Anda di halaman 1dari 11

JUDUL MAKALAH

PENDIDIKAN AKIDAH (KALAM)


(TAFSIR TARBAWI)

Dosen Pembimbing:
Addin Kholisin S.Ud., M.Ag

OLEH:
SALIS AL KAFI / (2277012094)
RIKO DWI AFRIANSYAH / (2277012090)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Februari 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………...................................... 3

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….................................... 3

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pengertian Pendidikan Islam Dalam Tafsir Tarbawi ……………........................................ 4

B. Tujuan Pendidikan Islam Dalam Tafsir Tarbawi .................................................................. 6

C. Pengertian Tafsir Tarbawi Tentang Doa ............................................................................... 7

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an dan al-Hadist adalah pedoman hidup manusia yang mana manusia harus berpegang
teguh pada keduanya supaya selamat dunia dan akhirat. Didalam menganalisis Al-quran dan Al-hadist
kebanyakan melalui penerjemahan sebagian para ahli yang dianggap sudah mumpuni didalam menafsirkan
Al-quran dan hadist. Al -Qur'an sebagai Din Allah juga merupakan sumber utama pengetahuan tentang
pendidikan Islam dan mengundang partisipasi Para ahli mengeksplorasi isinya untuk mengembangkan
Pendidikan Agama Islam. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan metode dimana isi Al-qur'an dapat
digali untuk membuatnya otentik menjadikannya dasar teori dan praktik pendidikan Islam. Salah satu
metode yang dapat diterapkan salah satunya adalah metode Tafsir Tarbawî, metode pembelajaran Al-
Qur'an secara edukatif Islam dikarenakan Tafsir tarbawi mempunyai salah satu karakteristik yakni produk
tafsir yang dihasilkan memiliki nuansa pendidikan.

Didalam pendidikan islam metode tafsir tarbawi samgatlah efektif didalam pengajarannya karena
Sebuah metode tafsir yang menitik beratkan pada penafsiran al-Qur’an pada masalah pendidikan. Di sini,
tafsir tarbawi merupakan upaya mendekatkan pemahaman isi Al-Qur'an dengan aspek pendidikan umat
Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pendidikan islam didalam tafsir tarbawi?
2. Apa madsut tafsir tarbawi tentang doa?
3. Apakah tujuan pendidikan islam dalam tafsir tarbawi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu pendidikan didalam penafsiran tarbawi.
2. Mengetahui apa itu doa didalam perspektif penafsiran tarbawi.

3
BAB II: PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN ISLAM DALAM TAFSIR TARBAWI


Pendidikan Islam memiliki istilah yang sangat berbeda dalam bahasa. Perbedaan ini tidak
terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-Qur'an dan Hadits sumber rujukan utama
pendidikan Islam yang merujuk pada kata-kata yang berkonotasi pendidikan atau pengajaran (kalimah).
Setidaknya ada 4 (empat) istilah yang digunakan untuk menjelaskan arti pendidikan seperti tarbiyah,
ta'lim, ta'dib, dan tazkiyah. Masing-masing istilah ini jelas memiliki logat dan makna yang berbeda.
Masing-masing istilah tersebut dijelaskan di bawah ini 1:

1. Al-Tarbiyah

Terminologi Tarbiyah merupakan salah satu bentuk transliterasi untuk menjelaskan istilah
pendidikan. Istilah ini telah menjadi istilah baku dan populer dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan Islam. Istilah tarbiyah dapat diartikan sebagai proses penyampaian atau pendampingan
(asistensi) terhadap anak yang diampu sehingga dapat mengantarkan masa kanak-kanak tersebut
ke arah yang lebih baik, baik anak tersebut anak sendiri maupun anak orang lain.
Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata Tarbiyah merupakan kata yang berasal dari
tiga (3) akar kata yaitu kata pertama adalah raba – yarbu yang artinya bertambah atau tumbuh.
Pemahaman ini dapat dilihat dalam Al-Qur'an surat Al-Rum ayat 39. Kedua, berasal dari rabiya-
yarba, yang berarti mendasarkan dan ketiga, berasal dari rabba-yarubbu, yang berarti
memperbaiki, menguasai, menuntut, melindungi, dan memelihara. Pemahaman ini dapat dilihat
dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 24.
Sementara menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi mengasuh,
menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, menumbuhkan (membentuk) dan
juga menjadikannya lebih matang. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah
adalah proses mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi kematangan bagi
suatu objek.

