Anda di halaman 1dari 18

Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai

ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 1

“KEWAJIBAN DAN FAEDAH MEMPELAJARI


DAN MEMAKAI ILMU TAJWID DALAM
MEMBACA AL-QURAN”

Muhammad arif arigi


Program Studi Pendidikan Guru Madrasah ibtidaiyah, Fakultas
Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim
Riau,
Email. Arifarigi24@gmail.com

ABSTRAK
Faedah Mempelajari dan membaca Al-Qur‟an dengan tajwid secara
baik dan benar sangat dianjurkan kepada kita ummat muslim,
Membaca Al-Qur‟an merupakan sebaik-baik zikir, yang mempunyai
berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca
bacaan lainnya. Karena didalamnya terdapat perintah dan hukum-
hukum Allah, serta mengajak kita untuk beribadah kepadanya. Sebab
membaca Al-Qur‟an harus benar sesuai dengan kaidah yang ditetapkan
melafalkan setiap huruf sesuai dengan haknya, baik sifat-sifat maupun
makhrajnya, supaya dapat mengetahui tata cara membaca Al-Qur‟an
yang benar maka harus terlebih dahulu menguasai pokok-pokok
pembahasan hukum bacaan yang ada di dalam ilmu tajwid, seperti:
hukum nun mati atau tanwin, hukum mim mati, idgham, hukum mad,
dan lain sebagainya. hukum membaca Al-Qur‟an adalah Fardhu „Ain
yaitu apabila dilakukan akan berpahala dan apabila ditinggalkan maka
akan berdosa.

Kata Kunci: Faedah Mempelajari, Membaca Al-Qur‟an, Tajwid


Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 2

Benefits Studying and reading the Qur'an with recitation properly and
correctly is highly recommended to us Muslims. Reading the Qur'an is the
best of remembrance, which has various privileges and advantages compared
to reading other readings. Because in it are the commandments and laws of
Allah, and invites us to worship Him. Because reading the Qur'an must be
correct in accordance with the established rules for reciting each letter in
accordance with its rights, both its characteristics and makhraj, in order to
know the correct procedure for reading the Qur'an, one must first master the
main points of discussion. the law of reading in the science of recitation, such
as: the law of nun dead or tanwin, the law of dead mim, idgham, mad law,
and so on. The law of reading the Qur'an is Fardhu 'Ain, that is, if it is done it
will be rewarded and if it is left out it will be a sin.

Keywords: Benefits of Studying, Reading Al-Qur'an, Tajwid


Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 3

A. Pendahuluan
Al-Qur‟an secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan
suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan
pun sejak manusia mengenal tulisan lima ribu tahun yang lalu yang dapat
menandingi Al-Qur‟an, bacaan sempurna lagi mulia (Quraish Shihab,
1997: 1). Tiada bacaan semacam Al-Qur‟an yang dibaca oleh ratusan juta
orang yang tidak mengerti dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya.
Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-
anak.
Secara khusus, Al-Qur‟an menjadi nama bagi sebuah kitab yang
diturunkan kepada Muhammad SAW. Maka, jadilah ia sebagai sebuah
identitas diri. Sebutan Al-Qur‟an tidak terbatas pada sebuah kitab dengan
seluruh kandungannya, tetapi juga bagian daripada ayat-ayat yang juga
dinisbahkan kepadanya.
Membaca Al-Qur‟an merupakan sebaik-baik zikir, yang
mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan
membaca bacaan lainnya. Karena didalamnya terdapat perintah dan
hukum-hukum Allah, serta mengajak kita untuk beribadah kepadanya.
Dengan mendengarkan bacaan Al-Qur‟an, kita dapat memahami makna
ayat-ayat sehingga mengerti isinya dan akhirnya mudah-mudahan rabb
Yang Maha Agung merahmati kita.
Sungguh perintah membaca merupakan sesuatu yang paling
berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada ummat manusia.
“membaca” dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama
untuk pengembangan ilmu dan teknologi, serta syarat utama membangun
peradaban. Semua peradaban yang berhasil bertahan lama , justru dimulai
dari satu kitab (bacaan). Peradaban Eropa
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 4

