lansia tentang

Masalah rematik

berhubungan

selama 1 hari

masalah

dengan

terjadi

kesehatan

kognitif

kurangnya

penurunan

Reumatik dan

menggambar

Pengetahuan

angka kesakitan

cara

bercerita (life review

Lansia Tentang

lansia di Panti

penanganannya

story)

reumatik

Werdha Natar

kelompok
dengan

Memberikan Terapi
yaitu:
dan

C. PLANNING OF ACTION (POA)/ PERENCANAAN GERONTIK


No

Nama kegiatan
Menyusun POA

Tujuan
Dengan menyusun POA,
maka dapat

1.

mempermudah proses
pelaksanaan program

2.

3.

Pengkajian

kerja.
Untuk

gerontik

jumlah lansia yang ada

komunitas

dan

Analisa dan

muncul di RW 05
Menentukan masalah

diagnosa

yang muncul pada lansia

keperawatan
Perencanaan

di RW 05
Untuk memudahkan

5.

Sasaran

Tempat

Lansia

Panti Werdha

Kelompok 1

Lansia

Panti Werdha

Kelompok 1

Tgl 7/12/2016

Lansia

Panti Werdha

Kelompok 1

Tgl 08/12/2016

Lansia

Panti Werdha

Kelompok 1

Tgl 05/12/2016
(1 hari )

Penanggungjawab

mengetahui
masalah

yang

dalam melakukan

4.

Waktu

tindakan keperawatan
Implementasi

pada lansia RW 05
Melakukan implementasi

Pelatihan

dan Evaluasi askep

Tgl 06/12/2016
(3 hari)

Tgl 09/12/2016

penanganan

Lansia mengerti tentang

lansia

penyakit Reumatik dan

hipertensi

mengikuti latihan fisik

Terapi kognitif

yaitu:
menggambar
dan bercerita
(life review
story)

senam reumatik

Lansia

Panti Werdha

Kelompok 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN


REMATIK PADA LANSIA
Topik
Waktu
Tempat
Sasaran

: Rematik Pada lansia


: 10.00-10.45 WIB
: Panti Tresna Werdha Natar
: Lansia

I. LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan
banyaknya lanjut usia (lansia) yang hidup ditahun 2000 yaitu sebanyak 9,99 %
dari 22.277.700 jiwa penduduk Indonesia dan diperkirakan umur harapan hidup
tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65 70 tahun
menjadi 11,09 % dari 29.120.000 jiwa penduduk Indonesia (DepKes RI, 1999).
Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup yaitu
65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar tetap
produktif dalam kehidupannya. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun
terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah
fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola
perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (degeneratif ) (Nugroho,
2000). Dari Pengkajian terhadap 11 orang lansia yang ada di Wisma Kasih
Sayang Ibu terdapat 4 orang diantaranya mengeluh mempunyai penyakit
rematik. Sehubungan dengan permasalahan diatas maka kami tertarik untuk
memberikan penyuluhan tentang rematik yang berguna untuk menambah
pengetahuan lansia agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para
lansia disana.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta dapat memahami tentang
penyakit rematik dan cara pencegahannya
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan , diharapkan Lansia dapat:
a. Menjelaskan tentang pengertian Reumatik
b. Memahami tentang penyebab dari Reumatik
c. Memahami tanda dan gejala dari Reumatik
d. Memahami tentang pencegahan dari Reumatik
e. Memahami tentang pengobatan dari Reumatik
III. MATERI
1. Pengertian Reumatik
2. Penyebab terjadinya Reumatik
3. Tanda dan gejala Ruematik
4. Cara pencegahan Reumatik

5. Cara pengobatan Reumatik


IV. METODE
Ceramah
Tanya Jawab
V. MEDIA
Leaflet
Flip Chart
LCD
VI. PENGORGANISASIAN
- Moderator

: Yustinus Anggun Dwinata

- Sekretaris

: Vania rachmiana

- Penyaji

: Reni Anggraini

- Observer

: Yulinda Ika Puspita

- Fasilitator

Siti Warhamni
: Ria Sudi Putri

- Evaluator

Roudatul Jannah
Siti Fatimah
Tia Puspita
Tri Agung Setiawan
: Septa Aryando
Yokta Wilardo
Yustinus Anggun Dwinata

