Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

METODE STUDY KASUS

3.1. Jenis/desain/rancangan study kasus

Metode studi kasus yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian


deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan situasi secara akurat
(Siswanto, dkk. 2015 h.54). Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
mengevaluasi terhadap penatalaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan
pada pasien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
pendengaran

3.2. Subjek study kasus

Subjek yang dilakukan dalam penelitian adalah dua pasien skizofrenia


dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran di RSJ. Prof. dr.
Soeroyo Magelang yang kemudian akan dilakukan asuhan keperawatan
komperhensif.

3.3. Fokus study

Fokus studi kasus ini yaitu pengaplikasian asuhan keperawatan pada


pasien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
di RSJ Prof. dr. SoeroyoMagelang.5

3.4. Definisi operasional fokus study

Definisi operasional adalah suatu penelitian yang mendeskripsikan


bagaimana cara mengukur suatu informasi yang dapat membantu peneliti
dengan variabel yang sama berdasarkan teori yang diakui validitasnya.
(Siswanto, dkk. 2015 h.259). Dalam karya tulis ini adalah pasien dengan
gangguan skizofrenia yaitu penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi
klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Melinda,
Hermann. 2008). Halusinasi merupakan gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan persepsi sensori palsu (Musa, Apriani, dkk. 2015).
Strategi pelaksaan digunakan dalam melakukan tindakan keperawatan pada
pasien gangguan jiwa sesuai dengan rencana tindakan keperawatan.

3.5. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan penulis sebagai berikut :

1. Lembar format pengkajian.


2. Alat tulis.
3. Hp atau alat perekam suara
4. Alat pemeriksaan fisik untuk studi kasus

3.6. Metode pengumpulan data

Dalam study kasus ini menggunakan metode pengumpulan data yang


digunakan sebagai berikut :

1. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan tanya


jawab pada pasien gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran.
Pertanyaan yang diajukan mencakup permasalahan secara luas yang
menyangkut kepribadian, perasaan, emosi pasien. ( Nursalam, 2015.
h. 187)
2. Metode observasi dilakukan untuk mengukur fakta yang nyata dan
akurat dalam membuat kesimpulan. Peneliti mengobservasi dan
mencatat apa yang dilihat dengan perencaan meliputi penjelasan
informasi yang digunakan untuk menganalisis data. ( Nursalam, 2015.
h. 186)
3. Metode dokumentasi penulis mengambil data dengan melihat rekam
medic pasien, informasi pasien dan keluarga serta perawat.
4. Menggunakan format pengkajian
5. Pemeriksaan fisik pasien
3.7. Lokasi waktu study kasus

Penelitian ini dilaksanakan di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang, pada


bulan November – Desember 2018.

3.8. Analisa data dan penyajian data

Setelah mendapat ijin dari institut pendidikan dan RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang, penulis mengadakan pendekatan dengan pasien untuk
mendapatkan persetujuan pasien. Data subyek penulis adalah pasien
gangguan persepsi sensori :halusinasi pendengaran di RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang.

Pengolahan data menggunakan 5 proses keperawatan yaitu :

a. Mengumpukan data hasil pengkajian, study literatur Rekam Medis,


observasi, pemeriksaan fisik.
b. Memasukan data kedalam table analisa data untuk menentukan diagnosa
atau masalah keperawatan.
c. Menentukan intervensi yang sesuai dengan kriteria hasil yang sudah
ditentukan.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan (implementasi) yang sudah
direncanakan dimana table implementasi disertai dengan respon klien
e. Melaksanakan evaluasi keperawatan untuk menentukan hasil dari
pengelolaan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan pada dua pasien
skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran di
RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
Penyajian data disajikan secara narasi dengan cara mengumpulkan
data dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
serta rekam medis pasien, pemeriksaan fisik, observasi pada pasien
skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang menggunakan data sujektif dan
objektif dari klien, perawat, keluarga, pemeriksaan fisik, maupun dari
hasil pemeriksaan penunjang (diagnostik).

3.9. Etika study kasus

Etika penelitian menurut (Loiselle, dkk. 2004).

1. Menghormati harkat dan martabak manusia


Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan yang meliputi
penjelasan manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan resiko
ketidaknyamanan, penjelasan manfaat yang didapatkan
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan
Peneliti mampu menjaga kerahasiaan informasi yang dari subjek.
3. Keadilan dan inklusivitas
Penelitian harus dilakukan dengan proses keterbukaan, jujur, hati –
hati, profesional. Lingkungan harus dikondisikan agar memenuhi
prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek
mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres.

Anda mungkin juga menyukai