Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN

1
1.1 Definisi Ilmu Tajwid

Tajwid menurut bahasa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah adalah :


Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya.
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut,
seperti Al Jahr, Istila, Istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu. Seperti tafkhim, tarqiq,
ikhfa dan lain sebagainya.
A. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid secara teori adalah fardu kifayah,
sedangkan hukum membaca Al-Quran sesuai kaidah ilmu tajwid adalahfardu ain. Oleh
karena itu, mungkin saja terjadi seorang qari bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali
ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu tajwid semisal izhar, mad dan lain sebagainya.
Baginya hal itu sudah cukup bila kaum muslimin yang lain telah banyak yang mempelajari
teori ilmu tajwid, karena sekali lagi mempelajari teorinya hanya fardu kifayah. Akan lain
halnya dengan orang yang tidak mampu membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu tajwid. Menjadi wajib baginya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga
mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw.
Dalil kewajiban membaca Al-Quran dengan tajwid adalah sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT: Dan bacalah Al-Quran dengan tartil. [QS.73:4]
Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu mentajwidkan
huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf.
2. Sabda Rasulullah saw: Bacalah Al-Quran sesuai dengan cara dan suara orang-orang
Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasiq dan berdosa besar. Maka
sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelahku melagukan Al-Quran seperti
nyanyian dan rabbaniah [membaca tanpa tadabbur] dan nyanyian. Suara mereka tidak
dapat melewati tenggorokan mereka [tidak dapat meresap ke dalam hati]. Hati mereka
dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah [keluar dari jalan yang
lurus].
Adapun alasan mengapa hukum membaca Al-Quran dengan tajwid adalah fardu
ain, Imam Ibn Al-Jazari mengatakan, yang artinya: Membaca (Al-Quran) dengan
tajwid hukumnya wajib, siapa yang membacanya dengan tanpa bertajwid ia berdosa,
karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al-Quran, dan dengan demikian pula AlQuran sampai kepada kita dari-Nya.
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 1

B. Fadhilah (Keutamaan) Ilmu Tajwid


Ilmu Tajwid adalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya
secara langsung dengan Al-Quran. Bahkan dalam dunia ilmu hadits, seorang alim tidak akan
mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah mempelajari ilmu Al-Quran. Di
antara keistimewaan ilmu tajwid adalah sebagai berikut:
1.

Mempelajari dan mengajarkan ilmu Al-Quran merupakan tolok ukur kualitas


seorang muslim.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari
Al-Quran dan mengajarkannya. [HR. Bukhari]

2. Mempelajari Al-Quran adalah sebaik-baik kesibukan.


Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits kudsi, Barangsiapa yang disibukkan oleh
Al-Quran dalam rangka berdzikir kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan sesuatu
yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah
meminta. Dan keutamaan Kalam Allah dari pada seluruh kalam yang selain-Nya
seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.
3. Dengan mempelajari Al-Quran, maka akan turun sakinah (ketentraman), rahmat,
Malaikat dan Allah menyebut-nyebut orang yang mempelajari Al-Quran kepada
makhluk yang ada di sisi-Nya. Rasulullah saw bersabda, Tidaklah suatu kaum
berkumpul di satu masjid dari masjid-masjid Allah kemudian mereka membaca AlQuran dan mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka ketentraman, diliputi
dengan rahmat, dinaungi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan
makhluk-Nya. [HR. Muslim]
C. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar
dari kesalahan dalam membaca Al-Quran.
Terdapat 4 tingkatan bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:
1.

At-Tahqiq : Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti
membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan
dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar
membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan
tepat dan betul.
2. Al-Hadar : Bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid.
Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran,
supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.
3. At-Tadwir : Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar, serta
memelihara hukum-hukum tajwid.
4. At-Tartil : Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari
makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan
sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat. Tingkatan
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 2

bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf,
sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan
lebih diutamakan.
D. Kesalahan dalam membaca Al-Quran
Kesalahan dalam membaca Al-Quran disebut dengan istilah Al lahnu.
Al lahnu dibagi menjadi dua, yaitu Al lahnu Khafii dan Al lahnu Jalii
1.

Al Lahnu jalii adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafazh-lafazh dalam AlQuran, baik yang dapat merubah arti atau pun tidak, sehingga menyalahi urf qurro
(seperti ain dibaca hamzah, atau merubah harakat).
Contoh : ~ Rabbilaalamiin - dibaca - Rabbil aalamiin
~ Anamta - dibaca - Anamtu
Melakukan kesalahan ini dengan sengaja hukumnya haram.

2. Al Lahnu khafii adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafazh-lafazh dalam
Al-Quran yang menyalahi urf qurro (tradisi para qari'), namun tidak sampai
merubah arti. Seperti tidak membaca ghunnah, kurang panjang dalam membaca mad
wajib muttashil dan lain-lain. Melakukan kesalahan ini dengan sengaja hukumnya
makruh.
1.2 Hukum Tajwid
A. Hukum bacaan nun mati (
) atau tanwin ( )
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum
bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa
1. Idhar ( )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ ) bertemu dengan
salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu:
Contoh bacaan idhar:
No Huruf
Nun mati ()
Tanwin ( )
1
2

4
5

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 3

2. Idgham ( )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu
salah satu huruf dari huruf maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah
mentasydidkan nun mati/tanwin ( / ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi
nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
1. Idgham bighunnah ( )
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah)
yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat
yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun
mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
no Huruf
Nun mati ()
Tanwin ( )
1

Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata.
Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh :

)
2. Idgham bilaghunnah (
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 4

Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila


nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam
huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
Nun mati ()

Tanwin (

No

Huruf

3. Iqlab ( )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu dengan
huruf , maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati/
tanwin berubah menjadi bunyi mim ( )Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf
Contoh bacaan iqlab:
No

Huruf

Nun mati ()

Tanwin ( )

4. Ikhfa ( )
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin.
Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara
membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu
dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:

Contoh bacaan ikhfa:


No

Huruf

Nun mati ()

Tanwin ( )

3
4

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 5

10

11

12

13

14

15

B. Hukum bacaan Mim Mati ( )


Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum
nun mati.
Mim mati atau mim sukun ( ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka
memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
3. Ikhfa Syafawi ()
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan
disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ) .
Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba :
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 6

Mim mati bertemu huruf ba :


4. Idghom Mimi ( ) (
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang
sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan
wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham
mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim :

Mim mati bertemu huruf mim :
5. Idhar Syafawi ()
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain huruf mim dan ba, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya
bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut
tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:

No huruf
1

kalimat

No Huruf Kalimat
14

15

16

17

18

19

20

21

9
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

22
Page 7

10

23

11

24

12

25

13

26

1.3 Macam-Macam Tajwid


.

A. Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin


1.

Idzhar halqi
Idzhar halqi adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu huruf halqi. Huruf
halqi ada enam, yaitu , , , , , cara membacanya harus jelas, tidak mendengung,

2.

4.

5.

dan tidak samar-samar.


Contoh :




(

Idhgham Bighunnah
Idhgham Bighunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari
empat huruf, yaitu , , , . Adapun cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan
kedalam suara huruf tersebut dengan mendengung.
Contoh :




Idhgham Bilaghunnah
Idhgham Bilaghunnah adalah apabils ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu
dari huruf dua, yaitu dan . Cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam
huruf tersebut tanpa mendengung.
Contoh :




Iqlab
Iqlab adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan ba () . Cara membacanya
yaitu suara nun mati/tanwin diganti dengan suara mim mati ( )dengan merapatkan bibir dan
mendengung.
Contoh :




Ikhfa
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 8

Ikhfa adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf,
yaitu ., , , , , , , , , , , , , , cara membacanya suara nun mati/tanwin
dibaca samar-samar dengan sengau dihidung.
Contoh :
(



B.

Hukum Bacaan Qalqalah


1. Pengertian Qalqalah
Qalqalah secara bahasa berarti getaran suara. Adapun secara istilah qalqalah berarti
menyembunyikan huruf yang bertanda sukun (mati) dengan suara yang lebih ditekan lagi dari
makhraj hurufnya. Jumlah huruf qalqalah ada 5, yaitu , , , , yang bisa disingkat
dengan
2. Macam-macam Qalqalah
a.Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra berarti salah satu huruf qalqalah berharakat mati/sukun tidak asli yang
disebabkan adanya waqaf. Cara membacanya harus lebih jelas dan memantul.
Contoh :





b.Qalqalah Sughra
Qalqalah sughra berarti apabila salah satu huruf qalqalah berharakat sukun (mati) asli
bukan karena waqaf. Cara membacanya juga harus jelas dan memantul.
Contoh :



C.Hukum Bacaan Lam
Lam Mufakhamah
((
Lam mufakhamah adalah apabila lam dalam lafal didahului oleh harakat fathah atau
dlommah, maka harus dibaca tebal.
Contoh :


2. Lam Muraqqah ((
Lam muraqqah adalah apabila lam dalam lafal didahului oleh harakat kasrah, maka
harus dibaca tipis. Semua lam yang terdapat dalam lafal harus dibaca tipis.
Contoh :


1.

