Anda di halaman 1dari 9

Pengajaran Ilmu Tadzwid dalam Al-Qu’an di Masyarakat

MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Pengajran Al-Qur’an di Masyarakat
Dosen Pengampu : Yanyan Nurdi, M.Ag.

Disusun Oleh:

Sandi Nugraha
Ferdy F Firdaus

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN
ISLAM STAIPI - GARUT
1444 H/2023 M

Jl. Aruji Kartawinata Ciawitali Tarogong Kidul Garut Kode Pos


44151 Telp (0262) 232413
Pembahasan

1. Pengertian Ilmu Tadzwid


a. Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Bahasa adalah Tajwid (‫ )تجويد‬berasa dari dari
kata jawwada (‫تجوي>>>>دا‬-‫يج>>>>وّد‬-‫)ج>>>>وّد‬.. Pengertian tajwid secara bahasa (ethimologi)
adalah melakukan sesuatu dengan indah, bagus atau membaguskan.
Muhammad Mahmud dalam Hidayatul mustafiq memberikan batasan arti tajwid
menurut bahasa dengan ( ُ‫بِ ْال َجيِّ ِد ا ِال ْتيَان‬ ) yang berarti ‘’memberikan dengan baik”.
b. Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Istilah adalah "Mengeluarka
setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya"Yang
dimaksud hak huruf adalah sifat-sifat asli yang selalu ada atau menempel di huruf
tersebut. Sifat asli huruf seperti al jahr, isti'la, asy syiddah, al ithbaq, dan lainnya yang
dibahas di materi sifat-sifat huruf1

2. Kemunculan Ilmu Tadzwid & pencetusnya


Pada saat pertama kali al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril, proses penyampaian al-Qur’an dilakukan secara langsung oleh
Nabi Saw kepada para sahabat. Dalam proses tersebut, sekaligus terdapat transfer
kaidah bacaan al-Qur’an (yang sekarang dikenal dengan ilmu Tajwid).
Namun, karena pada saat itu wilayah Islam baru berada di Jazirah Arab, dan
penduduknya mafhum dengan bacaan al-Qur’an (yang berbahasa Arab), belum
terdapat dorongan untuk membuat ilmu tentang kaidah membaca al-Qur’an. Sampai
saat Islam tersebar ke daerah di luar Arab, diusulkan untuk menyusunnya supaya
tidak terjadi kesalahan pembacaan al-Qur’an.
Menurut Abu Ya’la, sebagimana dikutip oleh Ahmad Hanifuddin dan Rustom
Nawawi, sebagian ulama qurra berpendapat bahwa pertama kali dimulai penyusunan
ilmu Tajwid oleh Abu Aswad ad-Duali, seorang tabiin yang membuat harakat dan
tanda waqaf pada al-Qur’an.
Pendapat yang lain mengatakan Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah al-
Khaqani sebagai penyusun ilmu Tajwid pertama dengan karyanya, al-Qhasidah al-
1
https://www.funquran.my.id/2021/09/pengertian-ilmu-tajwid-menurut-bahasa.html?m=1
Kaqaniyah Pendapat ini dikuatkan oleh Abu amr ad-Dani yang juga menulis karya
tentang ilmu Tajwid setelahnya, dengan judul Syarh Qasidah Abu Hazim Al-
Khaqaniyah dan at-tahdid fi al-Itqan wa at-tajwid
Setelah al-Qashidah al-Khaqaniyah, muncul berbagai karya dari ulama Qiraat.
Karya tersebut tentang ilmu Qiraat itu sendiri yang di dalamnya membahas
tentang ilmu Tajwid, ataupun khusus membahas tentang ilmu Tajwid.