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


- Persiapan
- Undangan untuk ibu nifas dan menyusui
- Fasilitas
- Memperbanyak bahan penyuluhan
- Menentukan lokasi atau tempat penyuluhan dan waktu penyuluhan
- Alat pengeras suara : TOA
- Pelaksanaan
N
Kegiatan/Waktu
o.
1. 1. Pembukaan:

Kegiatan penyuluh
- Memberi salam

Kegiatan peserta
- Menjawab salam

(5 Menit)

2. 2. Kegiatan inti:
(10 enit)

- Memperkenalkan diri
- Menyebutkan tujuan
penyuluhan

- Mendengarkan
- Mendengarkan dan
memperhatikan

a. Menjelaskan tentang
pengertian Reumatik
b. Memahami tentang
penyebab dari
Reumatik
c. Memahami tanda dan
gejala dari Reumatik
d. Memahami tentang
pencegahan dari
Reumatik
e. Memahami tentang
pengobatan dari

a. Memperhatikan dan
mendengarkan
b. Memperhatikan dan
mendengarkan
c. Memperhatikan dan
mendengarkan.
d. Memperhatikan dan
mendengarkan.
e. Memperhatikan dan
mendengarkan.
f. Memperhatikan dan
mendengarkan.

Reumatik
3. 3. Penutup:
(12 Menit)

a. Memberikan
kesempatan kepada
Pasein untuk bertany
b. Menyimpulkan
materi bersama Pasien
c. Melaksanakan evaluasi

a. Mengajukan
pertanyaan
b. Menyimpulkan
materi
c. Menjawab
pertanyaan

Mengucapkan salam

Menjawab salam

4. 4. Salam penutup:
(3 Menit)
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
- Menyiapkan SAP
- Menyiapkan materi dan media
- Kontrak waktu dengan sasaran
- Menyiapkan tempat
- Menyiapkan pertanyaan

2. Evaluasi proses
- Sasaran 90% memperhatikan dan mendengarkan selama penkes
berlangsung
- Sasaran 90% aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
- Sasaran 90% memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
- Sasaran 90% tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
3. Evaluasi hasil
- Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80 % lebih dengan benar
- Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan antara 50 80 % dengan benar
- Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya
mampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar
SUMBER-SUMBER
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI :
Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC : Jakarta

MATERI

1. Pengertian dari rematik


Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom. Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan
ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat
terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada
tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa
kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik
dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan
Wardoyo).
Lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan
Osteoartritis.
Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada
sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat
sakitnya.
Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya
kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup
permukaan ujung ujung tulang. Umumnya menyerang sendi sendi penopang
tubuh

seperti

lutut

pinggul,tulang

belakang.Osteoartritis

umumnya

menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.


2. Penyebab terjadinya stroke
a. Atritis rheumatoid
Dapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang
dapat menybabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.
b.Osteoartritis
Degenerasi atau ausnya kartilago ( jaringan elastis) yang seharusnya
melingkari ujung ujung tulang tulang pada persendian.
3. Factor risiko
Faktor resiko itu antara lain pertambahan usia. Pada mereka yang sudah
berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang

mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat


digerakkan. Mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan Tulang rawan
yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau
kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.
Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada
jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering
dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang
mengangkut beban.
4. Tanda dan gejala dari rematik
1. Osteoartitis
Nyeri pada persendian setelah beraktivitas
Nyeri terasa saat terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin
Terjadi peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendi
Sendi terlihat kemerahan dan berasa panas
2. Artritus rematoid
Sendi terasa kaku di pagi hari
Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari
5. Pencegahan dan penatalaksanaan mandiri
a. Pencegahan
Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatu sesuai dengan
kemampuan fisik
Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan sebelumnya
Terus berupaya mencapai dan mempertahankan berat badan ideal
b. penatalaksanaan
Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal
ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan
mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan
yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami
nyeri atau lainnya.
Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting
untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi,
anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel.
Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang

cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk
menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup
dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan
mengenai hubungan makanan dan arthritis rheumatoid (rematik). Anda
dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah,
sayuran dan gandum.
Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi
yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan
melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi
peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa
nyeri.

I.

