Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
M. Dede Romdhani
M. Fadhil S
M. Wahyu Riyadhi
TAHUN 2018-2019
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Qira‟at merupakan sebuah disiplin ilmu yang berbicara tentang tata cara
artikulasi dan ragam perbedaan lafaz Al-Qur‟an dimana sumber pembahasan ilmu ini
berasal dari informasi perawi yag sumber utamanya adalah Rasulullah SAW`
Berbagai versi Qira‟at yang beredar dikalangan umat islam yang di riwayatkan oleh
para qari di antaranya ada yang sesuai dengan riwayat yang berasal dari Rasulullah dan ada
pula yang bersumber dari Rasulullah akan tetapi periwayatannya ahad (perorangan),
disamping itu ada pula Qira‟at yang menyimpang dari sistem periwayatan.
Ilmu Qira‟at sebagaimana ilmu- ilm keislaman lainnya juga mengalami pasang surut.
Hal itu di mulai dari masa pertumbuhan, kemudian masa keemasan dan masa kejayaan
yaitu dengan di mulainya pengkodefisian ilmu Qira‟at hingga lahirnya banyak karya yang
di hasilkan para ulama.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah di paparkan, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
2. Priode pembukuan
Ketika tiba generasi tabi‟in di awal abad ke-2 H, beberapa orang mulai
memiliki ketertarikan pada bidang ilmu qira‟at sehingga memfokuskan
perhatiannya akan ketepatan qira‟ah dengan seksama. Dan mulai
menjadikannya sebagai sebuah disiplin ilmu dan mulailah umat islam
merasa membutuhkannya hingga banyak yang mempelajarinya.
Kehadirannya pun tidak hanya pada kawasan islam saja namun tersebar
keberapa distrik lainnya.
1
Romlah Widyawati, dkk, serial Qira’at Buku modul Pembelajaran Ilmu Qira’at, (Jakarta: IIQ Press, 2010), hlm.
20
Seperti di madinah muncul tokoh Qira‟at bernama Abu Jafar Yazid bin
al-Qa‟qa‟ dan Nafi‟ bin Abdurrahman bin Nu‟aim, lalu di makkah muncul
seorang bernama Abdullah bin ibnu Katsir dan Humaid bin Qais al-A‟raj,
dan di kufah terdapat Qari‟ bernama „Ashim bin abi al-Najud, dan
Sulaiman A‟masy, lalu Hamzah, lalu kasa‟I dan dari Bushra ada „Abdullah
bin Abi Ishaq, „Isa bin „Amr, Abu „Amr, Ashim al-Jahdari, dan Ya‟qub al-
Hadhrami, dan di wilayah Syam terdapat „Abdullah bin „Amir, Isma‟il bin
„Abdullah, yahya bin Harits, dan Syuraih bin Yazid al- Hadhrami.
Maka pada dasarnya ilmu qira‟ah ini sudah ada sejak zaman
Rasulullah Saw, hanya saja terbatas pada para sahabat yang menekuni
bacaan tersebutmempelajarinya hingga mengajarkannya. Dengan
keingintahuan sahabat akanayat yang turun selanjutnya mereka
menghafalkannya hingga membacakannya dihadapan Nabi untuk
disimak.
Dalam pengkajian qira‟at pada masa ini maka tidak bisa lepas
dari awal pengumpulan al-Qur‟an untuk diasatukan dalam sebuah
mushaf pada zaman Abu Bakar dan Utsman.Setelah Rasulullah wafat,
banyak nabi palsu yang bermunculanhingga Abu Bakar harus
memerangi para nabi palsu dan orang-orang yangmurtad, sehingga
perang Yamamah-pun tak terelakkan. Dan konsekuensi yangdidapat
dari peperangan ini adalah banyaknya para penghafal al-Qur‟an yang
harus syahid di medan tempur.
Lalu dengan proses yang ketat dan cermat sejarah baru terukir
dengantersusunnya al-Qur‟an yang menghimpun semua jenis qira‟at.
Dan al-Qur‟an yang telah tersusun sistematis itu di simpan di kediaman
Abu Bakar Ash-Shidiq ingga beliau meninggal, lalu berpindah kepada
Umar.Pada saat itu semua memahami diferensiasi yang terjadi pada
qira‟at al-Qur‟an karena mereka percaya bahwa seluruh sumbernya
dari Rasulullah. Dan tidak dapat dipungkiri bagi beberapa umat
muslim yang tidak sempat hidup di zaman Rasulullah mulai terusik
jiwanya dengan perbedaan qira‟at tersebut. Namun hal tersebuat hanya
tentang mana yang lebih fashih antara satu dan yang lainnya.
Dan para perawi ini dapat dilihat pada karya al-Dani yang
berjudul al-Taisir, dan para rawi yang di sebutkannya adalah sebagai
berikut :
Berikut merupakan nama-nama buku ilmu Qira‟at dari abad yang ke-2 H
1. Kitab Al-Qira‟at
Kitab ini di karang oleh Abu „Ubaid al-Qasim ibn Sallam yang lahir di
kota Baghdad tahun 151H dan wafat pada 224 H. kitab ini mengangkat
sebanyak 25 qira‟at, termasuk di dalamnya qira‟at sab‟ah dan qira‟at
syadzdzah. Kitab ini menjadi inspirasi bagi tumbuh kembangnya kajian
terhadap qira‟at. Kitab ini tidak terlepas dari peran guru-gurunya, yang
dijadikan rujukan oleh Abu „Ubaid baik secara ardh maupun sima‟i. menurut
al-Dani(444 H) antara lain Al-Kisa‟I, sujak bin Abd nashr, Isma‟il bin ja‟far,
hajjaj bin Muhammad, Abi Mushir dan Hisyam bin „Ammar.
Kitab ini di tulis oleh Imam al-Hafiz Abi Bakr Ahmad bin musa bin al-
Abbas bin Mujahid al-Tamimi al-Bahdadi (324 H) di terbitkan oleh dar al-
Ma‟arif, mesir dengan 788 hal.
Kitab ini merupakan karangan dari Hasan bin Ahmad ibnu Khalawih
bin Hamdan, menmpunyai nama kunyah Abu „Abdullah al-Nahwi al-Lughawi.
Ulama yang ahli dalam bidang nahwu dan bahasa ini menghabiskan masa
kecilnya di kota Hamdan kemudian pada tahun 314 H pindah ke Baghdad
untuk berguru Qira‟at kepada Ibnu Mujahid dan Ibnu al-Ambari
Kitab ini merupakan karangan dari al-Iman Abu „Ali al-Hasan bin
ahmad bin Abdul al-Ghaffar bin Muhammad bin Sulaiman al-Farisi(377 H).
Latara belakang pendidikan beliau di mulai dengan menuntut ilmu di negrinya
sendiri. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Baghdad dan Syam
dan menghabiskan sisa hidupnya di Tharblus (Tripoli).
Dalam mempelajari ilmu qira‟at Abu „Ali al-Hasan bin Ahmad bin
Abdu al-Ghaffar berguru kepada ibnu mujahid, hal ini dapat di lihat pada
pernyataan Abu „Ali al-Farisi dalam pendahuluan kitab al-Hujjah nya yang
menyatakan bahwa kitabnya berisi tentang bacaan qira‟at yang telah di
tetapkan dalam kitab ibnu Mujahid yang lebih di kenal dengan qira‟at ahlu
amsar di Hijaz, Iraq, dan Syam.
Kitab ini termasuk salah satu karya terbaik dalam ilmu Qira‟at,
karena kitab ini menghimpun riwayat imam Qira‟at sab‟ah yang
mutawatir. Tujuan di tuliskannya kitab ini adalah untuk memudahkan
mempelajari ilmu Qira‟at. Kitab ini memiliki 1173 bagian. Yang
menjadikan rujukan utama dari kitab ini adalah kitab al-Taisir karangan
Abu „Amr „Utsman bin Sa‟id al-Dani.
9. An-Nasyr fi al-Qira‟atul-„Asyr
An-Nasyr fi al-Qira‟atul-„Asyr merupakan kitab karya Ibnu al-
Jazari. Dalam kitab ini penyusun menghimpun riwayat-riwayat dan
metode yang dilakukan secara mutawatir serta menyebutkan sanad yang
bersambung. Kitab ini merupakan jejak yang sangat berharga dalam ilmu
Qira‟at karena memuat jalur periwayatan di dalamnya.
Kitab ini berisi tentang Qira‟at „Asyrah dan berbentuk Nazam serta
menggunakan Musthalahat al-Syathibi untuk memudahkan setiap orang
dalam memahami kaidah-kaidah dalam qira‟at „Asyr. Nazam dalam kitab
ini berbentuk Bahr al-Rijzi, dengan sedikit lafaz akan tetapi mengandung
banyak makna, yang didalamnya berisi kumpalan thariqah-Thariqah para
Qurra‟ beserta periwayatannya. Kitab ini mengutip thariqah syatibiyyah
dan kitab al-Taisir karangan Abu „Amr al-Dani. Dalam kitab ini
dicantumkan pula kelamahan pada kedua kitab itu baik dari segi bacaan,
periwayatan serta metode. Nazam dalam kitab ini mencapai 1000 bait yang
kemudian disyarahkan oleh Abu al-Qasim al-Nawiri.
10. Ghayat al-Nihayah fi Thabaqat al-Qura‟
Penulis kitab ini adalah Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin
Abdu al-Ghani yang sering di juluki dengan Syihab al-Din dan ia juga
terkenal dengan nama al-Bina al-Dhimiyati. Ia dilahirkan di DImyath.
Kitab ini membahas tentang :
Dan pada abad ke-2 qira‟at mulai menjadi sebuah disiplin ilmu mandiri
karena banyak peminat yang ingin mempelajarinya. Hingga pada abad ke-3
pengkodifikasian ilmu qira‟at dimulai oleh Abu „Ubaid al-Qasim bin Sallam
(224H) yang menghimpun qira‟at dari 25 orang perawi ini dalam sebuah buku
yang berjudul al-Qira‟at . Dan selanjutnya muncul seorang tokoh yang
mempelopori Imam qira‟at menjadi tujuh orang, ia adalah Ibnu Mujahid, yang
menyederhanakan imam qira‟at dan menulisnya dalam sebuah buku “al -
Sab‟ah”. Dan setelahnya banyak ulama‟ yang memberikan pendapat lain
sehingga dapat kita temukan qira‟at khamsah, qira‟at „asyr dan lain sebagainya
Daftar pustaka
Abu Syahbah, Muhammad bin Muhammad, Al madkhol li Dirosati al-Quran al- Karim,
(kairo, Maktabah Sunnah, 2002)
Al-Dani, Imam Abi „Amru Utsman bin Sa‟id, Al-taisir fi Qiro‟at Sab‟ah, (Bairut:Dar al-Kitab
al-Arobi, cet. Ke-2, 1984)