dimulai dengan karya Newton (1641-1727) dan berakhir dengan filsafat


Hegel (1770-1831). Peradaban Islam lahir dengan kehadiran Al- Qur‟an
(Quraish Shihab, 1997: 6).
Di samping itu Al-Qur‟an adalah kitab yang dapat menjadi
penawar hati penentram jiwa bagi orang yang membacanya. Jika kita
ingin mendapatkan kebahagiaan dalam hidup hendaknya kita rajin dan
sungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur‟an.
Orang yang membaca Al-Qur‟an mendapatkan berbagai
keutamaan dan keuntungan yang diberikan Allah SWT baik di dunia
maupun di akhirat. diantaranya:
1. Bahwa orang yang membaca Al-Qur‟an tidak akan mendapatkan
kerugian dalam tiap usahanya dan ia akan mendapat balasan
pahala yang besar di akhirat kelak.
2. Orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur‟an adalah orang yang
paling baik (Adam Cholil, 2014: 166).
3. Mendapat derajat sekelas Malaikat dan mendapatkan dua pahala.
4. Orang yang membaca Al-Qur‟an lebih utama dari orang tidak
membaca Al-Qur‟an. Ia memiliki kedudukan istimewa di sisi
Allah SWT.
5. Al-Qur‟an Akan menjadi syafaat bagi yang membacanya.
6. Membaca Al-Qur‟an dapat membersihkan hati.
7. Mendapat pahala yang belipat ganda.
8. Akan diberikan sesuatu yang istimewa dari sisi Allah yang tidak
pernah diberikan kepada selain orang yang menyibukkan dirinya
dengan Al-Qur‟an.
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 5

9. Allah akan mengaruniakan kepada orang-orang yang disibukkan


dengan Al-Qur‟an pahala yang lebih baik daripada pahala orang
yang selalu bersyukur.
10. Mendapatkan derajat tertinggi di akhirat.
11. Orang yang senantiasa membaca Al-Qur‟an akan mendapatkan
ketenangan dalam hidupnya.
12. Orang yang pandai membaca Al-Qur‟an lebih berhak menjadi
pemimpin ditengah masyarakat.
13. Mengangkat derajat orang tua kelak di akhirat.
14. Dosa orang tua akan di ampuni karena anaknya membaca Al-
Qur‟an.
Demikan beberapa keutamaan dan keuntungan bagi orang- orang
yang mempelajari dan membaca Al-Qur‟an serta mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-sehari. Tentunya masih banyak lagi keutamaan-
keutamaan lainnya yang disebutkan dalam berbagai hadits dan atsar.

B. Pembahasan
1. Pengertian Ilmu Tajwid Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid Secara
bahasa tajwid berarti al-tahsin atau membaguskan.
Sedangkan secara istilah yaitu mengucapkan setiap huruf sesuai dengan
makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik
berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifat yang baru
(Thaha: 2016: 7).
Tajwid merupakan bentuk masdar yang berasal dari fi‟il madhi
jawwada yang berarti membaguskan (Akhmad Yassin Andy, 2010: 1).
Adapun pengertian tajwid menurut Imam Dzarkasyi, ilmu tajwid
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 6

adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al- Qur‟an


dengan sebaik-baiknya (Dzarkasyi, 1955: 6).
Para ulama yang khusus menggeluti bidang ini telah
mengetahui bahwa mengamalkan bacaan tajwid hukumnya wajib bagi
setiap muslim mukallaf baik yang sedang menghafal A-Qur‟an membaca
seluruhnya ataupun sebagiannya. Dari ketetapan tersebut, maka orang
yang membaca Al-Qur‟an namun tidak menggunakan hukum tajwidnya,
ia dikenakan berdosa. Allah SWT berfiman dalam
Q.S Al-Muzammil: 04, yang artinya: “Dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan
berlahan-lahan”. (Q.S Al-Muzammil: 04)
Ayat di atas tersebut sangat jelas menerangkan bahwa Allah SWT
memerintahkan kepada kita sebagai hambaNya untuk membaca Al-
Qur‟an dengan tartil atau berlahan-lahan yaitu dengan cara mengulang-
ulang bacaannya, konsisten untuk membacanya sesuai kaidah dan hukum
tajwid (Thaha: 2016: 7).