2. Al-Ta’lim

Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,


istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir untuk
melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman
amanah. Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya dibandingkan dengan istilah Al-
Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency (cakupan dan wilayah) subjek atau objek didiknya.
Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim diartikan dengan upaya menyiapkan individu
dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja. Al-Ta’lim merupakan bagian kecil dari al-
tarbiyah alaqliyah, yang hanya mencakup gagasan saja dan tidak menyentuh aspek (domain)
keefektifan.

3. Al-Ta’dib

Kata Ta'dib adalah bentuk Masdar dari kata addaba, yang berarti pengetahuan dan
pengakuan yang ditanamkan pada manusia tentang tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam

1
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi:Mengungkap Pesan-Pesan Al-Quran tentang Pendidikan, (Yogyakarta:Teras, 2008), hlm.43-45

4
tatanan ciptaan, yang mengarah pada pengetahuan dan pengakuan akan kekuasaan dan
keagungan Tuhan di dunia. . Dalam urutan keberadaan dan keberadaan. Pemahaman ini
didasarkan pada hadits Rasulullah saw. yang mengatakan "addabani rabbi fa ahsana ta'dibi"
(Tuhanku telah mendidikk, sehingga menjadikan baik pendidikanku). Menurut Naquib Al-Attas,
kata Ta'dib merupakan istilah yang lebih dekat dengan pengertian ilmiah. Atau dengan kata lain,
Ta'dib dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran, ilmu
dan pengasuhan. Oleh karena itu, menurut Naquib, istilah Ta'dib merupakan istilah pendidikan
Islam yang lebih baik daripada istilah Tarbiyah.

Salah seorang pendidikan Syed Muhammad Naquib Al-Attas, ia menggunakan istilah


ta’dib dalam pendidikan Islam yang digunakan untuk menjelaskan proses penanaman adab kepada
manusia. Istilah yang digunakan Syed Muhammad Naquib Al-Attas berbeda dengan tokoh-tokoh
lain yang kebanyakan menggunakan istilah tarbiyah . Kata ta’dib merupakan bentuk masdar dari
kata addaba yang berarti mendidik atau memberi adab, dan ada yang memahami arti kata tersebut
sebagai proses atau cara Tuhan mengajari para Nabi-Nya.

4. Tazkiyah
Istilah Kata tazkiyah berasal dari kata derivasi kata zaki yang berarti tumbuh dan
berkembang berdasarkan barakah dari Allah. Makna ini dapat digunakan dalam konteks duniawi
maupun ukhrawi. Sehingga kata zakat dalam ajaran islam berarti sesuatu yang dikeluarkan oleh
manusia yang diambil dari hak Allah, diberikan kepada golongan fakir atau miskin, baik diniati
untuk mengharap barakah, untuk membersihkan jiwanya, untuk melapangkan dada maupun untuk
mendapatkan keberkahan dalam melakukan kebajikan

Dari beberapa istilah mengenai pendidikan dan pengajaran ada 4 diskursus yaitu : tarbiyah, ta’lim,
ta’dib, dan tazkiyah tetapi pada dasarnya memiliki persamaan dan tujuan yang sama. Tarbiyah merupakan
proses pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberi petunjuk,
bimbingan dan penyempurnaan, perasaaan memiliki bagi anak didik baik jasad, akal, jiwa, bakat, potensi,
penuh kasih sayang, penuh perhatian, kelembutan hati, menyenangkan, bijak, mudah diterima, sehingga
membentuk kesempurnaan fitrah manusi, kesenangan, kemuliaan untuk mencapai ridha Allah Swt.

