Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ISTILAH-ISTILAH PENDIDIKAN DALAM ALQUR’AN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Paradigma Pendidikan dalam


Islam

OLEH:

Yogi Fernando : 20123003


Ananda Arifan (20123018)

Dosen Pengampu:

Dr. Charles, S.Ag, M.Pd.I

PRODI PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SJECH M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji syukur kepada ALLAH SWT, atas segala rahmad dan
hidayah-Nya serta karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan atas Rasulallah Nabi Muhammad
SAW, keluarga para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir Zaman. Dengan
selesainya makalah ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami secara ringkas dan
mendalam tentang isi makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat dijadikan
referensi dan menambah wawasan kita semua.
Kemudian kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan
arahan, ide, dan saran. Semoga segala kebaikan yang diterima menjadi berkat tersendiri
bagi penulis,sehingga menjadi bekal yang sangat bermanfaat dikehidupan penulis
nantinya. Akhir kata apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan, kritik dan saran yang membangun
penulis terima untuk menyempurnakan dimasa mendatang.

Bukittinggi, 10 September 2023

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Al-Quran sebagai Kitab Pendidikan


B. Metode Kajian Al-Quran dalam Pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pedahuluan
Alquran adalah sumber ilmu pengetahuan yang pertama dan utama.
Sebagai wahyu, ia mempunyai fungsi sebagai kitab petunjuk(hudan) dan rahmat
bagi seluruh alam. Dengan demikian, Alquran mengandung nilai-nilai, sistem, dan
tata cara dan pandangan hidup(the way of life). Tidak hanya masalah akidah,
ibadah, dan muamalah yang diatur di dalamnya. Masalah-masalah sosial, politik,
budaya,ekonomi, dan pembentukan kepribadian yang agung juga diatur, termasuk di
dalamnya tentang pendidikan.
Wahyu pertama, Q.S. al-‘Alaq: 1-5, mengilustrasikan bahwa Islam adalah anti
kebodohan, amti kedzaliman dananti monopoli, sebagai musuh utama manusia.
Ayat ini menjadi penggerak utama dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu
membentuk manusia yang cerdas dan berkarakter Qur’any (pemberdaya alam
lingkungannya dan mengabdikan diri kepada Allah swt).
Dengan demikian, Alquran mengandung nilai-nilai, sistem, dan tata cara dan
pandangan hidup(the way of life). Tidak hanya masalah akidah, ibadah, dan
muamalah yang diatur di dalamnya. Masalah-masalah sosial, politik,
budaya,ekonomi, dan pembentukan kepribadian yang agung juga diatur, termasuk di
dalamnya tentang masalah pendidikan.
Dalam Alquran ditemukan banyak istilah yang berkaitan dengan pendidikan
karena adalah sumber dan dasar dari segala pendidikan. Beragam istilah atau term
itu, antara lain, ta’lȋm, tarbiyah,tazkiyah, irsyâd, dan lain sebagainya

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa saja istilah-Istilah pendidikan dalam Al-Quran?
2. Apa perbedaan istilah istilah pendididkan yang ada dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah
diatas yaitu untuk:
1. Menjelaskan istilah-Istilah pendidikan dalam Al-Quran?
2. Menjelaskan perbedaan istilah istilah pendididkan yang ada dalam Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Istilah Istilah Pendidikan Dalam Alqur’an
Dalam Alquran ditemukan banyak istilah yang berkaitan dengan
pendidikan yang kita temukan, diantara istilah istilah yang berkaitan dengan
pendidikan, Istilah istilah tersebut dilihat pengunaanya di dalam Al-qur’an, dengan
asumsi yang kuat bahwa disamping memiliki segi segi persamaan , istilah istilah
tersebut juga memiliki perbedaan antara satu dan lainyya, diantara istilah-istilah
pendidikan dalam Al-Qur’an yaitu:

1. Tarbiyah
Kata tarbiyah berasal berasal dari kata rabba, yarubbu, rabban. 1 yang berarti
mengasuh, memimpin, mengasuh (anak).
Menurut ulama bahasa, istilah tarbiyah berasal kata rabâ (‫ ربا‬- ‫( يربو‬atau rabâ
(‫ ربا‬- ‫(يربي‬. Kedua kata ini mempunyai arti yang sama, yaitu perkembangan atau
bertambah (‫)النماء والزايدة‬. demikian secara etimologis istilah tarbiyah dapat diartikan
sebagai usaha mengembangkan sesuatu, sehingga bertambah. Sesuatu yang
berkembang itu bertambah. Demikian pula sebaliknya.
Penjelasan atas kata Al-Tarbiyah ini lebih lanjut dapat dikemukakan sebagai
berikut. rabba, yarubbu tarbiyatan yang mengandung arti memperbaiki (ashlaha),
menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna,
mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya.
Dengan menggunakan kata yang ketiga ini, maka tarbiyah berarti usaha
memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta
didik, agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya.
Secara teologis, penggunaan istilah tarbiyah untuk pendidikan merujuk
pada ayat berikut ini:
‫“ َو اْخ ِفْض َلُھَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َر ِّب اْر َحْم ُھَم ا َك َم ا َر َّبَیاِني َصِغ یًرا‬