2. Ruang Lingkup Ilmu Tajwid


Di dalam buku atau kitab pembahasan ilmu tajwid terdapat banyak
sekali ruang lingkup pembahasan ilmu tajwid. beberapa pokok
pembahasan dari ruang lingkup pembahasan ilmu tajwid. Diantaranya
pembahasan tentang Ahkamul Huruf dan Ahkamul Maddi Wal Qasr
(Ummu Habibah, 2015: 38-39).
1. Ahkamul Huruf
Pembahasan Ahkamul Huruf meliputi :
a. Hukum Nun Mati atau tanwin
Hukum nun mati atau tanwin apabila bertemu dengansalah
satu huruf hijaiyah maka mempunyai 4 hukum, yaitu:
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 7

1) Idzhar
Idzhar menurut bahasa adalah jelas atau tampak.
Sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan huruf
idzhar dari makhrajnya dengan jelas tanpa dengung. Huruf
idzhar ada 6, yaitu: ‫ء‬،‫ه‬،‫خ‬،‫ح‬،‫ع‬،‫غ‬
Adapun pedoman bacaan idzhar yaitu: Apabila ada nun
mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf
halaq/halqi maka hukumnya wajib dibaca idzhar/jelas
2) Idgham
Idgham menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu
pada sesuatu. Sedangkan menurut istilah adalah bertemunya
huruf yang mati dan huruf yang hidup sekiranya menjadi
satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Idgham terbagi
menjadi dua, yaitu:
 Idgham Bigunnah Yaitu apabila nun mati atau
tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham : ‫ يو‬،
‫ ن‬، ‫ م‬، dan tidak dalam satu kalimat.Adapun cara
membacanya yaitu dengan memasukkan hurufyang
mati ke huruf hidup di depannya dengan
disertai dengung (gunnah).
 Idgham Bilagunnah Yaitu apabila nun mati atau
tanwin bertemu dengan salah satu huruf ‫ ل‬، ‫ر‬. Adapun
cara membacanya yaitu dengan memasukkan huruf
yang mati ke huruf hidup di depannya tanpa disertai
dengung.
3) Iqlab
Menurut bahasa iqlab ialah memindahkan sesuatu dari
keadaannya. Sedangkan menurut istilah ialah
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 8

menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain disertai


dengan dengungan. Hurufnya ada satu yaitu ‫ ب‬. Adapun
pedoman membacanya yaitu apabila ada nun mati atau
tanwin bertemu dengan huruf ‫ ب‬maka dibaca iqlab, yaitu
suara nun mati atau tanwin diganti dengan mim disertai
dengan dengung.
4) Ikhfa‟
Menurut bahasa ikhfa‟ ialah tertutup atau sembunyi.
Sedangkan menurut istilah ialah mengucapkan huruf yang
mati dan sunyi dari tasydid dengan disertai dengung pada
huruf yang pertama yaitu nun mati atau tanwin. Sifatnya
adalah diantara idzhar dengan idgham. Huruf ikhfa‟ ada 15
yaitu: ‫ت‬, ‫ث‬، ‫د‬، ‫ذ‬، ‫ج‬، ‫ز‬، ‫س‬، ‫ش‬، ‫ص‬، ‫ض‬، ‫ط‬،‫ظ‬، ‫ف‬، ‫ق‬، ‫ك‬
Adapun pedoman membacanya adalah apabila ada
nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15
huruf ikhfa‟ maka harus dibaca ikhfa‟ yaitu dengan
menyamarkan bunyi huruf nun mati atau tanwin ke dalam
huruf di depannya.
b. Hukum Mim Mati
Hukum mim mati terbagi menjadi 3 macam yaitu:
1) Idzhar syafawy
Adalah jika ada mim mati bertemu dengan selain
huruf ‫ ب‬dan ‫ م‬. Cara membunyikannya yaitu dengan
membaca huruf idzhar secara terang sambil bibir
tertutup setelah itu dilepas maka hukumnya wajib
dibaca idzhar syafawy.
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 9

