Disusun oleh :
Merani Andarini
(17081145)
Kelas : 11B3
A. Latar Belakang
Penangan klien pada kasus gangguan jiwa saat ini telah mengalami
kemajuan dalam berbagai bidangnya, salah satunya dalam psikologi klinis.
Berbagai macam penanganan atau psikoterapi sudah terapkan dalam
berbagai kasus-kasus anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia baik secara
individual, kelompok maupun komunitas. Salah satu wadah untuk
melakukan penangan tersebut adalah rumah sakit jiwa.
Dalam proses penanganan memerlukan adanya pedoman etik dalam
praktik psikologi klinis yang telah disepakati bersama, seperti penggunaan
alat-alat asesmen klinis dalam mengumpulkan informasi klien, kemudian
penerapan hasil informasi klien, memaknai interpretasi klinis dan
pengomunikasian hasil temuan klien klinis di rumah sakit jiwa. Hal tersebut
digunakan untuk menangani masalah kejiwaan dan mengurangi stigma
terhadap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa).
Program intervensi yang diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia ini
yaitu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif disertai dengan
psikoterapi yang tepat bagi klien dengan masalah kejiwaan.
Pedoman etik dalam praktik psikologi klinis di Rumah Sakit Jiwa
Ghrasia ini memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan dalam
menangani kasus-kasus klien dengan masalah kejiwaan, mengetahui
penerapan bidang psikologi klinis dalam rangka menentukan kapasitas dan
karakteristik tingkah laku individu melalui proses tahapan-tahapan tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada kegiatan observasi ini, yaitu:
1. Bagaimana pedoman etik dalam praktik psikologi klinis di Rumah
Sakit Jiwa Ghrasia?
2. Bagaimana penggunaan alat-alat asesmen klinis dalam
mengumpulkan informasi klien di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia?
3. Bagaimana penerapan hasil informasi klien, memaknai interpretasi
klinis dan pengomunikasian hasil temuan klien klinis di Rumah
Sakit Jiwa Ghrasia?
4. Bagaimana program prevensi bidang psikologi klinis di Rumah
Sakit Jiwa Ghrasia?
5. Bagaimana penanganan atau psikoterapi pada kasus-kasus anak,
remaja, dewasa, dan lanjut usia baik secara individual, kelompok,
maupun komunitas di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia?
C. Tujuan Observasi
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan observasi ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pedoman etik dalam praktik psikologi klinis di
Rumah Sakit Jiwa Ghrasia
2. Untuk mengetahui penggunaan alat-alat tes asesmen klinis dalam
mengumpulkan informasi klien di Rumah Sakit Jiwa.
3. Untuk mengetahui penerapan hasil informasi klien, memaknai
interpretasi klinis dan pengomunikasian hasil temuan klien klinis di
Rumah Sakit Jiwa Ghrasia.
4. Untuk mengetahui program prevensi bidanng psikologi klinis di
Rumah Sakit Jiwa Ghrasia.
5. Untuk mengetahui penanganan atau psikoterapi pada kasus-kasus
anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia baik secara individual,
kelompok, maupun komunitas di Rumah Sakit Jiwa Ghrasia.
BAB II
HASIL PELAKSANAAN
B. Hasil Pelaksanaan
1. Pedoman etik dalam praktik psikologi klinis di Rumah Sakit Jiwa
Grhasia.
Kode etik psikologi, tujuan utamanya adalah untuk
melindungi hak dan kesejahteraan pasien selama proses menerima
setiap bentuk perlakuan (mulai dari anamnesa, penegakan diagnosa,
hingga intervensi) dari psikolog (klinis). Bekerja berdasar kode etik
psikolog :
Pelaksana/pemberi layanan = psikolog (klinis) sesuai Bab 1
ps 1 tentang Psikolog (terkait syarat latar belakang pendidikan/
keilmuan dan surat ijin praktek) = dari profesi terikat kode etik, dari
hukuman ada UU no 36 th 2016 tentang NaKes (psi klinis no 2
setelah media) = ada konsekuensi harus memiliki STR dan SIP dari
DinKes.
Anamnesa
a. Untuk pasien baru = perkenalan, tawarkan bantuan.
b. Untuk pasien lama yang sebelumnya dengan pasien lain =
tawarkan peralihan, wajib paham masalah pasien itu seperti
apa.
c. Perlunya informed consent (pemeriksaan yang akan
dilakukan, berapa lama, termasuk soal biaya).
d. Kerahasiaan, otonomi dalam pengambilan keputusan,
bebas dari prasangka, tidak ada fraud (curang,
memalsukan)
Rujukan dengan sesama profesi atau dengan profesi lain
(SpKJ, SpPD, DSA, GP, Perawat Jiwa, Nutrisionis, Apoteker,
Konselor Napza, dsb).
Dasar hukum dari Rumah Sakit Jiwa Ghrasia ini yaitu
peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 88 Tahun
2018 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Ghrasia DIY,
dengan tugas Rumah Sakit Ghrasia mempunyai tugas membantu
Gubernur melalui Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, khususnya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif serta kesehatan lainnya.
Beberapa aturan yang tertera di dalam Rumah Sakit Ghrasia
bagi pengunjung yang ada disana yaitu :
a. Dilarang mengambil foto dan rekam medis pasien.
b. Dilarang merokok.
c. Dilarang merekam atau mengambil video pasien saat berada
di dalam bangsal atau kamar serta di dalam lingkup rumah
sakit.
d. Tidak boleh meludah.
e. Dilarang memberi rokok pada pasien.
f. Keluarga dilarang menunggui pasien selama di rawat inap.
c. Diagnosa
Kewenangan pemeriksa, sesuaikan dengan
kompetensi. Jika pasien menanyakan tentang diagnosa =
jelaskan tentang konsekuensinya.
KESIMPULAN
Penangan terhadap pasien dengan gangguan jiwa secara psikologi klinis di
Rumah Sakit Jiwa Ghrasia terdapat pedoman kode etik yang harus dipatuhi dan
dilakukan oleh seluruh anggotanya untuk melindungi hak dan kesejahteraan pasien
selama proses menerima setiap bentuk perlakuan (mulai dari anamnesa, penegakan
diagnosa, hingga intervensi) dari psikolog (klinis). Alat-alat assesmen yang
digunakan adalah observasi, wawancara dan tes psikologi untuk mendapatkan hasil
informasi pasien berupa informed consent. Program prevensi yang dilakukan yaitu
keswamas dan diklat, serta bentuk penanganan terhadap kasus-kasus pasien dengan
psikoterapi dan farmakologi, serta terdapat rehabilitasi mental sebagai pelatihan
minat dan bakat bagi pasien sebelum pasien dikembalikan ke masyarakat.
Pendekatan secara rohani juga dilakukan sebagai salah satu cara menangani
masalah pasien dengan gangguan jiwa.