Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

QIRO’AH SAB’AH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Study Qur‟an Hadits
Dosen Pengampu: Saiful Mujab,M. Pd

Oleh kelompok 9:
1.Siti Naila Fitriani (1911010009)

2. Jian fauziah (1911010019)

3. Ismi dahlia (1911010029)

4. Abdul Mufid (1911010039)


Setiawan
BKPI-A

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KUDUS 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran Al-Qur’an yang opimal akan melahirkan generasi Qurani yang mampu
dalam memakmurkan bumi dengan Al-Qur’an dan menyelamatkan peradaban dunia dimasa
mendatang. Satu syarat mutlak untuk memunculkan generasi Qurani adalah adanya
pemahaman terhadap Al-Qur’an yang diawali dengan mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar yang sesui dengan kaidah yang telah ditentukan. Langkah awal untuk
mencapai hal tersebut adalah umat islam harus mampu membaca huruf-huruf Al-Qur’an.
Oleh karena itu, didalam islam pembelajarana Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang
suci dan mulia. Secara spesifik, Rasulullah SAW. Menegaskan kewajiban mendidik Al-
Qur’an dalam haditsnya. Oleh karena itu,perlu adanya pemahaman mengenai Qiraat As-
sab’ah untuk dapat mengenal berbagai perbedaan dalam bacaan Al-Qur’an yang digunakan
dibelaha dunia ini.
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Islam yang kekal dan selalu mengikuti konteks
zaman, serta dijadikan sebagai pegangan hidup.Sungguh Allah SWT telah menurunkan
mukjizat yang begitu besar dalam Al-Qur’an. Di antara kemukjizatan Al-Qur’an adalah
beragamnya cara pembacaan Al-Qur’an. Dengan berbahasa Arab, dimana orang Arab
mempunyai aneka ragam dialek yang timbul dari fitrah mereka dalam langgam.Diantara
dialek-dialek orang Arab, dialek Quraisylah yang dipilih sebagai induk bahasa Arab.
Dengan alasan, dialek Quraiys yang dipakai sebagai bahasa saat menjamu jamaah haji,
menjaga Baitul Ihram, dan menguasai perdagangan.[1] Dengan dipilihnya dialek Quraisy
sebagai dialek induk, bukan berarti dialek-dialek lain haram untuk digunakan. Dari semua
dialek yang ada hanya ada beberapa saja, yang terkenal dan memang sanadnya sampai
Rasulullah SAW.Ada 7 teknik baca Al-Qur’an yang terkenal, yang dikenal dengan istilah
“Qira`at Sab’ah”.Qira`at ini ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai kepada
Rasulullah SAW.

2. RUMUSANMASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan qira‟at?
b. Apa sejarah dari perkembangan qira‟at?
c. Ada berapakah macam-macam qira‟at?
d. Bagaimana dengan qira‟at sab‟ah tersebut?

3. TUJUAN MASALAH
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan qira‟at.
2) Untuk mengetahui apa sejarah perkembangan qira‟at.
3) Untuk mengetahui ada berapakah macam-macam qira‟at.
4) Untuk mengetahui bagaimanadengan qira‟at sab‟ah tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianQiro’at
Qiro‟atadalahjamakdariqiro‟ahyangmerupakanisimmasdardariqoro‟a,
yangartinya:bacaan.Menurutistilahqira‟ahpengertiannyacukupberagam.Halini
disebsbkan oleh keluasan makna dan sisi pandang yang dipakai oleh ulamatersebut.