2) Idgham mimy atau mislain


Adalah apabila ada mim mati bertemu dengan huruf
yang sama yaitu huruf mim ( ‫ )م‬maka bacaannya disebut
idgham mimy atau mislain.
3) Ikhfa‟ syafawy
Adalah apabila ada mim mati bertemu dengan huruf ‫ب‬
maka hukumnya disebut ikhfa‟ syafawy. cara membacanya
dengan dibunyikan antara idzhar (jelas) dan idgham
(memasukkan) dengan bibir tertutup. Hurufnya ada satu, yaitu
‫ب‬

2. Ahkamul Maddi Wal Qasr


Hukum mad ada dua macam, yaitu mad asli dan mad far‟i.
a. Mad Asli atau Mad Tabi‟i
Ialah memanjangkan bunyi suatu huruf karena bertemu
dengan huruf mad yang tiga, yaitu ‫ ا‬، ‫ ي‬، ‫و‬. Adapun
panjangnya mad asli ini adalah 2 ketukan.
b. Mad Far‟i
1) Mad Wajib Muttasil
Yaitu huruf mad yang bertemu dengan hamzah dalam
satu kata. Menurut Hafsh wajib dibaca 2/21/2alif.
2) Mad Jaiz Munfasil
Yaitu mad yang bertemu hamzah tidak dalam satu kata.
menurut Hafsh harus dibaca 2/21/2alif.
3) Mad „Arid Lissukun
Yaitu mad yang bertemu sukun karena berhenti, boleh
dibaca 1, 2 atau 3 alif
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 10

4) Mad Badal
Yaitu mad yang menggantikan hamzah. Menurut Rawi
Hafsh dibaca 1 alif.
5) Mad Lain
Yaitu jika ada huruf fathah bertemu ‫ و‬mati atau ‫ ي‬mati
sesudah itu berakhir pula dengan huruf mati lainnya karena
diwaqafkan. Hukumnya jawaz, artinya boleh dibaca 1 alif,
2 alif atau 3 alif.
6) Mad Silah
Yaitu ha‟ damir (kata ganti) yang diapit harakat hidup.
Ada yang qasirah (pendek) dan ada yang tawilah (panjang).
a) Qasirah
Apabila ada ha damir tidak bertemu hamzah. Mad
silah qasirah membacanya seperti mad tabi‟i, dibaca
qasr (1 alif).
b) Tawilah
Apabila ada ha‟ damir bertemu hamzah. menurut
Hafs dibaca 2/21/2 alif.
7) Mad „Iwad
Yaitu jika ada fathatain pada akhir kata yang
diwaqafkan (dibaca berhenti), maka tanwinnya diganti mad
tabi‟i.

8) Mad Farq
Yaitu jika ada hamzah istifham (hamzah untuk bertanya)
bertemu dengan hamzah, hamzah maka
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 11

