Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

TARBIYAH, TA’LIM, DAN TA’DIB

DOSEN PENGAMPU : Dr. ROSYIDA NURUL

ANWAR, S.Pd.I. M.Pd.I

PENYUSUN :

NORYANA (2281131270)

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

( IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON PENDIDIKAN JARAK

JAUH PAI
A. Pendahuluan
Pendidikan islam adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk pribadi
muslim yang utuh,, guna mengembangan potensi manusia baik secara jasmani
maupun rohani, demi terciptanya keharmonisan antar manusia, terhadap ALLAH,
dan alam semesta. Pendidkan islam pada umumnya mengajarkan tentang kebaikan
untuk seluruh umat manusia khusunya bagi para muslim untuk mencaapai sebuah
tujuan agar selalu taat kepada Allah SWT dan tidak keluar dari koridor keislaman.

Tidak semua manusia yang tunduk dan patuh kepada Allah swt. Ketidakpatuhan
tersebut salahsatunya didasari tidak adanya pendidikan dasar islam yang seharusnya
sudah diajarkan saatmanusia terlahir kedunia. Allah memberikan sebuah potensi
fitrah pada manusia setiap ia lahir kepermukaaan dibumi ini, namun perlu adanya
pendidikan dasar yang telah dibebankan kepadasetiap orang tua sebagai pendidik
awal bagi anaknya. orang tua mempunyai peran penting untuk membimbing,
membina dan mendidik anaknya untuk menjadi anak yang beriman dan
bertaqwakepada Allah SWT.

Sistem pendidikan Islam menyimpang dari cara berpikir konvensional tentang


pentingnya teori dan praktik. Konsep prinsip adalah titik awal, dari mana hal-hal
lain muncul dengan cara yang bergantung pada konsep awal. Oleh karena itu, ketika
membahas prinsip-prinsip pendidikan, implementasinya tergantung atau dibatasi
oleh prinsip-prinsip tersebut (an-Nahlavi, 1996)

B. Latar Belakang

Istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib sudah sering kita dengar ataupun pernah kita baca
yang mana arti dari ke tiga-tiga istilah tersebut adalah sama-sama proses
pendidikan. Selain dari 3 istilah itu diatas masih banyak istilah-istilah pendidikan
dalam islam seperti riyadhoh, tadris, tazkiyah dan masih banyak lagi. Pendidikan
mengaktualisasikan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengolah
potensi dirinya untuk kekuatan spiritual melalui prakti – kpraktik seperti berdoa,
belajar, pelayanan kepada orang lain, dan pengembangan diri. Pendidikan, baik
formal, informal, maupun nonformal, pada dasarnya dimaksudkan untuk
membekali peserta didik tidak hanya dengan keterampilan intelektual dan teknis,
tetapi juga dengan kematangan emosional, sosial, dan spiritual.

Seiring perkembangan zaman, pembahasan konsep danpendidikan semakin meluas


dan memiliki ruang yang signifkanuntuk terus dikaji ulang. Ada tiga alasan yang
melatarbelakangi terjadinya hal itu: pertama, pendidikan melibatkan peserta
didik,pendidik dan penanggung jawab pendidikan, yang ketiganyamerupakan
sosok manusia yang dinamis; kedua, perlunya inovasi pendidikan untuk
mengimbangi perkembangan sains dan teknologi; ketiga,tuntutan dari globalisasi
dalam segala hal, ketiga alasan diatas merupakan tantangan yang harus dijawaboleh
dunia pendidikan, agar manusia terus melangsungkan kehidupannya dalam kondisi
yang dinamis, inovati! Dan mengglobal ini.

Subyektiftas manusia dalam mengkaji pendidikan itusendiri memun"ulkan


berbagai konsep dan teori pendidikansesuai dengan wa"ana dan "ara pandang
mereka. Salah satunyayakni konsep pendidikan #slam yang didasarkan atas
nilainilaidogmatis islam sebagai wahyu ilahi tanpa mengesampingkan sumber –
sumber komponen lain dalam pendidikan.

Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini di beri kuasa
oleh Allah sebagai penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mensucikan dan
mengajarkan manusia sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 151. Dalam ayat
tersebut mensucikan diartikan dengan mendidik, sedang mengajar tidak lain kecuali
mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dan metafisika dan
fisika. Pada makalah ini akan dibahas konsep pendidiksn islam Tarbiyah, Ta’lim
dan Ta’dib.

Dalam khazanah bahasa Arab, istilah pendidikan secara populer diterjemahkan


dengan beberapa istilah, yaitu tarbiyah, ta’lim, ,dan ta’dib,. Istilah tarbiyyah adalah
istilah yang paling populer dan paling banyak digunakan. Istilah-istilah ini, dengan
pendekatan semantik, dikaji dari aspek kebahasaan, aspek penggunaannya secara
leksikal dan penggunaannya dalam berbagai konteksnya dalam al-Qur’an
alSunnah. Pendidikan menjemput ilham Allah dan menuntun untuk melakukan
kreatifitas dengan melakukan serangkaian uji coba, membangun pemikiran
imajinatif, sehingga kita menjadi insan merdeka yang melahirkan inovasi dan
kreativitas tanpa batas. Menjadi hal yang sangat penting dan mendasar bagi para
muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut al-Qur’an dan alSunnah.
Konsep dasar yang perlu untuk dikaji berawal dari definisi atau pengertian
pendidikan dengan berbagai konotasinya yang disandarkan pada Al Qur’an dan As
Sunnah.

Ajaran Islam tentang pendidikan penting karena bertujuan untuk membentuk


manusia menjadi orang yang Islam harapkan. Pengikut setia Allah yang
menemukan kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat. Pendidikan pada hakekatnya
adalah proses belajar yang berpedoman pada nilai-nilai Islam yang tertuang dalam
Al-Qur'an dan Hadits. Untuk alasan ini, kerangka teoritis sangat penting untuk
memahami dan menghargai sistem pendidikan Islam secara keseluruhan.

Secara umum, jika ditelaah, stidaknya ada tiga terma yang digunakanAl-Qur’an dan
Hadist berkaitang dengan konsep dasar pendidikan dalam Islam.Ketiga tema itu
adalah Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib Meskipun seringditerjemahkan dalam arti yang
sama, yakni pendidikan bahkan terkadang pengajaran namun ketiga terma ini pada
dasarnya memiliki tekanan makna yang berbeda. Karenanya, semua terma tersebut
perlu di telaah untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang hakikat
pendidikan dala Islam. Untuk tujuan tersebut, paparan berikut akan
mengetengahkan uraian diseputar tiga terma yang maknanya selalu dinisbahkan
kepada pendidikan dalam Islam.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hakikat pendidikan Islam ialah upaya orang-orang saleh yang sadar mengarahkan
perkembangan fitrah (keterampilan dasar) peserta didik melalui ajaran Islam ke
puncak perkembangan dan kemajuan yang ada. Hakikat pendidikan Islam juga
merupakan usaha orang taqwa yang sadar mengarahkan dan membimbing
perkembangan fitrah (kemampuan dasar). peserta didik melalui ajaran Islam ke arah
titik maksimal perkembangan dan perkembangan yang ada. Secara umum, teori
pendidikan Islam berpusat pada asal usul kata, disini dibahas ada tiga istilah khusus
mengenai proses pendidikan yakni: Tarbiya, Ta’lim dan Ta,dib. Dan akan dibahas
bagaimana konsep pendidikan itu sendiri dibentuk oleh ajaran Islam. Di sini kita akan
membahas hukum pendidikan Islam sambil menguraikan apa yang kita maksud ketika kita
berbicara tentang pendidikan dalam istilah tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Tarbiyah
1. Tarbiyah

Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata tarbiyah mempunyai banyak


definisi yang intinya sama yaitu mengacu pada proses pengembangan potensi
yang dianugrahkan pada manusia. Definisidefinisi itu antara lain sebagai berikut:
Tarbiyyah adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa
yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa
dewasa dan mandiri untuk hidup di tengah masyarakat (Thabary, 1988): 67).