Berikut ini adalah pengertian qira‟at dari beberapa ulama:


1. Secara istilah, Al-Zarqani mengemukakan definisi Qira‟at sebagai berikut:
“suatumadzhabyangdianutolehseorangimamqira‟atyangberbedadengan
lainnyadalam pelafadzanAl-Qur‟an sertariwayat-riwayat dan jalur-jalurnya,
baik perbedaan ini dalam pengucapan huruf-huruf maupun keadaannya.
Definisi ini mempunyai tigansur pokok.Yaitu: pertama, qira‟at dimaksudkan
menyangkut bacaanayat-ayatAl-Qur‟an. Caramembacanyaberbedadengan
imamqira‟ahlainnya.Kedua,carabacaannyayangdianutdalamsuatu
madzhab qira‟ah didasarkan atas riwayat bukan atas qiyas maupun ijtihad.
Ketiga, perbedaan antara qira‟ah-qira‟ah bisa terjadi dalam pelafalan huruf-
huruf dalam berbagai keadaan.
2. Menurut al-qashalani: “suatu ilmu yang dipelajari hal-hal yang disepakati atau
diperselisihkan oleh para ulama yang menyangkut lughat, hadzaf, i‟rab, fasl
dan wasl yang semuanya diperoleh secaraperiwayatannya.
3. Menurut az-zarkasyi: “qira‟at merupakan perbedaan melafadzkan al-qur‟an
yang menyangkut huruf-hurufnya atau cara pelafadzan huruf-huruf tersebut,
seperti takhfif (meringankan), tatsqil (memberatkan), atau yanglainnya.
4. Menurut ibnu al-jazari: “qira‟ah adalah pengetahuan tentang cara-cara
pelafadzankalimat-kalimatal-qur‟anwalaupunberasaldarisatusumber,yaitu
muhammad.1
B. Sejarah Perkembangan Qira’ah
Sejarah dan perkembangan qira‟ah ini dimulai dengan adanya perbedaan pendapat
tentang waktu mulai diturunkannya qira‟at. Ada dua pendapat tentang hal ini:
1. Qira‟at muali diturunkan di makkah bersamaan dengan turunnya al-qur‟an.
Alasaniniadalahsebagianbesarsurat-suratalqur‟anadalahmakiyyahdimana
terdapatpuladidalamnyaqira‟atitusudahmulaiditurunkandimakkah.
2. Qira‟ahmulaiditurunkandimadinahsusudahperistiwahujrah,dimanaorang-
orang yang masuk islam sudah banyak dan saling berbeda ungkapan bahasa
arab dan dialeknya. Pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan
oleh imam muslim dalam kitab shohihnya, demikian juga ibn jarir al-tabari
dalam kitab tafsirnya. Hadits tersebut menunjukan tentang waktu
diperbolehkannya membacaal-
qur‟andengantujuhhurufadalahsetelahhijrah,sebabsumberair