menjadi mad (huruf panjang). Mad Farq ini hukumnyasama


dengan mad lazim, dibaca 3 alif.
9) Mad Lazim Kilmy Musaqqal
Yaitu huruf mad bertemu dengan tasydid dalamsatu
kalimat. Panjangnya 6 harakat.
10) Mad Lazim Kilmy Mukhaffaf
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan sukunasli
dalam satu kalimat. Panjangnya 6 haraka.
11) Mad Lazim harfi Musaqqal
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu sukun dalam
huruf dan dibaca idgam. panjangnya 6 harakat.
(12 Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu sukun dalam
huruf dan tidak dibaca idgam. panjangnya 6 harakat. (13
Mad Tamkin
Yaitu ‫ ي‬kasrah bertasydid bertemu dengan ‫ ي‬sukun.
Panjangnya 2 harakat.
Demikian sedikit banyaknya pokok pembahasan dari Ilmu tajwid.
Untuk menambah atau memperjelas bagaimana contoh dari masing-
masing hukum bacaan diatas dapat kita temukan di banyak buku panduan
pembelajaran ilmu tajwid dan dapat melihat langsung di dalam Al-quranul
karim.
Ibnu Ghazi berkata di dalam kitab Syarah al-jazariyah yang
dimilikinya: Ketahuilah bahwa mempelajari ilmu tajwid hukumnya tidak
diperselisihkan lagi, mempelajarainya adalah Fardhu Kifayah sedangkan
mengamalkannya adalah Fardhu „Ain, bagi tiap muslim dan muslimah
dari kalangan Mukallaf (orang-orang yang sudah
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 12

mendapatkan beban syariat). Hukum tentang kefardhuannya telah


ditetapkan melalui Al-Qur‟an, As-sunnah dan Ijma‟ yang dilakukan oleh
ummat Islam (Thaha: 2016: 17).
Adapun penunjukan akan kefardhuan menggunakan ilmu
tajwid di dalam membaca Al-Qur‟an menurut ijma‟ yaitu bahwasanya
ummat Islam yang terjaga dari kesalahan telah bersepakat tentang
wajibnya memperaktekkan ilmu tajwid terhitung semenjak masa
Rasulullah SAW sampai zaman kita sekarang ini, tidak ada satu perbedaan
pendapatpun tentangnya yang diriwayatkan dari mereka, dan ini
merupakan hujjah yang paling kuat.

3. Penguasaan Ilmu Tajwid


Penguasaan berasal dari kata kuasa yang artinya kemampuan atau
kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Sedangkan penguasaan sendiri berarti
pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan,
kepandaian, dsb).
Dalam hal ini penguasaan merupakan pemahaman terhadap
sesuatu baik secara teoritis maupun praktisnya. Adapun hukum bacaan
tajwid adalah hukum-hukum/ketetapan bagaimana cara membaca dan
mengucapkan kalimat-kalimat Al-Qur‟an dengan tepat dan benar. Jadi
penguasaan ilmu tajwid adalah pemahaman terhadap hukum bacaan tajwid
dan sanggup untuk menggunakan pemahamannya tersebut dalam
membaca Al-Qur‟an secara tepat dan benar.
Mempelajari ilmu tajwid sangat dianjurkan bagi semua umat Islam
supaya dapat membaca Al-Qur‟an dengan lancar, baik dan benar. Sebab
membaca Al-Qur‟an bukan sekedar membaca saja,
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 13

melainkan membacanya harus benar sesuai dengan kaidah yang


ditetapkan.
Oleh karena itu, supaya dapat mengetahui tata cara membaca Al-
Qur‟an yang benar maka harus terlebih dahulu menguasai pokok- pokok
pembahasan hukum bacaan yang ada di dalam ilmu tajwid, seperti: hukum
nun mati atau tanwin, hukum mim mati, idgham, hukum mad, dan lain
sebagainya (Alawiyah, 2015: 51-52) .

