LEMBAR JAWABAN
Fakhr al-Râziy dalam hal ini berpandangan lain. Ia menolak pandangan yang dikemukakan al-Naisâbûri di atas dan
mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang keliru. Alasannya bahwa timbulnya ilmu badîhiy adalah juga dengan bantuan
panca indra. Jelasnya menurut Fakhr al-Din al-Râziy, bahwa manusia lahir tidak memiliki ilmu sedikitpun,dan panca
indralah yang menjadi sebab pertama adanya ilmu badîhiy itu Pandangan al-Râziy di atas, tampaknya lebih tepat
dibanding dengan apa yang dikemukakan al-Naisâbûry, sebab keterangan yang diberikan al-Naisâbûriy itu tidak dapat
dibuktikan kebenarannya, lagi pula tidak mungkin manusia memiliki ilmu badihiy ketika lahir tanpa dengan bantuan panca
indra. Dan bila pancaindra menyebabkan adanya ilmu badihiy tersebut, berarti manusia ketika dilahirkan belum memiliki
ilmu sama sekali. Uraian di atas menggambarkan bahwa manusia lahir tanpa membawa pengetahuan sedikitpun. Namun
pada diri manusia, terdapat potensi-potensi dasar yang memungkinkan untuk berkembang. Dalam lanjutan ayat tersebut
disebutkan beberapa potensi dasar itu, misalnya al-sam’, (pendengaran), al-absâr (penglihatan) dan al-afidah (hati).
Ketiga potensi ini merupakan alat potensial manusia untuk memperoleh pengetahuan.
Obyek Pembahasan
3 Metode Pendidikan
dalam Al-Qur’ân
Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dengan berbagai kata. Terkadang digunakan kata al-tarîqah,
manhaj dan al-wasîlah. Al-tarîqah berarti cara, jalan, sarana. Manhaj berarti sistem atau pendekatan dan al-wasîlah
berarti perantara. Dengan demikian, kata Arab yang dekat artinya dengan metode adalah al-tariqah. Kata al-
tariqah dijumpai sebanyak 9 kali di dalam Al-Qur’ân. Kata ini terkadang digunakan sebagai sarana untuk
mengantarkan kepada suatu tujuan, sifat dari jalan yang harus ditempuh dan kadang pula berarti suatu tempat.
Dalam kaidah ushul pun dikatakan: Al-Amr bi al-Syai amrun bi wasâilih. Wa li al-wasâil hukmu al-maqâsid. Artinya
bahwa perintah pada sesuatu hal, maka perintah pula mencari madiumnya (metode). Dan bagi metode itu,
hukumnya sama dengan apa yang menjadi tujuan. Dalam QS Al-Mâ’idah [5] ayat 35 yang artinya Dan carilah
metode (jalan) yang dapat mendekatkan diri kepadanya dan bersungguh-sungguhlah pada jalannya