Anda di halaman 1dari 16

KITAB TAJWID NAẒAM BATU NGOMPAL TUAN GURU KIAI

HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID

Salim Rahmatullah, Mohd. Shafiee bin Hamzah


Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia
E-mail: ahmedsaleem926@gmail.com, mshafiee@unisza.edu.my

Many Scholars in the archipelago have done the teaching of Quranic sciencies, for example tajwid science. One of
them is Maulana Sheikh Tuan Guru Kiai Hajj Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. This charismatic scholar who
is from Lombok, Nusa Tenggara Barat has the book under the title, Nazam Batu Ngompal. However, this book is
not as popular as the books of other scholars in Indonesia. Thus, this article tries to describe and see the superior or
unique side, and the shortcomings, as a form of popularization in the archipelago. This article is a qualitative article
that uses the interview method and literature review in collecting data, which is then analyzed and described. As a
result, there are five unique features of Nazam Batu Ngompal: First, the uniqueness of the name, which is different
from the Nusantara books in general. Second, it is written in three languages: Arabic, Indonesian, and Sasak. Third,
written using Arabic-Jawi or Arabic-Pegon script. Fourth, the dominant language is Indonesian but arranged
according to Arudh Science. Fifth, it contains messages about the importance of recitation and learning from the
experts. Meanwhile, the drawback is that there is a need for a broad consultation.

Arab-Jawi, Arudh Science, Nazam Batu Ngompal, Tajwid Book, Ulama Nusantara.
120 ♦

Para ulama di Nusantara melakukan pengajaran-pengajaran ilmu Al-Qur’an, seperti ilmu tajwid. Salah satunya Maulana
Syekh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Ulama karismatik asal Lombok, Nusa Tenggara Barat
ini memiliki kitab tajwid dengan judul Naẓam Batu Ngompal. Namun, kitab ini tidak sepopuler kitab-kitab ulama lainnya
di Indonesia. Demikian, Artikel ini mencoba untuk mendeskripsikan dan melihat sisi unggul atau unik, dan kekuranganya,
sebagai bentuk populerisasi di Nusantara. Artikel ini adalah artikel kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan
kajian pustaka dalam pengumpulan data, yang kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Hasilnya ada lima keunikan dari
Nazam Batu Ngompal: Pertama keunikan dari sisi nama yang berbeda dengan kitab Nusantara pada umumnya. Kedua,
ditulis menggunakan tiga bahasa: Arab, Indonesia, dan Sasak. Ketiga, ditulis menggunakan aksara Arab-Jawi atau Arab-
Pegon. Keempat, bahasanya dominan Indonesia namun tersusun menurut ilmu ‘aruḍ. Kelima, mengandung pesan-pesan
pentingnya tajwid dan berguru kepada ahlinya. Sementara kekurangannya adalah perlu dilakukan pen-sharahan secara
meluas.

Arab-Jawi, Ilmu ‘Aruḍ, Kitab Tajwid, Nazam Batu Ngompal, Ulama Nusantara.

Kajian-kajian terhadap kitab tajwid di Kajian yang lebih umum adalah kajian dari Ali
Nusantara telah banyak dilakukan oleh para Mursyid dan Inayatul Mustautina yang mengkaji
peneliti, seperti Abdul Wahab yang melakukan tajwid di Nusantara dari sisi sejarah, tokoh, dan
studi terhadap kitab al-Murshid al-Wajīz, karya literatur. Mereka memulai penelitian ini
Kiai Sholeh Darat. Kitab ini adalah kitab ilmu Al- didasarkan minimnya penelitian terhadap tajwid
Qur’an dan tajwid yang menggunakan bahasa di Nusantara. Kekurangan dari kajian ini hanya
Jawa dan aksara Arab. Studi ini mengangkat mengungkap tokoh-tokoh tajwid Nusantara di
bahasa lokal yang digunakan para ulama daerah Jawa. 3
Nusantara dalam mentransmisikan ilmu Al- Sayangnya, Maulana Syekh tidak termasuk
Qur’an.1 dalam tokoh yang disebutkan dalam kajian di atas.
Kajian lain adalah kajian Muchammad Ali Maulana Syekh berasal dari luar Jawa, yakni
Ma'ruf, dkk., yang mengkaji pelafalan bunyi akhir Lombok, Nusa Tenggara Barat, meskipun
dari kitab Shifā’ Al-Jinān karya Kiai Haji Ahmad
Muthohhar.2

1
Abdul Wahab, Media Transmisi Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Malang, 2020), 595–605,
Ulama Nusantara (Studi Terhadap Kitab Al-Mursyid al- http://prosiding.arab-um.com/index.php/semnasbama/ar
Waji’z Karya Kiai Sholeh Darat),” Prosiding Muktamar ticle/view/664.
Pemikiran Dosen PMII 1, no. 1 (27 Juli 2021): 1–16. 3
Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina, “Tajwid di
2
Muchamad Ali Ma`ruf, dkk., “Kajian Saja’ dalam Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur,” El-
Nadzom Tajwid Kitab Syifa’ul Janan Karya Kyai Haji Furqania : Jurnal Ushuluddin Dan Ilmu-Ilmu Keislaman 5,
Ahmad Muthohhar,” dalam SEMNASBAMA, vol. 4 no. 1 (24 Maret 2019): 88, https://doi.org/10.54625/elfur
(Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa, Malang: qania.v5i01.3366.
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 121

sebenarnya Maulana Syekh memiliki karya dalam membaca Al-Qur’an dengan baik. Di dalam Al-
bidang tajwid, yakni Naẓam Batu Ngompal.4 Qur’an misalnya, pada surah Al-Muzammil ayat
Kitab tajwid karya Maulana Syekh ini telah 4, “awzid `alaihi warattilil qur’āna tartīlan”, ayat
dikaji oleh beberapa peneliti, misalnya Moh. ini oleh Wahbah Zuhaili ditafsirkan dengan
Irfan, dkk., yang meneliti kode-campur bahasa membaca Al-Qur’an secara pelan-pelan, bacaan
dalam kitab Naẓam Batu ngompal.5 Kajian lain huruf yang jelas, karena membantu dalam
berupa buku yang dikarang oleh Harapandi Dahri memahami dan mentadaburi Al-Qur’an.
dan Muslihan Habib, yang mengurai penjelasan Sementara kata tartīlan, disebutnya sebagai ta’kīd
terkait Naẓam Batu Ngompal, buku ini sudah ijāb. Yakni, seyogyanya pembaca Al-Qur’an
sangat lama diterbitkan pada tahun 2008.6 untuk menghadirkan makna-makna. Adapun
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba makna dari tartīl, yaitu menjelaskan bacaan semua
untuk mendeskripsikan dan menganalisis Naẓam huruf dan mencukupkan hak-hak huruf agar
Batu Ngompal, melihat keunikan atau jangan berlebih.8
keunggulan dan kekurangannya. Sementara itu, kata tartīl menurut Sufi
Amaliah dkk., adalah “tajwīdul ḥuruf wama‘rifah
al-wuqūf” yang diartikan dengan kewajiban
muslim untuk membaca Al-Qur’an dengan
Tajwid merupakan salah satu ilmu yang
taḥsin dan tajwid yang benar. 9
penting untuk dipelajari oleh umat muslim. Hal
Ulama-ulama di Nusantara menyambut
ini kaitannya dengan bagaimana membaca kitab
pesan-pesan Al-Qur’an dan hadis nabi mengenai
suci Al-Qur’an. Manna Al-Qatthan dalam
pentingnya tajwid dengan melakukan pengajaran
bukunya, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an,
terhadap ilmu Al-Qur’an menggunakan berbagai
mencantumkan pemaknaan tajwid oleh
kitab. 10
segolongan ulama, yakni memberikan kepada
Ali Mursyid dan Inayatul Mustautina
huruf akan hak-hak dan tertibnya,
menyebutkan beberapa referensi kitab tajwid
mengembalikan huruf pada makhraj dan asalnya,
yang diajarkan oleh ulama-ulama Nusantara,
serta menghaluskan pengucapannya dengan cara
seperti Hidāyah Al-Mustafīd fi `Ilm Al-Tajwīd,
yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-
Fatḥurrahman fī Tajwīd Al-Qur’ān, Hidāyah Al-
gesa dan dipaksa-paksakan. 7
Ṣibyān fi Tajwīd Al-Qur’ān, Tuḥfah Al-Aṭfāl,
Pentingnya membaca Al-Qur’an dengan
dan Matn Al-Jazāriyah. Kitab-kitab ini diterjemah
tajwid disokong dengan ada banyak dalil, baik dari
lalu diajarkan oleh para ulama di Nusantara.
Al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan untuk