Tarbiyyah adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan
hati, perhatian bijak dan menyenangkan; tidak membosankan (alMaraghy, Tafsir
al-Maraghy, juz V, (Beirut: Daar al-Fikr, 1871: 34).

a. Tarbiyyah adalah mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan


metode yang mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tarbiyyah adalah yang mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan,
pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan,
penyempurnaan dan perasaan memiliki terhadap anak didik.
Para ahli memberikan definisi tarbiyah, bila diidentikkan dengan al-rabb adalah
sebagai berikut:
a. Menurut al-Quturbi, bahwa; arti arrabb adalah pemilik, tuhan, maha
memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha mengubah, dan yang maha
menunaikan (al Qurthuby, tth: 15).
b. Menurut Louis al-Ma’luf ar-rabb berarti tuan, pemilik, memperbaiki,
perawatan, tambah, dan mengumpulkan (Ma’luf, 1960: 6). Menurut Fahru
Razi, ar-rabb merupakan fonem yang seakar dengan al-tarbiyah yang
mempunai arti attanwiyah yang berarti (pertumbuhan dan perkemba-ngan)
(al-Razi, t.th: 12).
c. Al-Jauhari yang dikutip oleh alAbrasy memberi arti kata tarbiyah dengan
rabban dan rabba dengan memberi makan, memelihara dan mengasuh
(Zuhairini, 1950: 17).

Dari pandangan beberapa pakar tafsir tersebut, kata dasar ar-rabb, mempunyai arti
yang luas antara lain; memiliki, menguasai, mengatur, memelihara, memberi
makan, menumbuhkan, mengembangkan dan berarti pula memanaje . Konsep
tarbiyyah merupakan salah satu konsep pendidikan Islam yang penting. Menurut
Al-Attas (Naquib, : 65), secara semantik istilah tarbiyyah tidak tepat dan tidak
memadai untuk membawakan konsep pendidikan dalam pengertian Islam,
sebagaimana dipaparkan, bahwa: Istilah tarbiyyah yang dipahami dalam pengertian
pendidikan sebagaimana dipergunakam di masa kini, tidak secara alami
mengandung unsurunsur esensial pengetahuan, intelegensi dan kebajikan yang
pada hakikatnya merupakan unsur-unsur pendidikan yang sebenarnya. Jika
sekiranya dikatakan bahwa suatu makna yang berhubungan dengan pengetahuan
disusupkan dalam konsep rabba, maka makna tersebut mengacu pada pemilikan
pengetahuan (penulis: pada aspek manajerial) dan bukan penanamannya. Konsep
tarbiyyah merupakan proses mengurus dan mengatur supaya perjalanan kehidupan
berjalan dengan lancar.

2. Ta’lim

Kata al-ta’lim atau asal katanya, yaitu ‘allam, yu’allimu, ta’liman dijumpai
dalam hadis sebagai berikut. “Pengetahuan adalah kehidupan islam dan pilar
islam, dan barang siappa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan
pahala baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia mengamalkan
ilmu yang diajarkan itu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang
belum ia ketahui.” (HR. Abu Syaikh)

Didalam hadis tersebut kata ta’lim dihubungkan dengan mengajarkan ilmu


kepada seseorang, dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut akan
mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata al-ta’lim dalam arti pengajaran yang
merupakan bagian dari pendidikan banyak digunakan untuk kegiatan
pendidikan yang bersifat nonformal, sepeti majelis taklim. Kata al-ta’lim dalam
pendidikan sesungguhnya merupakan kata yang paling dahulu digunakan
daripada kata al-tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan pengajaran pertama kali
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dirumah Al-Aqram di mekkah, dapat
juga disebut majelis al-ta’lim.

Akar kata ta’lim adalah a’lima. Menurut ibn al-Manzhur , kata ini bisa memiliki
beberapa arti, seperti mengetahui atau mengenal, mengetahui ataumerasa, dan
memberi kabar kepadanya. Kemudian menurut Luis Ma’luf, kata al-‘ilm yang
merupakan mashdar dari ‘alama bermakna mengetahui sesuatu dengansebenar-
benarnya (idrak al-syai’bihaqiqatih), sementara kata ‘alima
bermaknamengetahui dan menyakininya (‘arafatuh wa tayaqqanah).