1.
1)
2)
3)

D. Hukum Bacaan Ra
Ra Mufakhamah ((
Ra mufakhamah adalah ra yang dibaca tebal. Ra dibaca tebal apabila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
Ra berharakat fathah
Contoh :

Ra berharakat dlommah
Contoh :

Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dlommah.
Contoh :

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 9

4)

Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi bukan kasrah
asli dari perkataanya.
Contoh :
(
5)
Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, tetapi sesudah
ra ada salah satu huruf istila yang tidak berharakat kasrah. Huruf istila ada 7, yaitu. , ,
,,,,
Contoh : \

2.
a)
b)
c)
3.

1.

2.

1.
2.
3.

1)

2)

Ra Muraqqaqah ((
Ra muraqqaqah adalah ra yang dibaca tipis. Ra dibaca tipis apabila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
Ra berharakat kasrah
Contoh :


Apabila sebelum huruf ra ada huruf ya sukun
Contoh :


Ra berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah. Namun setelah ra sukun
bukan huruf istila.
Contoh :

Jawaazul Wajhaini
Dalam hukum jawaazul wajhaini ra boleh dibaca tarqiq atau tafkhim. Hukum jawaazul
wajhaini bisa terjadi apabila ada ra sukun yang didahului huruf berharakat kasrah dan
sesudahnya ada salah satu huruf istila yang berharakat kasrah.
Contoh :

E. Hukum Bacan Mad


Pengertian mad
Kata mad berasal dari bahasa arab yang berarti memanjangkan. Sedangkan
menurut istilah, mad berarti memanjangkan bacaan huruf hijaiyah sesuai dengan sifat dan
syaratnya masing-masing.
Macam-macam Mad
a.Mad Thabii
Mad thabii adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa, atau sering
disebut mad pokok (mad asli). Cara membacanya yaitu dipanjangkan satu alif (2 harakat).
Disebut mad Thabii apabila terdapat hal-hal berikut :
Jika ada jatuh sesudah harakat fathah. Contoh : , , , ,
Jika ada jatuh sesudah harakat dommah. Contoh : , , , ,
Jika ada jatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : (, , (, (,(
b.Mad Fari
Mad fari adalah semua mad selain mad thabii, karena bersumber dari mad thabii
maka disebut mad fari yang mempunyai arti mad cabang.
Adapun mad fari ini ada 13 macam :
Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu dengan huruf hamzah
dalam satu kata. Panjang bacaaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Contoh :
, , (,
Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu dengan huruf hamzah tetapi
tidak dalam satu kata. Adapun panjang bacaanya yaitu 2 alif (5 harakat).
Contoh :



UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 10

3)

Mad Layyin
Mad layyin adalah apabila ada salah satu huruf hijaiyyah yang berharakat fathah sebelum
wawu sukun atau ya sukun.
Contoh :

4)
Mad Aridl Lis Sukun
Mad Aridl Lis Sukun adalah jika ada bacaan mad thabii bertemu dengan huruf hijaiyah
hidup yang dibaca mati/tanda waqaf. Panjang bacaanya yaitu : 1 alif (2 harakat) atau 2 alif (4
harakat) atau 3 alif (6 harakat).
Contoh :


5)
Mad Iwadl
Mad iwadl adalah apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat fathah tanwin yang dibaca
waqaf diakhir kalimat. Panjang bacaanya 1 alif (2 harakat).
Contoh : dibaca


dibaca

6)
Mad Badal
Mad badal adalah apabila ada 2 buah huruf hamzah dan huruf hamzah yang pertama
berharakat sedangakan huruf hamzah yang ke-2 disukun (mati), maka hamzah yang ke-2
diganti dengan :
jika hamzah yang pertama berharakat fathah
jika hamzah yang pertama berharakat kasrah
jika hamzah yang pertama berharakat dlommah
Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat)
Contoh :
menjadi