4
Muhammad Zainuddin `Abd Al-Majid Al-’Anfanāni, 7
Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Al-Qur’an, ed.
Naẓam Batu Ngompal Terjemah Tuhfatu al-Aṭfali oleh Abduh Zufida Akaha dan Muhammad Ihsan (Jakarta:
(Pancor: t.p, 1943). Pustaka Al-Kautsar, 2015), 229-230.
5
Moh. Irfan, dkk., “The Reality of Code-Mixing in 8
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Tafsīr Al-Munīr fī Al-‘Aqīdah
Nadzom Batu Ngompal,” SeBaSa 4, no. 1 (28 Mei 2021): wa Al-Sharī‘ah wa Al-Manhaj, vol. 16 (Dimasyq: Dār Al-
32–45, https://doi.org/10.29408/sbs.v4i1.3260. Fikr, 2009), 208.
6
Harapandi Dahri dan Musllihan Habib, Mengurai 9
Supi Amaliah, “Kurikulum Tahsin Al-Qur’an (Studi
Ilmu Tajwid Nazham Batu Ngompal: Karya Maulana Analisis Di Ma’had Kareem Bil-Qur’an),” Rayah Al-Islam
Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin bin Abdul Madjd 5, no. 02 (28 Oktober 2021): 731–743, https://doi.org/10
(Tangerang: Pustaka Irfani, 2008). .37274/rais.v5i02.497.
10
Mursyid dan Mustautina, “Tajwid di Nusantara:
Kajian Sejarah, Tokoh dan Literatur.” 88
122 ♦

Jika melihat lebih spesifik ke ulama-ulama yang didapatkan. Berbagai sumber pustaka
Malaysia, maka akan ditemukan kitab-kitab mengenai Naẓam Batu Ngompal akan dikaji, serta
seperti Mawrid Al-Zam’an karya Tok Senggora, melakukan wawancara dengan beberapa
Tuḥfah Al-Ṣibyan fī Tajwīd Al-Qur’ān karya narasumber. Hasil pengkajian dan wawancara
Syaikh Nuh Jamaludin Al-Kelantani, akan dideskripsikan.
Muqaddimah Al-Mubtadi fī Tajwīd Al-Qur’ān
karya Tuan Guru Haji Muhammad, dan lain-
lain.11
Sementara itu jika melihat ulama-ulama
Maulana Syekh Tuan Guru Kiai Haji
Indonesia, spesifiknya ulama-ulama di Sumatera
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bernama
Selatan Abad 20, maka akan ditemukan kitab-
kecil Muhammad Saggaf.13
kitab seperti Mafḥum Tajwid karya Kiai Haji
Ia dilahirkan di Pancor, pada hari Ahad, 18
Anwar.12 Tentunya banyak kitab-kitab lain yang
Rabi’ul Awal 1326 Hijriah atau bertepatan
diajarkan oleh ulama-ulama Melayu atau
dengan 19 April 1908 Masehi.14 Orang tuanya
Nusantara.
adalah Tuan Guru Haji Abdul Madjid—seorang
Hal yang sama dilakukan oleh Maulana Syekh
guru dan pebisnis—dan Inak Syam, seorang
Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin
perempuan salihah yang dikenal dengan Hajjah
Abdul Madjid, yang melakukan penyaduran
Halimatussa’diyah.15
terhadap kitab Tuḥfah Al-Aṭfal. Hasil
Maulana Syekh Tuan Guru Kiai Haji
sadurannya ia berikan nama Naẓam Batu
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Ngompal.
merupakan anak bungsu dari enam bersaudara—
Peneliti merasa bahwa kitab ini menarik
hasil perkawinan Tuan Guru Abdul Madjid
untuk melihat bagaimana saduran dari Tuan
dengan Hajjah Halimatussa’diyah—yaitu: Siti
Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul
Sarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Ahmad
Madjid yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara
Shabur, dan Hajjah Masyitah.16
Barat.
Tidak hanya itu, ia juga memiliki beberapa
Artikel ini menggunakan pendekatan
saudara sebapak: Haji Faisal Abdul Madjid, Haji
kualitatif, dengan metode wawancara, dan kajian
Ahmad Rifa’i, Inak Kasturi, Padil (Muhammad
pustaka dalam mengumpulkan data, serta
Badil), Haji Maksum, dan Haji Maksud.17
melakukan dokumen analisis dalam analisis data

Shaharuddin Saad, dkk., “Data-Data Tokoh Ulama


11
KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, ed. oleh
Tajwid Tersohor di Alam Melayu,” dalam 3 rd Iskandar (Sulawesi Selatan: IAIN Parepare Nusantara Press,
International Conference on Islamiyyat Studies 2019), 75.
(IRSYAD2017) (Persidangan Antarabangsa Pengajian 14
M. Nashib Ikroman, Mengaji Hamzanwadi, ed. oleh
Islamiyyat Kali Ke-3 (IRSYAD2017), Selangor: Kolej Salman Faris (Mataram: Hamzanwadi Institute, 2017), 11.
Universiti Islam Antarabangsa Selangor, 2017), 227–239, 15
Alfurqan, dkk., “Karakteristik dan Makna Nazam
http://conference.kuis.edu.my/irsyad/images/eproceeding Karangan Ulama Aceh di Kabupaten Bireuen,” Jurnal
/2017/1027.pdf. Dedikasi Pendidikan 4, no. 2 (2020): 415–423.
12
Aliasan Aliasan, “Ulama Melayu Pada Abad XX Studi 16
Abdul Fatah, dkk., Maulana Syaikh dari Nusa
Atas Karya-Karya Ulama Melayu Sumatera Selatan,” Tenggara Barat untuk Indonesia: Perjuangan dan
Wardah 19, no. 2 (14 Desember 2018): 190–218, Pergulatan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
http://10.19109/wardah.v19i2.2818. (1908-1997) (Mataram: Hamzanwadi Institute, 2018), 33.
13
Muhammad Haramain, Dakwah Moderasi Tuan 17
Haramain, Dakwah Moderasi Tuan Guru, 75.
Guru Kajian Pemikiran dan Gerakan Dakwah Tuan Guru
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 123

