MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Pengajran Al-Qur’an di Masyarakat
Dosen Pengampu : Yanyan Nurdi, M.Ag.
Disusun Oleh:
Sandi Nugraha
Ferdy F Firdaus
Beberapa karya yang masyhur di antaranya adalah matan jazariyah dan Matan
Asy-Syatibiyah Kedua karya ini membahas tentang cara membaca al-Qur’an menurut
Imam ‘Ashim Riwayat Hafs. Dari kedua karya ini juga muncullah berbagai karya
tentang ilmu Tajwid dan metode membaca al-Qur’an di Indonesia yang kemudian
dikenal dengan thariq (madzhab) As-Syatibiyyah dan thariq Al-Jazariyah.
Mayoritasnya menggunakan Matan as-Syatibiyah karena kemudahan
membacanya, walaupun Matn al-Jazariyah juga tetap digunakan. Perbedaan
keduanya secara umum adalah pada panjang bacaaan mad, sifat huruf dan beberapa
kalimat gharib dalam al-Qur’an.
Seperti pada Mad Wajib muttashil, thariq as-Syatibiyah dibaca 4 harakat baik
ketika dibaca waqaf ataupun di washal. Sedangkan, thariq al-Jazariyah membacanya
4 atau 5 harakat ketika washal, dan 6 harakat saat dibaca waqaf. Dari kedua thoriq ini
kemudian muncullah kitab-kitab Tajwid seperti Hidayatu as-Shibyan dan Tuhfatu al-
Athfal. Wallahu A’lam.2
Sifatul Huruf
1. Al-Hams, 2. Asy-Sidah, 3. Al-Isti’la, 4. Al-Itbaq, 5. Sifat-sifat lainnya
Al-Jahr Ar-Rikhowah Al-Istifal Al-Infitah
c) Tajwidul Jumlah
Tajwidul jumlah adalah pembahasan yang menata susunan kalimat agar tetap terjaga
kaitan lafazh (I’’rob) dan juga kaitan maknanya. Pembahasan ini seputar waqaf dan ibtida.
Menjadi salah satu aturan yang telah ditetapkan oleh para ulama ketika membaca Al-Quran
adalah tidak boleh menghela nafas di tengah bacaan. Apabila nafas habis di tengah-tengah
membaca Al-Quran maka hendaknya ia berhenti, inilah yang disebut dengan waqaf. Ketika
bacaan terhenti pada suatu kalimat/kata, maka memulainya kembali disebut dengan ibtida.
Pada saat melakukan waqaf ataupun ibtida maka aturannya adalah tidak boleh waqaf
atau ibtida di sembarang tempat (kalimat/kata), karena akan menimbulkan kesalahan seperti
I’rab yang tidak tepat dan juga kerusakan makna. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang ingin
membaca dan mempelajari Al-Quran hendaknya mempelajari waqaf dan ibtida, supaya
terhindar dari kesalahan-kesalahan ketika berhenti dari bacaan atau ketika hendak memulai
bacaannya kembali.
4. Keutamaan Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid merupakan bentuk upaya menjaga orisinalitas Al-Quran dari
sisi cara bacanya, sehingga mempelajari ilmu tajwid memiliki keutamaan yang sangat besar,
ia merupakan ilmu yang sangat mulia yang mempelajari tata cara baca kalamullah ta’ala.
Berikut ini beberapa keutamaan mempelajari ilmu tajwid:
a) Mematuhi perintah Allah ta’ala
َو َرتِّ ِل القُرْ َءانَ تَرْ تِياًل
“dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil.” Q. S. Al-Muzzammil: 4
b) Menggapai keistimewaan dari Allah ta’ala
ِإ ّن هللاَ يُ ِحبُّ َأن يَ ْق َرَأ القُرْ َءانَ َك َما ُأ ْن ِز َل
“Sesungguhnya Allah mencintai bacaan Al-Quran sebagaimana diturunkan.” H. R.
