Anda di halaman 1dari 15

HUKUM RA DAN QALQALAH

MAKALAH

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Baca Tulis Quran yang diampu oleh Bapak
Najib, S.Pd.)

oleh

Salwa Fitra Ramadhan Safaat

X IPS 1

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SEKOLAH MENENGAH ATAS PLUS AL-GHIFARI

BANDUNG

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh
alam yang didalamnya mengandung berbagai macam ilmu, hukum, teologi,
sosial, dan sebagainya. Untuk itu perlu mengetahui dan memahami
perbedaan bacaan al-quran serta implikasinya terhadap makna dari lafal itu
sendiri.
Al-Qur’an dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik teks.
Maka untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Al-Qur’an perlu
memahami qira’at dan cara membaca Al-Qur’an dengan benar, cara
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan ilmu
tajwid (Anonim1, 2014).
Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa tajwid itu adalah suatu
cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajari
ilmuqira’at alqur’an. Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk memperbaiki
bacaan alqur’an. Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf
Arab dan telah dapat membaca alqur’an sekedarnya.
Beberapa hukum bacaan dalam ilmu tajwid, yakni hukum bacaan “Al”
(alif lam) baik “Al” Qamariyah maupun “Al” Syamsiyah, nun mati/tanwin,
dan mim mati, hukum bacaan qalqalah, hukum bacaan lam-ra, hukum
bacaan mad dan waqaf hukum bacaan lain dalam ilmu tajwid yang juga
sangat penting untuk diketahui, yaitu hukum bacaan idgham (Marzuki,
2012).
Dari beberapa hukum bacaan pada ilmu tajwid sangat penting
diketahui dan salah satunya ialah hukum bacaan Qalqalah, tanda waqaf,
ibtida pengucapan bacaan alqur’an secara tafkhrim atau tarqiq serta
macam-macam huru isti’la, huruf lam dan huruf Ra. Untuk itu, maka dalam
makalah ini akan dibahas hukum-hukum bacaan tersebut, sehingga
dengan memahami ilmu tajwid kita mampu membaca Alqur’an dengan baik
dan benar sesuai dengan makna dar artinya.

1.2 Tujuan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui dan memahami hukum
bacaan tajwid diantaranya hukum bacaan qalqalah, waqaf, ibtida, tafkhim
atau tarqiq, huruf isti’la, huruf lam jaladah dan hukum huruf Ra.

1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin dipetik penulis dalam pembuatan makalah ini ialah
agar pembaca khususnya penulis sendiri dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum tajwid dalam membaca Al-qur’an
sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini ialah :
1. Apa itu ilmu tajwid?
2. Apa yang dimaksud dengan qalqalah dan berapa macam jenisnya?
3. Bagaimana hukum membaca Al-qur’an apabila ada tanda waqaf dan
ibtida?
4. Bagaimana pengucapan secara tafkhim atau tarqiq?
5. Apa itu huruf isti’la, lam jaladah, dan huruf Ra dan apa saja contohnya?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Tajwid

Jika dibincangkan kapan bermulanya ilmu Tajwid, maka kenyataan


menunjukkan bahwa ilmu ini telah bermula sejak dari al-Qur’an itu
diturunkan kepada Rasulullah SAW. Ini kerena Rasulullah SAW sendiri
diperintah untuk membaca al-Qur’an dengan tajwid dan tartil seperti yang
disebut dalam surat al-Muzammil ayat 4.
‫َو َر ِّت ِل اْلُقْر َآَن َت ْر ِتياًل‬
"Bacalah al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)."

Penulisan dalam ilmu tajwid sejak dulu dan sekarang tidak begitu
banyak, puncak utama ialah karena pembahasan ilmu itu sendiri yang tidak
begitu meluas dan kandungan babnya tidak banyak. Selain dari itu ia lebih
tertumpu kepada latihan amali dan jarang sekali didapati ia diajar dalam
bentuk kuliah dan perbincangan hukum semata-mata. Kitab yang pertama
dalam ilmu tajwid ialah dalam bentuk nazam (syair). Ia telah dihasilkan oleh
Abu Mazahim al-Khaqani yang wafat pada tahun 325 hijrah yaitu di akhir
kurun yang ke 3 hijrah. Nazam tersebut dianggap yang terawal dalam ilmu
tajwid (Anonim1, 2014).
Tajwīd (‫ )تجوي>>د‬secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan
elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata
Jawwada (‫تجوي>دا‬-‫يجّو د‬-‫ )جّو د‬dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid
berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat
yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang
terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun bukan (Anonim1, 2014).
Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa tajwid itu adalah suatu
cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajari
ilmuqira’at alqur’an. Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk memperbaiki
bacaanalqur’an. Ilmu iajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf
Arab dan telah dapat membaca alqur’an sekedarnya (Anonim1, 2014).