Pendidikan pertama Maulana Syekh Tuan sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi.
Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Berbagai tokoh Nusantara menjadi alumni dari
Madjid didapatkan dari ayahnya, Tuan Guru Haji Madrasah ini, seperti: Kiai Haji Ahmad Dahlan
Abdul Madjid, yakni belajar mengaji atau (Pendiri Muhammadiyah), Kiai Haji Hasyim
membaca Al-Qur’an, dan ilmu agama lainnya.18 Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), dan ratusan
Maulana Syekh juga menjalani pendidikan ulama Asia Tenggara.23 Madrasah ini didirikan
selama empat tahun, sejak 1915—1919, di oleh Syekh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-
Sekolah Rakyat, Selong, Lombok Timur.19 Ia Dahlawi, ulama besar imigran India, pada tahun
kemudian diserahkan belajar ilmu agama yang 1219 Hijriyah.24 Pembangunan Madrasah ini
lebih luas kepada tuan guru atau kiai lokal, seperti dibantu oleh donatur tunggal, seorang wanita
Tuan Guru Haji Syarafuddin dan Tuan Guru India, bernama Begum Shaulatun Nisa.25
Haji Muhammad Sa`id dari Pancor, serta Tuan Selama Maulana Syekh menuntut ilmu di
Guru Abdullah Bin Amaq Dulaji, dari Kelayu. Mekkah al-Mukarromah, ia telah berguru kepada
Maulana Syekh menerima pengajaran 27 ulama, seperti diungkap Mohammad Noor
menggunakan kitab Arab Melayu. Ia juga dkk., yaitu:
mempelajari ilmu nahwu dan sharf.20 1. Syekh Muḥammad Sa'id Al-Yamani Al-
Kemudian, pada tahun 1923, menjelang Shāfi‘i.
musim haji tahun 1341 Hijriah, rombongan 2. Syekh ‘Ali Al-Maliki.
keluarga: Ayah, ibu, adik lain ibu: Muhammad 3. Syaikh Marzuki Al-Palembani.
Faisal dan Ahmad Rifai, keponakannya, bahkan 4. Syekh ‘Abdullah Al-Bukhāri Al-Shāfi‘ī.
gurunya, Tuan Guru Haji Syarafuddin berangkat 5. Syekh ‘Umar Ḥamdan Al-Miḥrasi Al-
mengantarkan Maulana Syekh belajar ke Makkah Maliki.
Al-Mukarromah.21 6. Syekh ‘Abdussattār Al-Ṣiddiqi ‘Abdul
Di Makkah, Maulana Syekh belajar di Wahab Al-Kuṭi Al-Maliki.
halakah-halakah yang ada di Masjidil Haram, 7. Syekh Abu Bakar Al-Palembani.
sampai kemudian terjadi konflik yang 8. Syekh Hasan Jambi Al-Shāfi‘ī..
menyebabkan pengajaran halakah di Masjidil 9. Syekh ‘Abdul Qadir Al-Mandaili Al-
Haram dihentikan. Setelah konflik di Mekkah Shāfi‘ī.
selama dua tahun berakhir, Maulana Syekh diajak 10. Syekh Mukhtar Betawi Al-Shāfi‘ī.
untuk masuk ke Madrasah Al-Shaulatiyah oleh 11. Syekh Ḥasan Muḥammad al-Masysyath
salah seorang kenalan yang bernama Haji Al-Maliki.
Mawardi, asal Jakarta.22 12. Syekh ‘Umar Bajinaid Al-Shāfi‘ī.
Madrasah Al-Shaulatiyah merupakan salah 13. Syekh ‘Abdul Qadir Al-Shibli Al-Ḥanafi.
satu madrasah yang memberikan permulaan

18
Mohammmad Noor, dkk., Visi Kebangsaan Religius 21
Fatah, dkk., Maulana Syaikh, 35.
Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul 22
Noor, dkk., Visi Kebangsaan Religius, 127.
Madjid 1904-1997, ed. oleh M. Firdaus dan Ahmad 23
Fatah, dkk., Maulana Syaikh, 36.
Muzayyin (Jakarta: Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan 24
Noor, dkk., Visi Kebangsaan Religius, 126-127.
Jakarta, 2014), 122. 25
Asmaul Husnah, “Tuan Guru Kiai Haji Muhammad
19
Zainal Arifin Munir, Pemikiran dan Kiprah Politik Zainuddin Abdul Madjid (Peranan dalam Pergulatan
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, ed. oleh Politik Nahdlatul Wathan di Lombok pada tahun 1953-
Muhammad Yusuf (Mataram: Sanabil, 2019), 20. 1977)” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
20
Noor, dkk., Visi Kebangsaan Religius, 122. Surabaya, 2019), http://digilib.uinsby.ac.id/32279/.
124 ♦

14. Syekh Sayyid Muḥammad Amin Al- Pesantren Al-Mujahidin ini menjadi titik awal
Quṭbi Al-Hanafi. pergerakan yang diteruskan dengan berbagai
15. Syekh Muḥsin Al-Musawa Al-Shāfi‘ī. kiprah di berbagai bidang, hingga akhir hayat
16. Syekh Mukhtar Makhdum al-Hanafi. Maulana Syekh. Maulana Syekh wafat pada
17. Syekh Salim Cianjur Al-Shāfi‘ī. Selasa, 21 Oktober 1997, di rumahnya, di Desa
18. Syekh Al-Sayyid Ahmad Dahlan Shadaqi Pancor, Lombok Timur.28
Al-Shāfi‘ī.
19. Syekh Khalifah Al-Maliki. ẓ
20. Syekh Jamāl Al-Maliki.
Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Muhammad
21. Syekh Al-Shalih Muhammad Shalih al-
Zainuddin Abdul Madjid memiliki karya tulis
Kalantani Al-Shāfi‘ī.
yang berkaitan dengan pengajaran Al-Qur’an
22. Syekh ‘Umar Al-Faruqi Al-Maliki.
khususnya tajwid, yaitu Naẓam Batu Ngompal,
23. Syekh ‘Abdullah Al-Faris.
Nayl Al-Anfāl, dan Anak Nunggal Taqrirat Batu
24. Syekh Mala Musa.
Ngompal.29 Namun, dua kitab terakhir hilang,
25. Syaikh Salīm Rahmatullah Al-Maliki.
kemungkinan karena kebakaran hebat yang
26. Syekh Abdul Ghani Al-Maliki.
menimpa Gubuk Bermi di tahun 1940an,
27. Syekh Al-Sayyid Muhammad Arabi Al-
sehingga membakar beberapa kitab dan dokumen
Tubani Al-Jazairi Al-Maliki.26
dari Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Haji
Setelah belajar di Masjidil Haram selama dua Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.30 Kitab
tahun, kemudian melakukan pembelajaran yang masih ada sampai sekarang adalah Naẓam
sendiri di masa sulit konflik Arab-Saudi selama Batu Ngompal.
dua tahun, dilanjutkan enam tahun di Madrasah Secara morfologi, kitab Naẓam Batu
Al-Shaulatiyah, kemudian bermukim selama dua Ngompal tersusun sebagai berikut:
tahun sembari mendalami fikih pada Syekh a) Bagian sampul berisikan data kitab, nama
Abdul Ḥāmid ‘Abdullah Al-Yamani, Maulana penyalin, dan waktu
Syekh akhirnya pulang ke Indonesia, penerbitan/penyalinan. Pada bagian
meninggalkan Makkah. awal ada nama Naẓam Batu Ngompal
Maulana Syekh terus menjalankan kiprahnya Tarjamah Tuhfah al-Aṭfali, kemudian
di masyarakat, karena kepercayaan masyarakat, ia nama penyalin Haji Muhammad
pun dengan segera mendirikan pesantren yang Zainuddin Abdul Majid al-Anfanani,
diberi nama Pesantren Al-Mujahidin, pesantren dan tempat/waktu penyalinan, yaitu
tradisional yang memakai sistem halakah, yakni Pancor, 11 Safar 1362 Hijriyah.
seorang guru duduk dikelilingi oleh murid- b) Gambar tanda tangan Maulana Syekh
muridnya27. yang dikonstruksi dari tulisan-tulisan
Arab.

