Zia Rona - Jurnal Mingguan 2
Zia Rona - Jurnal Mingguan 2
Minggu
Nim : E1A02310087
Project ke : 2
A . Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Supersemar ini pun juga menjadi kontroversial di belakang hari. Supersemar yang di berikan
oleh presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto itu kemudian di kuatkan dengan TAP No.
IX/MPRS/1966 pada 21 Juni 1966 dengan demikian, status Supersemar menjadi berubah .
Bukan berikutnya, tepatnya 5 Juli 1966, MPRS mengeluarkan TAP NO.XVIII/MPRS/1966
yang isinya mencabut TAP NO.III/MPRS/1960 tentang pengangkatan Soekarno sebagai
presiden seumur hidup saat itu Soekarno bukan lagi berstatus sebagai presiden seumur hidup.
Setelah menjadi presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No.12/1968 tentang penulis dan
pembaca pancasila sesuai dengan tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu.
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari local wisdom,
budaya dan pengalaman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan
bangsa-bangsa lain.
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilai
Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam kajian Sejarah Bangsa
Indonesia untuk Masa Depan
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama , kebudayaan, dan adat
istiadat
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan
1 . Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai
dasar negara
Jawaban:
Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila
sebagai dasar negara disebabkan sistem hukum yang termuat dalam Badan
Pancasila bisa dibilang tidak sempurna, hal ini dibuktikan dengan semakin
banyaknya badan pemerintahan yang berlaku tidak adil kepada masyarakat.
2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia
Jawaban:
Alasan Mengapa banyak Pihak yang tetap ingin mempertahankan Pancasila Sebagai
Dasar Negara Karena Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang tidak dapat dan
tidak boleh Diubah oleh pihak manapun. Pancasila Bahkan telah Disahkan oleh Para
Tokoh Tokoh Pahlawan Indonesia Dahulu,jadi tidak Boleh diubah.
HASIL SURVEI
Menurutt Zikrol Aulia selaku orang yang saya wawancarai
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diawali dengan peristiwa dijatuhkannya bom
atom di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945
oleh tentara Amerika. Hal ini menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu,
sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pejuang kemerdekaan untuk
memproklamasikan kemerdekan.
Dalam pelaksanaannya, ada perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan muda ingin proklamasi kemerdekaan segera dilakukan sedangkan golongan tua
tidak ingin terburu-buru dalam proklamasi kemerdekaan karena takut akan terjadi
pertumpahan darah. Golongan tua terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad
Soebardjo, Mohammad Yamin, Iwa Kusuma, dan Dr. Syamsi. Golongan muda yang berjuang
untuk kemerdekaan Indonesia diantaranya Sukarni, Wikana, Adam Malik, Chaerul Saleh,
Darwis, dan Jusuf Kunto.
Pada 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa Rengasdengklok, dimana Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta diculik oleh para pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok dengan tujuan
agar Ir. Soekarno dan Moh Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang dan segera menyatakan
kemerdekaan.
Pada 16 Agustus 1945 pukul 23.00 malam, Ir. Soekarno dan rombongannya tiba di Jakarta,
sehingga perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno, Moh Hatta dan Achmad
Soebardjo di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Rumusan teks proklamasi diketik
oleh Sayuti Melik dan ditandatangani Ir. Soekarno dan Moh Hatta. Selanjutnya, bendera
merah putih dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.