Anda di halaman 1dari 15

MATERI QIRA’AT AL- QUR’AN

RAMDANI MAGFIRATUR
RAHMAH RIAS ABBAS
SARI
(20700118068) (20700118067)
(20700118069)
Soal Terkait
Materi Qira’at
Al – Qur’an
1. Jelaskan tentang pengertian
qira’at Al qur’an ?

2. Apa yang melatarbelakangi


timbulnya perbedaan dalam Qira’at Al
– qur’an ?

3. Apa yang menjadi urgensi


memepelajari qira’at dan pengaruhnya
dalam istinbath hukum ?
Pengertian Qira’at
Al-Qur’an

Qira’at adalah bentuk


jamak dari kata
qira’ah yang secara
bahasa berarti
bacaan. Jadi, lafal
qiro’at secara lughawi
berarti beberapa
pembacaan.
Pembahasan tentang sejarah
dan perkembangan ilmu qira’at
Sejarah qira’atil ini waktu dimulai dengan
qur’an adanya perbedaan pendapat
tentang mulai diturunkannya
qira’at. Ada dua pendapat
tentang hal ini; Pertama, qira’at
mulai diturunkan di Makkah
Kedua, qira’at mulai bersamaan dengan turunnya al-
diturunkan di Qur’an. Alasannya adalah
Madinah sesudah bahwa sebagian besar surat-
surat al-Qur’an adalah
peristiwa Hijrah, Makkiyah di mana terdapat juga
dimana orang-orang di dalamnya qira’at sebagaimana
yang masuk Islam yang terdapat pada surat-surat
sudah banyak dan Madaniyah. Hal ini
menunjukkan bahwa qira’at itu
saling berbeda
sudah mulai diturunkan sejak di
ungkapan bahasa Makkah.
Arab dan dialeknya.
Latar belakang terbentuknya qira’at

Orang pertama kali menyusun qira’at dalam


Al-qur’an memiliki makna
satu kitab adalah Abu Ubaidillah al-Qasim
sebagai bacaan, namun dalam
bin Salam. Ia telah mengumpulkan qiraat
perihal membaca al-qur’an
sebanyak kurang lebih 25 Macam.
ini memiliki kesukaran pada
Kemudian menyusul imam-imam lainnya.
setiap pembaca dalam
Diantara mereka, ada yang menetapkan 20
keadaan. Dengan demikian
macam. Ada pula yang menetapkan
timbulah ilmu qira’at yang
dibawah bilangan itu. Persoalan qiro’at terus
mana qira’at sebenarnya
berkembang sampai masa Abu Bakar
telah muncul semenjak Nabi
Ahmad bin Abbas bin Mujahid yang
SAW masih ada walaupun
terkenal dengan nama ibn Mujahid. Dialah
tentu saja pada saat itu
orang yang meringkas menjadi tujuh
qira’at bukan merupakan
macam qira’at yang disesuai dengan tujuh
sebuah disiplin ilmu.
imam qori’. Berkat jasanya dapat diketahui
mana qira’at yang dapat diterima dan mana
yang ditolak.
MACAM–MACAM QIRA’AT

Qiroa’at Masyhur,
yaitu qiro’ah yang Qiroat Ahad, yaitu
memiliki sanad qiro’at yang sanadnya
Qira’ah Mutawatir,
sohih, tetapi tidak sohih tetapi
yaitu Qira’ah yang
sampai pada kualitas tulisannya tidak
periwayatannya
mutawatir, sesuai cocok dengan tulisan
melalui beberapa
dengan kaidah mushaf usmani yang
orang, seperti Qira’ah
bahasa Arab dan juga tidak selaras
Sab’ah yang menurut
tulisan mushaf dengan kaidah
jumhhur ulama’
Usmani, masyhur di bahasa arab. Qiro’at
Qira’ah sab’ah ini
kalangan ini tidak boleh untuk
semua riwatnya
ahli qiro’ah dan tidak membaca al-qur’an.
adalah mutawatir,
termasuk qiro’ah yang Contoh: QS. At-
keliru dan Taubat: 128
menyimpang.
Qiro’at Syadz,
yaitu yaitu
qiro’ah yang
sanadnya tidak
sohih.
Contoh: ‫ملك يوم‬ Qira’ah
‫( الدين‬di baca maudlu’ (pals Qira’ah
mudraj yaitu
malaka yauma) u), Qira’ah ini
qira’at yang
Contoh: QS. Al- tdak boleh didalamnya
Fatihah: 4 untuk terdapat kata atau
membaca Al- kalimat tambahan
yang biasanya
Qur’an. dijadikan
penafsiran bagi
ayat Al-quran .
Contoh: QS. Al-
Baqarah: 198
Jika ditinjau dari segi a). Qiro’ah Sab’ah : yang di
para pembacanya ( sandarkan pada Imam Tujuh
Qurro’ ) Qira’ah ahli qira’a, yaitu qira’ah yang
dibagi atas : telah disebutkan diatas. Ada
dua alasan kenapa di
sebut qira’ah sab’ah:
 ketika kholifah Utsman
mengirim ke berbagai  Tujuh qira’ah itu adalah
daerah itu berjumlah qira’at yang sama dengan
tujuh buah yang masing- tujuh cara (dialek) bacaan
masing disertai dengan diturunkannya Al-qur’an.
ahli qira’ah yang Dua pendapat diatas di
mengajarkan. Nama sampaikan oleh Prof. Dr.
Sab’ah berasal dari jumlah H. Abdul Djalal H.A. yang
qurro’ yang mengajarkan mengutip dari pendapat
yaitu Sab’ah (tujuh). Imam Al-Maliki.
Diantara qira’at saba’ah
adalah :