26
Noor, dkk., Visi Kebangsaan Religius, 131-132. Education in Lombok Community West Nusa Tenggara,
27
Ahsanul Khalik, dkk., TGKH. Muhammad Indonesia,” Khalifa: Journal of Islamic Education 4, no. 1
Zainuddin Abdul Madjid Pahlawan Kita Ikhtiar Kita: (25 Februari 2020): 19–31, http://10.24036/kjie.v4i1.37.
Mengenang Satu Abad Satu Dekade HAMZANWADI 29
Haramain, Dakwah Moderasi Tuan Guru, 116.
(1908- 2018) (Mataram: Dinas Sosial NTB, 2018), 42. 30
Ikroman, Mengaji Hamzanwadi, 12.
Saadatul Azmi dan Faridatul Wardi, “Muhammad
28

Zainuddin Abdul Madjid: The Pioneer of Islamic


Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 125

c) Empat baris syair mengenai untuk bagaimana menjelaskan membaca Al-


penerjemahan kitab Tuhfatul Aṭfāl. Qur’an dengan baik dan benar. Sepulangnya ke
d) Pengantar dari Maulana Syekh. rumah, ia kemudian menyusun kitab tajwid
e) Syair Pengantar Penyalin yang ikuti Naẓam Batu Ngompal.32
catatan kaki mengenai pentingnya belajar Maulana Syekh Tuan Guru Kiai Haji
tajwid dan pesan-pesan kepada Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyebut
pembelajar tajwid. kitab ini sebagai saduran atau terjemahan dari
f) Bab Aḥkāmu al-Nūni al-Sākinati wa al- kitab Tuḥfah Al-Aṭfāl.33 Tuḥfah Al-Aṭfāl
Tanwīni dikarang oleh Syekh Sulaiman bin Ḥasan bin
g) Bab Aḥkāmu al-Mīmi wa al-Nūni al- Muḥammad Al-Jamzūri.34
Mushaddataini. Nama Naẓam Batu Ngompal adalah
h) Bab Aḥkāmu al-Mīmi al-Sākinati. perpaduan bahasa Arab, Indonesia, dan bahasa
i) Bab Aḥkāmu Lāmi ‘Al wa Lāmi al-Fi‘li. lokal Sasak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
j) Bab fi al-Mithlayni wa al-Mutaqāribayni terdapat istilah “Nazam” yang diartikan sebagai
wa al-Mutajānisayni. puisi yang berasal dari Parsi, terdiri atas dua belas
k) Bab ‘Aqsāmu al-Mad. larik, berima dua-dua atau empat-empat, isinya
l) Bab Aḥkāmu al-Maddi ma`a al-Hamzati. perihal hamba sahaya istana yang setia dan
m) Bab Aqsāmu al-Maddi al-Lāzimi. budiman.35
n) Taqriḍ Shaikhūna Ṣālih Shaikh Kemudian Batu Ngompal, yang merupakan
Muḥammad Ṣālih ḥafiẓahullah.31 bahasa Indonesia dan Sasak. Batu berarti benda
keras dan padat yang berasal dari bumi atau planet
Penulisan Naẓam Batu Ngompal ini lain, tetapi bukan logam,36 sementara ngompal,
dilatarbelakangi oleh peristiwa perjalanan dalam bahasa bahasa Sasak berarti terapung atau
pengajian Maulana Syaikh Tuan Guru Kiai Haji tidak tenggelam.37 Jadi, secara arti kata, batu
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, di mana ngompal berarti batu terapung atau yang tidak
Maulana Syekh melewati sebuah perkampungan tenggelam.
bernama Embung Papak, pada bulan puasa. Maulana Syekh sebagaimana dikenal sebagai
Ketika lewat, ia mendengar suara penduduk ulama yang pandai dalam ilmu sastra, syair-syair
kampung yang tengah membaca Al-Qur’an, Arab, ia pun berguru dengan syekh yang terkenal
tetapi bacaannya tidak baik, tidak sesuai dengan dengan keilmuan sastranya, yakni Syekh
kaidah tajwid. Dicontohkan seperti pembacaan Muhammad Amin Al-Kutbi, karena itu
Surah Al-Zalzalah dengan “isāsul silatil,” ada kemudian Maulana Syekh mampu untuk
“ijājul jilatil” tidak ada yang fasih membaca huruf.
Hal demikian membuat Maulana Syekh terusik,

31
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 1-7. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud,
32
TGH. Muslihan Habib, Wawancara Penulis dengan 2016), https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nazam.
Narasumber, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Zoom 36
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Meeting, 20 Maret 2022. Kemendikbud, “KBBI Daring.” https://kbbi.kemdikbud.g
33
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 2. o.id/entri/batu.
34
Zainora Daud, dkk., “Sekolah Tahfiz Swasta Di 37
NW ONLINE News, “Teks Lengkap ‘Nazom Batu
Selangor: Satu Kajian Rintis Terhadap Penguasaan Ilmu Ngompal’ Khusus untuk belajar Tajwid,” NW Online
Tajwid,” Jurnal Pengajian Islam 10, no. 2 (2017): 141–151. (blog), 20 November 2021, https://nwonline.or.id/news
35
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa /teks-lengkap-nazom-batu-ngompal-khusus-untuk-belajar-
Kemendikbud, “KBBI Daring” (Jakarta: Badan tajwid/.
126 ♦

membuat sebuah nazam dengan memadukan tiga karamah Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Haji
bahasa.38 Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Pertama,
Dari sisi penamaan karya juga memiliki makna penamaan Naẓam Batu Ngompal karena
yang mendalam, “Batu Ngompal,” Seperti memiliki keseimbangan dengan kitab asli yang
diungkap oleh Muslihan Habib, yang melakukan bernama Tuḥfah Al-Aṭfāl. Namun, Maulana
pensyarahan terhadap kitab ini. Bahwa Maulana Syekh menyadur kitab itu dengan cara dan bahasa
Syekh sebagai ulama yang pandai dalam ilmu yang berbeda.40
sastra-balaghah, menamai kitab ini dengan sangat Nama Naẓam Batu Ngompal ternyata tidak
sastrawi. lepas dari celaan orang. Nama kitab yang aneh ini
Batu yang dimaksudkan pada nama kitab ini dipandang orang sebagai bentuk keinginan
adalah bukan batu biasa, tetapi batu permata, teramat Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Haji
yang mengisyaratkan kepada ilmu pengetahuan. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid untuk
Jadi, ilmu itu seperti batu permata. Ia memiliki disebut sebagai orang Alim, sehingga menamakan
nilai. Ilmu itu sangat berharga yang kalau kitabnya dengan nama yang tidak lazim. Maulana
diberikan kepada seseorang, itu luar biasa. Syekh menjawab celaan itu dengan jawaban
Kemudian, untuk mendapatkan batu bahwa nama Naẓam Batu Ngompal tentu
permata itu butuh proses. Seperti dikatakan memiliki maksud, tujuan, dan rahasia.41
Maulana Syekh, harus menyelam sampai ke dasar Faktanya terungkap, di daerah tempat tinggal
lautan untuk mendapatkan batu permata. Tidak Maulana Syekh, Lombok Timur, diketahui
mudah untuk diambil. Jadi, membutuhkan memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
pengorbanan yang besar untuk mendapatkan cukup lumayan dari Batu Apung. Batu Apung
permata. tidak lain adalah batu terapung atau batu
Setelah itu membawa batu permata itu naik ke ngompal. Bahkan, Pemerintah Provinsi Nusa
permukaan, lalu kemudian ngompal atau Tenggara Barat bisa melakukan ekspor Batu
terapung. Nah, terapung ini dimaknai dengan Apung ke luar negeri yang digunakan untuk
kesuksesan setelah mengambil batu permata. Jadi, bahan-bahan kosmetik, bahan bangunan, dan
batu permata itu adalah ilmu, dan ngompal itu lain-lain. Ini dipandang satu dari rahasia yang
adalah kesuksesan. Ini pemaknaan yang sangat terungkap dari penamaan Batu Ngompal pada
dalam mengenai meraih kesuksesan dalam kitab tajwid Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Haji
mendapatkan ilmu pengetahuan.39 Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.42
Sementara itu, pendapat lain mengenai Pada syair naẓam-nya, Maulana Syekh
penamaan kitab ini adalah dari Tuan Guru Haji menulis:
Muhammad Yusuf Ma’mun. Penamaan dengan “dinamakan Naẓom Batu Ngompal atas
Naẓam Batu Ngompal dipandang sebagai bentuk air otak murid rajin tidak malas”

38
TGH. Muslihan Habib, Wawancara Penulis dengan 41
TGH. M. Yusuf Ma’mun, Wawancara Penulis dengan
Narasumber, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Zoom Amidul MDQH, diwawancara oleh Salim Rahmatullah,
Meeting, 20 Maret 2022. Zoom Meeting, 19 April 2022.
39
TGH. Muslihan Habib, Wawancara Penulis dengan 42
TGH. M. Yusuf Ma’mun, Wawancara Penulis dengan
Narasumber, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Zoom Amidul MDQH, diwawancara oleh Salim Rahmatullah,
Meeting, 20 Maret 2022. Zoom Meeting, 19 April 2022.
40
TGH. M. Yusuf Ma’mun, Wawancara Penulis dengan
Amidul MDQH, diwawancara oleh Salim Rahmatullah,
Zoom Meeting, 19 April 2022.
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 127

Jadi, dimaksudkan ngompal atau terapung di Syekh berasal. Meskipun dalam pengantarnya
otak murid yang rajin belajar, yang bermakna Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin
Naẓam Batu Ngompal ini mudah untuk Abdul Madjid menyebut kitab Naẓam Batu
dihafalkan hingga sekarang, baik di luar daerah Ngompal disusun menggunakan bahasa Melayu
maupun di luar negeri.43 yang diperhias dengan bahasa Arab.47 Ini tidak
Di Ma’had Darul Quran Wal Hadis yang menjadi masalah, karena bahasa Indonesia
didirikan Maulana Syekh, kitab Nazam Batu memang berasal dari bahasa Melayu48.
Ngompal tetap dibaca setiap pagi.44 Di tempat Pada faktanya, Naẓam Batu Ngompal
lainnya, Ma’had Fityanul Ulum Cinere, yang menggunakan tiga bahasa. Penggunaan tiga
didirikan oleh Alumni Ma’had Darul Quran Wal bahasa ini diungkapkan juga oleh Moh. Irfan
Hadis, Ustadz Hasan Asy’ari, mentradisikan dkk., yang meneliti code-campur bahasa dalam
pembacaan Nazam Batu Ngompal kepada santri- Naẓam Batu Ngompal, dimana ada tiga bahasa:
santrinya,45 dan banyak madrasah lain yang Indonesia, Arab, dan Sasak. 49
berafiliasi kepada Organisasi Nahdlatul Wathan Penggunaan tiga bahasa ini menerangkan latar
dan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. belakang Tuan Guru Kiai Haji Muhammad
ẓ Zainuddin Abdul Madjid, sebagai umat muslim
Indonesia yang berasal dari Sasak. Selain itu,
Sisi keunikan dari Naẓam Batu Ngompal ini, menunjukkan peneladanan terhadap cara Allah
pertama, terletak pada penamaan kitab. Swt. menurunkan Al-Qur’an, Al-Qur’an
Penamaan nama kitab ini telah sangat luas menggunakan bahasa Arab, sesuai dengan bahasa
diterangkan pada paragraf-paragraf sebelumnya. kaum yang diturunkan padanya Al-Qur’an.
Nama Naẓam Batu Ngompal ini unik karena Dalam Al-Qur’an surah Asy-Syu'ara ayat 195,
mengungkap sisi kewalian dan kapabilitas sastra “bilisānin ‘arabiyyin mubīn” ayat ini oleh Hamka
dari Maulana Syekh Tuan Guru Kyai Haji disorot dalam tafsir ke dalam kelompok ayat yang
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. bertemakan mengenai cara turunnya Al-Qur’an.
Keunikan kedua terletak pada penggunaan Ringkasnya, karena wahyu pertama diturunkan
bahasa. Kitab Naẓam Batu Ngompal ini di Makkah, maka ia menggunakan bahasa Arab
memadukan tiga bahasa, bahasa Arab, bahasa Qurays.50
Indonesia, dan bahasa Sasak.46 Bahasa Arab Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin
sebagai bahasa umat Islam, Indonesia sebagai Abdul Madjid juga menggunakan bahasa
bahasa bangsa Indonesia, dan bahasa Sasak, Indonesia, yang diperhias dengan bahasa Arab,
sebagai bahasa lokal atau daerah di mana Maulana dan dilengkapi bahasa Sasak pada beberapa

43
TGH. M. Yusuf Ma’mun, Wawancara Penulis dengan 47
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 3.
Amidul MDQH, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, 48
Abdul Malik, “Sepuluh Bukti Bahasa Melayu
Zoom Meeting, 19 April 2022. Kepulauan Riau Sebagai Asal-Muasal Bahasa Indonesia”
44
TGH. M. Yusuf Ma’mun, Wawancara Penulis dengan (Seminar Bahasa dan Adat Melayu Konvensyen XI Dunia
Amidul MDQH, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Melayu Dunia Islam (DMDI), Batam, 2010), 1–24,
Zoom Meeting, 19 April 2022. http://fkip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/Se
45
Hasan Asy’ari, Wawancara Penulis dengan Khodimul puluh-Bukti-Bahasa-Melayu-Kepulauan-Riau-Sebagai-Asa
Ma’had Fityanul Ulum Cinere, diwawancara oleh Salim l-Muasal-Bahasa-Indonesia-1.pdf.
Rahmatullah, Zoom Meeting, 30 Mei 2022. 49
Irfan, dkk., “The Reality of Code-Mixing in Nadzom
46
TGH. Muslihan Habib, Wawancara Penulis dengan Batu Ngompal.” 32–45.
Narasumber, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Zoom 50
Hamka, Tafsir Al-Azhar, vol. 7 (Singapura: Pustaka
Meeting, 20 Maret 2022. Nasional PTE LTD Singapura, 1983), 5169.
128 ♦

tempat sepertinya untuk mempermudah sesuai dengan aturan nazam dan ‘aruḍ Arab. Sisi
masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat keunikan ini diungkap langsung oleh Tuan Guru
Sasak memahami hukum-hukum tajwid. Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, inspirasi pada pengantarnya, bahwa sepanjang
penyusunan kitab ini adalah kesalahan bacaan Al- pengetahuannya, belum pernah ada nazam
Qur’an yang diperagakan oleh masyarakat Sasak Melayu yang diatur secara nazam Arab yakni
di satu desa. menurut peraturan ilmu ‘aruḍ.54 Ini
Sisi keunikan ketiga, penulisannya menunjukkan Maulana Syekh adalah sosok yang
menggunakan Arab-Jawi atau Arab-Melayu atau ahli dalam ilmu ‘aruḍ, yaitu sebuah cabang
Arab-Pegon. Sebagaimana para ulama Nusantara keilmuan bahasa mengenai formula-formula
terdahulu, menulis kitab-kitab dengan syair. Formula ini yang kemudian menjadi
menggunakan Arab-Jawi atau disebut juga landasan dalam mengkonstruksi dan menganalisis
dengan Arab-Pegon. Sarah dkk., mengutip syair.55
Masduki,51 menjelaskan Arab-Jawi atau Arab- Kemudian, bentuknya yang seperti nazam ini
Pegon merupakan adopsi dari aksara Arab yang memudahkan Naẓam Batu Ngompal untuk
berfungsi menuliskan bahasa tutur lokal di daerah dihafal, karena dibaca seperti membaca syair yang
Melayu Raya. Ia adalah simbol paduan bahasa juga memiliki langgam atau irama pembacaan
tulisan yang merupakan adaptasi budaya lokal tersendiri. Furqan dkk., menjelaskan, nazam
dengan budaya Islam tanpa menjauhi identitas memang disampaikan dengan dilanggamkan atau
Islam.52 berirama, hal ini yang kemudian membuat nazam
Sebagai contohnya, Kiai Sholeh Darat yang banyak diminati oleh orang.56
menulis kitab Al-Murshid Al-Wajīz-nya dengan Keunikan kelima, selain berisi mengenai
bahasa Jawa dan huruf Arab.53 Penggunan Arab- hukum-hukum tajwid, kitab Naẓam Batu
Jawi atau Arab-Pegon ini oleh Maulana Syekh, Ngompal ini juga mengandung pesan-pesan dan
menunjukkan kebanggaan terhadap identitas hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
sebagai ulama Nusantara, yang tentu memiliki Pertama, pesan untuk belajar tajwid yang
peradaban dalam hal tulis-menulis. Hal ini bisa shahih, disebabkan Al-Qur’an turun dengan
meningkatkan derajat Arab-Jawi dalam fasih. Sebagaimana dalam Nazam Batu Ngompal,
peradaban Islam Dunia. “Belajar olehmu tajwid yang shahih, karena
Keunikan keempat dari kitab Naẓam Batu qur’an turunnya fasih”.57 Hal ini menguatkan lagi
Ngompal ini adalah ia merupakan nazam Melayu bagaimana Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi

51
Mohd. Masduki, “Islam And Cultural Plurality of 54
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 3.
Indonesia,” TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi 55
Moch. Sulthoni Faizin dan Ayu` Atisah, “Analisa Ilmu
Umat Beragama 10, no. 2 (14 Mei 2019): 96–105, Arudh dan Qawafi dalam Syair al-I’tirof Karya Abu Nawas
http://dx.doi.org/10.24014/trs.v10i2.7079. / An Analysis of Arudh and Qawafi Sciences in The Poem
52
Siti Sarah, dkk., “Upaya Menghidupkan Arab Jawi of Al-I’tirof by Abu Nawas,” Diwan : Jurnal Bahasa dan
Sebagai Budaya Islam di Kawasan Melayu Raya Melalui Sastra Arab 6, no. 1 (26 Juni 2020): 47–57, https://doi.org/
Kegiatan Seminar International,” Surya Abdimas 6, no. 2 10.24252/diwan.v6i1.11190.
(2022): 386–394, https://doi.org/10.37729/abdimas.v6i2. 56
Alfurqan, dkk., “Karakteristik dan Makna Nazam
1758. Karangan Ulama Aceh di Kabupaten Bireuen.” 415–423.
57
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 1.
Wahab, “Media Transmisi Studi Al-Qur’an Ulama
53

Nusantara (Studi Terhadap Kitab Al-Mursyid Al-Waji’z


Karya Kiai Sholeh Darat).” 1-16.
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 129

Muhammad saw. melalui perantara Malaikat memang ilmu itu harus dipelajari pada orang yang
Jibril dengan cara yang benar, seperti diungkap tepat, orang yang menjadi ahli ilmu. Seperti
oleh ayat ke-102 dari Surah An-Naḥl bahwa Jibril diungkap potongan ayat ke 7 dari Surah Al-
a.s. telah menurunkan Al-Qur’an dari Allah Swt. Anbiyā’, “…fas’alū ahla al-dhikr in kuntum la
kepada Nabi Muhammad dengan benar. Maksud ta‘lamūn”. Ahla al-dhikr diartikan beragam oleh
dengan benar itu adalah dengan kejujuran, para ulama, salah satu pengertiannya adalah
keadilan, dan hikmah.58 seseorang yang punya kepakaran atau kompetensi
Pada ayat yang lain, yakni ayat ke-192—195 dan bersifat objektif dalam bidang tertentu.63
Surah Ash-Shu‘arā menunjukkan bahwa baik Potongan ayat di atas berpesan untuk bertanya
penurunan Al-Qur’an yang dibawa Jibril a.s., dan kepada ahlinya jika tidak mengetahui sesuatu.
penyampaian oleh Nabi Muhammad saw. kepada Berlanjut, Maulana Syekh menunjukkan
umatnya, itu menggunakan bahasa Arab. bacaan seperti apa yang harus dibaca, yakni
Wahbah Zuhaili menjelaskan penggunaan bahasa bacaan sebagaimana diturunkannya lewat Jibril
Arab, karena itu bahasa Nabi Muhammad saw. a.s., dalam bait nazamnya berbunyi “baca olehmu
dan bahasa dari kaumnya, Nabi memahami bacaan Jibrila, jangan membaca bermain gila,
bahasa Arab dan kaumnya pun memahami bahasa firman ilahi di dalam tanzila, warattilil qur'āna
Arab. 59 tartila”64 yang intinya berada pada akhir bait,
Diketahui, Al-Qur’an diturunkan secara yakni membaca Al-Qur’an secara tartil, ini
sekaligus ke langit dunia pada malam menekankan kembali pentingnya belajar tajwid,
lailatulqadar, lalu diturunkan secara bertahap agar mampu membaca Al-Qur’an secara tartil.
atau berangsur-angsur selama 23 tahun kepada
Nabi Muhammad saw.60 ẓ
Kedua, larangan membaca Al-Qur’an secara
Di balik keunggulan dari Nazam Batu
jelek, karena ada hadis sahih yang
Ngompal karya Maulana Syaikh, ada kekurangan-
memperingatkan hal ini. Bait Naẓam Batu
kekurangan yang mesti diperhatikan oleh murid-
Ngompal-nya berbunyi, “Jangan membaca
murid dan penerus Maulana Syekh Tuan Guru
bacaan qabih, takut ancaman hadis yang shahih.”
Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Salah satu hadis yang memperingatkan umat
Kitab Naẓam Batu Ngompal memerlukan
Islam untuk memperindah bacaan Al-Qur’an
pensyarahan atau penjelasan lebih luas, karena
adalah hadis shahih Bukhari dan Muslim, “Laisa
bentuknya syair dan ringkas, agar bisa dimengerti
minnā man lam yataghanna bil qur’ān” artinya
oleh para pembaca awam. Misalnya pada bait
bukan golongan kami orang yang tidak
tentang hukum nun mati dan tanwin yang
memperindah bacaan Al-Qur’an.61
berbunyi:
Kemudian, pesan selanjutnya adalah untuk
belajar atau berguru pada ahlinya. Baitnya “Thabit bagi nun yang mati dan tanwin
Empat hukum maka bacalah tabyin”65
berbunyi “rajin berguru pada ahlinya”.62 Sejatinya