4. Hakikat dan Tujuan Akhir Mempelajari Ilmu Tajwid


Hakikat ilmu tajwid yaitu malafalkan huruf sesuai haknya,
maksudnya adalah haknya dari sifat yang tetap baginya diantara sifat-sifat
yang akan dijelaskan nanti, dan melafalkan huruf sesuai dengan
mustahaknya atau sesuai dengan karakteristik yang muncul akibat dari
sifat tersebut (Thaha: 2016: 24).
Setiap huruf yang kita kenal dalam Al-Qur‟an meliki sifat atau
makhraj yang berbeda-beda, masing-masing huruf harus dilafalkan sesuai
dengan sifat atau makhrajnya. Apabila tidak dilafalkan sesuai dengan sifat
dan makhrajnya sendiri maka hal tersebut tidak menempatkan huruf pada
haknya sendiri. Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat-sifat
bawaan yang ada didalam dzat huruf dan sifat yang mesti ada padanya,
seperti sifat jahr, sifat syiddah dan sifat isti‟la. Karena itu sifat itu akan
senantiasa ada pada huruf-huruf tertentu dan tidak akan pernah terlepas
darinya.
Abu „Amru Ad-Dani berkata bahwa tidak bagi seorang qari‟
untuk dapat mengoreksi bacaan huruf yang tidak akan sampai kepada
hakikat lafazh yang dibangun oleh huruf tersebut kecuali dengan latihan
latihan yang keras dan intensitas bacaan yang banyak disertai dengan
memiliki keilmuan tentang hakikat-hakikatnya dan
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 14

mengetahui tentang kedudukannya, kemudian ia melafalkan setiap huruf


sesuai dengan haknya (Thaha: 2016: 16).
Dari penjelasan tentang hakikat ilmu tajwid di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya ilmu tajwid adalah melafalkan setiap
huruf sesuai dengan haknya, baik sifat-sifat maupun makhrajnya.
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan sebelumnya maka sudah
jelas bahwa mempelajari ilmu tajwid tertuju kepada empat hal, yaitu:
1. Untuk mengetahui makhrijul huruf atau tempat keluarnya huruf.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat huruf.
3.Untuk mengetahui hukum-hukum baru yang menyertai huruf
tersebut yang disebabkan adanya susunan huruf (yang
membentuk kalimat).
4. Melatih lisan dan banyak mengulang pelafalan lafazh dan
huruf.
Dengan mengetahui tujuan dari mempelajari ilmu tajwid tentuakan
semakin menambah wawasan dan keyakinan seseorang tentang betapa
pentingnya mempelajari ilmu tajwid dan tentunya juga akan sangat
membatu untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidahnya.

5. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur‟an


Allah SWT telah menetapkan untuk memelihara Al-Qur‟an
dengan cara penyampaian yang mutawatir sehingga tidak terjadi
penyimpangan atau perubahan apapun. Keistimewaan ini tidak dimilikioleh
kitab-kitab sebelumnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-
Hijr: 9, yang artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al- Qur‟an,
dan Kami benar-benar akan menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
Dengan keistimewaan itulah, Al-Qur‟an memecahkan persoalan-
persoalan kemanusiaan kemanusian di berbagai segi
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 15

kehidupan, baik yang berkaitan dengan masalah kejiwaan, jasmani, sosial,


ekonomi maupun politik, dengan pemecahan yang penuh bijaksana,
karena itu diturunkan oleh yang maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Untuk
mejawab setiap problem yang ada. Al-Qur‟an meletakkan dasar-dasar
umum yang dapat dijadikan landasan oleh manusia, yang relevan di segala
zaman. Dengan demikian, Al-Qur‟an akan selalu aktual di setiap waktu
dan tepat. Sebab, Islam adalah agama yang abadi.
Untuk mengetahui bahwa seseorang telah mampu membaca Al-
Qur‟an dengan baik dan benar, terdapat beberapa indikator. Indikator-
indikator kemampuan membaca Al-Qur‟an dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Kelancaran membaca Al-Qur‟an
Lancar ialah fasih (tidak terbata-bata, tidak terburu-buru). lancar
adalah membaca Al-Qur‟an dengan fasih dan membaca dengan tartil.
Tartil secara terminologi (istilah) adalah membaca Al-Qur‟an dengan
mengikuti prosedur dan aturan serta sesuai dengan kaidah yang berlaku
baik dalam segi makhraj (tempat keluar dan sifat huruf) dan mengetahui
tempat-tempat berhenti (waqaf) dengan tempo yang pelan serta meresapi
maknanya dan tidak bertujuan mengajar. Membaca adalah aktivitas yang
kompleks dengan mengarahkansejumlah tindakan (Oedarso, 1988: 4).
b. Ketepatan membaca Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah
tajwid
Ilmu tajwid adalah mengucapkan setiap huruf (Al-Qur‟an) sesuai
dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang seharusnya di ucapkan
(Abdul Chaer, 2013: 12). Dengan demikian hal ini menjadi
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 16

