Mahasiswa Prodi PAI Non Reguler program Megister (S2) UIN-SU Medan Kampius II UIN- SU
Medan : Jl. Willian Iskandar Pasar V Medan Estate 20371
alinafiah16@gmail.com
Abstrak
Pembahsan ini dilatarbelakangi oleh berbagai konsepsi tentang pendidikan dalam Islam
yang ternyata memiliki keunikan makna yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, karena
menunjukkan kekayaan makna kata-kata dalam ayat dan setiap kalimatnya. Konsep atau teori
pendidikan mengalami perdebatan sengit bagi para ahli atau ilmuwan. Sebenarnya banyak istilah
yang dianggap dekat dengan makna pendidikan, di antaranya: Al-Tarbiyah, At-Ta'lim, dan At-
Tadris,. Mengapa istilah tarbiyah digunakan? Apakah istilah tarbiyah memang mampu
menggambarkan secara tepat konsep dan prinsip dasar pendidikan Islam yang bersumber dari
ajaran Islam? Tujuan dari pembahsan ini adalah untuk menjelaskan dan Membandingan antara
A. PENDAHULUAN
Al Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
secara bertahap melalui perantara malaikat jibril, di dalamnya berisi tentang berbagai macam ilmu-
ilmu ketauhidan, syariat, aqidah, muamalah dan ilmu-imu yang lain. Al-Quran merupakan kitab
penyempurna dari tiga kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi sebelumnya yaitu
Taurat, Zabur dan Injil. Ciri bahasa Al Quran adalah global atau masih bersifat umum, oleh
karenanya dalam memahami Al Quran dibutuhkan penafsiran secara mendalam. Penafsiran Al
Quran yang pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW kemudian berlanjut pada masa
sahabat-sahabat nabi diteruskan oleh tabi’in. di dalam Al-Quran akan banyak dijumpai ayat-ayat
yang menyebutkan tentang Pengertian Tarbiyah, Ta’lim dan Tadris. Kata-kata ilmu tercatat
muncul sebanyak 80 kali, yang tersebar dalam 37 surah. Dalam makalah ini kami akan mencoba
menyampaikan beberapa ayat yang menyajikan tentang Pengertian Tarbiyah, Ta’lim dan Tadris
dalam Al Quran, serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami dapatkan.
B. PENGERTIAN TARBIYAH, TA'LIM DAN TADRIS
1. Definisi Tarbiyah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan
tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan menjaga kelestariannya atau eksistensinya.1
Sedangkan menurut istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh, mendidik
dan memelihara. Kata tarbiyah pada arti yang luas menjadi pengembangan,
peningkatan, ketinggian, kelebihan dan perbaikan.2 Kata yang mengandung pengertian
tarbiyah adalah kata rabb yang memiliki arti memperbaiki, mengurus, mengatur dan
juga mendidik.
Dalam mendefenisikan tarbiyah para pakar pendidikan Islam memberikan arti yang
beragam di antaranya :
a. Menurut Athiyah Al-Abrasyi, istilah tarbiyah mencakup keseluruhan aktivitas
pendidikan, sebab di dalamnya tercakup upaya mempersiapkan individu untuk
kehidupan yang lebih sempurna, mencapai kebahagiaan hidup, cinta tanah air,
memperkuat fisik, menyempurnakan etika, sistematisasi logika berfikir,
mempertajam intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi terhadap perbedaan,
fasih berbahasa, serta mempertinggi keterampilan.3
1
Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Ansharī al-Qurthubī, Tafsīr Qurthubī, Juz 1, Kairo: Dar al- Sya’biy. tt, h. 120
2
Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,Materi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG).Cet.III (Malang :UIN-Maliki Press,2012),h.16.
3
Muhammad Al-Athiyah Al-Abrasyi, Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falasifatuha, cet. 2, tth: Dar al-Fikr Al-Arabi, tt.
h.22.