58
Zuhaili, Al-Tafsīr Al-Munīr, 14:555. Qur’an Tematik: Pendidikan, Pengembangan Karakter, dan
59
Zuhaili, Al-Tafsīr Al-Munīr, 10:242. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lajnah
60
Qaththan, Pengantar Studi Al-Qur’an, 125. Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badang Litbang dan Diklat
61
Zuhaili, Al-Tafsīr Al-Munīr, 15:208. Kementerian Agama RI 2010, 2010), 403.
62
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 1. 64
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 1.
63
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badang 65
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 2.
Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Tafsir Al-
130 ♦

Kata “thabit” tidak sepenuhnya dipahami Muslihan Habib pun berharap munculnya
oleh pembaca, karena ini adalah bahasa Arab, sharah-sharah lain dari murid-murid Maulana
begitu pula dengan kata “tabyīn”, juga berasal dari Syaikh terhadap kitab tajwid Nazam Batu
bahasa Arab. Tentu hanya yang menguasai bahasa Ngompal.68
Arab yang bisa memahami maksud kata-kata
tersebut.
Demikian juga dengan hukum-hukum
Merujuk kepada berbagai uraian-uraian yang
tajwidnya memerlukan penjelasan, dalam kitab ini
sudah dikemukakan sebelumnya, maka ada
hanya disebutkan nama hukum tajwid dan huruf-
beberapa keunikan dari Nazam Batu Ngompal
hurufnya, tetapi tidak dijelaskan seperti apa
karya dari Maulana Syekh Tuan Guru Kiai Haji
maksud hukum itu. Semisal bait yang berbunyi:
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Ada lima
“Yang pertama hukumnya iẓhar ḥalqi keunikan yang bisa disimpulkan, pertama adalah
Jika datang sebelum ḥurūful ḥalqi
Anam huruf yaitu hamzun hā’u
keunikan dari sisi penamaannya yang
`ain wa ḥā’u thumma ghainun khā’u”66 menunjukkan sisi kewalian dan kemampuan
sastra dari Maulana Syaikh Tuan Guru Kiai Haji
Bait syair ini membutuhkan penjelasan, apa
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Kedua
yang dimaksud dengan iẓhar ḥalqi, atau apa itu
adalah keunikan dari sisi penggunaan bahasa,
huruf ḥalqi.
menggunakan tiga bahasa: Arab, Indonesia, dan
Jika dibandingkan dengan kitab tajwid
Sasak. Secara dominan menggunakan bahasa
Terjemah Tafsiriyyah Muqaddimah Jazariyah,
Indonesia, dengan bahasa Arab dan Sasak di
pada terjemahan syair mengenai iẓhar ḥalqi,
beberapa bait. Keunikan ketiga adalah Nazam
diberikan tambahan penjelasan mengenai iẓhar
Batu Ngompal ini ditulis dengan aksara Arab-
ḥalqi dengan “membaca nun mati dan tanwin
Jawi atau Arab-Pegon yang menunjukkan ciri
dengan jelas” atau ketika menerjemahkan huruf-
khas karya-karya ulama di Nusantara. Kemudian,
huruf ḥalqi, diberikan penjelasan tambahan
keunikan keempat adalah meskipun Nazam Batu
bahwa huruf ḥalqi “huruf-huruf yang keluar dari
Ngompal dominan berbahasa Indonesia, tetapi
tenggorokan”.67
nazam ini dibentuk mengikuti aturan-aturan ilmu
Penjelasan ringkas tersebut bisa memberi
‘aruḍ. Kemudian, keunikan kelima adalah selain
pemahaman kepada masyarakat umum.
berisi mengenai hukum tajwid, Nazam Batu
Sementara di Nazam Batu Ngompal tidak
Ngompal juga memiliki pesan-pesan pentingnya
ditemukan. Nazam Batu Ngompal ini
belajar tajwid dan belajar pada ahlinya. Terakhir,
membutuhkan penjelasan lebih luas agar bisa
kekurangan dari Naẓam Batu Ngompal ini adalah
dipahami oleh masyarakat umum.
membutuhkan penjelasan yang lebih luas agar
Sebenarnya, sudah ada pensyarahan terhadap
mudah dipahami oleh publik umum.
kitab Nazam Batu Ngompal oleh Muslihan
Habib. Bukunya berjudul “Mengurai Ilmu
Tajwid Nazham Batu Ngompal.” Namun jumlah
publikasi buku ini baru sedikit. Karena itu,

66
’Anfanāni, Naẓam Batu Ngompal, 2. 68
TGH. Muslihan Habib, Wawancara Penulis dengan
67
Laili Al-Fadhil, Terjemah Tafsiriyyah Muqaddimah Narasumber, diwawancara oleh Salim Rahmatullah, Zoom
Jazariyyah (Depok: Online Tajwid & Rumah Belajar Al- Meeting, 20 Maret 2022.
Imam Asy-Syafi’i, 2019), 52.
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 131

Penguasaan Ilmu Tajwid.” Jurnal


Pengajian Islam 10, no. 2 (2017): 141–
151.
’Anfanāni, Muhammad Zainuddin `Abd Al-
Fadhil, Laili Al-. Terjemah Tafsiriyyah
Majid Al-, Naẓam Batu Ngompal
Muqaddimah Jazariyyah. VII. Depok:
Terjemah Tuhfatu al-Aṭfali. Pancor: t.p,
Online tajwid & Rumah Belajar Al-Imam
1943.
Asy-Syafi’i, 2019.
Aliasan, Aliasan. “Ulama Melayu Pada Abad XX
Faizin, Moch. Sulthoni, dan Ayu` Atisah.
Studi Atas Karya-Karya Ulama Melayu
“Analisa Ilmu Arudh dan Qawafi dalam
Sumatera Selatan.” Wardah 19, no. 2 (14
Syair al-I’tirof Karya Abu Nawas / An
Desember 2018): 190–218. http://10.19
Analysis of Arudh and Qawafi Sciences in
109/wardah.v19i2.2818.
The Poem of Al-I’tirof by Abu Nawas.”
Amaliah, Supi. “Kurikulum Tahsin Al-Qur’an
Diwan : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab 6,
(Studi Analisis Di Ma’had Kareem Bil-
no. 1 (26 Juni 2020): 47–57.
Qur’an).” Rayah Al-Islam 5, no. 02 (28
https://doi.org/10.24252/diwan.v6i1.11
Oktober 2021): 731–743. https://doi.org
190.
/10.37274/rais.v5i02.497.
Fatah, Abdul, dkk. Maulana Syaikh dari Nusa
Asy’ari, Hasan. Wawancara Penulis dengan
Tenggara Barat untuk Indonesia:
Khodimul Ma’had Fityanul Ulum
Perjuangan dan Pergulatan TGKH.
Cinere. Diwawancara oleh Salim
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Rahmatullah. Zoom Meeting, 30 Mei
(1908-1997). Mataram: Hamzanwadi
2022.
Institute, 2018.
Azmi, Saadatul dan Faridatul Wardi.
Alfurqan, Alfurqan, Nurrahmah, dan Zakiatul
“Muhammad Zainuddin Abdul Madjid:
Sadri. “Karakteristik dan Makna Nazam
The Pioneer of Islamic Education in
Karangan Ulama Aceh di Kabupaten
Lombok Community West Nusa
Bireuen.” Jurnal Dedikasi Pendidikan 4,
Tenggara, Indonesia.” Khalifa: Journal of
no. 2 (2020): 415–423.
Islamic Education 4, no. 1 (25 Februari
Habib, TGH. Muslihan. Wawancara Penulis
2020): 19–31. http://10.24036/kjie.v4i1
dengan Narasumber. Diwawancara oleh
.37.
Salim Rahmatullah. Zoom Meeting, 20
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Maret 2022.
Kemendikbud, “KBBI Daring.” Jakarta:
Hamka, Hamka. Tafsir Al-Azhar. Singapura:
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,
Bahasa Kemendikbud, 2016.
1983.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Haramain, Muhammad. Dakwah Moderasi Tuan
Dahri, Harapandi dan Musllihan Habib.
Guru Kajian Pemikiran dan Gerakan
Mengurai Ilmu Tajwid Nazham Batu
Dakwah Tuan Guru KH. Muhammad
Ngompal: Karya Maulana Syaikh TGKH
Zainuddin Abdul Madjid. Disunting oleh
Muhammad Zainuddin bin Abdul
Iskandar. Sulawesi Selatan: IAIN
Madjd. Tangerang: Pustaka Irfani, 2008.
Parepare Nusantara Press, 2019.
Daud, Zainora, Shaharuddin Saad, dan Ahmad
Husnah, Asmaul. “Tuan Guru Kiai Haji
Shahir Masdan. “Sekolah Tahfiz Swasta
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
Di Selangor: Satu Kajian Rintis Terhadap
(Peranan dalam Pergulatan Politik
132 ♦