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Topik

: rematik

Hari/tanggal

Sasaran

Tempat

Waktu

No

Nama

Alamat

Tanda Tangan

10
11

10
11

12
13

12
13

14
15

14
15

16
17

16
17

18
19

18
19

20
21

20
21

22
23

22
23

24
25

Pembimbing Lahan

24
25

Pembimbing Institusi

____

II. LEMBAR OBSERVER


Kegiatan

: Penyuluhan dengan topik rematik

Hari/tanggal

Sasaran

Tempat

Waktu

Observer

Moderator

Penyaji

Jam
1.

Kegiatan
Pembukaan

2.

Penyampaian materi
Diskusi
Pertanyaan

1) Nama penanya :

Pertanyaan

: ...

Jawab

2) Nama penanya :

Pertanyaan

: ...

Jawab

3) Nama penanya :

Pertanyaan

: ...

Jawab

BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan
banyaknya lanjut usia (lansia) yang hidup ditahun 2000 yaitu sebanyak 9,99 %
dari 22.277.700 jiwa penduduk Indonesia dan diperkirakan umur harapan
hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65 70
tahun menjadi 11,09 % dari 29.120.000 jiwa penduduk Indonesia (DepKes RI,
1999). Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan
hidup yaitu 65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan
kesehatannya agar tetap produktif dalam kehidupannya. Secara individu, pada
usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini tentu saja
menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan
bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit
juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular
(degeneratif ) (Nugroho, 2000). Dari Pengkajian terhadap 11 orang lansia yang
ada di Wisma Kasih Sayang Ibu terdapat 4 orang diantaranya mengeluh
mempunyai penyakit rematik. Sehubungan dengan permasalahan diatas maka
kami tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang rematik yang berguna
untuk menambah pengetahuan lansia agar dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari oleh para lansia disana.
2. LANDASAN TEORI
A. Pengertian

Suatu gerakan yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi bagi


penderita rematik.
B. Tujuan
- Mengurangi nyeri pada penderita rematik
- Menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik.
C. Cara Melakukan Senam Rematik
1. Gerakan Duduk
- Angkat kedua bahu keatas mendekati telinga, putar kedepan dan
-

kebelakang.
Bungkukan badan, kedua lengan meraih ujung kaki lantai.
Angkat kedua sisi sejajar dada, tarik kedepan dada.
Angakat paha dan lutut secara bergantian, kedua lengan menahan

tubuh.
Putar tubuh bagian atas kesamping kanan dan kiri, kedua lengan
diatas pinggang.

2. Gerakan berbaring atau tidur


- Bentangkan kedua lengan dan tangan, ambil nafas dalam-dalam
-

dan hembuskan.
Kedua tangan disamping tekuk siku dan tangan mengepal.
Tekuk sendi panggul dan tekuk lutut dengan kedua tangan tarik

sampai diatas dada.


Pegang erat kedua tangan diatas perut, tarik kebelakang kepala dan

kebawah.
Angkat tungkai bawah bergantian dengan bantuan kedua tangan

3. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pada akhir proses penyuluhan Lansia dapat merasakan manfaat senam
rematik untuk pasien yang mengalami gangguan pada persendian
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan senam rematik, diharapkan lansia dapat :
a. Mengetahui manfaat dari senam rematik
b. Mengetahui cara melakukan senam rematik

c. Mampu mendemonstrasikan senam rematik

4. SESI YANG DIGUNAKAN


Dalam Terapi Aktifitas Kelompok senam rematik sesi yang digunakan hanya
satu yaitu senam rematik
5. PENGORGANISASIAN
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal
: Kamis, 09 Juni 2016
b. Waktu
: pkl. 09.30-10.30 (sesi pagi) pkl. 15.00-16.00 (sesi
c. Alakosi Waktu
d. Tempat
e. Jumlah Klien
2. Tim Terapi
Leader Pagi
Co-leader Pagi
Observer Pagi

Fasilitator Pagi

sore)
:Perkenalan dan pengarahan (10 Menit)
Terapi kelompok
(30 Menit)
Penutup
(5 Menit)
: Ruang Aula panti werdha
: 80 Orang
: Yokta Wilardo
: Reni Anggraini
: Vania Rachmiana
Roudhatul Jannah
Siti Fatimah
Siti Warhamni
Yulinda Ika Puspita
:Tri Agung Setiawan
Ria sudi Putri
Tia Puspita
Septa Ariyando
Yosephine Ines Irawati
Yustinus Anggun Dwinata

3. Uraian Tugas :
a. Leader
:
Tugas :
1) Memimpin jalannnya terapi aktifitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannnya terapi.
3) Menyampaikan materi sesuiai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok.
b. Co. Leader:
Tugas:
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5) Menutup acara diskusi.