2.2 Hukum Bacaan Qalqalah


Secara lughawi (arti bahasa) qalqalah berarti goyangan atau gerakan.
Sedang secara istilahi (terminologis) qalqalah adalah pantulan suara tiba-
tiba sehingga terdengar suara memantul atau membalik. Huruf-huruf
qalqalah ini ada lima, yaitu qaf ( ‫)ق‬, tha’ ( ‫)ط‬, ba’ ( ‫)ب‬, jim ( ‫)ج‬, dan dal ( ‫)د‬
yang biasa dikumpulkan dalam lafazh ‫ َق ْط ُب َج ٍد‬. Cara membaca qalqalah ini
harus terdengar suara pantulan pada setiap huruf dari lima hurufnya,
terutama ketika diwaqafkan (Marzuki, 2012).
Qalqalah ada dua macam, yaitu qalqalah shughra dan qalqalah kubra.
Kedua macam qalqalah ini akan diuraikan di bawah ini:

2.2.1 Qalqalah shughra


Shugra berarti kecil. Qalqalah shughra berarti qalqalah kecil,
artinya qalqalah yang pantulannya terlihat dengan tidak begitu jelas,
karena berada di tengah kata dan segera disambung dengan bacaan
sesudahnya. Qalqalah shughra ini terjadi pada huruf-huruf qalqalah
yang berharakat sukun/mati yang asli dan berada di tengah kata.
Cara membacanya harus dipantulkan suara huruf-huruf
qalqalahnya. Adapun contoh dari masing-masing huruf qalqalah
dalam bacaan qalqalah shughra dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(Marzuki, 2012).

2.2.2 Qalqalah kubra


Kubra berarti besar. Dengan demikian, qalqalah kubra berarti
qalqalah besar, artinya qalqalah yang pantulannya terlihat dengan
jelas, karena berada di akhir bacaan (diwaqafkan). Qalqalah kubra ini
terjadi pada huruf-huruf qalqalah yang berharakat sukun/mati yang
tidak asli tetapi karena diwaqafkan. Cara membacanya harus benar-
benar dipantulkan suara huruf-huruf qalqalahnya. Adapun contoh
qalqalah kubra dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(Marzuki, 2012).

2.3 Waqaf

Secara harfiah Waqaf adalah memutuskan pembacaan suatu kata dari


setelahnya sesaat sambil menarik nafas yang kemudian melanjutkan
bacaan kembali. Sebab waqaf secara umum terbagi menjadi empat
macam, yaitu:
2.3.1 Waqaf Idhtirary
Idhtirary menurut bahasa adalah darurat. Waqaf
idhtirary menurut istilah adalah memberhentikan bacaan karena
kondisi darurat atau sesuatu yang menyebabkan pembaca berpaling
dari bacaan Al-Qurannya; seperti, kehabisan nafas, bersin, menjawab
salam, lupa mengenai ayat yang dibaca. Hukum me-
waqaf idhtirary adalah diperbolehkan walaupun pembaca
menghentikan bacaannya pada kalimat, kata atau huruf yang tidak
layak.
2.3.2 Waqaf Intizhary
Intizhary menurut bahasa adalah menunggu. Waqaf
intizhary menurut bahasa adalah memberhentikan bacaan pada kata
yang diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh
waqaf. Untuk menghormati perbedaan pendapat itu, sambil
menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu,
kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang
dimaksud oleh ayat, dan diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya.
Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda itu.