1. Nafi’ bin Abdurrahman (w. 169 H.) di


Madinah.
2. Ashim bin. Abi Nujud Al-asady (W. 127
H) di Kufah
3. Hamzah bin Habib At-Taymy (w. 158 H
) Di Kufah
4. Ibnu amir al- yahuby (w. 118 H) di
syam
5. Abdullah Ibnu Katsir (w. 130 H) di
Makkah
6. Abu Amr Ibnul Ala (w. 154 H) di Basrah
7. Abu Ali Al- Kisa’I (w. 189 H) di kufah
b). Qir’ah Asyrah : qira’ah yang di
sandarkan kepada sepuluh orang ahli
qra’ah, yaitu tujuh orang yang sudah
tersebut dalam qira’ah sab’ah di
tambah dengan tiga orang, yaitu:

1. Abu Ja’far Yazid Ibnul Qa’qa Al-qari


(w. 130 H.) di Madinah
2. Abu Muhammad Ya’ Qub bin Ishaal-
Hadhary (w. 205 H.) di Basrah
3. Abu Muhammad Kholf bin Hisyam
Al-A’masyy (w. 229 H.)
c). Qira’ah Arba’a Asyrata : yaitu qira’ah yang di
sandarkan kepada 14 ahli qira’ah yang
megajarkannya, sepuluh ahli qira’ah yang telah di
tulis di tambah dengan empat orang, yaitu:

1. Hasan Al-Bashri (w. 110 H.) di


Basrah
2. Ibnu Muhaish (w. 123 H.)
3. Yahya Ibnu Mubarok Al-Yazidy
(w. 202 H.) di Baghdad
4. Abu Faroj Ibnul Ahmad Asy-
Syambudzy (w. 388 H.) di
Baghdad.[7]
Siapakah yang memilih dan menyeleksi para
imam qira’at ?

Pemilihan imam qira'at yang tujuh itu dilakukan oleh ulama


terkemudian pada abad ke-3 Hijriyah . Bila tidak demikian, maka
sebenarnya para imam yang dapat dipertanggungjawabkan
ilmunya itu cukup banyak jumlahnya. Pada permulaan abad ke-2
umat Islam di Basrah memilih imam qira'at Imam Ibn Amr dan
Ya'qub, di Kufah orang-orang memilih qiraat Ibn Amir, di Makkah
mereka memilih qiraat Ibn Katsir, dan di Madinah mereka memilih
qiraat Nafi'. Mereka itulah tujuh orang qari'.
Tetapi pada permulaan abad ke-3, Abu Bakar bin Mujahid, guru
qira'at penduduk Iraq, dan salah seorang yang menguasai qira'at,
yang wafat pada 334 H. menetapkan nama al-Kisa'i dan membuang
nama Ya'kub dari tujuh kelompok qari tersebut.
Letak
Perbedaan
Qira'ah Para
Imam

1.Lajnah ( dialek )
2.Tafkhim ( penyahduan nada )
3.Tarqiq ( pelembutan )
4.Imla (pengejaan )
5.Madd ( panjang nada )
6.Qasr ( pendek nada )
7.Tasydid ( penebalan )
8.Takhfif ( penipisan
• Menunjukkan betapa terpelihara
dan terjaganya kitab Allah dari
perubahan dan penyimpangan.
• Meringankan umat Islam dan HIKMAH
memudahkan mereka untuk MEMPELAJARI
membaca al-Qur’an.
QIRA’AT
• Untuk mempersatukan umat islam
diatas dasar bahasa yang satu. Dengan
• Bukti kemukjizatan al-Qur’an dari bervariasinya
segi kepadatan makna, karena Qira’at, maka
setiap qira’at menunjukkan
banyak sekali
sesuatu hukum syara tertentu
tanpa perlu pengulangan lafadz. manfaat atau
• Untuk menjelaskan suatu hukum faedahnya,
dari beberapa hukum. diantaranya:
• Untuk menjelaskan sebagian lafad
yang mubham (samar)
• Memperbesar pahala.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai