Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUJUAN PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Tafsir Tarbawi”
Dosen Pengampu : Dr. Ali Imran S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun :

Dirga Ayu Nur A. 21106011180


Sholihatin 21106011191
Mirza Aulia R. 21106011245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang di limpahkan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan atas
junjungan umat muslim Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para
penerus risalah-Nya.
Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “Tujuan Pendidikan”
Tujuan utama penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
kami, Bapak Dr. Ali Imran S.Pd.I.,M.Pd.I dalam mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Jika dalam penulisan makalah terdapat kesalahan dan kekurangan maka
kepada para pembaca, kami memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi
yang telah di lakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi
dalam
pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini
dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis
maupun bagi para pembaca.

Semarang, 13 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Terminologi Tafsir Pendidikan Tarbawi ....................................................... 6
B. Tujuan Pendidikan Dalam Islam .................................................................. 9
C. Tafsir Ayat Al-Qur’an Tentang Tujuan Pendidikan .................................... 10
a. Surah Al-fath : 28-29........................................................................... 10
b. Surah Al-Hajj : 41 ................................................................................11
c. Surah Az-Zariyat : 56 .......................................................................... 12
BAB III .............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
Kesimpulan ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran sebagai petunjuk (huda) penerang jalan hidup (bayyinat),


pembeda antara yang benar dan yang salah (furqan), penyembuh penyakit
hati (syifa), nasihat atau petuah (mau’izah) dan sumber informasi (bayan).
Sebagai sumber informasi al-Quran mengajarkan banyak hal kepada
manusia: dari persoalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah dan
muamalah sampai kepada asas-asas pengetahuan. Mengenai ilmu
pengetahuan, Al-Quran memberikan motivasi dan wawasan kepada
manusia untuk memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi
kekuasaan Allahswt. Al-Quran tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu
umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi
petunjuk yang universal dan sepanjang waktu. Al-Quran adalah eksis bagi
setiap zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas seperti luasnya umat
manusia dan meliputi segala aspek kehidupannya. Sesuai perkembangan
masyarakat yang semakin dinamis sebagai akibat kemajuan, ilmu, dan
teknologi, terutama teknologi informasi, maka aktualisasi nilai-nilai Al-
Quran menjadi sangat penting. Karena tanpa aktualisasi kitab suci ini,
umat Islam akan menghadapi kendala dalam upaya-upaya
menginternalisasi nilai-nilai Al-Quran sebagai upaya pembentukan pribadi
umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, maju dan
mandiri.1
Al-Quran tidak hanya sebagai kitab suci umat Islam dan pedoman
hidup dalam menjalankan segala aktifitasnya, tetapi AlQuran juga
merupakan kitab pendidikan. Pendidikan menurut AlQuran jelas berbeda
dengan pendidikan yang ada dalam masyarakat non islam. Baik dalam

1
Wati, Ambar. "TAFSIR TARBAWI." (2021).

4
wilayah teoritis maupun praktis, akibatnya melahirkan istilah-istilah
pendidikan yang beragam dan berbeda pula. Pendidikan menurut An-
Nahlawi berasal dari bahasa arab, yaitu dari akar raba-yarbu yang artinya
adalah “bertambah” dan “berkembang”. Menurut Istilah Ahmad D.
Marimba dalam A.Izzam dan Saehudin bahwa, pendidikan merupakan
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Al-Quran sendiri sangat mendorong manusia
untuk belajar dan menuntut ilmu. Bukti terkuat mengenai hal ini adalah
bahwa ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan memberikan dorongan
kepada manusia untuk membaca dan belajar.Ayat tersebut juga
menekankan bahwa dengan perantaraan kalam Allah mengajarkan
manusia membaca dan mengajarinya apa-apa yang tidak diketahuinya.
Lebih jauh Islam menjelaskan bahwa Al-Quran adalah kalam Allah yang
berisi segala hal mengenai petunjuk, yaitu membawa hidup manusia
menjadi bahagia baik di dunia maupun akhirat. Kandungan yang ada
didalamnya meliputi segala hal termasuk pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Terminologi Tafsir Pendidikan (tarbawi)?
2. Apakah tujuan dari pendidikan dalam islam?
3. Tafsir /ayat apa yang bisa menjadi acuan tujuan pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Bagaimana Terminologi Tafsir Pendidikan
(tarbawi)
2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan
3. Untuk mengetahui beberapa Tafsir /ayat yang bisa menjadi acuan
tujuan pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terminologi Tafsir Pendidikan Tarbawi


ْْ ‫ ت َ ْفس‬adalah bentuk masdar dari kata ْ‫س َر‬
Kata tafsir ‫ِير‬ َ َ‫( ف‬fassara) yang
secara etimologis berarti ( ‫ف‬ ْ ‫ار‬
ُْ ‫ْال َك ْش‬ ْ ‫ َو‬mengungkap dan menampakkan).
ُ ‫االظ َه‬
Kata tafsir juga berarti menerangkan sesuatu yang masih samar serta
menyingkap sesuatu yang tertutup. Dalam kaitannya dengan kata, tafsir
berarti menjelaskan makna kata yang sulit dipahami sehingga kata tersebut
dapat dipahami maknanya.2 Dalam pendapat yang lain, kata tafsir ini
diambil dari kata tafsiroh yang berarti suatu perkakas yang dipergunakan
tabib untuk mengetahui penyakit orang lain.
Dengan demikian, secara etimologis kata tafsir adalah digunakan
untuk menunjukkan maksud (menjelaskan, mengungkap, menerangkan)
suatu masalah yang masih kabur, samar dan belum jelas.
Berdasarkan pengertian etimologis tersebut dapat dipahami bahwa
suatu kata tidak dapat dikatakan telah mengalami proses penafsiran jika
tidak terdiri dari kata yang masih samar dan belum jelas maknanya. Jika
ada orang yang mendengar suatu ucapan yang memiliki makna zhahir
yang secara spontan dapat dipahami kemudian memberitahukan makna
dari ucapan tersebut, maka makna yang disampaikannya itu bukanlah
penafsiran. Hal itu karena pada hakikatnya ia tidak mengungkapkan atau
menjelaskan sesuatu yang sebelumnya masih samar. Sesuatu dapat
dikatakan telah mengalami suatu proses penafsiran jika seseorang telah
berusaha dan bersungguh-sungguh untuk mengungkap dan menjelaskan
ucapan yang masih terlihat samar atau rancu.3

2
Tim Penyusun, Ensiklopedia Alquran; Kajian Kosa Kata, Ed. Sahabuddin, (Jakarta: Lentera Hati,
2007), 975.
3
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy dkk., Sejarah dan Pengantar Ilmu Alquran dan Tafsir,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putera, 1999), 172.

6
Sedangkan kata tarbiyah, secara leksikal tidak ditemukan dalam
Alquran. Akan tetapi ditemukan bahwa Alquran mempergunakan kata-
kata yang akar katanya mempunyai sumber derivasi (isytiqaq) yang
dimaksud ialah al-rabb, rabbaniyah, nurabbi, ribbin, rabbani. Demikian
pula, dalam hadis ditemukan penggunaan istilah rabbani. meskipun
kelihatannya semua istilah tersebut mempunyai pola akar kata yang sama,
namun masing-masingmempunyai konotasi makna yang berbeda-beda.
Apabila istilah al-tarbiyyah dilacak maknanya dari kata al-rabb,
maka ditemukan berbagai konotasi makna yang diketengahkan oleh para
pakar bahasa sebagai berikut :
a. Louis Ma'luf mengartikan al-rabb dengan tuan, pemilik, memperbaiki,
perawatan, tambah, memperindah. mengumpulkan, dan memperindah.
b. Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anbari al-Qurthūbi
memberikan arti al-rabb dengan pemilik, tuan, yang maha
memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha menambah, dan yang
maha menunaikan. pengertian di atas merupakan interpretasi dari kata
al-rabb dalam surah al-Fatihah, yang merupakan nama dari nama-
nama Allah Swt.
c. Imam Fakhruddin al-Razi berpendapat bahwa al-rabb merupakan kata
yang seakar dengan al-tarbiyyah yang mempunyai makna al-
tanmiyyah (pertumbuhan dan perkembangan).
d. Al-Jauharari memberikan makna al-tarbiyyah, rabban dan rabba,
adalah: Memberi makan, memelihara, dan mengasuh.
Sedangkan secara terminologi, para ahli memiliki cara yang
beragam dalam memberikan makna al-tarbiyyah. Hal itu dapat dilihat
sebagai berikut:4
a. Muhammad Jamaluddin al-Qasimi berpendapat bahwa al-tarbiyyah
ialah proses penyampaian sesuatu sampai pada batas kesempurnaan
yang dilakukan secara tahap demi tahap. "Pendapat senada