Ta’lim merupakan pemberitahuan dan penjelasan tentang sesuatu yang meliputi isi dan maksudnya
secara berulang-ulang, bertahap, menggunakan cara yang mudah diterima, menuntut adab-adab tertentu,
bersahabat, kasih sayang, sehingga muta’alim (pencari ilmu) mengetahui, memahami, yang dapat
melahirkan amal shalih yang bermanfaat di dunia dan akhirat untu mencapai Ridha Allah Swt.

Ta’dib merupakan penanaman, pembinaan, pengokohan akhlak pada diri anak atau manusia itu
sendiri sesuai dengan syariat Allah swtdan cara yang baik agar ia (muta’adib) berhati bersih, berperilaku
baik, beriman, beramal shalih dan bertakwa untuk mencapai ridha Allah Swt.

Tazkiyah menurut bahasa menyucikan, sedangkan kata tazkiyah berasal dari derivasi kata zaki
yang berarti tumbuh dan berkembang. Tazkiyah merupakan proses penyucian jiwa seorang manusia dari
segala hal-hal nafsu duniawi untuk mencapai keridhaan Allah Swt

5
B. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM TAFSIR TARBAWI
Tujuan berarti arah atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam bahasa arab, tujuan itu disebut al-hadf
dan al-ghard.Al-hadf secara harfiah, berarti al-ghard al-muntadal fihi bi al-siham (sasaran atau objek yang
diperlombakan dengan panah) atau kullu say’in ‘azim murtafi’ (segala sesuatu yang besar dan tinggi). Dan
al-ghard berarti maksud atau yang diinginkan. Kedua kata ini sama artinya dengan sasaran yang dituju oleh
seseorang dalam satu lemparan dengan anak panah. Menurut al-Isffihani, al-ghard berarti “sasaran yang
dituju oleh lemparan”. Berdasarkan makna harfiah ini, maka tujuan dapat diartikan dengan sesuatu yang
sangat didambakan bagaikan pemandu yang mengharap agar panahnya dapat mencapai sasaran atau objek
yang dipanah. Kemudian kata tersebut, secara istilah diartikan kepada “setiap target yang ingin dicapai”. 2

Biasanya, tujuan yang ingin dicapai adalah dalam proses Realisasi nilai-nilai Alquran dalam
pendidikan Islam terdiri dari tiga Dimensi atau aspek kehidupan yang harus diusahakan dan
dikembangkan melalui pendidikan. Pertama, dimensi spiritual, yaitu iman, taqwa dan Berakhlak mulia
(dinyatakan dalam ibadah dan muamalah). aspek Spiritualitas ini dapat diringkas dalam satu kata,
moralitas. moralitas adalah Alat kontrol psikologis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa
ahklaq manusia akan bersama dengan kumpulan hewan dan binatang buas Yang tidak memiliki nilai
dalam hidupnya. Pendidikan akhlak menekankan pada penggambaran sikap, watak dan perilaku Nilai-
nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh anak Belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, tujuan pendidikan menyiratkan tujuan Mencapai atau mencapai setelah melalui
proses pendidikan. Artinya, Pendidikan adalah suatu proses dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan
tujuan tersebut Itu siswa setelah melalui proses pendidikan harus memiliki kemampuan tertentu sesuai
dengan tingkatannya Pendidikan berlalu. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, Sikap,
keterampilan. Ketiga domain ini membentuk suatu sistem Saling terkait, pengetahuan melahirkan sikap,
keduanya Keterampilan juga dapat dihasilkan. keterampilan kemampuan Tidak akan dimiliki oleh siswa
tanpa kompetensi intelektual dan sikap, Menurut Nurcholis majid dalam Ramayulis menjelaskan tentang
tujuan pendidikan Islam meliputi 4 hal, yaitu : 3

a. Jasmaniyah (Ahdaf Al-Jismiyyah)


Tujuan pendidikan perlu dikaitkan dengan tugas manusia selaku khalifah di
muka bumi yang harus memiliki kemampuan jasmani yang bagus disamping rohani yang
teguh. Jadi, tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia Muslim yang sehat dan
kuat secara fisik atau jasmaninya serta memiliki keterampilan yang tinggi.

b. Rohaniah (Ahdaf Al-Ruhiyah)


Tujuan rohaniah dikaitkan dengan kemampuan manusia menerima agama islam
yang inti ajarannya adalah keimanan dan ketaatan kepada Allah dengan tunduk dan patuh
kepada nilai-nilai moralitas yang diajarkan-Nya dengan mengikuti keteladanan
Rasulullah Saw. Tujuan pendidikan rohani diarahkan kepada pembentukan akhlak mulia,
yang menurut ahli pendidikan disebut tujuan pendidikan religius.

c. Akal (Ahdaf Al-Aqliyah)

Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensi (kecerdasan) yang


berada dalam otak, sehingga mampu memahami dan menganalisis fenomena ciptaan
Allah Swt di jagad raya ini.

2
Dedeng Rosidin, Pendidikan dalam Al-Quran:Kajian Tematik dan Semantik, (Bandung:Insan Rabbani, 2015), hlm.51
3
Said Agil Husain Almunawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat:Ciputat Press, 2005),
hlm.9-11

6
d. Sosial (Ahdaf Al-Ijtima’iyah)
Tujuan sosial ini merupakan pembentukan kepribadian yang utuh, dimana
identitas individu tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat plural. Tujuan
pendidikan sosial ini penting artinya karena manusia sebagai khalifah di muka bumi
sehingga harus mempunyai kepribadian yang utama dan seimbang. Manusia sebagai
makhluk sosial yang saling berinteraksi sehingga tidak mungkin manusia menjauhkan
diri dari kehidupan bermasyarakat4

Penerapan langkah terakhir ini membutuhkan keterampilan yang mumpuni. Biasanya melalui
tiga tahapan analisis, yaitu Analisis linguistik (Lughawi), analisis isi (Tahlili) dan analisis pendidikan
(Tabavi). Berikut ini penjelasan lebih rinci: Analisis linguistik ialah Untuk mendapatkan pemahaman
tentang etimologi, pertama-tama perlu Mengacu pada buku-buku yang dikhususkan untuk pemahaman
Sebuah istilah dan turunannya dalam Al-Qur'an. Manfaatnya adalah Memahami makna linguistik istilah
dan turunannya Utuh, karena buku-buku disusun berdasarkan penggunaan Kata ini digunakan di seluruh
Al-Qur'an. Disini penulis menyarankan Mufradat Gharib al-Qur'an Kitab al-Ashfaha'ni' dan Mujam
Maqayis al-Lughah oleh Ibnu Fa'ris.

C. TAFSIR TARBAWI TENTANG DOA

Al-Quran begitu kaya keilmuan. Di dalamnya ada banyak rumpun keilmuan yang sampai detik ini
tak pernah habis untuk dibicarakan. Mulai dari fiqih, tasawuf, bahasa, sains, sosial, filsafat dan sebagainya.
Dari sekian banyak dimensi keilmuan itu, barangkali dimensi pendidikan adalah yang paling sedikit
mendapat perhatian. Sulit rasanya menemukan satu karya tafsir yang secara serius mengulas nilai dan
konsep pendidikan dalam Al-Quran atau dikenal dengan Tafsir Tarbawi.
Berbanding terbalik dengan karya-karya tafsir seperti tafsir sufistik, tafsir falsafi, tafsir lughawi,
tafsir ilmi, tafsir adabi ijtima’i dan tafsir fiqhi, yang akan lebih mudah kita dapatkan. Hadist nabi SAW
tentunya banyak ditemukan yang menyebutkan materi pembelajaran tersebut sekalipun tidak persis
menggunakan nama-nama yang ada sekarang. Namun ada isyarat ke nama-nama tersebut, misalnya tentang
keimanan, keislaman, ahklak, al-Quran, fiqih, zikir, keterampilan seperti tembak-menembak atau panah
memanah, keterampilan mengendarai kuda, dan keterampilan berenang. Contoh salah satunya sebuah
hadist yang menjadi dasar bahwa setiap manusia yang lahir itu suci namun kedua orangtuanya lah yang
membuat anak tersebut mempunyai agama

Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan
Muslim).

Penjelasan

Berdasarkan hadits tersebut bahwa setiap anak telah memiliki fitrah atau suatu potensi yang telah
ada di dalam dirinya, orang tuanyalah yang memiliki tanggung tawab untuk mengembangkan potensi
tersebut. Potensi anak itu sangat bersih bagaikan suatu kertas putih yang belum tercorat-coret oleh tinta.
Sebagaimana yang diibaratkan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, sebagai permata
indah (Jauhar) yang belum diukir, dibentuk dalam suatu rupa apapun. Permata itu merupakan amanat Allah
yang dititipkan kepada para orangtua. Karena itu, menurut Al-Ghazali, orangtua harus memperhatikan

4
Jurnal penelitianTafsir tarbawi tentang pendidikan

7
fasefase perkembangan anaknya dan memberikan pendidikan yang memadai sesuai dengan fase yang ada
agar permata yang diamanatkan kepadanya dapat dibentuk rupa yang indah. Imam al Ghozali pernah
berkata bahwa jika manusia malas maka ia akan kehilangan kesempatan memperoleh kebermaknaan hidup.
Jika waktu banyak terbuang dapat berakibat hilangnya manfaat hidup. Bahkan jika dikalkulasikan waktu
yang tidak digunakan oleh manusia sangat banyak, Jika manusia tidur 8 jam perhari, maka dari total
usianya 20 tahun hanya untuk tidur. Kalau usia 6o tahun, tersisa 40 tahun yang terbagi dalam banyak
aktifitas, kerja, main, santai, keluarga, belajar dll. Lantas bagaimana jika keseluruhan waktu tanpa amal
yang baik? kaidah Arab mengatakan: lan Yaflaha man kasala (tak akan pernah bahagia orang yang malas).

Demikian berharganya waktu, manusia harus mampu mengatur atau merencanakan waktu-
waktunya kepada hal-hal yang positif bagi diri dan masyarakatnya. Perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat merupakan bagian dari pendidikan untuk memanfaatkan keadaan menjadi positif dan
produktif. Never till tomorrow what can you do to day. Jangan pernah tunda sampe besok, apa yang dapat
kamu lakukan hari ini.

8
BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari sini dapat kita ambil bahwa tafsir tarbawi merupakan suatu metode penafsiran yang
didalamnya banyak sekali mengandung pembelajaran didalam konteks aqidah, dan didalam sebagian
hadistnya juga menyebutkan sebuah pembelajaran bagi setiap manusia, terkhusus bagi umat muslim. Mulai
dari pengertian pendidkan islam menurut tafsir tarbawi mempunyai beberapa istilah yang berbeda-beda
mulai dari Al-Tarbiyahal, Ta’lim, Al-Ta’dib, dan Tazkiyah. Pendidikan adalah suatu sarana yang dapat
didalam mengajar baik pengajar atau yang diajarkan di pastikan semua pasti mempunyai sebuah tujuan
yang pasti sebagaimana pendapat dari Nurcholis majid bahwa pendidikan memiliki beberapa tujuan yaitu
Jasmaniyah, Rohaniah, Akal, dan Sosial

Doa yang menjadi ungkapan permohonan seorang hamba kepada Allah swt., dalam meminta apa
yang menjadi keinginannya; doa juga merupakan wadah untuk berkomunikasi kepada Allah swt., terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh hamba-Nya. Dan karena doa lah yang menjadi bukti bahwa kita masih
membutukan Allah SWT

9
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.fikriamiruddin.com/2021/02/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-kalam.html
https://books.google.co.id/books?
id=oH_ZDwAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=f
alse
2. https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmupendidikanislam
3. Rosidin - Metode Tafsîr Tarbawî dalam Tinjauan Teoritis dan Praktis
4. Dedeng Rosidin, Pendidikan dalam Al-Quran:Kajian Tematik dan Semantik, (Bandung:Insan Rabbani,
2015), hlm.51
5. Said Agil Husain Almunawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat:Ciputat
Press, 2005), hlm.9-11
6. Wikipedia.id
7. Google.com

10

Anda mungkin juga menyukai