1
Akhsin Shaka’, Muhammad dan Ramlah Widiyati, Manba’ Al-Barakat fi Sab’I Al-Qiro’at, (Jakarta: IIQ,
2012)
bani Ghaffar yang disebutkan dalam hadits tersebut terletak didekat kota
Madinah.
Para sahabat kemudian menyebar keseluruh pelosok negri islam
denganmembawaqira‟atmasing-masing.Haliniyangmenyebabkanberbeda-
bedajugaketikatabi‟inmengambilqira‟atdariparatabi‟in.
Ahli-ajhli qira‟at dikalangan para tabi‟in juga telah menyebar
diberbagai kota. Para tabi‟in yang tinggal di Madinah antara lain: Ibn Al-
Musayyab,‟Urwah,Salim,UmarbinAbdulAziz,SulaimandanAta‟,Muadz
binHaritsyangdikenaldenganMuadzAl-Qari‟,AbdurrahmanbinHurmuzal-
A‟raj,IbnSyihabAl-Zuhdi,MuslimbinJundaddanZaidbinAslam.
Kemudianyangtinggaldimakkahyaitu:UbaidbinUmair,Ata‟nimAbu
Rabbah, Tawus, Mujahid, Ikrimah, dan Inm AbuMalikhah.
Keadaan ini terus berlangsung sehingga muncul para qira‟at yang
termasyhur, yang mengkhususkan diri dalam qira‟at-qira‟at dan mengajarkan
qira‟at mereka masing-masing.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan munculnya masa
pembukuan qira‟at. Para ahli sejarah bahwa orang yang pertama kali
menuliskan ilmu qira‟at adalah Imam Abu Ubaid I-Qasim bin Salam yang
wafat padatahun 224 H.Iamenulis kitabyangdiberi nama Al-Qira‟atyang
menghimpunqira‟atdari25orangperawi.Pendapatlainmenyatakanbahwa
orangyangpertamakalimenuliskanilmuqora‟atadalahHusainbinUtsman bin
Tsabit al-Baghdadi al-Dharir yang wafat pada tahun 378H.
Dengandemikianmulaisaatituqira‟atmenjadiilmutersendiridalamUlumul Al-
Qur‟an.2
C. Macam-Macam Qira’atAl-Qur’an
1. Qira‟atmutawattur
Riwayat jumhur ulama ini yang bersumber dari kebanyakan orang.
Karakteristik bagian ini adalah kedudukannya bersumber dari mayoritas
pemokor muslim sehingga mustahil bagi mereka untuk bersekutu dalam
membohongiayat-ayatAl-Qur‟an.Contohdaribagianiniadalahqira‟ah
sab‟ah atauasyrah.
2. Qira‟ahMasyhur
Riwayat dengan mata rantai shohih. Perwujudannya tergambar dengan
jalan diriwayatkan dari seorang rawi yang adil dan dhobith, yang berasal dari
perawi terkenal tsiqoh sampaikepada rasulullah, Jalinan ayatnya harus sama
dengan konsep bahasa arab serta mushaf Utsmani. Riwayat ini kemudian
menjadi terkenal ditempat tertentu bahkam dobaca ketika sholat.Diantar
karangan populer dakam bahasan ini adalah Syatibiyyah, Thoyyibah al-nasyr.
3. Qira’at Ahad
Bacaan yang mempunyai sanad shohih, namun tidak ememnuhi
kriteria diatas. Adakalanya tidak sama dengan kaidah bahasa arab atau tidak
sama dengan rosm Utsmani. Bagian i i tidak sampai pada tingkat kedua.Salah
satu contohnya sebagaimana lafadz “rofaarifa”.Menurut bacaan secara umum
adalah “rofrofin”.

2
Rumusan Belajar Qira’ah Sab’ah, Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an.
4. Qira’at Syadz
Riwayat yang tidak memiliki sanad shahih seperti bacaan Ibn
Samayqo‟ pada ayat “nunajjika” dengan mengganti kha‟ menjadi
“nunajjikha”.
5. Qira’at Maudlu’
Qira’at yang tidak bersandar atau palsu.
6. Qira’at Mudraj
Qira’at yang didalamnya terdapat kalimat tambahan yang biasanya
dijadikan penafsiran bagi ayat Al-Qur’an seperti qira‟atSa’d bin Abi Waqqas.3
D. Imam-Imam Qiro’at Sab’ah
1. Imam Nafi’
Nama lengkap imam nafi‟adalah nafi‟bin abdurrohman bin abi
nu‟aimal-laitsy,yanglahirdikotaIsfahanpadatahun70Hdanwafat di
kota Madinah padatahun 196H.IMAM NAFI‟MENJADIGURU
QIROAT DI Madinah selama kurang lebih 70 tahun dan menjadi imam
masjid Nabawi selama 60 tahun.
Sanad bacaan imam nafi‟ antara lain adalah abdurrahman bin hurmuz
dari abdulloh bin abbas dari ubay bin ka‟ab dari rosululloh SAW.
Beliau memiliki dua murid yang menjadi rawi dalam bacaannya yaitu;
Qolum dan Warsy.
Kaidah bacaan imam nafi‟ yang diriwayatkan oleh warsy antara lain:
a. Menghazafkan (membuang)alif padakalimah ‫مبلك‬dalam surat al-
fatihah menjadi ‫ملك‬.
b. Membacadengansilahmimjama‟apabilaterdapathuruf
hamzah qotho‟ setelahnya.Contohnya:
ْ َُ‫ ْ ِيه ءْانَذْرت‬dibaca ‫همى ْ رتَُه‬
‫هم‬ ُ ‫ ْ ِي‬dengan kadar 6 harakat
َ ‫معل‬ ‫مءْانَذ‬ ‫آعَل‬
bacaan madnya.
2. Imam AbuAmr
Nama lengkapnya adalah Abu Amru Zaban bin al-A‟la al-Basri al-
Mazani lahir di Makkah pada tahun 68H pada masa Abdul Malik dan
wafat di Kuffah pada tahun 154H pada masa al-Mansur.
Adapunsanadnyadarikalangantabi‟inbaikdariIrakdanHijazantara
lainMujahiddanSa‟adbinJabirdariIbnuAbbasdandariRosululloh SAW.
Dua murid beliau yang menjadi rawinya adalah ad-Duari dan As
Susi.adapun kaidah qiroat Abu „Amru al-Bashri Riwayat ad Duari
antara lain:
1) Memisah dua surat dengan basmalah, saktah dan
mewasholkan dua surat tanpabasmalah.
2) Apabila adaha‟ kasroh dan mim dari jama‟yang
sesudahnya berupa sukun yang sebelumnya berupa
kasrohatauya‟sukun,maka ad Duri membacadengan
,sepertikasroh‫هم الذُّلَّة‬
ِ ‫ع َْلِي‬.