Khuzaimah
c) Meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
Ya’la bin Mamlak bertanya kepada Ummu Salamah tentang sifat bacaan Nabi ﷺ, lalu
Ummu Salamah menyifati bacaan Nabi ﷺdengan
قِ َرا َءةً ُمفَ َّس َرةً َحرفًا َحرفًا
“bacaan yang jelas terperinci huruf demi hurufnya.” (HR.Nasa’i)3
Ketiga dalil tentang keutamaan mempelajari ilmu tajwid di atas sangat cukup untuk
menunjukkan betapa mulianya ilmu tajwid, sekaligus menjadi motivasi masyarakat muslim
untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu tajwid.4
3
Ghanim Qadduri, asy-Syarhul Wajiz ‘ala al-Muqaddimatial-
Jazariyyah, Cetakan 1, 2009. Markaz Ad-Dirasat waAl-Ma’lumat Al-Quraniyyah
4
http:/almustari.blongspot.com/pengertian-tajwid-dan-objek-kajiannya.html?m
5. Pengajaran Ilmu Tajwid di Masyarakat
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, membaca Al-
Quran sudah menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan baik secara individu maupun
berjamaah. Namun demikian, masih banyak diantara masyarakat yang tidak faham ilmu
tajwid, sehingga bacaan Al-Quran yang dilantunkan tidak sebagaimana mestinya. Pada tahun
lalu, tepatnya di tahun 2022 DMI (Dewan Masjid Indonesia) memberikan pernyataan bahwa
65 persen Umat Islam di Indonesia masih buta huruf Al-Quran, sama sekali belum bisa
membaca Al-Quran. Jika 65 persen masyarakat muslim masih buta huruf Al-Quran, maka
persentase masyarakat yang tidak tahu ilmu tajwid tentunya lebih banyak, karena orang yang
sudah mampu membaca Al-Quran belum tentu mengetahui ilmu tajwid.
Oleh karena itu, pengajaran ilmu tajwid di masyarakat sangatlah diperlukan, baik di
kalangan masyarakat yang sudah mampu membaca Al-Quran maupun di masyarakat yang
masih buta huruf Al-Quran.
Pada saat ini pengajaran ilmu tajwid di masyarakat mulai marak, pengajarannya
dibuat semenarik mungkin dengan berbagai macam metode yang menjadi andalan masing-
masing pengajar. Dari sekian banyaknya sample pengajaran ilmu tajwid di masyarakat, pada
makalah ini penulis akan memaparkan pengajaran ilmu tajwid di masyarakat yang ada di
sebuah komunitas di kota Garut.
Komunitas Langit (KL) adalah satu komunitas yang mewadahi masyarakat pecinta
Al-Quran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bacaan Al-Qurannya, juga
menambah dan menguatkan hafalan Al-Qurannya, serta mentadabburi makna-makna
Kalamullah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas ini berdiri sejak
tahun 2015 sampai saat ini, tempatnya di Rumah Makan Bungo Tanjung lantai II, Jl.
Pramuka komplek ruko IBC depan masjid IC.5
Di komunitas ini lebih dari 60 orang setiap priodenya yang terdiri dari berbagai
jengjang usia, mulai usia SD sampai lansia antusias mengikuti pembelajaran ilmu tajwid
secara teori dan praktek. Berikut ini gambaran pembelajaran ilmu tajwid di komunitas langit
untuk masyarakat:
5
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-
kalam-allah.
Pembelajaran tajwid dilaksanakan sepekan sekali dengan durasi waktu 120 menit, di
mana 60 menit pertama untuk mempelajari teori ilmu tajwid, dan 60 menit kedua untuk
praktek. Jadi, terdapat dua sesi pembelajaran setiap pekannya. Sebagaimana tertera di dalam
silabus, pembelajaran tajwid berlangsung selama 16 pertemuan atau selama 4 bulan dengan
dua kali ujian sebagai bentuk evaluasi. Ada dua metode yang digunakan dalam pembelajaran
tajwid di komunitas ini. Pertama metode bandongan atau disebut juga dengan metode
pengajian sentral, metode ini digunakan dalam sesi pertama yakni pada saat memberikan
materi-materi ilmu tajwid. Lalu pada sesi kedua pada saat praktek metode yang digunakan
ialah metode talaqi, yaitu guru membaca murid menirukan, sebagaimana Jibril ‘alaihi salam
membaca lalu Rosulullah ﷺmenirukan.
Kegiatan pembelajaran tajwid ini didedikasikan untuk masyarakat, tak heran jika
pembelajaran di komunitas ini gratis. Pembelajaran tajwid yang terbilang sederhana ini
memberikan manfaat bagi masyarakat dari berbagai kalangan, seperti anak sekolah,
mahasiswa, ibu rumah tangga, bapak-bapak pekerja, guru, dan lainnya. Setelah selesai
mengikuti pembelajaran tajwid dan dinyatakan lulus oleh pembimbing maka masyarakat
mampu melafazhkan ayat-ayat Al-Quran sebagaimana mestinya sesuai dengan kaidah-kaidah
tajwid.6
Daftar pustaka
6
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-
kalam-allah.
https://www.funquran.my.id/2021/09/pengertian-ilmu-tajwid-menurut-bahasa.html?
m=1
Ghanim Qadduri, asy-Syarhul Wajiz ‘ala al-Muqaddimatial-Jazariyyah, Cetakan 1,
2009. Markaz Ad-Dirasat waAl-Ma’lumat Al-Quraniyyah
http:/almustari.blongspot.com/pengertian-tajwid-dan-objek-kajiannya.html?m
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-kalam-allah.
Makalah, Metode Pengajaran Klasik, 2022. STAI Persis Garut