2.3.3 Waqaf Ikhtibary


Ikhtibary menurut bahasa artinya ujian. Waqaf ikhtibary menurut
istilah adalah memberhentikan bacaan pada suatu kata dengan
tujuan untuk menjelaskan hukum-hukumnya, menjawab pertanyaan
yang berkaitan dengan Al-Quran atau ayat yang sedang dibaca,
walaupun berhenti pada kata yang dirasakan maknanya belum tepat.
Waqaf jenis ini biasanya terjadi pada proses belajar mengajar atau
ujian dengan tujuan untuk menjelaskan hukum bacaan ataupun
tulisannya, sehingga kesempurnaan makna menjadi tidak
dipersyaratkan.

2.3.4 Waqaf Ikhtiary


Ikhtiary menurut bahasa artinya pilihan. Waqaf ikhtiary menurut istilah
adalah memberhentikan bacaan pada suatu kata yang diserahkan
pada pilihan atau kehendak si pembaca.

Tanda-tanda waqaf yang tertulis dalam mushaf standar adalah sebagai


berikut :
Tanda
No. Waqaf Penjelasan

Diwajibkan berhenti dan jika menyambungkannya


1 ‫م‬ makna menjadi tidak sesuai atau rancu

Diutamakan berhenti dengan tetap adanya kebolehan


2 ‫قلى‬ menyambungkan

3 ‫صلى‬ Diutamakan bersambung dengan tetap adanya


kebolehan berhenti

‫ج‬ Diperbolehkan berhenti atau menyambungkannya


4

Kebolehan untuk berhenti pada kata di salah satunya


5 .’. .’. tidak dikeduanya

Larangan berhenti karena jika berhenti makna menjadi


6 ‫ال‬ tidak sesuai

(Adi, H.A.R, 2010 dalam Anonim2, 2013).

2.4 Ibtida

Ibtida menurut bahasa berasal dari ibtidaa-yabtadiu-ibtidaan yang


berarti “memulai” yaitu melanjutkan atau memulai kembali bacaan setelah
berhenti sejenak untuk mengambil nafas (waqaf) (Anonim2, 2013). Selain
itu pengertian ibtida juga berarti Memulai kembali membaca Al-Qur’an
setelah berhenti atau setelah wakaf (Anonim3, 2013).
Ibtida terbagi dua macam, yaitu:
2.4.1 Ibtida jaiz
Ibtida yang diperbolehkan dengan cara memulai pada kata yang
mengantarkan pada kesempurnaan makna sebagaimana yang
dimaksud.

2.4.2 Ibtida ghairu jaiz


Ibtida yang tidak diperbolehkan karena memulainya pada kata
yang menyebabkan rusaknya makna kalimat yang dibaca.
Perhatikan contoh berikut.

‫ۚ َلَقْد َكَفَر اَّلِذيَن َق اُلوا ِإَّن َهَّللا ُه َو اْلَمِس يُح اْبُن َم ْر َي َم‬
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,
‘Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putera Maryam.’ (QS. Al-
Maidah: 17)
Berhenti pada kata qalu, kemudian ibtida pada kata
setelahnya innallaha…, maka ibtida pada tempat tersebut
merancukan makna dari konsep tauhid yang sudah baku sehingga
menyebabkan makna tidak sesuai dengan yang dimaksud. (Adi,
H.A.R, 2010 dalam Anonim2, 2013).

2.5 Huruf Istila, Huruf Lam Jaladah dan Huruf Ra


2.5.1 Huruf Istila
Huruf-huruf Istila’ ialah huruf yang dibaca dengan tebal kerana
sebahagian besar dari pangkal lidah terangkat ke lelangit semasa
menyebutnya. Huruf Isti’la’ ada 7 huruf; , ‫ غ‬, ‫ ظ‬, ‫ ط‬, ‫ ض‬, ‫ ص‬,‫خ‬
‫ ق‬. Martabat ketebalan huruf-huruf Isti’la’ tersebut berubah
mengikut keadaannya yang terbahagi kepada 5 tahap ketebalan
iaitu dari tahap yang paling tebal hingga tahap yang paling kurang
ketebalannya;
1. Setiap huruf Isti’la’ yang berbaris fathah beserta huruf Alif
selepasnya. Contoh;

‫ﭥ‬ ‫ﭸ‬ ‫ﭒ‬

2. Setiap huruf Isti’la’ yang berbaris fathah tanpa huruf Alif


selepasnya;

‫ﭝ‬ ‫ﯷ‬ ‫ﭦ‬

3. Setiap huruf Isti’la’ yang berbaris dhammah;

‫ﭟ‬ ‫ﯱ‬ ‫ﭠ‬

4. Setiap huruf Isti’la’ yang berkeadaan sukun;

‫ﮊ‬ ‫ﮛ‬ ‫ﭽ‬

5. Setiap huruf Isti’la’ yang berbaris kasrah;

‫ﯤ‬ ‫ﭪ‬ ‫ﮗ‬

(Warohmah, 2013)

2.5.2 Huruf Lam Jaladah


Alif lam jalalah yaitu hukum bacaan lam dalam lafadz Allah (
‫ )هللا‬dalam Al-Qur’an. Yang artinya utuk mengagungkan Allah swt.
Cara membaca Alif lam jalalah yaitu : Tafkhim dan Tarqiq
1. Lam Jalalah Tafkhim
Lam jalalah tafkhim yaitu lam jalalah yang di baca tebal .
Ciri – ciri lan jalalah tafkhim :
a. Berada di awal kalimat
Contoh :
 Dalam QS. A l- Ihlas ayat 2

 Dalam QS.Al- Baqarah ayat 255

b. Lafadz Jalalah setelah huruf yang berharakat fathah .


Contoh :
 Dalam QS. Al- Ihlas ayat 1

c. Lafadz Jalalah berada setelah huruf yag berharakat domah


Contoh :
 Dalam QS. AL- Humazah ayat 6

2. Lam Jalalah Tarqiq


Lam jalalah tarqiq yaitu lam jalalah yang dibaca tipis. Ciri – ciri
lam jalalah tarqiq yaitu lam jalalah yang huruf sebelumnya
berharakat kasrah .
Contoh dalam bacaan :
“ Bismillah “
Membaca Lam secara tafkhim atau tebal yaitu hanya pada lam
jalalah. Sedangkan pada lafadz yang lain walaupun
sebelumnya diawali dengan huruf fathah ataupun domah. Akan
tetapi, cara bacanya yaitu tarqiq atau tipis (Warohmah, 2013)
2.5.3 Huruf Raa
Dalam ilmu tajwid hukum bacaan ra dibagi menjadi dua , yaitu Ra
tafkhim dan Ra tarqiq
1. Bacaan Ra’ yang dibaca Tafkhim ( tebal )
Ciri – cirinya :
a. Apabila ra berharakat fathah
b. Apabila Ra berharakat Damah
c. Apabila Ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya
berharakat fathah
d. Apabila Ra berharakat sukun dan huruf sebelumnya
berharakat damah
e. Apabila ada ra sukun atau ra mati dan huruf sebelumnya
berharakat kasrah aridhah atau kasrah bukan asli yaitu
kasrah yang terdapat pada hamzah wasal , tetapi
diwasalkan sehingga hamzah itu tidak terbaca .
f. Apabila ada ra sukun yang huruf sebelumnya berharakat
kasrah dan huruf sesudahya adalah huruf isti’la yang tidak
berharakat kasrah .
g. Huruf Ra sukun yang diwaqafkan , dan huruf sebelumnya
adalah huruf yang berharakat fathah
h. Huruf Ra sukun yang di waqafkan dan huruf sebelumnya
adalah huruf yang berharakat domah
i. Huruf Ra sukun yang diwaqafkan dan huruf sebelumnya
adalah huruf alif
j. Huruf Ra sukun yang diwaqafkan dan huruf sebelumnya
adalah huruf wawu
k. Huruf Ra sukun yang diwaqafkan , yang huruf sebelumnya
adalah huruf berharakat sukun dan diawali oleh huruf yang
berharakat fathah
l. Huruf ra sukun yang di waqafkan , yang huruf sebelumnya
adalah huruf berharakat sukun dan diawali dengan huruf
yang berharakat domah. Contoh bacaan ra tafkhim :
2. Hukum Bacaan Ra Tarqiq ( tipis )
Ciri – ciri bacaan ra tarqiq :
a. Apabila huruf Ra berharakat kasrah atau kasrah tain
b. Apabila Ra sukun didahului oleh huruf yang berharakat
kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’la ( huruf yang di
baca tebal )
c. Apabila Ra berharakat damah atau damahtain dan huruf
sebelumnya berupa Ya sukun dan Ra tersebut di
waqafkan.
Contoh bacaan ra tarqiq :

3. Hukum Bacaan Ra tafkhim dan tarqiq


Ciri – ciri ra yang dibaca tafkhim dan tarqiq :
a. Apabila ra sukun di dahului oleh huruf berharakat kasrah
dan huruf sesudah huruf ra terdapat huruf isti’la yang
berharakat kasrah atau kasrahtain
b. Apabila ada Ra sukun didahului oleh huruf yang berharakat
kasrah dan sesudah ra terdapat huruf isti’la yang tidaj
berharakat kasrah .
Contoh bacaan ra yang di baca tafkhim dan tarqiq :
)Warohmah, 2013( ‫ ِمْر َص اٌد‬, ‫ِبِحْر ٍص‬

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Qalqalah berarti goyangan atau gerakan. Sedang secara istilahi
(terminologis) qalqalah adalah pantulan
2. Qalqalah ada dua macam, yaitu qalqalah shughra dan qalqalah kubra
3. Waqaf adalah memutuskan pembacaan suatu kata dari setelahnya
sesaat sambil menarik nafas yang kemudian melanjutkan bacaan
kembali.
4. Sebab waqaf secara umum terbagi menjadi empat macam, yaitu waqaf
idhtirary,waqaf intizhary, waqaf ikhtibary, dan waqaf ikhtiary.
5. Ibtida’ adalah melanjutkan atau memulai kembali bacaan setelah
berhenti sejenak untuk mengambil nafas (waqaf).
6. Ibtida’ terbagi dua macam, yaitu ibtida’ jaiz dan ibtida’ ghairu jaiz.
7. Dalam ilmu tajwid hukum bacaan ra dibagi menjadi dua, yaitu Ra
tafkhim dan Ra tarqiq
8. Alif lam jalalah yaitu hukum bacaan lam dalam lafadz Allah (‫ )هللا‬dalam
Al-Qur’an. Yang artinya utuk mengagungkan Allah swt.
9. Cara membaca Alif lam jalalah yaitu : Tafkhim dan Tarqiq
10. Lam jalalah tarqiq yaitu lam jalalah yang dibaca tipis sedangkan Lam
jalalah tafkhim yaitu lam jalalah yang di baca tebal.

3.2 Saran
Saran yang mampu diberikan penulis yaitu hendaknya setiap hukum-
hukum bacaan pada Alqur’an ditaati sesuai dengan ketentuan atau hukum
ilmu tajwid. Sehingga makna ada arti yang terkandung di dalam Al-Qur’an
sesuai dengan wahyu yang telah Allah turunkan kepada baginda
Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2014. Ilmu Tajwid. http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-


ilmu-tajwid.html. Diakses tanggal 17 Desember 2015. Pukul 15.07 Wita.
Anonim2. 2013. Waqaf dan Ibtida. https://berkilaulah.wordpress.com/ . Diakses
tanggal 17 Desember 2015. Pukul 17. 10 wita.

Anonim3. 2013. Waqaf dan Ibtida. http://www.namabayiperempuan.web. Diakses


tanggal 17 Desember 2015. Pukul 17. 15 wita.

Marzuki. 2012. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 2 SMP. Fakultas FIS


UNY.

Raudhah. A.H.A, 2010. Materi Praktis Tahsin Tilawah 4. Bandung: Tar-Q Press.

Warohmah. 2013. Hukum bacaan la dan Ra http://warohmah.com/hukum-


bacaan-lam-jalalah/2013. Diakses tanggal 17 Desember 2015. Pukul 17.20
wita.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... i
1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah................................................................. 2

2. PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Ilmu Tajwid............................................................................. 3
2.2 Hukum Bacaan Qalqalah....................................................... 4
2.3 Waqaf.................................................................................... 5
2.4 Ibtida...................................................................................... 7
2.5 Huruf Isti’la, Huruf Lam Jaladah dan Huruf Ra...................... 8

3. PENUTUP........................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan............................................................................ 12
3.2 Saran..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11

Anda mungkin juga menyukai