3
Munir, Pedoman Lagu-lagu Tilawah Qur’an, (Surabaya: Apolo) 1999.
3) Untuk panjang bacaan mad muttashil itu dua alifseperti
َ‫ءجب‬dan mad munfashil 1dan 2 alif seperti ‫انزل َمبِب‬.
4) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat.Contohnya
َ‫أ‬-َ‫ أ‬seperti ‫ ْ رتَُه‬dan‫َأ‬- sepertiَِ‫ ئذَأ‬makapadakedua
‫مءأَْنَذ‬
model ini bacanya adalah tashil hamzah kedua dengan
alif yang masuk (sama dengan riwayat Qolun).
Sedangkan modelُ‫أ‬- َ‫أ‬seperti َِ‫ زْلنُؤأ‬makabacaannyaada
2 versi yaitu; (1) tashil hamzah kedua dengan ada alif
yang masuk, (2) tashil hamzah kedua dengan tanpa alif
yang masuk.
5) Dua hamzah berurutan dalam dua kalimat yang
harokatnya sama, maka ada tiga model, yaitu: (1) ‫أ‬-ََ‫أ‬
seperti‫ِإ‬-‫)ِإ‬2( ,‫أَمزنَبءجب‬seperi ُِ‫أ‬- ُ‫)أ‬3( ,‫إنكنتِمءهؤال‬seperti‫ءأُ ولئك ُأ‬
‫وليب‬. Makaketigamodel tersebutgugurhamzah
pertamanya.
6) Dua hamzah berurutan dalam dua kalimatyang
harokatnya berbeda, maka ada 5 model, yaitu: (1) ‫إ‬-َِ‫أ‬
seperti‫تفئلى‬,)2( َ‫أ‬- ُ‫ أ‬seperti‫جبء أُ َّمة‬.Pada
kedua model ini berlaku tashil huruf hamzah kedua.
)3( ُ‫أ‬-‫إ‬seperti‫منخط بتالنسبءَ أو‬modelpada
ini berlaku ibdakya‟(mengganti huruf hamzah kedua).
(4)ُ‫أ‬- َ‫أ‬seperti ‫أَ لالسفهبء‬padamodel ini berlaku

ibdal wawu (mengganti menjadi huruf wawu). (5)


‫أ‬-
seperti‫َلى‬ ‫يشبء‬modelini berlaku tashil dan ibdal
wawu pada huruf hamzah kedua.
3. Imam Ibnu Amiras-Syami
Nama lengkapnya adalah Abdulloh bn Amir bin Yazid bin Tamim bin
Robi‟ah bin Amir al-Yashhabi. Beliau lahir pada tahun 21H dan
adapula yang mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 28H. Beliau
merupakan keturunan arab yang tidak tercampur nasabnya. Murid
beliau yang merowi dalam bidang qiroat al-Quran adalah Hisyam bin
Ammar dan Ibnu Dzakan.
4. ImamHamzah.
Nama lengkapnya adalah hamzah bin habin bin imarah bin ismail a z-
zayat al-kufi al-taymi. Lahir pada tahun 80H beliau merupakan salah
satu imam yang mendapat julukan al-hibr (tinta) ansyaikh al-qurro‟ di
kuffah. Sanadnya adalah menerima qiro‟at dari Abu Muhammad bin
Sulaiman bin Marhan al-A‟masiy membawa dari Abu Muhammad
Yahya al-Asadi menerima dari al-Qomah bin Qois dan al-Qomah
belajar dari sahabat Abdulloh bin Mas‟ud kemudian ibnu mas‟ud
menerima dari Rosululloh SAW. Murid beliau yang merowi qiroatnya
adalah kho;af dan kholad.
Adapun bacaan dan cara baca Imam Hamzah menurut Kholaf antara lain:
1) Mimjama‟
2) Membacadlommah ha‟dan sukunnyalafadz‫لديهم‬,‫اليهم‬,‫عليهم‬
3) Membacadlommah ha‟dan mim dari setiapmim jama‟yang
sesudahnya berupa sukun dan sebelumnya berupa ha‟, baik sebelum
adahurufya‟suskun ataupun tidak, seperti lafadz‫عليهمالذلة‬
4) Panjang dan pendeknyabacaan
5) Mad muttasil dibaca 3 alif‫جبء‬
6) Mad munfashil dibaca 3 alif ‫انزلبمب‬
7) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat.
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan, baik dalam satu dan dua
kata, baik harokatnya sama ataupun beda maka bacaanya biasa
yakni tahqiq semua. Contoh‫ءأنذرتهم‬
5. Qiroat Imam Ashim riwayat ImamHafs
Nama lengkap imam ashim adalah abu bakae ashim bin abu al-najud,
daipanggil abu badalah, beliau meninggal di kuffah pada tahun 127H dan
memiliki dua riwayat yaitu Syu‟bah dan hafs. Beliau dianggap sebagai
seorang ahli dalam bidang qiroatul quran.Selai itu beliau juga dianggap
sebagai ahli bidng ilmu bahasa.
Sedangkan imam hafs adalah umar hafs ibnu sulaiman ibnu al
mughiroh al asady al bazzar al ghodiory al kufi.4

4
Jami’iyah Qurra’ Wal Huffadz, Bunga Rampai bMutiara Al-Qur’an Pembina Qari’ Qari’ah dan Hafidz Hafidzah,
(Surabaya: Apolo), 1993.
BABIII
KESIMPULAN

Setelah kita membaca uraian di atas, kita mengetahui bahwa Al-Qur’an dengan berbagai
perbedaan teknik membacanya bukan membawa perpecahan, akan tetapi menunjukkan kuasa Allah
kepada manusia, betapa Maha Besarnya Allah SWT yang memahami kekurangan-kekurangan makhluk-
Nya.
Selain itu juga kita sebagai makhluk, harus bersyukur telah di beri keringan dengan adanya macam-
macam qira`at, menjadikan lebih mudah melafadzkan ayat Al-Qur’an yang mungkin sulit untuk di
ucapkan dengan lidah kita.
Jadi, kesimpulannya kita sebagai umat Islam harus bersyukur dengan adanya perbedaa-perbedaan, jangan
hanya karena perbedaan teknik membacanya, kita menjadi bertengkar, dan bercerai berai.
DAFTAR PUSTAKA

Akhsin Shaka’, Muhammad dan Ramlah Widiyati. 2012. Manba’ Al-Barakat fi Sab’I Al-Qiro’at (Jakarta:
IIQ).
Rumusan Belajar Qira’ah Sab’ah. Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an.
Munir. 1999. Pedoman Lagu-lagu Tilawah Qur’an. (Surabaya: Apolo).
Jami’iyah Qurra’ Wal Huffadz. 1993. Bunga Rampai bMutiara Al-Qur’an Pembina Qari’ Qari’ah dan
Hafidz Hafidzah, (Surabaya: Apolo).

Anda mungkin juga menyukai