4
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1,1 (Juni 2016): 1-7

7
dikemukakan oleh Ashfahaniyangmenyatakan al- bahwa pengertian
tarbiyyah adalah proses menumbuhkan secara bertahap yang
dilakukan secara bertahap sampai pada batas kesempurnaan.
b. Abdul Fattah Jalal mendefinisikan istilah al-tarbiyyah sebagai proses
persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam
keluarga.
c. Ismail Haqi al-Barusawi berpendapat bahwa al-tarbiyyah bermakna
proses pemberian nafsu dengan berbagai kenikmatan, pemeliharaan
hati nurani dengan berbagai kasih sayang, bimbingan jiwa dengan
hukum-hukum syari'ah, serta pengarahan hati nurani dengan berbagai
etika kehidupan dan penerangan rahasia hati dengan hakikat pelita.
d. Mustafa al-Ghulāyaini berpendapat bahwa al-tarbiyyah adalah
penanaman etika yang mulia pada jiwa anak yang sedang tumbuh
dengan cara memberi petunjuk dan nasihat, sehingga ia memiliki
potensi-potensi dan kompetensi-kompetensi jiwa yang mantap, yang
dapat membuahkan sifat-sifat bijak, baik, cinta akan kreasi, dan
berguna bagi tanah airnya.
e. Ahmad Musthafa Al-Maragi memberikan definisi al-tarbiyyah dengan
membaginya kepada dua kategori: 1) Tarbiyyah Khalqiyyah, yaitu
pembinaan dan pengembangan jasad, jiwa dan akal dengan berbagai
petunjuk; 2) Tarbiyyah Diniyyah Tahqibiyyah, yaitu pembinaan jiwa
dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa.
f. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi berpendapat bahwa al-tarbiyyah
adalah Upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih
sempurna, kebahagiaan hidup, cinta tanah air, kekuatan raga,
kesempurnaan etika, sistematik dalam berpikir. tajam berperasaan, giat
dalam berkreasi, toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam
mengungkapkan bahasa tulis dan bahasa lisan, serta terampil
berkreativitas.
Berdasarkan makna kata tafsir dan tarbiyah tersebut, maka istilah
tafsir pendidikan (tafsir tarbawi) dapat diartikan sebagai tafsir yang

8
menitikberatkan pada masalah tarbiyah dalam rangka membangun
peradaban yang sesuai dengan petunjuk dan spirit Al-Quran.

B. Tujuan Pendidikan Dalam Islam


Ada beberapa ayat al-Qur'an yang bisa dijadikan acuan untuk
menjelaskan tujuan pendidikan Islam di antaranya: QS. Al-Fath (48): 29,
QS. Al-Hajj (22): 41, dan QS. Az-Zariyat (51): 56.
Dalam surat al-Fath ayat 29 mengandung ajaran tentang keimanan
kepada Allah dan rasul-Nya dengan ikhlas dan tawadlu' agar mendapatkan
pahala dari Allah dan berharap agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.
Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan maka ayat-ayat Allah yang telah
kita baca baik yang berupa ayat-ayat qouliyah maupun kauniyah harus
diarahkan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, segala amal
perbuatan yang dilakukan harus dikerjakan secara ikhlas dengan
mengharap pahala dan ridla-Nya, dan bisa mempertanggungjawabkan
perbuatannya kelak di akhirat, sehingga ia bisa masuk ke dalam surga
sebagaimana janji Allah terhadap orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh.5
Dalam surat Al-Hajj ayat 41 mengandung ajaran tentang ibadah
kepada Allah seperti shalat dan ibadah sosial seperti zakat dan melakukan
amar ma'ruf nahi mungkar. dengan demikian, jika dikaitkan dengan tujuan
pendidikan, maka pendidikan yang telah diperoleh hendaknya diarahkan
untuk beribadah kepada Allah dan bisa membawa kebaikan bagi diri
sendiri dan orang lain dan segala amal perbuatannya harus di pertanggung
jawabkan kelak di hadapan Allah.
Dalam surat Az-Zariyat ayat 56 mengandung ajaran tentang ibadah.
jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka pendidikan yang diperoleh
hendaknya diarahkan untuk beribadah kepada Allah. dengan begitu, tujuan
pendidikan yang ingin membentuk manusia yang beriman dan bertakwa

5
Sa'adah, M. A. (2014). Arah Pendidikan Islam dalam Al Quran. At-Tajdid-Jurnal Ilmu Tarbiyah,
3(1), 1-14.

9
kepada Tuhan dan juga membentuk manusia yang berilmu pengetahuan
akan terwujud. Manusia yang bisa mensejajarkan imtaq dan iptek ini akan
melakukan amal perbuatannya dengan jujur dan bertanggungjawab baik di
dunia maupun di akhirat.