Dalam al-qur’an, kata ta’lim disebutkan dalam bentuk ism dan fi’il Dalam
bentuk ism, kata yang seakar dengan ta’lim hanya disebut sekali, yaitu
mu’allamun yang terdapat dalam surah ad-dukhan: 41.

Kemudian, dalam bentuk fi’il, kata yang seakar dengan ta’lim talim disebut
dalam dua bentuk, yaitu fi’ilmadhi dan fi’il mudhori. Dalam bentuk fi’il madhi,
kata ini disebutkan sebanyak25 kali dalam 25 ayat pada 15 surah. Kemudian
dalam bentuk fi’il mudhori, katayang setara dengan talim disebutkan sebanyak
16 kali dalam 16 ayat pada delapan surah.

Kata-kata at-Ta’lim dalam bentuk fi’l madliy (kata kerja lampau) adalah ‘allama
( ) dengan berbagai variasinya, antara lain: pertama QS. Al-Baqarah : 31 Al-
Maraghi menjelaskan kata ‘allama dengan alhamahu (memberi Ilham),
maksudnya Allah memberi Ilham kepada Nabi Adam a.s. untuk mengetahui
jenis-jenis yang telah diciptakan beserta zat, sifat, dan nama-namanya. Kedua
Q.S. Ar-Rahman : 1-4

Kata Allama’ mengandung arti memberitahukan, menjelaskan, memberi


pemahaman. Ketiga QS. Al-‘Alaq : 4-5 Ash-Shawi, Al-Maraghi, dan Al-Juzi
menafsirkan makna ‘allama, dengan makna memberitahukan atau
menyampaikan ilmu menulis dengan kalam, menjadikan kalam sebagai alat
untuk saling memahami di antara manusia.

At-Ta’lim Dalam Hadits Menurut Al-Asqalani, kata ta’lim nabi kepada


umatnya, laki laki dan perempuan dengan cara tidak mengunakan pendapatnya
dan juga qiyas. Secara struktur, kata hum dalam hadits menunjukan makna
ta’lim bersifat umum,bagi siapa saja dan tingkatan usia.

Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak.
Oleh karena itu ta’lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan
ketrampilan yang di butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku
yang baik. Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan
anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta
dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam diri
manusia dan pemupukan akhlak yakni pengalaman ilmu yang benar dalam
mendidik pribadi.

1. Ta’dib

Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang


berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib diartikan
sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.

Menurut Sayed Muhammad An-Nuquib Al-Attas, kata ta’dib adalah pengenalan


dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-Nya.
Definisi ini, ta’dib mencakup unsur-unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran
(ta’lim), pengasuhan (tarbiyah). Oleh sebab itu menurut Sayed An-Nuquib Al
Attas, tidak perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai
tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib sekaligus. Karena ta’dib adalah istilah yang paling
tepat dan cermat untuk menunjukkan dalam arti Islam.

Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam
diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
Dengan pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu menghantarkan
anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man, sehingga mampu
mengarungi kehidupan ini dengan baik.

Makna Ta’dib Menurut ibn al-manzhur, arti asal kata addaba adalah al dua’ yang
berartiundangan kepada suatu perjamuan. Dalam salah satu hadist rasulullah
saw bersabda:Al-qur’an ini adalah (undangan) perjamuan allah diatas bumi,
maka belajarlah dari perjamuan-Nya.(H.R, Al-Darimi).