Beberapa karya yang masyhur di antaranya adalah matan jazariyah dan Matan
Asy-Syatibiyah Kedua karya ini membahas tentang cara membaca al-Qur’an menurut
Imam ‘Ashim Riwayat Hafs. Dari kedua karya ini juga muncullah berbagai karya
tentang ilmu Tajwid dan metode membaca al-Qur’an di Indonesia yang kemudian
dikenal dengan thariq (madzhab) As-Syatibiyyah dan thariq Al-Jazariyah.
Mayoritasnya menggunakan Matan as-Syatibiyah karena kemudahan
membacanya, walaupun Matn al-Jazariyah juga tetap digunakan. Perbedaan
keduanya secara umum adalah pada panjang bacaaan mad, sifat huruf dan beberapa
kalimat gharib dalam al-Qur’an.
Seperti pada Mad Wajib muttashil, thariq as-Syatibiyah dibaca 4 harakat baik
ketika dibaca waqaf ataupun di washal. Sedangkan, thariq al-Jazariyah membacanya
4 atau 5 harakat ketika washal, dan 6 harakat saat dibaca waqaf. Dari kedua thoriq ini
kemudian muncullah kitab-kitab Tajwid seperti Hidayatu as-Shibyan dan Tuhfatu al-
Athfal. Wallahu A’lam.2

3. Objek Kajian Ilmu Tadzwid


Objek kajian ilmu tajwid terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a). Tajwidul huruf
Tajwidul huruf adalah pembahasan tentang perbaikan huruf dari segi makhroj dan
sifat-sifatnya. Masing-masing huruf hijaiyyah memiliki nama tempat di mana ia dilafalkan,
inilah yang dimaksud dengan makhorijul huruf. Selain itu, huruf hijaiyyah pun memiliki
suara yang berkarakter saat dilafalkan dari makhrojnya, dan inilah yang disebut dengan
sifatul huruf. Ketika mempelajari bab ini maka akan ditemukan bahwa ada beberapa huruf
yang datang dari makhroj yang sama namun berbeda dalam sifatnya. Setiap huruf hijaiyyah
2
https://tafsiralquran.id/mengenal-lebih-dekat-ilmu-tajwid-dan-asal-usulnya-menurut-para-ulama/amp/
harus dilafalkan sesuai dengan makhroj dan sifatnya, karena kesalahan dalam pengucapan
huruf hijaiyah dari sisi ini akan menimbulkan perbedaan atau perubahan makna. Berikut ini
bahasan yang ada dalam tajwidul huruf:
Makhorijul Huruf
1. Al-Jauf 2. Al-Halq 3. Al-Lisan 4. Asy-Syafatan 5. Al-Khoisyum

 
Sifatul Huruf
1. Al-Hams, 2. Asy-Sidah, 3. Al-Isti’la, 4. Al-Itbaq, 5. Sifat-sifat lainnya
Al-Jahr Ar-Rikhowah Al-Istifal Al-Infitah

b). Tajwidul Kalimah


Tajwidul kalimah adalah pembahasan yang menyangkut kata perkata, membahas
hubungan antar huruf dengan huruf lainnya ketika saling bertemu, seperti ketika nun sukun
bertemu dengan huruf wawu, mim sukun bertemu dengan huruf jim, dan lain sebagainya,
maka di sini akan diketahui bahwa ada huruf yang harus dibaca jelas (idzhar) dan terkadan
ada huruf yang harus di baca samar (ikhfa). Termasuk pula ada huruf yang mesti di baca
panjang dan yang tidak. Bahasan ini termasuk ke dalam aspek kesempurnaan membaca Al-
Quran. Adapun pembahasan tajwidul kalimah diantara lain yaitu idzhar, idgom, iqlab, ikhfa
dan mad.

