Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Al-Qurra’ wa al-Qira’at

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Studi Al-Qur’an

Dosen Pengampu: H. Taufiq Kurniawan, Lc., M.Sh., Ph.D.

Disusun Oleh:

SALSA BILLA SANI

(12311123958 )

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas makalah yang berjudul Al-Qurra’ wa al-Qira’at ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Studi Al-Qur’an.

Selain itu, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan para
pembaca tentang Al-Quraa’ wa al-Qira’at. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
pengertian Qira’at dan macamnya, sejarah perkembangan Qira’at, hikmah beraneka
ragamnya Qira’at yang shahih, dan pengaruh Qira’at Sab’ah terhadap Istinbath hukum.

Saya bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan bantuan dari
beberapa sumber referensi seperti buku buku dan jurnal yang dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu saya
mohon maaf apabila ada salah penulisan kata dalam makalah ini. Sehingga kritik dan saran
sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 06 Sepetember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Dan Macam-macam ilmu Qira’at..............................................3

2.2 Sejarah perkembangan ilmu Qira’at............................................................4

2.3 Hikmah beraneka ragamnya Qi’raat yang shahih........................................5

2.4 Pengaruh Qira’at sab’ah terhadap Istinbath Hukum......................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................

3.2 Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an adalah kitab suci yang dianggap umat Islam sebagai pedoman hidup
mereka. Al-Qur'an berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril. Al-Quran bukan hanya untuk satu negara saja, namun Al-Quran
adalah kitab untuk seluruh umat manusia. Al-Qur'an yang merupakan kitab suci umat
Islam memuat keimanan, ibadah, hukum, sejarah dan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, Al-Quran dianggap sebagai pedoman hidup manusia.

Al-Qur'an diturunkan tidak hanya sebagai pedoman hidup bagi umat Islam tetapi
juga patut dibaca dan diamalkan karena melaluinya kita bisa mendapatkan pahala. Allah
juga menjelaskan dalam Kitab-Nya bahwa Al-Quran harus dibaca secara tartil, yang
merupakan suatu bentuk hukum yang harus diterapkan oleh umat Islam. Namun di sisi
lain, ketika membaca Al-Quran, tidak semua orang membacanya dengan cara yang
sama. Ada banyak dialek atau bunyi berbeda yang diperkenalkan oleh para ulama
Qira'at di seluruh dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Qira’at dan apa saja macamnya?


2. Bagaimana sejarah perkembangan Qira’at?
3. Apa hikmah beraneka ragamnya Qira’at yang shahih?
4. Apa pengaruh Qira’at Sab’ah terhadap Istinbath Hukum?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu Qira’at dan apa saja macam macamnya.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu Qira’at.
3. Untuk mengetahui hikmah dari keanekaragaman Qira’at yang shahih.
4. Untuk mengetahui pengaruh Qira’at Sab’ah terhadap Istinbath Hukum.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Macam-macam Qira’at

A.) Pengertian Qira’at

Qira’at adalah tata cara melafalkan ayat-ayat al-Qur'an dengan


menisbahkannya kepada penukilnya. Qira’at merupakan perbedaan dalam cara
melafalkan Al-Qur'an, baik dalam hal pengucapan huruf-hurufnya maupun dalam
hal takhfif (meringankan) atau tasqil (memberatkan). 1

B.) Macam-macam Qira’at Al-Qur’an

a) Macam-macam Qira’at dilihat dari segi kuantintas

Secara kuantitas, Qira'at terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Qiraah sab’ah (qira’ah tujuh) Kata sab’ah artinya adalah imam-imam


Qira’at yang tujuh. Mereka itu adalah : Abdullah bin Katsir ad-Dari (w.
120 H), Nafi bin Abdurrahman bin Abu Naim (w. 169 H), Abdullah al-
Yashibi (q. 118 H), Abu ‘Amar (w. 154 H), Ya’qub (w. 205 H), Hamzah
(w. 188 H), Ashim ibnu Abi al-Najub al-Asadi.2

2) Qira’at Asyrah (qira’at sepuluh). Yang dimaksud Qira’at sepuluh


adalah Qira’at tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah tiga Qira’at
sebagai berikut : Abu Ja’far, nama lengkapnya Yazid bin al-Qa’qa al-
Makhzumi al-Madani. Ya’qub (117 – 205 H) nama lengkapnya Ya’qub
bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah bin Abu Ishaq al-Hadrani, dan Khallaf
bin Hisyam (w. 229 H)

3) Qira’at Arba’at Asyarh (qira’at empat belas). Yang dimaksud Qira’at


empat belas adalah Qira’at sepuluh sebagaimana yang telah disebutkan di
atas ditambah dengan empat Qira’at lagi, yakni : al-Hasan al-Bashri (w.
110 H), Muhammad bin Abdurrahman (w. 23 H), Yahya bin al-Mubarak
al-Yazidi and-Nahwi al-Baghdadi (w. 202 H), Abu al-Fajr Muhammad bin
Ahmad asy-Syambudz (w. 388 H).

