PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
saat ini tidak hanya berfokus pada masalah kekurangan gizi, namun kini telah
faktor risiko dari perkembangan penyakit di masa dewasa. Salah satu masalah
kelebihan gizi yang terjadi pada anak - anak dan mendapatkan perhatian
berat badan dan obesitas cenderung tetap menjadi gemuk pada saat dewasa dan
dunia meningkat dari 4,2% di tahun 1990 menjadi 6,7% di tahun 2010, dan
2010). Prediksi pada tahun 2050, obesitas akan terjadi pada 60% agregat anak
atau obesitas berturut-turut adalah sebesar 11,9% dan 8%. Riskesdas tahun
2018 juga menunjukkan bahwa prevalensi anak dan balita yang gemuk
prevalensi anak dan balita overwight cukup tinggi, yaitu 12,3% (Kemenkes RI,
2018).
Obesitas pada anak memiliki berbagai efek baik langsung maupun jangka
tekanan darah tinggi. Anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas berada
pada risiko yang lebih besar untuk masalah tulang, sleep apnea, dan masalah-
masalah sosial dan psikologis seperti stigmatisasi dan miskin harga diri.
obesitas sejak usia 2 tahun cenderung menjadi gemuk pada saat dewasa dan
lebih beresiko untuk masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes tipe
game fantasi (play station) di rumah, dan kurang melaksanakan aktivitas fisik.
Dengan jarang bergerak atau beraktivitas jasmani maka anak menjadi kurang
bugar, pengalaman dan tingkat ketrampilan geraknya juga kurang, baik gerak
2015). Anak yang tidak rutin berolah raga justru cenderung memiliki asupan
energi yang lebih tinggi dibandingkan anak yang rutin berolah raga. Makanan
dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi timbulnya obesitas baik secara bersama
menunjukkan 77,5% anak obesitas yang menghabiskan waktu lebih dari 8 jam
untuk tidur dalam satu hari, 85% anak obesitas menghabiskan waktu lebih dari
2 jam untuk waktu menonton TV, bermain game, dan internet dalam satu hari,
dan 70% anak obes yang menghabiskan waktunya bermain di luar rumah
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Polindes Desa Sengon pada tahun
fisik anak-anak.
tahun atau lebih sebaiknya setiap hari melakukan setidaknya 60 menit aktivitas
aktivitas fisik selama satu jam penuh, aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam
dua kali periode 30 menit atau empat kali periode 15 menit dalam sehari.
dalam Indrawati (2015) menyatakan anak usia 6-12 tahun atau usia sekolah
lebih tepat untuk memulai latihan fisik dengan keterampilan otot seperti
berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, menari, karate, senam, sepak bola
dan basket, sedangkan anak di atas usia 10 tahun lebih menyukai olahraga
sederhana, mudah, murah, dan dapat dilaksanakan oleh siapa saha dan kapan
anak usia sekolah dasar dan 3 sampai 6 kilometer pada anak usia sekolah
langkah per hari. Berjalan kaki dalam hal ini tidaklah gerakan yang monoton,
Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kabupaten Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
berat badan, olahraga jalan kaki dengan masalah keperawatan obesitas pada
anak.
tentang faktor kejadian obesitas pada anak sehingga dapat membantu dalam
perencanaan program-program penanggulangan masalah obesitas, dengan