1) Fasilitator: Lili susiani, Marhanah


2) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
3) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannnya terapi.
c.Observer:
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
2) Mengevaluasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
d. Fasilitator
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
Lansia sehat maupun sakit
Lansia yang masih mampu berkativitas dengan baik
Lansia yang kooperatif dan tidak memiliki penyakit kronik atau kritis
yang dapat memperburuk kesehatannya
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.
5.

SETTING TEMPAT
1 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2 Ruangan nyaman dan tenang


a. Setingan tempat

Keterangan

P
E
R
M
A
I
N
A
N

Leader
Co leader
Vasiltator

b. Alat

Peserta

1. Sound System
2. Microfon
3. Lagu Senam rematik
c. Metode
Demonstrasi senam rematik

d. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
TAHAP
Pre intaksi (10 menit)

KEGIATAN
Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
Evaluasi/ validasi
a. Terapis menyakan keadaan klien saat ini
b. Terapis
menanyakan
pengalaman
mengikuti senam rematik

klien

Intraksi (45 menit)

Terminasi ( 5 menit)

Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan senam
ramtik
b. Menjelaskan aturan main berikut
c. Lama kegiatan 45 menit
d. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
a. Terapis
memulai
permainan
dengan
memutarkan musik dan meminta klien
mengikuti gerakan senam sesuai dengan musik.
b. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama
kepada klien yang mengikuti senam rematik.
c. Memberikan reward pada pasien yang palin
pintar memperagakan Senam rematik
Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
selesai melakukan Senam rematik
b. Tearapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
. Tindak lanjut
a. Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2
cara mengontrol sakit ramtik, yaitu kompres air
hangat atau mandi air hangat dan melakukan
aktifitas ringan setiap pagi

2. Evaluasi dan Dokumentasi


b. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja
c. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.
PENATALAKSANAAN TAK SENAM REMATIK
Tujuan
1. Mengurangi nyeri pada penderita rheumatic
2. Menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik
Setting
1. Trapis dan klien berdiri bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Sound system
2. Microfone
3. Musik senam rematik
Metode
Demonstrasi

Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih Lansia yang sudah koopratif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam trapeutik
1. Salam dari trapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan trapis
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal prilaku kekerasan
yang bias dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut
Lama kegiata 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
1. Terapi senam rematik menjelaskan manfaat dan tujuan senam rematik
2. Klien mengikuti senam rematik yang didemonstrasikan oleh terapis
4, Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Senam
2. Memberikan reinforcemen positif terhadap perilaku klien yang
positif
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi setelah mengikuti
senam
2. Menganjurkan klien mengingat gerakan senam rematik yang
diajarkan terapis

DAFTAR PUSTAKA
Dhea. 2012. Senam remati.https://dheasavira.wordpress.com/2012/12 /
16/senam-rematik/ . (01 November 2016)
Herminaz. 2015. Senam rematik. https://herminzalukhu.files.wordpress.com /
2015/02/senam-rematik.pdf. (01 November 2016)

D. Evaluasi
S:

Para Lansia Mengatakan Senang Mengikuti Acara Ini,

Para Lansia Mengatakan Mngerti Apa yang disampaikan


tentang reumatik

Para lansia mengatakan Senang Mengikuti senam reumatik da


merasa badan bugar

O:

Para lansia terlihat antusias mengikuti acara ini

Para lansia mampu menyampaikan kembali apa yang telah


disampaikan oleh pemateri tentang reumatik

Para lansia mengikuti gerakan senam reumatik dengan baik

Para lansia terlihat bugar setelah mengikuti senam reumatik

Masalah Resiko Meningkatnya kasus reumatik teratasi

A:

P:

Intervensi Dihentikan

Anda mungkin juga menyukai