(
menjadi
(

menjadi

7)
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah apabila ada mad thabii bertemu dengan huruf
hijaiyah yang bertasydid dalam satu kata. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Contoh :

8)
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah apabila ada mad thabii bertemu dengan huruf
hijaiyah yang bersukun. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Contoh :
9)
Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat salah
satu/lebih dari huruf :
, , , , , , , yang bisa disingkat dengan lafal . Adapun panjang bacaanya
yaitu 3 alif (6 harakat). Mad ini juga bisa disebut dengan
( ) ( .
Contoh :

10) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Quran yang terdapat
satu/lebih dari huruf : ( yaitu , , , , . Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2
harakat).
Contoh :

11) Mad shilah
.
Mad Shilah Qashirah
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 11

Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha dlomir) yang didahului dengan
huruf yang berharakat ( )/ ( ). Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh : (

.
Mad Shilah Thawilah
Mad Shilah Thawilah adalah apabila ada mad shilah qashirah yang bertemu dengan
hamzah. Adapun panjang bacaanya yaitu 2 alif (5 harakat).
Contoh :


12) Mad Thamkin
Mad thamkin adalah apabila ada huruf yang bertasydid dan berharakat kasrah bertemu
dengan sukun. Panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat) dan penempatan bacaanya pada
tasydid serta mad thabiinya.
Contoh :

13) Mad Farqi


Mad farqi adalah bacaan panjang yang membedakan antara pertanyaan atau bukan.
Contoh :


F. Hukum Bacaan Mim Sukun
Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan huruf ba () . Cara
membacanya yaitu merapatkan bibir dan mendengung.
Contoh :

2. Idzhar Syafawi
Idzhar syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan huruf hijaiyah yang
selain dan , yaitu : , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
. Adapun cara membacanya yaitu harus jelas, tidak mendengung dan juga tidak samarsamar.
Contoh :



3. Idhghom Mimi
Idhghom mimi yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan huruf mim (). Cara membacanya
yaitu dengan cara merapatkan bibir dan mendengung.
Contoh :
1.

1.4 Tanda-Tanda Wakaf


Waqaf artinya berhenti, yaitu menghentikan bacaan ketika membaca Al-Quran
karena telah sempurna satu ayat atau kalimat. Waqaf dapat berada ditengah ayat atau diakhir
ayat.
1. Mim ( )Tanda waqof Lazim, harus berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
2. Tha ( )Tanda waqof Mutlaq, lebih utama berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut.
3. Jim ( )Tanda waqof Jaiz, boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 12

4.

Qif ( )Tanda waqof Mustahab, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut.

5. Qala ( )Tanda waqof Qif Aula, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut.
6. Shala ( )Tanda waqof Muetahab Waslah/lemah, diutamakan terus pada kata yang
terdapat tanda tersebut.
7. Zai ( )Tanda waqof Mujawwaz, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda
tersebut, tetapi boleh juga waqof.
8. Shad ( )Tanda waqof Murakhas, boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut karena darurat yang disebabkan oleh panjangnya ayat atau kehabisan nafas ,
tetapi diutamakan waslah/terus.
9.

Qof ( )Tanda waqof Qobih, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda
tersebut.

10. Lam Alif ( )Tanda waqof Laa Washal, jangan waqof kecuali jika di bawahnya
terdapat tanda awal ayat yang membolehkan waqof secara mutlaq, maka boleh
berhenti tanpa di ulang lagi.
11. Muanaqoh () Tanda waqof Muanaqoh, harus berhenti di salah satu dari kedua
kelompok titik tiga tersebut, boleh pada yang pertama atau yang kedua.
12. Saktah ( )Adalah berhenti dan diam sejenak tanpa mengambil nafas baru pada
kata yang terdapat tanda tersebut. Saktah Sakat adalah diam sejenak biar putus &
pisah suaranya dengan tanpa berganti nafas.
13. Di dalam Al-Quran Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:
A. Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.
1.

Di dalam surah Al-Qiyamah, ayat 27.

2. . Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.


3. . Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.