1
Rosihan Anwar. "Pengantar Ilmu Al-Qur'an". Pustaka Jaya, 2000.
2
Al-Qishthu Volume 13,Nomor 2 2015

ii
b) Macam-macam Qira’at dilihat dari segi kualitas

Ada berbagai pendapat ulama tentang kualitas Qira’at. Al-Suyuthi, dalam


kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Quran, mengatakan bahwa Qira’at terbagi menjadi
mutawatir, masyhur, ahad, syadz, mudraj, dan maudlhu.3

a. Mutawatir adalah sesuatu yang ditulis oleh banyak orang sehingga tidak ada
kebohongan dari awal sampai akhir sanadnya;
b. Masyhur adalah sesuatu yang sahih sanadnya tetapi tidak sampai ke tingkat
mutawatir, tetapi sesuai dengan kaidah bahasa arab atau rasm usmani;
c. Ahad adalah sesuatu yang sahih sanadnya tetapi tidak sesuai dengan rasm usmani
atau kaidah bahasa arab;
d. Syadz (menyimpang)adalah bacaan yang tidak memiliki sanad yang sahih, seperti
bacaan surat Al-Fatihah dalam bentuk fiil madli atau kata kerja lama;
e. Mudraj adalah bacaan yang ditambahkan dalam Qira'at dalam bentuk penafsiran;
f. Maudhu’(palsu) adalah bacaan yang tidak memiliki aslinya atau kaidahnya.

Al-Suyuthi mengelompokan kualitas Qira’at ini setelah mempelajari karya Ibnu Jazari.
Namun, Ibnu Jazari berpendapat bahwa Qira’at terbagi menjadi tiga kategori kualitas:
mutawatir, sahih, dan syazzah.

2.2 Sejarah Perkembangan Qira’at

Qira'at adalah ilmu yang berkaitan dengan cara membaca Al-Quran. Sejarah
perkembangan Qira'at sangat penting dalam sejarah Islam dan penyebaran Al-Quran.
Berikut adalah ringkasan perkembangan sejarah Qira'at:4

1. Zaman Nabi Muhammad SAW:

- Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Al-Quran diungkapkan kepada beliau secara
bertahap selama lebih dari dua puluh tahun. Selama periode ini, Nabi Muhammad SAW
menerima wahyu dari Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril. Beliau juga
menugaskan sahabat-sahabatnya untuk menghafal dan mencatat Al-Quran. Selama masa
ini, Qira'at tidak menjadi masalah utama karena Nabi sendiri mengawasi pengucapan
dan pembacaan Al-Quran oleh para sahabat.5

33
Kaltsum, U. (2013). Pergeseran Urgensitas Pencantuman Ragam Qira’ah dalam Literatur
Tafsir.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
44
Nabil bin Muhammad Ibrahim, Ilm al-Qira’at: Nasy’atuhu, Athwaruhu, Atsaruhu Fi al-Ulum
asySyar’iyah, hal 99-103
55
14 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi, Sunan atTirmidzi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1421 H /
2001 M), bab Ma ja’a Annal Qur’an Unzila ‘ala Sab’ah ahruf, juz 10, hal 198

ii
2. Zaman Khulafaur Rasyidin:

- Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para Khulafaur Rasyidin yang memimpin
umat Islam, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib, berupaya menjaga kesatuan teks Al-Quran. Utsman bin Affan kemudian
memerintahkan untuk membuat salinan Al-Quran yang identik dengan mushaf yang
dikumpulkan selama pemerintahannya. Ini membantu mempertahankan integritas teks
Al-Quran.6

3. Qira'at Awal:

- Seiring dengan ekspansi Islam ke berbagai wilayah, muncul variasi dalam cara
membaca Al-Quran. Ini terjadi karena perbedaan dialek bahasa Arab dan tradisi lisan
yang kuat dalam masyarakat Arab pada masa itu. Ini menghasilkan berbagai metode
pembacaan yang dikenal sebagai Qira'at awal. Beberapa ulama awal seperti Ibnu
Mas'ud, Ubay bin Ka'b, dan lainnya memiliki gaya membaca mereka sendiri.7

4. Standarisasi Qira'at:

- Pada abad ke-2 Hijriah (abad ke-8 Masehi), upaya untuk memperbarui teks Al-
Quran dan standarisasi Qira'at dimulai di bawah kepemimpinan khalifah-khalifah
Umayyah dan Abbasiyah. Upaya ini dipimpin oleh ulama seperti Imam Asim, Imam
Hamzah, dan Imam Ibn Kathir. Mereka mengembangkan bacaan-bacaan standar yang
disebut Qira'at Sab'ah (Tujuh Qira'at).

5. Pengembangan Qira'at:

- Seiring berjalannya waktu, pengembangan Qira'at terus berlanjut. Banyak ulama


terkenal seperti Imam Al-Jazari, Imam Al-Shatibi, dan lainnya berkontribusi dalam
pengembangan dan penjelasan berbagai Qira'at. Mereka menafsirkan perbedaan-
perbedaan antara Qira'at dan memastikan agar pengucapan yang benar dan makna teks
Al-Quran tetap terjaga.

66
Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan, hal 382
7

ii
6. Pengajaran dan Studi Qira'at:

- Ilmu Qira'at menjadi subjek yang sangat penting dalam pendidikan agama Islam, dan
banyak sekolah dan madrasah mengajarkan Qira'at kepada para pelajar. Pengkajian dan
penelitian mengenai Qira'at juga terus berlanjut hingga saat ini.7

2.3 Hikmah Keanekaragaman Qira’at yang Shahih

Keanekaragaman qiraat yang sahih memiliki beberapa hikmah, antara lain :

1. Menunjukkan betapa terjaga dan terpeliharanya Kitab Allah dari perubahan dan
penyimpangan, meskipun memiliki banyak segi bacaan yang berbeda-beda.

2. Meringankan umat Islam dan memudahkan mereka dalam membaca Alquran.

3. Bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan makna (iijaz nya), karena setiap
Qira’at menunjukkan hukum syara' tertentu tanpa perlu pengulangan lafadz.

Dengan adanya keanekaragaman Qira’at yang sahih, umat Islam dapat


memperoleh manfaat dan pemahaman yang lebih luas dari Alquran, serta memperkuat
keyakinan akan keaslian dan kebenaran kitab suci ini.

2.4 Pengaruh Qira’at Terhadap Istinbath Hukum

Qira'at Sab'ah adalah tujuh cara sah untuk membaca Al-Quran yang telah diakui
oleh tradisi Islam. Pengaruh Qira'at Sab'ah terhadap istinbath hukum (penarikan hukum
Islam dari sumber-sumber agama) penting dalam konteks pemahaman hukum Islam.
Berikut adalah beberapa cara di mana Qira'at Sab'ah dapat memengaruhi proses
istinbath hukum:8

1. Berbagai Qira'at dapat mengungkapkan variasi dalam pemahaman makna Al-


Quran. Ini dapat memiliki implikasi dalam penafsiran ayat-ayat tertentu yang
menjadi dasar untuk istinbath hukum. Para ulama dan mufti mungkin
mempertimbangkan berbagai Qira'at dalam pemahaman makna ayat-ayat tertentu
sebelum menarik kesimpulan hukum.

77
Manna’ Khalil al-Qattan ,Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Riyadh : Litera AntarNusa
88
Manna’ al-Qaththan, Mabahits fiy Ulum al-Qur’an, (Beyrut: Mansyurat al-Ashr al-Hadis,
1973), hlm. 131.

ii
2. Beberapa Qira'at dapat memberikan penekanan yang berbeda pada kata-kata
atau frasa tertentu dalam ayat-ayat Al-Quran. Ini dapat mengarah pada penafsiran
yang berbeda dalam hal hukum. Misalnya, pengucapan yang berbeda dalam
Qira'at dapat mengklarifikasi apakah suatu tindakan dilarang, disunahkan, atau
diwajibkan.

3. Beberapa Qira'at dapat mencerminkan nuansa sejarah dan budaya yang berbeda
dalam bahasa Arab. Ini dapat membantu dalam memahami konteks historis suatu
ayat, yang mungkin memiliki implikasi dalam istinbath hukum yang relevan
untuk zaman saat ini.

4. Kehadiran Qira'at Sab'ah mengakui variasi dalam tradisi membaca Al-Quran


dan pengucapan. Hal ini mencerminkan penghormatan terhadap warisan
intelektual Islam yang kaya dan keragaman dalam pemahaman agama.9

5. Para cendekiawan Islam, mufti, dan ulama mungkin terlibat dalam penelitian
yang mendalam dan diskusi tentang pengaruh Qira'at Sab'ah dalam konteks
hukum Islam. Ini bisa melibatkan penelitian yang mendalam untuk memahami
implikasi dari berbagai Qira'at dalam konteks hukum.

kuliah Studi Al Qur‟an. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang apa itu Qira>‘at Qur’a>n bagi para pembaca dan juga bagi
penulis

BAB III

PENUTUP
99
‘Abd al-Hadi al-Fadli, al-Qira’at al-Qur’aniyah, (Beyrut: Dar al-Majma’ al’Ilm, 1979), hlm.
63. hlm. 91.

ii
3.1 Kesimpulan

Dari paparam diatas dapat disimpulkan bahwa, Ilmu Qira’at ialah ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca Al-Qur’an

ii

Anda mungkin juga menyukai