Menurut shalaby, terma ta’dib sudah digunakan pada masa islam


klasik,terutama untuk pendidikan yang diselenggarakan di kalangan istana
parakhalifah.pada masa itu, sebutan yang digunakan untuk memanggil guru
adalahmuaddib. Shalaby, dengan mengutip al-jahiz menyatakan bahwa terma
muaddib berasal dari kata adab, dan adab itu bisa berarti budi pekerti atau
meriwayatkan.Guru para putera khaliffah disebut muaddib dikarenakan mereka
brtugasmendidikkan budi pekerti dan meriwayatkan kecerdasan orang-orang
terdahulukepada mereka. Ibn khutaibah, sebagaimana dikutib shalaby,
menukilkan pesanyang disampaikan abdul malik bin marwan kepada muaddib
puteranya:

Ajarkanlah kepada mereka berkata benar, disamping mengajarkan al-qur”an,


jauhkanlah mereka dari orang-orang jahat, karena orang-orang jahat itu
tidak mengindahkan perintah tuhan dan tidak berlaku sopan. Dan jauhkan
pula dari khadam dan pelayan-pelayan, karena pergaulan dengankhadam dan
pelayan-pelayan itu dapat merusakkan moralnya.Lunakkanlah perasaan
mereka agar keras pundaknya. Berilah merekamakan daging, agar mereka
berbadan kuat. Ajarkanlah syair kepadamereka, agar mereka mulia dan berani.
Suruhlah mereka bersugi denganmelintang, dan meminum air dengan dihirup
pelan-pelan, jangandiminumnya saja dengan tidak senonoh. Dan bila kamu
memerlukanmenegurnya, maka hendaklah dengan tertutup, jangan sampai
diketahuioleh pelayan-pelayan dan tamu-tamu, agar ia tidak dipandang rendah
olehmereka.

Berdasarkan kutipan diatas, tampak bahwa terma ta’dib tidak


hanyamenekankan aspek pemberian ilmu pengetahuan, tetapi juga
pembentukan watak,sikap dan kepribadian peserta didik. Karenanya, tugas
seorang muaddib bukanhanya mengajarkan ilmu, tetapi juga melatih dan
membimbing peserta didik agarmereka hidup dengan adab, baik secara jasmani
maupun ruhani.Beranjak dari terma ta’dib, maka,Pendidikan menurut al-atas
adalah penyemaian dan penanaman adab dalam diri seseorang. kandungan
ta’dib adalah akhlak. Hal ini senada dengan pendapat al-zubaidi
yangmenyatakan bahwa kata adab dalam bahasa arab bermakna husn al-akhlaq
wa fi’lal-makarim, yang berarti budi pekerti yang baik dan perilaku terpuji,
atauriyadlah alnafs mahasin al-akhlaq, yaitu melatih/mendidik jiwa dan
mempeerbaiki akhlaq. Dalam konteks inilah, rasulullah saw
mwenyatakan:“Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnajkan
akhlaq yang mulia”.Berdasarkan hadist tersebut, maka misi utama kerasulan
muhammad sawuntuk mendidik umat manusia dengan pendidikan akhlaq atau
prilaku yang muliadan terpuji. Munurut al-zakarny,

sebagai upaya dalam pembentukan adab, ta’dib bisa di klasifikasikan ke dalam


empat macam:

1. Ta’dib al-Akhlaq, yaitu pendidikan tata krama spiritual dalam


kebenaran,yang memerlukan pengetahuan tentang wujud
kebenran.yangdidalamnya segala yang ada memiliki kebenaran tersendiri
dan yangdenganya segala sesuatu diciptakan.
2. Ta’dib al- khidmah,yaitu pendidikan tata krama spritual dalam pengabdian.
3. Ta’dib al-syari’ah, pendidikan tatakrama spiritual dalam syari’ah.
4. Ta’dib al-shuhbah, yaitu pendidikan tatakram spiritual dalam persahabatan.

Naquid al-Attas berkesimpulan bahwa ta’dib adalah istilah yang palingcocok,


untuk menyebutkan pendidikan dalam konteks islam, karena
didalamnyaterkandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran
dan pengasuhan yang baik. Dengan demikian, pendidik berfungsi sebagai
pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang tepat
dalamtatanan wujud dan keberadaan.
D. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang sangat
berwarna dan pendidikan Islam juga merupakan negeri Islam. Akibatnya,
pendidikan memiliki efek luas pada semua pendidikan. Pendidikan sering disebut
dengan tarbiyah, ta'lim, atau ta'dib. Tarbiyah mempersiapkan seseorang untuk
kehidupan yang ideal di mana mereka mengalami kebahagiaan, kesehatan, cinta
tanah dan air, keberhasilan dalam segala usaha, kebijaksanaan, dan keyakinan pada
janji Allah kepada mereka. Ta'lim berarti proses menyampaikan semua
pengetahuan yang mungkin terkandung dalam pikiran seseorang. Ta'dib adalah
ilmu yang benar dan pengakuan atas segala sesuatu yang ada dalam garis waktu
penciptaan dalam bentuk dan rupa yang sama, sampai pada titik di mana ia dapat
menunjuk ke arah ilmu dan pengakuan akan kekuasaan dan kehadiran Tuhan dalam
garis waktu manifestasinya. dan lokasi. Dalam Islam, pendidikan disebut dengan
beberapa istilah yang berbeda, antara lain al-Tarbiyah, al-Talim, al-Tadim, dan al-
Riyadhah. Para sarjana pendidikan Islam mengklasifikasikan sumber atau landasan
yang digunakan dalam pendidikan Islam sebagai Al-Quran, Hadits, dan refleksi
individu. Tetapi tujuan pendidikan yang paling mendasar adalah untuk membantu
manusia berkembang menjadi potensi manusia sepenuhnya, atau memanusiakan
manusia. Jika dilihat secara nasional, tujuan pendidikan Islam di Indonesia terlihat
dalam kurikulum pendidikan Islam: membina dan memperkuat iman dengan
menanamkan ilmu, akhlak, dan pengamalan Islam kepada peserta didik agar
menjadi manusia seutuhnya.
Pendidikan islam sebagai keseluruhan makna atau pengertian yang tersimpuldalam
terma ta,lim, tarbiyyah dan ta’dib. Berdasarkan makna tarbiyah, ta’lim,
ta’dibsebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, maka pendidikan islam
dapatdidefinisikan sebagai suatu proses penciptaan lingkungan yang kondusip
bagimemungkinkan manusia sebagai peserta didik untuk mengembangkan diri-
fisik- jasmani dan non fisik-ruhani- dan potensi yang dimilikinya-al-jims, al’aql, al-
nafs,dan al-qabl-agar berkemampuan merealisasikan syahadah primordialnya
terhadap keberadaan dan kemahaesaan Allah swt, melalui pemenuhan fungsi dan
tugas penciptaannya, yakni sebagai ‘abd Allah dan khalifah allah.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim Anis, e. a. (1972). al-Mu’jam al-Wasiṭ. Kairo: Dar al-Ma`arif. Abdul Fatah,
Jalâl. (1988). Azas-azas Pendidikan Islam. Bandung: CV.Diponegoro. Langgulung,
Hasan. (1992). Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka alHusna.
Al-Attas. (1990). Konsep Pendidikan Dalam Islam, Terj. Haidar Bagir. Bandung:
Mizan . Al-Attas, S. M. (1992.). Tujuan dan Objektif Pendidikan Islam. Samsudin
Jaapar (ptjh.)
al-Marāgi, Ahmad (1973). Tafsīr al-Marāgī. Mesir: Musṭafā al-Bābī al-Ḥalabī. Al-
Rasyidin. (n.d.). Filsafat Pendidikan Islam. al-Razi, F. (n.d.). Mawafiqu lil Mathbu.
Beirut: Dar Ihya at-Thuras al-Arab. attas, A. (1984). Konsep Pendidikan dalam
Islam . Bandung: mizan.
www.academia.edu/28841244/MAKALAH_KONSEP_DASAR_PENDIDIKAN_
ISLAM
Indonesian Journal of Islamic Education
www.academia.edu/34936988/makalah_filsafat_pendidikan_islam_konsep_Tarbi
yah_Talim_dan_Tadib
akukepompong.wordpress.com/2011/12/30/pengertian-talim-tadib-tarbiyah-tadris-
dan-tahdzib-talim/
Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: ARRUZ MEDIA,2008)
Heri Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999)
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2008

Anda mungkin juga menyukai