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
b. Menurut Abdul Fatah Jalal sebagai mana yang dikutip oleh Ahmad Tafsir istilah
tarbiyah adalah proses persiapan dan pengasuhan pada fase pertama pertumbuhan
manusia atau istilah yang dipakai saat ini ialah pada fase bayi dan kanak-kanak.4
c. Menurut M. Quraish Shihab, istilah tarbiyah berakar dari kata rabb, sebagaimana
yang terdapat pada ayat kedua surah al-Fatihah yaitu mengarahkan sesuatu tahap
demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan fungsinya.5
d. Menurut al Rasyidin istilah tarbiyah yang berakar dari kata rabb adalah
mengarahkan, menuntun dan memelihara peserta didik agar tumbuh menjadi
manusia dewasa, bertambah ilmu pengetahuan dan keterampilannya, menjadi baik
perilaku atau akhlaknya, sehingga mampu menguasai suatu urusan untuk
menunaikan tujuan, fungsi, dan tugas penciptaanya oleh Allah Swt.6
2. Definisi Ta’lim
Secara eksplisit kata ta’lim tidak ditemukan di dalam al-Quran. Istilah ini biasanya
diterjemahkan dengan pengajaran. Kata ta’lim mempunyai asal kata dan makna dasar
dari kata ‘allama, yu’allimu yang berarti mengajar.7 Mahmud Yunus mendefenisikan
dengan singkat bahwa ta’lim adalah hal yang berkaitan dengan mengajar dan melatih.8
Para ahli berbeda pendapat dalam memaknai ta’lim di antaranya:
a. Abdul Fatah Jalal sebagaimana dikutip oleh M. Ridwan Nasir mendefenisikan
ta’lim sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung
jawab, dan penanaman amanah sehingga penyucian9 atau pembersihan diri
manusia itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-
hikmah10 serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan tidak
diketahuinya.11
b. Menurut Naquib al-Attas istilah ta’lim terlalu sempit, karena hanya bermakna
pengajaran saja, sehingga kurang bermakna untuk adanya unsur bimbingan,
pengarahan dan latihan untuk memperoleh ilmu dan kebajikan.12
c. Rasyid Ridha, mengartikan ta’lim, sebagai proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.13
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Ramaja Rosdakarya, 1992, h. 31.
5
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta:Lentera Hati, 2000., h. 107
6
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012. h. 109.
7
Ragib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat Al-faju Al-Qur’an, Beirut: Daru al-Fikri, tt. h. 356.
8
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia Jakarta: Hida Karya Agung, 1989, h. 277.
9
Kata menyucikan pada ayat di atas dapat diidentikan dengan mendidik, sedang mengajar tidak lain kecuali mengisi
benak anak didik dengan pengetahuan berkaitan dengan alam metafísika serta físika. Lihat M. Quraish Shihab,
Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992, h. 172
10
Kata hikmah juga mempunyai arti mampu menangkap gejala dan hakikat di balik sebuah peristiwa. Mereka tidak
hanya melihat apa yang tampak, tetapi dengan mata bathinnya (bashirah), mereka mampu mengenal apa yang
berada di balik yang tampak tersebut. “Inilah yang dimaksudkan dengan hikmah yang tidak lain diartikan sebagai
kearifan (the man of wisdom)”. Lihat Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence), Jakarta:
Gema Insani Press, 2001, Cet. Ke II, h. 5
11
M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.h. 47.
12
Muhammad al-Naquid Al-Attas, Konsep Pendidikan Islam, Bandung: Mizan, 1992., h. 26.
13
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsīr al-Qur’an al-Hakim Asy-Syahiru Bi Tafsīr al-Manar, ttp: dar al-Fikri, tt.., h. 262.
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
3. Definisi Tadris
Tadris merupakan masdar yang asal katanya dari سا
ً دَر-س
َُ در
ُ َي-س
ََ دَ َرyang berarti
pengajaran atau pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengajaran berarti
proses, cara, perbuatan mengajar. Dalam pengajaran adanya interaksi antara yang
mengajar (mudaris) dan yang belajar (mutadaris). Selain itu,Menurut Abuddin Nata di
dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam, kata tadris juga berarti baqa’
atsaruha wa baqa al-atsar yaqtadli inmihauhu fi nafsihi yang artinya: sesuatu yang
pengaruhnya membekas menghendaki adanya perubahan pada diri seseorang.
Jadi berdasarkan definisi di atas. kata al-tadris dapat ditarik pengertian secara
universal yang berarti pengajaran atau pembelajaran, yakni menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan
menimbulkan perubahan pada dirinya.
C. Analisis Perbedaan Antara Konsep Tarbiyah, Ta’lim dan Tadris dalam al-Quran
Istilah Tarbiyah, Ta’lim dan Tadris dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau
dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun
apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu
sama lain.
1. Konsep Tadris dalam al-Quran
Dalam konsep tarbiyah ada beberapa ayat yang berkenaan dengan pengajaran yang
didasari oleh ayat al-Quran. Di berbagai buku referensi atau kitab-kitab Tafsir
menjelaskan beberapa ayat al-quran yang memiliki konsep tadris.
a. Surah Al An’am ayat 105
14
Ragib Al-Asfahani, Loc. Cit
15
Departemen Agama Republik Indonesia. Qur’an dan Terjemahnya Surabaya: Mahkota 2002, h.190
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
16
Jalaluddin As Suyuty, Jalaluddin Al Mahally. Tafsir Jalalaini Jilid 1. Jeddah: Sankgkapurah. h. 123.
17
Ibnu Jarir At thobariy Tafsir jami’al bayan fi tafsir Al Quran, Beirut Libanon: Darul Kitabul Ilmiyah. h. 80
18
Al Zamakhsyariy. Tafsir Al Kassyaf Beirut Libanon. h. 51
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
secara mendalam, menggali semua informasi yang terdapat dalam sebuah masalah.
b. Surah Al A’raf Ayat 169
19
ibid, h. 231
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
daripada kebahagiaan duniawi yang terbatas itu. Mengapa mereka tidak merenungkan
hal yang demikian?
Ayat ini menjelaskan bahwa kecenderungan kepada materi dan hidup kebendaan
merupakan faktor yang menyebabkan kecurangan orang Yahudi sebagai suatu bangsa
yang punya negara. Karena kecintaan yang besar kepada kehidupan duniawi, mereka
kehilangan petunjuk agama serta ketinggalan dalam kehidupan kerohanian.
Apa yang menimpa orang Yahudi zaman dahulu mungkin pula menimpa orang-
orang Islam zaman sekarang, karena mereka lebih banyak mengutamakan kehidupan
materiil dan menyampingkan kehidupan spirituil kerohanian.
c. Surah Al Qolam Ayat 37
20
Departemen Agama Republik Indonesia. Qur’an dan Terjemahnya Surabaya: Mahkota 2002, h. 829
21
Jalaluddin As Suyuty, Jalaluddin Al Mahally. Tafsir Jalalaini Jilid 2. Jeddah: Sankgkapurah. h. 230
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
ََإنَالجملةَفيَموضعَالحالَمنَضميرَيقولواَبإضمارَقدَأيَأخذَعليهمَالميثاقَبأنَال:َوقيل.بعد
َ.َيقولواَعلىَهللاَإالَالحقَالذيَتضمنهَكتابهمَفيَحالَدراستهمَماَفيهَوتذكرهمَلهَوهوَكماَترى
َوقرأَ السلميَ {َ ادارسواََ}َ بتشديدَ الدالَ وألفَ بعدهاَ وأصلهَ تدارسواَ فادغمتَ التاءَ فيَ الدال
.22واجتلبتَلهاَهمزةَالوصل
Penjelasan ini juga sama dengan yang di atas membaca dan belajar kembali dari
peristiwa yang sudah terjadi, dan Mahmud Al alusi mengatakan posisi dari waw
sebelum darosu adalh atof ke iz akhoza. Berarti membaca apa yang sudah di lakukan.
d. Surah As Saba’ Ayat 44
22
Ibid. Tafsir Ruhul ma’ani.
23
ibid, 613
24
Ibid Jamiul bayan
25
Ibid Al Kassyaf
26
Ibid Fathul Qodir.
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
َحتىَيميزواَبهاَالحقَمنَالباطلَولمَنرسلَإليهمَقبلكَمنَرسولَينذرهمَويبينَلهمَذلكَفيقولوا
.27َإنهَحقَأوَباطل:َإلىَالكتابَاإللهيَأوَإلىَقولَالرسولَالنذير
ِ ً استنادا
Pengertian Darosa yang di Kemukakan oleh thabathaba’i adalah mempelajarinya
secara mendalam sehingga nampak perbedaan antara yang dan yang bathil.
2. Konsep Ta’lim dalam al-Quran
Dalam konsep ta’lim ada beberapa ayat yang berkenaan dengan pengetahuan yang
didasari oleh ayat al-Quran. Kata Taklim secara umum hanya terbatas pada pengajaran
(proses transfer ilmu pengetahuan) dan Pendidikan kognitif semata-mata (proses dari
tidak tahu menjadi tahu).28 Di berbagai buku referensi atau kitab-kitab Tafsir
menjelaskan beberapa ayat al-quran yang mengenai konsep ta’lim.
27
Muhammad Husein Thabathaba’i Al Mizan fi tafsiril Quran. Beiut Libanon: 1991. H. 200
كنا نعلم اوالدنا مغازي رسول هلال صلى هلال عليه وسلم كما نعلمهم السورة من القرأن28
Dari perkataan Sa’ad bin waqash, “memberi makna anak-anak yang tidak tahu tentang riwayat Rasulullah, diajarkan
sehingga menjadi tahu”.
29
Departemen Agama RI,(2002) Mushaf Al-quran Terjemah…, hal.
30
Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Jakarta: Lentera Hati, 2002 Vol.1
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
(benda) seluruhnya.
Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as, sebagaimana dipahami dari kata
kemudian, Allah mengemukakannya benda-benda itu kepada para malaikat lau
berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu, jika kamu benar dalam
dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah.
Mengajar tidak selalu dalam bentuk mendiktekan sesuatu atau menyampaikan
suatukata atau idea, tetapi dapat juga dalam arti mengasah potensi yang dimiliki
peserta didik sehingga pada akhirnya potensi itu terasah dan dapat melahirkan
aneka pengetahuan.
Apapun makna pnggalan ayat ini, namun yang jelas salah satu keistimewaan
manusia adalah kemampuannya mengekspresikan apa yang terlintas dalam
benaknya serta kemampuannya menangkap bahasa sehingga ini mengantarnya
“mengetahui”. Di sisi lain kemampuan manusia merumuskan idea dan memberi
nama bagi segala sesuatu merupakan langkah menuju terciptanya manusia
berpengetahuan dan lahirnya ilmu pengetahuan.
b. Surah Ar-rahman Ayat 2 & 4
ْ علَّ َمه
َََُالبَيَان َ َ.ََسان ْ علَّ َم
َ َ َخلَقَ َاإل ْن.َََالقُ ْرآن َ
31
Ibid, hal.532
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
sebagaimana yang telah dicapai dewasa ini – kecuali dengan kesadaran tentang
al-kallam/pembicaraan itu, karena dengan demikian dia telah membuka pintu
untuk memperoleh dan memberi pemahaman. Dengan demikian manusia tadi
mampu untuk menyempurnakan dirinya sekaligus menyempurnakan selainnya.
c. Surah Al-kahfi Ayat 66
32
Ibid, hal.532
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
Dalam konsep tarbiyah ada beberapa ayat yang berkenaan dengan pendidikan yang
didasari oleh ayat al-Quran. Dalam leksikologi Al-quran dan As-Sunnah tidak
ditemukan istilah al tarbiyah, namun terdapat beberapa istilah kunci yang seakar
dengannya, yaitu al-rabb, rabbayaani, nurabbi, yurbi, rabbiyuun, rabbaani, dan
yarubbu dengan segala bentuk derivasinya terulang sebanyak 952 kali.33 Oleh karena
itu penulis hanya mengutip 2 surah yang menurut pemakalah sesuai untuk konsep
tarbiyah, yakni surah al-fatihah ayat 2 dan al-Isra’ ayat 24.
a. Surah Al-Fatihah ayat 2
ْ ِ َِّرب
َََال ٰعلَ ِميْن ِ اَ ْل َح ْمد ِ ه
َ ََُّلل
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”.34
Ayat ini merupakan pujian kepada Allah karena kesempurnaan sifat-Nya dan
pemberi kenikmatan baik lahir maupun batin, didalam ayat ini pula Allah
memerintahkan kepada hamba untuk memuji-Nya, karena Dialah satu-satunya
yang berhak atas segala pujian, Dialah yang menciptakan seluruh alam semesta
beserta isinya. Pujian yang diberikan seorang hamba akan semakin sempurna
apabila didiringi dengan rasa cinta dan ketundukan dalam dirinya terhadap Allah.
Karena pujian yang semata tidak diiringi dengan rasa cinta dan ketundukan adalah
pujian yang tidak sempurna.
Makna dari kata Rabb adalah Murabbi (yang mentarbiyah: pembimbing dan
pemelihara). Allah lah zat yang memelihara seluruh alam semesta ini dengan
berbagai macam bentuk tarbiyah. Allah lah yang menciptakan mereka, yang
member rizki kepada mereka, yang memberi nikmat kepada mereka baik nikmat
lahir maupun nikmat batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang diberikan kepada
seluruh makhlukNya, baik yang jahat ataupun yang baik. Adapun tarbiyah khusus
yaitu hanya Allah berikan kepada para nabi dan pengikut-pengikutnya. Selain
memberikan tarbiyah yang umum itu kepada para nabi, Allah juga memberikan
tarbiyah yang khusus berupa membimbing keimanan mereka dan
menyempurnakannya. Selain itu, Allah juga menolong mereka dengan
menyingkirkan berbagai penghalang dan rintangan yang menjauhkan mereka dari
kebahagiaan dan kesenangan yang abadi. Allah member mereka berbagai
kemudahan dan menjauhkan mereka dari hal-hal yang dilarang oleh syariat.
33
Colle Said, Paradigma Pendidikan Dalam Perspektif Surah al-Alaq, dalam Jurnal Studia Islamika: Vol. 13, No.1,
Juni 2016/1438H, hal. 96
34
Departemen Agama RI,(2002) Mushaf Al-Quran Terjemah…, hal. 1
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
Dari sini kita mengetahui betapa besar kebutuhan ala mini terhadap rabbil alamin,
karena Dialah yang menguasai segala alam dan isinya, Allah satu-satunya
pengatur, pemberi hidayah dan Allah lah Yang Maha kaya. Oleh sebab itu semua
makhluk yang ada di langit dan di bumi ini meminta kepada-Nya. Mereka semua
meminta kepada-Nya, baik dengan ucapan lisannya maupun dengan ekspresi
dirinya. Kepada-Nya lah mereka mengadu dan meminta tolong di saat-saat
genting yang mereka alami.
b. Surah Al-Isra ayat 24
35
Ibid, hal.285
Konsep Tarbiyah, Ta'lim dan Tadris Dalam Al Qur'an
Tim Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,Materi Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru (PLPG).Cet.III (Malang :UIN-Maliki Press,2012)
al-Qurthuby, Ibn Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshary, Tafsir alQurthuby, (al-Qahirah:
Durusy, t.th.
Taimiyah, Ibnu, Majmu al-Fatawa, Saudi Arabia: Percetakan Mushaf Raja Fahd, 1416 H
Departemen Agama RI, (2002), Mushaf Al-quran Terjemah, Jakarta: Al Huda.
`Abdûh, Muḥammad dan Riḍâ, Muḥammad Rasyîd. Tafsîr al-Manâr. Vol. 1-11. Beirut: Dâr al-
Fikr, 2007.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994.
Shihab, M. Quraish.Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Vol. 1-15,
Jakarta: Lentera Hati, 2009.
Shihab, Quraish, (2002), Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran , Jakarta:
Lentera Hati.
Al Zamakhsyariy. Tafsir Al Kassyaf Beirut Libanon.
Departemen Agama Republik Indonesia. Qur’an dan Terjemahnya Surabaya: Mahkota 2002,
Ali, Muhammad. bin Muhammad As Syaukani. Fathul Qodir beirut Libanon: Darul Kutubil
Ilmiyah.
Husein, Muhammad Thabathaba’i Al Mizan fi tafsiril Quran. Beiut Libanon: 1991.
Fahkruddin, Imam Ar Raziy. Mafatihul Gohib At Tafsirul Kabir. Beirut Libanon: Darul kutubil
Allamah
Al Alusi, Mahmud. Tafsir Ruhul ma’ani Beirut Libanon: Darul Kutubil Ilmiyah 1994.
At thobariy, Ibnu Jarir Tafsir jami’al bayan fi tafsir Al Quran, Beirut Libanon: Darul Kitabul
Ilmiyah 1993)