kewajiban kita harus menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan


kemurnian Al-Qur‟an dengan cara membaca Al-Qur‟an secara baik dan
benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya.
c. Kesesuaian membaca dengan makhrajnya
Sebelum membaca Al-Qur‟an, sebaiknya seseorang terlebih
dahulu mengetahui makhraj dan sifat-sifat huruf. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makharijul huruf adalah membaca huruf-
huruf sesuai dengan tempat keluarnya huruf seperti tenggorokan, ditengah
lidah, antara dua bibir dan lain-lain (Tombak Alam, 2010: 7)
Secara garis besar makharijul huruf terbagi menjadi 5 yaitu: Jawf
(rongga mulut ), Halq (tenggorokan), Lisan (lidah), Syafatani (dua bibir),
Khoisyum (dalam hidung), Khoisyum (pangkal hidung).
Apabila seseorang membaca Al-Qur‟an sesuai dengan indikator-
indikator di atas, maka dapat dikatakan bahwa ia telah mampu membaca
Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Disamping itu juga harus dapat
memahami dan mengamalkan isi kandungan yang terdapat di dalam Al-
Qur‟an.
Kewajiban dan faedah dalam mempelajari dan memakai
ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an 17

C. Penutup
Mempelajari ilmu tajwid sangat dianjurkan bagi semua umat Islam
supaya dapat membaca Al-Qur‟an dengan lancar, baik dan benar. Sebab
membaca Al-Qur‟an bukan sekedar membaca saja, melainkan
membacanya harus benar sesuai dengan kaidah yang ditetapkan. Oleh
karena itu, supaya dapat mengetahui tata cara membaca Al-Qur‟an yang
benar maka harus terlebih dahulu menguasai pokok-pokok pembahasan
hukum bacaan yang ada di dalam ilmu tajwid, seperti: hukum nun mati
atau tanwin, hukum mim mati, idgham, hukum mad, dan lain sebagainya

Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk senantiasa membaca Al-


Qur‟an dengan tartil dan berlahan-lahan, karena pada dasarnya
hukum membaca Al- Qur‟an sesuai dengan hukum tajwid adalah
fardhu „ain yaitu apabila dilakukan akan berpahala dan apabila
ditinggalkan maka akan berdosa.
Jurnal Tahsin Qur’an Vol.1,No 1,2023 18

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrauf Sa‟ad, Syeih Thaha. (2016). Panduan Lengkap dan
PraktisIlmu Tajwid, Jawa Barat: Fathan Prima Media.
Alam, Tombak. (2010), Ilmu Tajwid, Jakarta: Amzah.
Chaer, Abdul, (2013). Al-Qur‟an dan Ilmu Tajwid, Jakarta: Rineka Cipta.Cholil,
Adam. (2014). Dahsyatnya Al-Qur‟an, Jakarta : AMP Press.
Dzarkasyi, Imam. (1955). Pelajaran Tajwid, Ponorogo: Trimurti. Habibah,
Ummu. (2015). 20 Hari Hafal 1 Juz, Yogyakarta: Diva Press.
Idris, S., & Tabrani ZA. (2017). Realitas Konsep Pendidikan
Humanisme dalam Konteks Pendidikan Islam.
Oedarso. (1988). Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Quraish Shihab, Muhammad. (1996-1997). Wawasan
Al-Qur‟an,Bandung: Mizan.
Wahid, Wiwi Alawiyah. (2015). Panduan Menghafal al-Quran
Super Kilat, Yogyakarta: Diva Press.
Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015). Metodologi
Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. Banda Aceh:Ar-Raniry Press.
Yassin Andy, Akhmad. (2010). Ilmu Tajwid Pedoman Membaca
Al Qur‟an, Jombang: Pelita Offset.

Anda mungkin juga menyukai