C. Tafsir Ayat Al-Qur’an Tentang Tujuan Pendidikan


a. Surah Al-fath : 28-29
َٰ َ ْ ْ َ َ َّ
ٌ َ ً َ ‫ه‬
ُ‫اّٰللُش ِه ُْيداُمحَّمد‬
ِ ‫ىُب‬ ‫ف‬‫ك‬ ‫ۗو‬ُ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ُك‬ ‫ن‬
ْ
‫ي‬‫ىُالد‬‫ل‬
َ َ ٗ
‫ُع‬ ‫ه‬ ‫ر‬ َ ‫هُ َوُالذ ْيُا ْر َس َل َُرس ْول ٗهُباله ٰد‬
َ ‫ىُودِ ْينُال َحقُلي ْظه‬
ِ ٖ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْٓ ِ

ً ْ َ َ َ ْ َّ ً َّ ً َّ ْ َ َْ َ َّ ْ َ َ َّ َ ٗ َ َ ْ َّ َ ‫ه‬
ُ‫اُيبتغ ْونُفضلا‬ ُ ‫ۗوال ِذين َُمعهُْٓا ِشداۤءُعلىُالكف ِارُرح َماۤء َُبينه ْمُت ٰرىهمُركعاُسج‬
‫د‬ ِ ‫َّرس ْول‬
ُ‫ُاّٰلل‬

َ َ ٰ ْ َّ َ َ ٰ ْ ُّ ََ َ ً َ ْ َ ‫َ ه‬
ُ‫ۖو َُمثله ْم ُِفى‬
ُ‫ۗذ ِلك َُمثله ْم ُِفىُالتور ِىة‬
ُ ِ‫ُۖس ْيماه ْم ُِف ْيُوج ْو ِه ِه ْم ُِم ْنُاث ِرُالسجود‬
ِ ُ‫ُاّٰللُو ِرضوانا‬
ِ ‫ِمن‬

َ َ ُّ ْ ٰ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ٗ َ َ ٰ َ ٗ َٔ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ْ
ُ‫ُالزَّراعُ ِل َي ِغ ْيظ‬ ‫است ٰوىُعلىُس ْو ِقهُُٖيع ِجب‬ ‫ال ِا ِنجي ِلُِۚكزر ٍعُاخرجُشطـهُفازرهُفاستغلظُف‬

ً ْ َ ً ْ َ َّ ً َ ْ َّ ْ ْ ٰ ‫ه‬ َ َ ْ َ ٰ َ ْ َّ ‫ْ َّ َ َ َ َ ه‬
ُ ُࣖ ‫ۗوعدُاّٰللُال ِذينُامنواُوع ِملواُالص ِلح ِت ُِمنهمُمغ ِفرةُواجراُع ِظيما‬
ُ‫ِب ِهمُالكفار‬

28. “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan


agama yang benar agar Dia mengunggulkan (agama tersebut) atas semua
agama. Cukuplah Allah sebagai saksi.”

29. “Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang


bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang
bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya.
Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu
adalah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu
seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin
kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas batangnya. Tanaman itu
menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka

10
diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-
orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar”.
Pada Surat al-Fath ayat 28-29 ini mengandung nilai-nilai dari tujuan
pendidikan, yakni:6
1. Meyakini bahwa Allah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar
2. Mewujudkan rasa hormat dan rasa kasih sayang sesama manusia
3. Mewujudkan seorang hamba yang ahli sujud dan taubat
4. Mewujudkan manusia yang selalu menyenangkan orang lain

b. Surah Al-Hajj : 41
ََّ
َ َ ْ ْ ْ َ َ َ َ ٰ َّ َ ٰ َ َ ٰ َّ ََ ْ
ْ ‫ىُال َا‬
َّ
ْ ‫الذيْ َنُا ْن َُّمك هنه‬
ُ‫اُبال َمعر ْو ِف َُون َه ْواُع ِن‬
ِ ‫و‬ ‫ر‬‫م‬‫ا‬ ‫ُو‬ ‫وة‬‫ك‬‫اُالز‬ ‫و‬‫ت‬ ‫ا‬ ‫ُو‬ ‫وة‬‫ل‬ ‫واُالص‬‫ام‬‫ق‬ ‫ُا‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ‫ُف‬
ِ ‫م‬ ِ ِ

ْ َ ‫ْ ْ َ َ ه‬
ُ ‫ّٰللُع ِاق َبةُالام ْو ُِر‬
ِ ‫ُو‬ِ ۗ‫المنك ِر‬

Artinya “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup)


di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya
kepada Allah kesudahan segala urusan.”
Ayat di atas secara ekplisit mengemukakan tentang tujuan
pendidikan yang membentuk masyarakat yang diidam-idamkan, yaitu
masyarakat yang memiliki pemimpin dan anggota masyarakat yang
bertakwa dalam arti yang luas, melaksanakan shalat secara sempuran
rukun, syarat, dan sunnah-sunnahnya, membayar zakat sesuai kadar
waktu, sasaran, dan penyalurannya sesuai ketetapan Allah, menyuruh
anggota masyarakat agar berbuat dan menegakkan nilai-nilai ma’ruf,

6
Ridhoul Wahidi, M.A. (2016) Tafsir dan Kontekstualisasi Ayat-Ayat Pendidikan hal 25-31

11
yakni nilai-nilai luhur dan adat istiadat yang diakui baik dalam
masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-
norma agama. dan mencegah perbuatan yang munkar, yakni nilai-nilai
buruk yang tidak sesuai dan diingkari oleh akal sehat masyarakat.7

c. Surah Az-Zariyat : 56

ْ َّ ْ ْ ْ َْ َ ََ
ُ ِ ‫ُالجَّن َُوال ِان َس ُِالاُ ِل َيعبد ْو‬
ُ‫ن‬ ِ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ُوماُخل‬

Artinya : “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk


beribadah kepada-Ku.”

Surat Adz-Dzariyat ayat 56 ini secara garis besar menjelaskan


tentang hakikat tujuan dari diciptakannya jin dan manusia, yaitu untuk
beribadah kepada-Nya dan senantiasa meminta petunjuk hanya
kepada-Nya. Manusia sejak awal sudah diperintahkan untuk beribadah
kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya. untuk melakukan hal itu
diperlukan pendidikan agar apa yang kita lakukan tidak melenceng
dari yang sudah ditetapkan oleh agama. Tujuan pendidikan mengarah
kepada pembentukan manusia yang berperikehidupan takwa kepada
Tuhan semata. dalam konteks pendidikan Islam, para ulama
berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk
beribadah kepada Allah. Jika dalam sistem pendidikan nasional,
pendidikan diarahkan dalam rangka mengembangkan manusia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa, maka dalam
konteks pendidikan Islam justru harus lebih dari itu. dalam kata lain,
pendidikan Islam bukan sekedar diarahkan untuk mengembangkan
manusia yang beriman dan bertaqwa, tetapi justru berusaha
mengembangkan manusia menjadi imam/pemimpin bagi orang
beriman dan bertaqwa (waj’alna li al-muttaqina imaama).8

7
Ibid,. hlm. 20-24
8
Ibid,. hlm. 15-20

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Orientasi dari tujuan pendidikan Islam adalah mencetak insan


Rabbani shalih, mengenal keagungan Allah, kebesaran-Nya, ke- sucian-
Nya, keesaan-Nya, mentauhidkan Allah, dan menjadikan Allah sebagai
orientasi hidupnya, memiliki telaah yag luas, mampu mengkomunikasikan
nisasikan ilmu dengan lisan maupun tulisan, aqidah kuat, cita cita tinggi,
komunikasi luas, bukan hanya lokal, nasional melainkan seluruh alam se-
mesta, sebagaimana perumpamaan "kalimat tauhid (thoyyibah) seperti
pohon yang baik, akarnya meghujam ke bumi, daun rantingnya menju-
lang ke langit, memberikan buahnya setiap saat dengan idzin Allah"

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, Beirut : Dar al-Fikr, t.t.


Sa'adah, M. A. (2014). Arah Pendidikan Islam dalam Al Quran. At-Tajdid-Jurnal
Ilmu Tarbiyah, 3(1), 1-14.
Yunus, Badruzzaman M. "Tafsir Tarbawi." Junal al-Bayan: Jurnal Studi Alquran
dan Tafsir 1.1 (2016): 5.
Nata, DR. H. Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat alTarbawiy),
Cet. 1, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002.
Syamil al-Qur’an Miracle The Reference, Bandung: PT.Sygma Examedia
Arkanleema, t.t.

14

Anda mungkin juga menyukai