c) Tajwidul Jumlah
Tajwidul jumlah adalah pembahasan yang menata susunan kalimat agar tetap terjaga
kaitan lafazh (I’’rob) dan juga kaitan maknanya. Pembahasan ini seputar waqaf dan ibtida.
Menjadi salah satu aturan yang telah ditetapkan oleh para ulama ketika membaca Al-Quran
adalah tidak boleh menghela nafas di tengah bacaan. Apabila nafas habis di tengah-tengah
membaca Al-Quran maka  hendaknya ia berhenti, inilah yang disebut dengan waqaf. Ketika
bacaan terhenti pada suatu kalimat/kata, maka memulainya kembali disebut dengan ibtida.
Pada saat melakukan waqaf ataupun ibtida maka aturannya adalah tidak boleh waqaf
atau ibtida di sembarang tempat (kalimat/kata), karena akan menimbulkan kesalahan seperti
I’rab yang tidak tepat dan juga kerusakan makna. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang ingin
membaca dan mempelajari Al-Quran hendaknya mempelajari waqaf dan ibtida, supaya
terhindar dari kesalahan-kesalahan ketika berhenti dari bacaan atau ketika hendak memulai
bacaannya kembali.
4. Keutamaan Mempelajari Ilmu Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid merupakan bentuk upaya menjaga orisinalitas Al-Quran dari
sisi cara bacanya, sehingga mempelajari ilmu tajwid memiliki keutamaan yang sangat besar,
ia merupakan ilmu yang sangat mulia yang mempelajari tata cara baca kalamullah ta’ala. 
Berikut ini beberapa keutamaan mempelajari ilmu tajwid:
a) Mematuhi perintah Allah ta’ala
‫َو َرتِّ ِل القُرْ َءانَ تَرْ تِياًل‬
“dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil.” Q. S. Al-Muzzammil: 4
b) Menggapai keistimewaan dari Allah ta’ala
‫ِإ ّن هللاَ يُ ِحبُّ َأن يَ ْق َرَأ القُرْ َءانَ َك َما ُأ ْن ِز َل‬
“Sesungguhnya Allah mencintai bacaan Al-Quran sebagaimana diturunkan.” H. R.
Khuzaimah
c) Meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
Ya’la bin Mamlak bertanya kepada Ummu Salamah tentang sifat bacaan Nabi ‫ﷺ‬, lalu
Ummu Salamah menyifati bacaan Nabi ‫ ﷺ‬dengan
‫قِ َرا َءةً ُمفَ َّس َرةً َحرفًا َحرفًا‬
“bacaan yang jelas terperinci huruf demi hurufnya.” (HR.Nasa’i)3
Ketiga dalil tentang keutamaan mempelajari ilmu tajwid di atas sangat cukup untuk
menunjukkan betapa mulianya ilmu tajwid, sekaligus menjadi motivasi masyarakat muslim
untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu tajwid.4

3
Ghanim Qadduri, asy-Syarhul Wajiz ‘ala al-Muqaddimatial-
Jazariyyah, Cetakan 1, 2009. Markaz Ad-Dirasat waAl-Ma’lumat Al-Quraniyyah
4
http:/almustari.blongspot.com/pengertian-tajwid-dan-objek-kajiannya.html?m
5. Pengajaran Ilmu Tajwid di Masyarakat

Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, membaca Al-
Quran sudah menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan baik secara individu maupun
berjamaah. Namun demikian, masih banyak diantara masyarakat yang tidak faham ilmu
tajwid, sehingga bacaan Al-Quran yang dilantunkan tidak sebagaimana mestinya. Pada tahun
lalu, tepatnya di tahun 2022 DMI (Dewan Masjid Indonesia) memberikan pernyataan bahwa
65 persen Umat Islam di Indonesia masih buta huruf Al-Quran, sama sekali belum bisa
membaca Al-Quran. Jika 65 persen masyarakat muslim masih buta huruf Al-Quran, maka
persentase masyarakat yang tidak tahu ilmu tajwid tentunya lebih banyak, karena orang yang
sudah mampu membaca Al-Quran belum tentu mengetahui ilmu tajwid.
Oleh karena itu, pengajaran ilmu tajwid di masyarakat sangatlah diperlukan, baik di
kalangan masyarakat yang sudah mampu membaca Al-Quran maupun di masyarakat yang
masih buta huruf Al-Quran.
Pada saat ini pengajaran ilmu tajwid di masyarakat mulai marak, pengajarannya
dibuat semenarik mungkin dengan berbagai macam metode yang menjadi andalan masing-
masing pengajar. Dari sekian banyaknya sample pengajaran ilmu tajwid di masyarakat, pada
makalah ini penulis akan memaparkan pengajaran ilmu tajwid di masyarakat yang ada di
sebuah komunitas di kota Garut.
Komunitas Langit (KL) adalah satu komunitas yang mewadahi masyarakat pecinta
Al-Quran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bacaan Al-Qurannya, juga
menambah dan menguatkan  hafalan Al-Qurannya, serta mentadabburi makna-makna
Kalamullah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas ini berdiri sejak
tahun 2015 sampai saat ini, tempatnya di Rumah Makan Bungo Tanjung lantai II, Jl.
Pramuka komplek ruko IBC depan masjid IC.5

Di komunitas ini lebih dari 60 orang setiap priodenya yang terdiri dari berbagai
jengjang usia, mulai usia SD sampai lansia antusias mengikuti pembelajaran ilmu tajwid
secara teori dan praktek. Berikut ini gambaran pembelajaran ilmu tajwid di komunitas langit
untuk masyarakat:

5
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-
kalam-allah.
Pembelajaran tajwid dilaksanakan sepekan sekali dengan durasi waktu 120 menit, di
mana 60 menit pertama untuk mempelajari teori ilmu tajwid, dan 60 menit kedua untuk
praktek. Jadi, terdapat dua sesi pembelajaran setiap pekannya. Sebagaimana tertera di dalam
silabus, pembelajaran tajwid berlangsung selama 16 pertemuan atau selama 4 bulan dengan
dua kali ujian sebagai bentuk evaluasi. Ada dua metode yang digunakan dalam pembelajaran
tajwid di komunitas ini. Pertama metode bandongan atau disebut juga dengan metode
pengajian sentral, metode ini digunakan dalam sesi pertama yakni pada saat memberikan
materi-materi ilmu tajwid. Lalu pada sesi kedua pada saat praktek metode yang digunakan
ialah metode talaqi, yaitu guru membaca murid menirukan, sebagaimana Jibril ‘alaihi salam
membaca lalu Rosulullah ‫ ﷺ‬menirukan.
Kegiatan pembelajaran tajwid ini didedikasikan untuk masyarakat, tak heran jika
pembelajaran di komunitas ini gratis. Pembelajaran tajwid yang terbilang sederhana ini
memberikan manfaat bagi masyarakat dari berbagai kalangan, seperti anak sekolah,
mahasiswa, ibu rumah tangga, bapak-bapak pekerja, guru, dan lainnya. Setelah selesai
mengikuti pembelajaran tajwid dan dinyatakan lulus oleh pembimbing maka masyarakat
mampu melafazhkan ayat-ayat Al-Quran sebagaimana mestinya sesuai dengan kaidah-kaidah
tajwid.6

Daftar pustaka

6
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-
kalam-allah.
https://www.funquran.my.id/2021/09/pengertian-ilmu-tajwid-menurut-bahasa.html?
m=1
Ghanim Qadduri, asy-Syarhul Wajiz ‘ala al-Muqaddimatial-Jazariyyah, Cetakan 1,
2009. Markaz Ad-Dirasat waAl-Ma’lumat Al-Quraniyyah
http:/almustari.blongspot.com/pengertian-tajwid-dan-objek-kajiannya.html?m
http:/langit7.id/read/keutamaan-ilmu-tajwid-penjaga-lidah-tak-terpleset-lafalkan-kalam-allah.
Makalah, Metode Pengajaran Klasik, 2022. STAI Persis Garut

Anda mungkin juga menyukai