PEMBAHASAN
2

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 13

2.1 Adab-Adab Bermajelis


1. Majelis Taklim, majelis dzikir dan majelis yang dibaca
didalamnya Kalam salaf sholeh adalah tempat Allah Ta'ala menurunkan rahmat
dan
anwar (cahaya). Disanalah hati-hati menjadi khusyuk dan tenang. Disana pula
tempat seorang hamba menimba ilmu dan hikmah yang akan dibawa sebagai
bekal di
akhirat, menghadap Allah SWT.
2. Karena begitu mulia majelis tersebut, maka siapapun ang
hadir disana harus memasang niat yang baik, jangan terbesit sedikitpun niat
yang kotor. Demikian pula, sangat ditekankan agar mereka beradab di majelis
tersebut. Dengan adab atau etika inilah mereka akan mendapatkan asraar
(rahasia) dan anwaar yang sempurna dari majelis tersebut. Keberkahan akan
meliputi mereka dan ilmu akan masuk pada hati mereka.
3. Adab atau etika memang harus ada pada setiap acara. Setiap
perbuatan dan kelakuan kita, harus senantiasa dihiasi dengan akhlak atau adab
yang baik. Sebab adab inilah yang menjadikannya mulia di hadapan Allah.
4. Beradab kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada sahabat dan
kepada Auliya serta ulama, harus selalu ada dan tertanam di hati kita. Disini
akan kami nukilkan kalam dari salaf kita tentang adab yang harus dipakai dalam
suatu majelis.
5. Dalam suatu rauhah (majelis taklim) yang dihadiri oleh
Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus, seorang munsyid membacakan sebuah
qoshidah Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad. Setelah qoshidah itu
selesai dilantunkan, berkata Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus :
6. Jika ada seseorang yang asyik berbicara pada saat
dilantunkan suatu qosidah yang digubah oleh Salaf, maka hal itu akan berarti
dia merasa yakin bahwa dia punya omongan lebih baik dari kalam Salaf. Atau bisa
berarti dia menolak kalam tersebut.
7. Begitu juga jika seseorang asyik berbicara pada saat yang
lain lagi membacakan Fatihah atau berdoa, maka hal itu menunjukkan

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 14

sesungguhnya
dia tidak mau mendapatkan pahala dari Fatihah atau doa yang dibacakan itu.
8. Didalam atsar dikatakan : Jika ada seseorang asyik berbicara
ketika yang lainnya sedang membaca Al-Qur'an, maka Allah menyuruh seorang
Malaikat dan Malaikat tersebut akan berkata kepada yang lagi asyik berbicara,
"Diamlah wahai musuh Allah," sampai ia tidak bicara lagi. Jika ia
masih tetap berbicara, Malaikat tadi akan berkata kepadanya, "Diamlah
wahai orang yang sungguh dibenci oleh Allah," sampai ia berhenti
berbicara. Jika ia masih juga tetap berbicara, Malaikat itu akan berkata
kepadanya, "Diamlah wahai orang yang sungguh dilaknat oleh Allah."
9. Kalam Rasulullah SAW bersesuaian dengan Al-Qur'an. Begitu
juga dengan kalam salaf bersesuaian mengikuti kalam Rasulullah SAW. Karena
mereka tidaklah berbicara kecuali dengan ijin robbani. Begitulah ilmu tidak
akan bisa didapatkan kecuali dengan adab, maka marilah kita menjaga adab dalam
majelis.
[Diambil dari kitab Bahjatun Nufus fi kalam Al-Habib
Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus, disusun oleh Al-Habib Muhammad bin Saggaf
bin
Zain Al-Hadi, hal. 84-85]

1.2Rasulullah Sang Idola


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 15

Sang Idola. Begitulah masarakat sekarang melihat bintang film, atlit, atau
tokoh-tokoh muda yang terkenal lewat layar kaca. Biasanya faktor yang paling menarik
perhatian para remaja dan masarakat secara umum ketika mengidolakan seseorang adalah
fisiknya. Ganteng atau Cantik. Baru talent atau bakat yang dimiliki seperti kemampuannya
berakting, bernyanyi, atau prestasi di bidang-bidang lainnya. Jarang ditemukan orang yang
secara fisik biasa-biasa saja, tetapi menjadi idola para remaja kebanyakan. Begitu juga
kepribadian atau karakter yang dimiliki, merupakan nomor kesekian yang dijadikan bahan
pertimbangan ketika seseorang remaja mengidolakan seorang bintang.Hasil dari pengidolaan
ini bermacam-macam, dari mulai mengikuti apa yang dikenakan sang idola, mengunjungi
tempat-tempat yang sering dikunjungi sang idola, sampai meniru segala sesuatu yang
dilakukan oleh sang idola. Sampai ada suatu kejadian tragis, ketika seorang bintang idola
meninggal, beberapa orang fansnya rela ikut membunuh dirinya karena kesetiaan yang di luar
akal sehat. Allah Taala berfirman tentang mereka,