Nahdlatul Wathan di Lombok pada Malang, 2020. http://prosiding.arab-


tahun 1953-1977.” Skripsi, Universitas um.com/index.php/semnasbama/article
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, /view/664.
2019. http://digilib.uinsby.ac.id/32279/. Masduki, Mohd. “Islam And Cultural Plurality of
Ikroman, M. Nashib. Mengaji Hamzanwadi. Indonesia.” Toleransi: Media Ilmiah
Disunting oleh Salman Faris. Mataram: Komunikasi Umat Beragama 10, no. 2 (14
Hamzanwadi Institute, 2017. Mei 2019): 96–105. http://dx.doi.org/10
Irfan, Moh., Herman Wijaya, Nunung Supratmi, .24014/trs.v10i2.7079.
dan Ramlah H.A. Gani. “The Reality of Munir, Zainal Arifin. Pemikiran dan Kiprah
Code-Mixing in Nadzom Batu Politik TGKH. Muhammad Zainuddin
Ngompal.” SeBaSa 4, no. 1 (28 Mei Abdul Madjid. Disunting oleh
2021): 32–44. https://doi.org/10.29408 Muhammad Yusuf. Mataram: Sanabil,
/sbs.v4i1.3260. 2019.
Khalik, Ahsanul, dkk. TGKH. Muhammad Mursyid, Ali, dan Inayatul Mustautina. “Tajwid
Zainuddin Abdul Madjid Pahlawan Kita di Nusantara Kajian Sejarah, Tokoh dan
Ikhtiar Kita: Mengenang Satu Abad Satu Literatur.” El-Furqania: Jurnal
Dekade HAMZANWADI (1908- 2018). Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman 5,
Mataram: Dinas Sosial NTB, 2018. no. 1 (24 Maret 2019). https://doi.org/
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badang 10.54625/elfurqania.v5i01.3366.
Litbang dan Diklat Kementrian Agama Noor, Mohammmad, Muslihan Habib, dan
RI. Tafsir Al-Qur’an Tematik: Muhammad Harfin Zuhdi. Visi
Pendidikan, Pengembangan Karakter, Kebangsaan Religius Tuan Guru Kyai
dan Pengembangan Sumber Daya Haji Muhammad Zainuddin Abdul
Manusia. Jakarta: Lajnah Pentashihan Madjid 1904-1997. Disunting oleh M.
Mushaf Al-Qur’an Badang Litbang dan Firdaus dan Ahmad Muzayyin. Jakarta:
Diklat Kementerian Agama RI, 2010. Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan
Malik, Abdul. “Sepuluh Bukti Bahasa Melayu Jakarta, 2014.
Kepulauan Riau Sebagai Asal-Muasal NW ONLINE News. “Teks Lengkap ‘Nazom
Bahasa Indonesia.” Batam, 2010. Batu Ngompal’ Khusus untuk belajar
http://fkip.umrah.ac.id/wp-content/up Tajwid.” NW Online (blog), 20
loads/2020/12/Sepuluh-Bukti-Bahasa- November 2021.
Melayu-Kepulauan-Riau-Sebagai-Asal- https://nwonline.or.id/news/teks-lengka
Muasal-Bahasa-Indonesia-1.pdf. p-nazom-batu-ngompal-khusus-untuk-
Ma’mun, TGH. M. Yusuf. Wawancara Penulis belajar-tajwid/.
dengan Amidul MDQH. Diwawancara Qaththan, Manna’ Al-. Pengantar Studi Al-
oleh Salim Rahmatullah. Zoom Meeting, Qur’an. Disunting oleh Abduh Zufida
19 April 2022. Akaha dan Muhammad Ihsan. Jakarta:
Ma`ruf, Muchamad Ali, Mirza Ghulam Maula, Pustaka Al-Kautsar, 2015.
dan Nursahidah Awalia. “Kajian Saja’ Saad, Shaharuddin, Mohd Fairus A. Adi, dan
dalam Nadzom Tajwid Kitab Syifa’ul Mohd Safee Salihin Hasan. “Data-Data
Janan Karya Kyai Haji Ahmad Tokoh Ulama Tajwid Tersohor di Alam
Muthohhar.” Dalam SEMNASBAMA, Melayu.” Dalam 3 rd International
4:595–605. Malang: Universitas Negeri Conference on Islamiyyat Studies
Kitab Tajwid Nazam Batu Ngompal ♦ 133

(IRSYAD2017), 227–239. Selangor:


Kolej Universiti Islam Antarabangsa
Selangor, 2017. http://conference.kuis.
edu.my/irsyad/images/eproceeding/201
7/1027.pdf.
Sarah, Siti, Mohamad Sobirin, Abdal Chakil
Harimi, dan Agus Husein As Sabiq.
“Upaya Menghidupkan Arab Jawi
Sebagai Budaya Islam di Kawasan Melayu
Raya Melalui Kegiatan Seminar
International.” Surya Abdimas 6, no. 2
(2022): 386–94. https://doi.org/10.3772
9/abdimas.v6i2.1758.
Wahab, Abdul. “Media Transmisi Studi Al-
Qur’an Ulama Nusantara (Studi
Terhadap Kitab Al-Mursyid al-Waji’z
Karya Kiai Sholeh Darat).” Prosiding
Muktamar Pemikiran Dosen PMII 1, no.
1 (27 Juli 2021): 1–16.
Zuhaili, Wahbah Al-. Al-Tafsīr Al-Munīr fī Al-
‘Aqīdah wa Al-Sharī‘ah wa Al-Manhaj.
Dimasyq: Dār Al-Fikr, 2009.
134 ♦

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai