Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDUAL

ISTILAH TARBIYAH YANG POPULER DI PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Riza Zahriyal Falah, M.Pd.I

1. ABDUL AZIZ HASAN (2210110017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2003
1. Pengertian Ta’lim, Tarbiyah dan Ta’dib
a. Ta’lim
Ta’lim berasal dari Bahasa arab yaitu ‘allama, yu’allimu, ta’lim. Didalam al-
qur’an ta’lim merupakan bentuk isim dan fi’il. Dalam bentuk isim, kata yang
ta’lim disebutkan seperti muallamun, yang terdapat pada Q.S. Ad-Dukhaan
(44):14

ٌ ُ‫مُثَّ َت َو لَّ ْو ا َع ْن هُ َو قَ الُ وا ُم َع لَّ مٌ جَمْ ن‬


‫ون‬
Artinya: “kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah
seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang
gila".
Dan dalam bentuk fi’il pada fi’il madliy sebanyak 25 kali dalam 25 ayat pada
15 surah dan fi’il mudhori’ sebanyak 16 kali dalam 8 surah.
Hans Wherd berpendapat, ta’lim mempunyai arti tentang sesuatu
(information), nasihat (advice), perintah (instruction), pengarahan (direction),
pengajaran (teaching), pelatihan (training), pembelajaran (schooling),
pendidikan (education), dan pekerjaan sebagai magang, masa belajar suatu
keahlian (apprenticeship).
Mahmud Yunus juga berpendapat dengan lebih singkat dengan
memaknai kata ta’lim sebagai keterkaitan dengan mengajar dan melatih.
Muncul pendapat lainya yaitu Muhammad Rasyid ridha mengartikan bahwa
ta’lim merupakan proses transmisi dari berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa Batasan.
Dan Abdul Fattah Jalal berpendapat bahwa ta’lim adalah proses
penyampaian pengetahuan, pemahaman, penjelasan, tanggung jawab, sehingga
jiwa manusia menjadi bersih dan suci dari segala kotoran sehingga dapat
menerima berkah dan hikmah sehingga dapat mempelajari hal yang
bermanfaat untuk dirinya(ketrampilan).
Kesimpulan pengertian ta’lim dalam al-qur’an dari berbagai pendapat
yaitu sebuah proses pengajaran atau menyampaikan sesuatu yang berupa ilmu
pengetahuan, kandungan, proses, hikmah atau sesuatu yang belum diketahui
manusia.
b. Ta’dib
Kata ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’dib yang mempunyai arti
pendidikan (udecation) disiplin, patuh dan tunduk pada aturan (discipline) hukum
(punishment) hukuman-penyucian (chastisement). Dan dapat juga ta’dib yang
berarti beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral,
dan etika.
Al-Attas berpendapat bahwa ta’dib memiliki arti pendidikan peradaban dan
kebudayaan sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kepada manusia tentang-tempat yang tetap dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.
Melalui ta’dib ini al-Attas ingin menjadikan pendidikan sebagai sarana
transformasi nilai-nilai akhlak mulia yang bersumber pada ajaran agama ke dalam
diri manusia, serta menjadi dasar terjadinya proses islamisasi ilmu pengetahuan.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini menurutnya perlu dilakukan dalam rangka
membendung pengaruh materialisme, sekularisme, dan dikotomisme ilmu
pengetahuan yang dikembangkan oleh barat.
Dalam sejarah, kata ta’dib digunakan untuk menunjukkan pada kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan di istana-istana raja (qushur) yang para muridnya
terdiri dari para putra mahkota, pangeran atau calon pengganti raja. Pendidikan
yang berlangsung di istana ini diarahkan untuk menyiapkan calon pemimpin masa
depan. Karena itu, materi yang diajarkan meliputi pelajaran bahasa, pelajaran
berpidato, pelajaran menulis yang baik, pelajaran sejarah para pahlawan dan
panglima besar dalam rangka menyerap
c. Tarbiyah
Secara eksplisit kata tarbiyah tidak ada dalam al-qur’an dan as-sunna, tetapi kata
tarbiyah berkaitan dengan kata al-rabb, rabbayani, nurabbi, yurbi dan rabani.
Dan untuk memudahkan pemahaman tentang tarbiyah yang mempunyai
makna Pendidikan secara etimologi, berasal dari fi’il madhi yaitu yaitu rabawa
menjadi rabaa (َ‫ َو‬C‫ رب‬- ‫ا‬CC‫)رب‬, yang memiliki tiga makna: Pertama; Rabaa-yarbuu
dengan makna bertambah atau berkembang (Zaada dan Namaa). Sebagaimana
yang termaktub dalam (QS. ar-Rum (30): 39). Kedua; Rabaa-Yurbii atas wazan
Khafaa-yukhfii yang maknanya mengembangkan dan memelihara (Nasya’a dan
ra’aa). Berlandaskan pada (QS. al-Baqarah (2):276). Ketiga; Rabba-yarubbu
dengan wazan Madda-yamuddu dengan makna memperbaiki, memelihara, dan
mengajar. Yang terdapat pada (QS. al-Isra (17):24).
Tarbiyah secara etimologi berarti Pendidikan (education), pengembangan
(upbringing), pengajaran (teaching), perintah (instruction), pembinaan kepribadian
(breeding), memberi makan (raising), mengasuh anak, memimpin.
Fahr al-razi berpendapat tentang kata tarbiyah yang berasal dari kata rabbayani
yang sama dengan makna at-tanmiyah dengan arti pertumbuhan dan
perkembangan. Dan al-attas mengartikan tarbiyah sebagai memelihara,
mengarahkan, mengembangkan,menjadikanya berhasil. Dan banyak cendekiawan
muslim yang sependapat dengan al-attas.
Tarbiyah bermakna menumbuhkan atau menyuburkan yang berlandaskan
dalam (QS.al-Baqarah(2):276) Firman Allah, “Dan menyuburkan sedekah”, Yurbi
berasal dari raba assya’i, yarbuu, arbaahu, yarbiihi yang berarti
‘mengembangbiakkan’ dan ‘menjadikannya banyak’. Ada juga yang membacanya
dengan yurabbi, jika demikian ia berasal dari tarbiyyah.
Kesimpulan istilah tarbiyah sebagai Pendidikan Tarbiyah adalah proses
pengajaran dan pembimbingan kepada peserta didik dalam hal pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku agar peserta didik menjadi manusia yang
berintelektual dan berakhlak mulia. Dalam Islam, tarbiyah adalah
pendidikan. Tarbiyah juga disebut sebagai parenting atau pendidikan Islam yang
merupakan proses pendiikan dan pembinaan anak.
2. Penekanan Arti Ta’lim, Ta’dib dan Tarbiyah
Istilah ta’lim’, tarbiyah dan ta’dib dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau
dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya,
namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling
mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak.
Oleh karena itu ta’lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan
yang di butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam
diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
Dengan pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu menghantarkan
anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man, sehingga mampu mengarungi
kehidupan ini dengan baik
Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan anak
supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat
berkembang secara sempurna. yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan
pemupukan akhlak yakni pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.
Istilah tarbiyah lebih populer dibandingkan istilah-istilah lainnya seperti ta’dib
dan ta’lim karena tarbiyah memiliki makna yang lebih luas dan mencakup aspek-
aspek pendidikan yang lebih holistik. Tarbiyah dalam konteks pendidikan Islam
sendiri merupakan hal yang baru dan sering digunakan dalam banyak karya para
ulama dan cendikiawan muslim.

Anda mungkin juga menyukai