( 166)

(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya,
dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia),
pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.
Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi
mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. [ QS. Albaqarah : 166 167
]
Bila kita memperhatikan fenomena memasyarakat saat ini di dalam mencari
panutan atau sang idola, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa
yang terjadi pada abad-abad terdahulu.
Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia di
kalangan mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu
sekarang sudah berubah total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusiamanusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola. Mereka mengidolakan para
pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal dan tokoh-tokoh maksiat pada umumnya.
Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi spirit sedemikian rupa agar anaknya
kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang pemain sepakbola dan
seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 16

itu.bersabda :Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas
seharusnya mereka harus memahami ajaran agama secara benar. Dengan memahami agama
secara benar, maka ia akan tahu siapa yang harus dijadikan idola, dan siapa yang seharusnya
dijauhi dan tidak pantas menjadi idola. Sungguh kesalahan yang fatal jika seseorang salah
dalam menentukan idolanya. Karena ia akan dikumpulkan diakhirat bersama orang yang
diidolakan. Rasulullah
- -
- - .
Dari Abu W-il dari Abdullah (bin Masud), dia berkata: seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah sembari berkata: wahai Rasulullah! Apa pendapatmu terhadap seorang
laki-laki yang mencintai suatu kaum padahal dia belum pernah (sama sekali) berjumpa
dengan mereka?. Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam bersabda: seseorang itu adalah
bersama orang yang dia cintai. [H.R.Muslim].
Anas bin Malik mengomentarinya: Setelah keislaman kami, tidak ada lagi hal yang
membuat kami lebih gembira daripada ucapan Rasulullah: engkau bersama orang yang
engkau cintai . Lalu Anas melanjutkan: Kalau begitu, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya,
Abu Bakar serta Umar. Aku berharap kelak dikumpulkan oleh Allah bersama mereka
meskipun aku belum berbuat seperti yang telah mereka perbuat.
. Allah berfirman :Allah Taala juga memerintahkan kita mengikuti idola yang paling baik
yaitu Rasulullah
(

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. [ QS. Al Ahzab : 21 ].
Bahkan pada sebagian masyarakat kita, telah muncul gejala yang lebih serius dan
mengkhawatirkan lagi, yaitu pengkultusan terhadap sosok yang dianggap sebagai tokoh tanpa
menyelidiki terlebih dahulu sisi aqidah dan akhlaqnya. Tokoh idola ini diikuti semua
perkataan dan ditiru semua perbuatannya tanpa ditimbang-timbang lagi, apakah yang
dikatakan atau dilakukan itu benar atau salah menurut agama bahkan sebaliknya, perkataan
dan perbuatannya justru menjadi acuan benar tidaknya menurut agamanadzu billhi min
dzlik.

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 17

Yang lebih memilukan lagi, sang idola yang tidak ketahuan juntrungannya tersebut
memposisikan dirinya sebagaimana yang dianggap oleh para pengidolanya. Mereka berlagak
sebagai manusia-manusia suci pada momen-momen yang memang suci seperti pada bulan
Ramadhan, hari Raya Iedul Fithri dan Iedul Adlha. Bahkan ada diantara mereka yang
berlagak menjadi seorang ustadz dalam rangka mengelabuhi para penggemarnya.
A.Keliru Idola Bisa Jadi Musyrik
Dalam Islam, bentuk pengidolaan sampai mengikuti seluruh sepak terjang sang idola
selain kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, bisa dikategorikan sebagai salah satu
dosa besar. Dan bahkan bisa menjadikan seseorang terjerumus pada kemurkaan Allah Taala
dan kesyirikan. Ada beberapa hal yang bisa menjadikan seseorang terjerumus diantaranya ;
1. jika seseorang mengikuti segala perilaku sang idola dalam hal-hal yang dimurkai
Allah. Misalnya, bila sang idola menganggap dugem itu adalah sesuatu yang
cool, maka para remaja ikut-ikutan menyenangi tempat dugem seperti yang
diidolakan. Contoh lain, bila sang idola memakai baju seksi, yang memperlihatkan
seluruh bentuk tubuhnya. Dengan serta merta para fans mengikuti gaya
berpakaian sang idola tersebut.
Inilah yang disebut dengan tasyabbuh, yaitu meniru-niru kebiasaan orang-orang
kafir. islam sangat melarang hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam :
- - .
Dari Ibnu Umar berkata, bersabda rasulullah sallallahu alaihi wasallam :
Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka. [ HR. Abu
Daud ].
2.

