Oleh
Rifaldi Wiranata
rifaldiwiranata83@gmail.com
kasfulanwarus@gmail.com
Abstrak:
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui pendidikan
proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan moderen sulit untuk diwujudkan.
Demikian halnya dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah dalam
pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Yaitu melalui
metodologi dan kerangka keilmuan yang teruji. Karena tanpa melalui proses ini
pengetahuan yang didapat tidak dapat dikatakan ilmiah. Dalam Islam pendidikan
tidak hanya dilaksanakan dalam batasan waktu tertentu saja, melainkan dilakukan
sepanjang usia (long life education). Islam memotivasi pemeluknya untuk selalu
meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan. Tua atau muda, pria atau wanita,
miskin atau kaya mendapatkan porsi sama dalam pandangan Islam dalam kewajiban
untuk menuntut ilmu (pendidikan). Bukan hanya pengetahuan yang terkait
urusan ukhrowi saja yang ditekankan oleh Islam, melainkan pengetahuan yang terkait
dengan urusan duniawi juga. Karena tidak mungkin manusia mencapai kebahagiaan
hari kelak tanpa melalui jalan kehidupan dunia ini. Islam juga menekankan akan
pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini.
Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya
manusia makhluk yang memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan
hati, manusia mampu memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya,
termasuk pengetahuan. Dan sebagai implikasinya kelestarian dan keseimbangan alam
harus dijaga sebagai bentuk pengejawantahan tugas manusia sebagai khalifah fil ardh.
Kata Kunci: Tafsir , Pendidikan, Islam
Pendahuluan manusia yang pluralistik, diperlukan
Alquran adalah kalamulla>h yang keterlibatan pemikiran yang merupakan
diturunkan kepada Nabi Muhammad kreatifitas manusia. Alquran sebagai
sebagai mukjizat yang ditulis dalam kitab suci ummat Islam, selalu memberi
mushaf dan diriwayatkan dengan bimbingan dan mengajak umat manusia
mutawatir serta membacanya adalah untuk mencapai kebajikan dan
ibadah. Alquran diturunkan tidak hanya kesentosaan dalam kehidupan melalui
kepada manusia tetapi juga jin agar bisa dialog sesuai dengan strata, status dan
dijadikan petunjuk (hudan) dan pembeda kemampuan masing-masing.
(furqa>n) antara kebenaran dan Kesemuanya ikut merasa memiliki dan
kesesatan. Allah menurunkan Alquran mengambil bagian dari isi dan petunjuk
untuk dibaca dengan penuh penghayatan yang dikandung Alquran sesuai dengan
(tadabbur), meyakini kebenarannya dan human interest, spesialisasi serta
berusaha untuk mengamalkannya.Allah subjektifitas masing-masing, baik awam,
berfirman, "Maka apakah mereka tidak cendekiawan, kaya, miskin, berpangkat,
memperhatikan Alquran?Kalau kiranya rakyat jelata dan lain sebagainya.
Alquran itu bukan dari sisi Allah, Alquran selalu berupaya menunjukkan
tentulah mereka mendapat pertentangan manusia kepada tujuan yang ingin
yang banyak di dalamnya. (QS. Al-Nisa, dicapai dalam kehidupan. Oleh
[> 4]:82). Juga firman Allah, “Maka karenanya Alquran sering menyifati
apakah mereka tidak memperhatikan dirinya sebagai petunjuk (huda>),
Alquran ataukah hati mereka terkunci rahmat, peringatan (al-dzikr),nasehat
(QS. Muhammad,[47]:24). Alquran (mau’izhah) dan lain-lain. Tidak terlalu
adalah sumber ajaran Islam yang asing dalam tataran pemahaman kitab
berhubungan dengan totalitas kehidupan suci Alquran kalau muncul berbagai
manusia.Dalam kenyataan empirik, tidak pendekatan yang dikenal dengan istilah
dapat dipungkiri, bahwa ketika sumber tafsir.Dalam dunia tafsir muncul
ajaran itu hendak dihapami dan berbagai terminologi pendekatan dengan
dikomunikasikan dengan kehidupan berbagai variasi disiplin ilmu yang
menghampirinya.Pada abad awal dunia menampakkan). Kata tafsir juga berarti
Islam, kehadiran ilmu tafsir merupakan menerangkan sesuatu yang masih samar
terminologi tunggal dan ideal untuk serta menyingkap sesuatu yang tertutup.
memaknai Alquran— yangberpredikat Dalam kaitannya dengan kata, tafsir
sebagai proper noun of understanding berarti menjelaskan makna kata yang
Alquran (memayungi nama- nama sulit dipahami sehingga kata tersebut
disiplin keilmuan yang berhubungan dapat dipahami maknanya.5Dalam
dengan Alquran). Tafsi>r Tarbawi,> pendapat yang lain, kata tafsir ini
yang merupakan ijtihad akademisi tafsir, diambil dari kata tafsiroh yang berarti
berupaya mendekati Alquran melalui suatu perkakas yang dipergunakan tabib
sudut pandang pendidikan, baik dari segi untuk mengetahui penyakit orang lain.
teoretik maupun praktik. Ijtihad ini Dengan demikian, secara etimologis
diharapkan dapat mewacanakan sebuah kata tafsir adalah digunakan untuk
paradigma tentang konsep pendidikan menunjukkan maksud (menjelaskan,
yang dilandaskan kepada kitab suci dan mengungkap, menerangkan) suatu
mampu untuk diimplementasikan masalah yang masih kabur, samar dan
sebagai nilai-nilai dasar dalam belum jelas. Berdasarkan pengertian
pendidikan. Dalam pembahasan ini etimologis tersebut dapat dipahami
dipaparkan pandangan Islam tentang bahwa suatu kata tidak dapat dikatakan
pendidikan, pemerolehan pengetahuan telah mengalami proses penafsiran jika
(pendidikan), dan arah tujuan tidak terdiri dari kata yang masih samar
pemanfaatan pendidikan. dan belum jelas maknanya. Jika ada
orang yang mendengar suatu ucapan
Pembahasan yang memiliki makna zhahir yang secara
1. Terminologi Tafsir Pendidikan spontan dapat dipahami kemudian
(tarbawi>) Kata tafsir (ْ)تَ ْف ِس ْي ْر memberitahukan makna dari ucapan
adalah bentuk masdar dari kata ْفَ ّس َر tersebut, maka makna yang
(fassara) yang secara etimologis berarti ) disampaikannya itu bukanlah penafsiran.
اَ ْل َك ْشف4 ْارFFFFَ و ْا ِِل ْظهmengungkap dan Hal itu karena pada hakikatnya ia tidak
mengungkapkan atau menjelaskan dengan tuan, pemilik, memperbaiki,
sesuatu yang sebelumnya masih samar. perawatan, tambah, mengumpulkan, dan
Sesuatu dapat dikatakan telah memperindah.
mengalami suatu proses penafsiran jika b. Abi> Abdilla>h Muhammadbin
dan menjelaskan ucapan yang masih pemilik, tuan, Yang Maha Memperbaiki,
terlihat samar atau rancu. Sedangkan Yang Maha Pengatur, Yang Maha
istilah tersebut mempunyai pola akar tarbiyyah, rabban> dan rabba, adalah:
tarbiyyah dilacak maknanya dari kata al- yang beragam dalam memberikan
rabb, maka ditemukan berbagai konotasi makna al-tarbiyyah. Hal itu dapat dilihat
akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, apabila mereka telah kembali
“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap berusaha mencarinya hingga akhir hayat.
“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kesejahteraan hidup manusia di dunia
materi dan nonmateri, fenomena dan urusan kehidupan manusia di dunia ini.
dasarnya manusia diharapkan mampu berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami
menjalani realita kehidupan ini, akhirat dan peliharalah kami dari siksa
Wahyu yang diturunkan kepada manusia Dalam Islam telah digariskan aturan-
tidak hanya berisikan perintah dan aturan moral penggunaan pengetahuan.
larangan saja, akan tetapi lebih dari itu Apapun pengetahuan itu, baik kesyaritan
al-Qur’an juga membahas tentang maupun lainnya, teoritis maupun praktis,
bagaimana seharusnya hidup dan ibarat pisau bermata dua yang dapat
menghargai kehidupan. Dan tidak digunakan pemiliknya untuk berlaku
terlepas juga di dalam al-Qur’an dikaji munafik dan berkuasa atau berbuat
tentang sains dan teknologi sehingga kebaikan dan mengabdi kepada
tidaklah berlebihan jika kita kepentingan umat manusia. Pengetahuan
menyebutnya sebagai kitab sains dan tentang atom umpamanya, dapat
medis[7]. digunakan untuk tujuan-tujuan
perdamaian dan kemanusiaan, tapi dapat
Namun, berbagai bentuk kemajuan sains
pula digunakan untuk menghancurkan
dan teknologi serta ilmu pengetahuan
kebudayaan manusia melalui senjata-
tanpa didasari tujuan yang benar,
senjata nuklir.[8]
niscaya hanya akan menjadi sebuah
bumerang yang menghancurkan Al-Qur’an juga telah menegaskan bahwa
kehidupan manusia. Karena tidak jarang kerusakan di muka bumi adalah akibat
saat ini manusia malah mengalami dari ulah manusia sendiri. Dalam al-
kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme, Qur’an surat ar-Rum ayat 41 disebutkan:
materialisme bahkan dekadensi moral
yang tidak jarang pula implikasinya
“Telah nampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan Karena perbuatan
“Sempurnakanlah takaran dan
tangan manusia”.
timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang
Manusia adalah makhluk yang memiliki
takaran dan timbangannya, dan
tanggung jawab, yaitu tanggung jawab
janganlah kamu membuat kerusakan di
menjadi khalifah fil ardh. Kekhalifahan
muka bumi sesudah Tuhan
manusia adalah salah satu bentuk
memperbaikinya. Yang demikian itu
dari ta’abbud-nya kepada sang Khalik.
lebih baik bagimu jika betul-betul kamu
Sedangkan ta’abbud adalah tugas pokok
orang-orang yang beriman“.
dari penciptaan manusia, sekaligus
menggali, mengatur, menjaga dan
Pemanfaatan pengetahuan harus
memelihara alam semesta ini.
ditujukan untuk mendapatkan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-
kemanfaatan dari pengetahuan itu
Qur’an surat adz-Dzariyat ayat 56:
sendiri, menjaga keseimbangan alam
semesta ini dengan melestari-kan
kehidupan manusia dan alam sekitarnya,
yang sekaligus sebuah aplikasi dari
tugas kekhalifahan manusia di muka
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan
bumi. Dan pemanfaatan pengetahuan
manusia melainkan supaya mereka
adalah bertujuan untuk ta’abbud kepada
mengabdi kepada-Ku”.
Allah swt., Tuhan semesta
disebutkan:
Penutup
Kesimpulan
Istilah tafsi>r telah lazim digunakan metodologi dan pendekatan tafsi>r
untuk memahami Alquran dengan tarbawi> hingga mampu mengambil
berbagai corak dan jenisnya. Namun simpulan serta mengaplikasikannya
setelah sekian lama ilmu dan metode dalam praktik pendidikan nyata. Dapat
tersebut digunakan dan telah disimpulkan bahwa al-Qur’an telah
menghasilkan berbagai karya, ternyata memberikan rambu-rambu yang jelas
masih terfokus pada corak dan ragam kepada kita tentang konsep pendidikan
tertentu seperti bahasa, hukum, tasawuf yang komperehensif. Yaitu pendidikan
dan lain lain. Dalam dunia pendidikan yang tidak hanya berorientasi untuk
Islam, tafsir tidak pernah luput dari kepentingan hidup di dunia saja, akan
pengajarannya. Namun ada pertanyaan tetapi juga berorientasi untuk
mendasar, mengapa dalam pendidikan keberhasilan hidup di akhirat kelak.
Islam yang mengajarkan tafsir tidak ada Karena kehidupan dunia ini adalah
yang membahas tafsir Alquran berbasis jembatan untuk menuju kehidupan
pada konstruks teori pendidikan.Dari sebenarnya, yaitu kehidupan di akhirat.
pertanyaan ini, muncul tawaran Manusia sebagai insan kamil dilengkapi
pendekatan dalam memahami Alquran dua piranti penting untuk memperoleh
dengan menggu- nakan pendekatan pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang
pendidikan yang diijtihadkan namanya dengan dua piranti ini manusia mampu
dengan tafsi>r tarbawi>. memahami “bacaan” yang ada di
sekitarnya. Fenomena maupun nomena
Hal itu dimaksudkan agar para
yang mampu untuk ditelaahnya. Karena
mahasiswa mampu mendekati dan
hanya manusia makhluk yang diberi
memahami Alquran melalui sudut
kelebihan ini. Pengetahuan yang telah
pandang pendidikan (education
didapat manusia sudah seyogyanya
perspctive), baik secara teoretik maupun
diorientasikan untuk kepentingan
praktik, yang berhubungan dengan
seluruh umat manusia. Karena sebaik-
kepen- didikan, melalui kajian kritis
baik manusia adalah yang paling
terhadap tafsir ayat-ayat dengan
bermanfaat bagi manusia seluruhnya.
Namun, tidak boleh dilupakan bahwa Banjarmasin: Antasari
manusia juga hidup berdampingan Press, 2010.
dengan lingkungan, sehingga tidak bisa Jala>l, Abdul Fatta>h.Min al-Ushu>l al-
Allah swt.
Ahmad, al-Hajj, Yusuf. al-Qur’an Kitab
Sains dan Medis. Terj. Kamran Asad
Daftar Pustaka
Al-Ashfaha>ni>, al-Raghi>b.Mu’jam Irsyadi. Grafindo Khazanah Ilmu.