jika seseorang mencintai sang idola melebihi cintanya kepada Allah dan RasulNya. Sehingga mereka rela melakukan apa pun untuk hanya sekedar bertemu sang
idola. Bahkan sampai mengorbankan nyawa dan harta untuk bertemu sang idola.
Bila tingkat kecintaan seseorang kepada sang idola melebihi cintanya kepada
Allah, sampai-sampai bersedia melakukan apa pun agar bisa diperhatikan sang
idola, maka jatuhlah ia kepada syirik yang dimurkai Allah. Allah Taala
berfirman :

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 18

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan


selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [ QS. Al
Baqarah : 165 ].
Ibnu Katsir menjelaskan : yang dimaksud andad adalah tandingan yang
mereka ibadahi bersamaan dengan Allah, dan mereka mencitai sebagaimana cinta
mereka pada Allah. Dialah Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, dan tidak ada
lawan serta tandingan bagi-Nya. Dan tidak ada serikat bagi-Nya. Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda :


Dari Abdullah (Abdullah bin Masud) aku bertanya pada Nabi sallallahu alaihi
wasallam : Dosa apakah yang paling besar ?. beliau berkata : engkau jadikan
untuk Allah tandingan sedangkan dia menciptakanmu. [HR. Bukhori ].
Jangan jadikan selain Allah sesuatu yang lebih kita cintai, dan
jadikanlah Allah dan rasul-Nya sesuatu yang paling kita cintai.
B.Rambu-Rambu Dalam Memilih Idola
Ada beberapa rambu-rambu yang harus diketahui setiap muslim dalam
menjadikan seseorang sebagai idola. Karena menjadikan seseorang idola itu diperbolehkan
dengan beberapa catatan di bawah ini.

1. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam harus kita jadikan idola sebelum yang lainnya.
Karena memang beliau adalah sebaik-baik idola. Apa pun yang dilakukan oleh
Rasulullah, selalu berdampak baik untuk kita. Lebih dari itu, mengikuti setiap gerakgerik Rasulullah sallallahu alaihi wasallam akan mendatangkan pahala bagi kita. Hal
ini tidak akan terwujud kecuali dengan mendalami kehidupan beliau lewat kitab-kitab
sirah.

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 19

2. bila kita mengidolakan seseorang, semuanya karena ingin mencari ridho Allah Taala.
Artinya, jika mengidolakan seseorang pasti idola tersebut seseorang yang mencintai
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah para ulama dan sholihin. Bukan para
bintang film dan senetron yang dibenci Allah karena banyak melanggar aturan-aturan
Islam.
3.

meskipun kita mengidolakan seorang ulama, kita harus tetap mengingat, bahwa ia
juga manusia. Tentu banyak sekali kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bisa
saja orang tersebut terkenal lewat berbagai media. Padahal mungkin banyak
kekurangan yang tersembunyi, yang kita tidak mengetahuinya. Islam telah
menetapkan bahwa tidak ada yang masum kecuali rasulullah sallallahu alaihi
wasallam .
Keempat, menyadari bahwa kelebihan yang dimiliki sang idola, berupa ilmu yang
banyak serta hikmah merupakan anugerah dari Allah Taala. Semua itu sebagai ujian
baik untuk diri sang idola sendiri, maupun orang-orang yang mengidolakannya.
Sebagai penutup, marilah kita amalkan doa yang diajarkan Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadist beliau,
( ( ( (
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu cintamu, dan cinta orang-orang yang
mencintaimu, dan amalan yang menyampaikanku pada kecintaan-Mu, ya Allah
jadikanlah cinta kepada-Mu lebih aku cintai kepadaku dari pada diriku dan hartaku.
[ HR. Hakim ]. ..
Demikianlah khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat meningkatkan iman dan
takwa kita pada Allah Taala.

* *
*


( )*(


)*(
[ amru ].

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 20

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Page 21

Anda mungkin juga menyukai