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah, 2007, hal 136.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana
mereka berdua telah mendidikku sewaktu kecil.” (QS. Al-Isra’: 24).
Dalam terjemahan ayat di atas, kata tarbiyah digunakan untuk
mengungkapkan pekerjaan orangtua yang mengasuh anaknya sewaktu kecil.
Menurut Bukhari Umar bahwa makna kata tarbiyah meliputi 4 unsur: a. menjaga
dan memelihara fitrah anak menjelang baligh; b. mengembangkan seluruh potensi
dan kesiapan yang bermacam-macam; c. mengarahkan seluruh fitrah dan potensi
anak menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya; d. proses ini
pendidikan ini dilakukan secara bertahap.2
Dengan demikian, pada kata Al-Tarbiyah tersebut mengandung cakupan
tujuan pendidikan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi; dan proses
pendidikan, yaitu memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengaturnya
Setidaknya menurut Abdurrahman An-Nahlawi term tarbiyah berkorelasi
dengan tiga kata dasar, yaitu sebagai berikut:
a. Rabaa, yarbuu, rabwan: yang mempunyai makna “tumbuh” (zaada) dan
“berkembang” (namaa). Dari kata dasar ini kita mengenal istilah riba.
Pengertian ini juga didasarkan Q.S. Ar-Rum [30] Ayat 39.
Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan proses atau usaha menambahkan,
menumbuhkan, dan mengembangkan sesuatu yang ada pada peserta didik,
baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual.
b. Rabiya-yarbaa berarti menjadi besar, tumbuh, subur, dan berkembang. Dalam
Al-Qur’an ada satu ayat yang menyebutkan kosakata ini dengan konotasi
subur dan berkembang. Yaitu dalam penggalan Surat Al-Hajj [22] Ayat 5.
Sejalan dengan makna bahasa di atas, tarbiyah merupakan proses untuk
menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik baik secara fisik, psikis,
sosial maupun spiritualnya.
c. Rabba, yarubbu, rabban: yang berarti memperbaiki, menguasai urusan,
menuntun, menjaga, memelihara. Dalam kamus Al-Ma’aani Al-Jaami’
Terminologi Pendidikan dalam Al-Qur’an mempunyai makna mengasuh, dan
berkomitmen untuk memberi makan, mengembangkan, dan mendidik.

2
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Amzah, 2010), h. 3.
Kata Tarbiyah menurut al-Raghib al-Asfahaniy adalah Huwa Insya al-syai
halan fa halan ila had al-tamam yang berarti menumbuhkan/ membina sesuatu
setahap demi setahap hingga mencapai batas waktu yang sempurna.
Kata rabb yang merupakan asalan kata tarbiyah adalah isim mashdar yang
dipinjam untuk isim fael. Sesesorang tidak dapat mengatakan rabb untuk semua
tuhan. Rabb hanya untuk Allah, karena Allah-lah yang memikul beban
mewujudkan kemaslahatan, seperti pada firman Allah:
‫َلَقْد َك اَن ِلَسَبٍإ ِفى َم ْسَك ِنِه ْم َء اَيٌةۖ َج َّنَتاِن َعن َيِم يٍن َوِش َم اٍل ۖ ُك ُلو۟ا ِم ن ِّر ْز ِق َر ِّبُك ْم َو ٱْشُك ُرو۟ا َلُهۥۚ َبْلَد ٌة َطِّيَبٌة‬
‫َو َر ٌّب َغ ُفوٌر‬

Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
(kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".
Selain itu, kata Rabb yang merupakan akar kata tarbiyah ini juga berarti
sumber yang memberikan ilmu pengetahuan, sebagaimana seorang al-hakim, dan
dapat pula berarti sesuatu yang diberikan kepada seseorang, seperti seseorang yang
menghiasi dirinya dengan ilmu.
Pendapat lain mengatakan bahwa kata rabb dinisbahkan kepada Al-rabb
yakni Allah Ta’ala. Adapun kata rabbaniy sama artinya dengan kata Ilahiy (Tuhan-
ku). Kata rabbani didalam arqur’an antara lain dijumpai pada ayat 44 surat al-
maidah yang berbunyi:
‫ِإَّنٓا َأنَز ْلَنا ٱلَّتْو َر ٰى َة ِفيَها ُهًدى َو ُنوٌرۚ َيْح ُك ُم ِبَها ٱلَّنِبُّيوَن ٱَّلِذ يَن َأْس َلُم و۟ا ِلَّلِذ يَن َهاُدو۟ا َو ٱلَّر َّٰب ِنُّيوَن َو ٱَأْلْح َباُر ِبَم ا‬
‫ٱْس ُتْح ِفُظو۟ا ِم ن ِكَٰت ِب ٱِهَّلل َو َك اُنو۟ا َع َلْيِه ُش َهَدٓاَء ۚ َفاَل َتْخ َش ُو ۟ا ٱلَّناَس َو ٱْخ َش ْو ِن َو اَل َتْش َتُرو۟ا ِبَٔـاَٰي ِتى َثَم ًنا َقِلياًل ۚ َو َم ن َّلْم‬
‫َٰٓل‬
‫َيْح ُك م ِبَم ٓا َأنَز َل ٱُهَّلل َفُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلَٰك ِفُروَن‬
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-
orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah
kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-
orang yang kafir.

Didalam Qs al maidah ayat 63:


‫َلْو اَل َيْنَهٰى ُهُم ٱلَّر َّٰب ِنُّيوَن َو ٱَأْلْح َباُر َعن َقْو ِلِهُم ٱِإْل ْثَم َو َأْك ِلِهُم ٱلُّسْح َت ۚ َلِبْئَس َم ا َك اُنو۟ا َيْص َنُعوَن‬
Artinya: Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak
melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?
Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.
Pada ayat tersebut, kata rabbayun diartikan orang orang alim, yakni para ulama ahli
agama yang secara khusus terdapat pada penganut agama yahudi
Dengan demikian, kata rabbaniy erat kaitanya dengan kegiatan pendidikan.
Rabbaniy berarti orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah SWT.
Dengan demikian, kata rabbani adalah orang orang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang sempurna dan mendalam, kemudian dia terpanggil dengan
kesadaran dirinya sendiri untuk mengkontribusikan ilmunya iyu untuk diajarkan
kepada orang lain. Rabbani adalah pendidik sejati dan volunteer.3
Dengan demikian, konsep tarbiyah merupakan usaha mendidik manusia
untuk memperbaiki kehidupannya menuju arah yang lebih sempurna. Tarbiyah
bukan hanya dilihat sebagai proses mendidik tetapi melingkupi proses mengurus
dan mengatur hal ihwal perjalanan kehidupan manusia agar berjalan lancar.4
Klasifikasi tarbiyah ini menegaskan bahwa pendidikan Islam tidak hanya
memfokuskan pada kebutuhan jasmani akan tetapi berorientasi pula pada pengembangan
psikis, sosial, etika, dan agama. Atau istilah ajaran Islam, pendidikan ditujukan untuk
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Maka pengembangan potensi dan kreatifitas
manusia tidak boleh bertentangan dengan etika rububiyah yang digariskan dalam kitab
suci Al-Qur’an.

2. Ta’lim

3
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet,
ke-1, h. 92
4
Afifuddin Harisah. (2018). Filsafat Pendidikan Islam: Prinsip dan Dasar Pengembangannya. Yogyakarta:
Deepublish. hlm. 23
Taklim berasal dari akar kata allama (‫ ) عّلم‬yua’llimu (‫ ) يعّلم‬dan ta’lim (‫)تعليم‬,
Yu’allimu diartikan dengan mengajarkan, dan ta’lim artinya pengajaran (instruction;
teach-of). M. Thalib mengatakan bahwa ta’lim memiliki arti memberitahukan
sesuatu kepada seseorang yang belum tahu (Thalib, 1996: 16).
Menurut al Raghib al-Asfahani, kata al-ta’lim adalah al tanbih al-nafs
litashawwur al-ma’aniy yang artinya memperingatkan jiwa untuk mengambarkan
berbagai pengertian. Kata ta’lim terkadang juga digunakan untuk pengertian
memberitahuan., jika pengunaan kata itu dilakukan secara berulang ulang.
Didalam al-qur’an kata ta’lim dijumpai dalam surah al Hujurat ayat 16:
‫ُقْل َأُتَع ِّلُم وَن ٱَهَّلل ِبِد يِنُك ْم َو ٱُهَّلل َيْع َلُم َم ا ِفى ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو َم ا ِفى ٱَأْلْر ِضۚ َو ٱُهَّلل ِبُك ِّل َش ْى ٍء َع ِليٌم‬
Artinya: Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah
tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di
bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?"
Kata allama mengandung pengertian memberi tahu atau memberi
pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali
kemungkinan membina kepribadian Nabi Adam as. melalui nama benda-benda yang
diajarkan oleh Allah dalam friman-Nya:
‫“ َو َع َّلَم آَد َم اْألَ ْس َم اَء ُك َّلَھا ُثَّم َع َر َض ُھْم َع َلى اْلَم َال ِئَك ِة َفَقاَل َأْنِبُئوِني ِبَأْس َم اِء َھُؤَال ِء ِإْن ُكْنُتْم َص اِد ِقیَن‬
Dan Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama (benda) semuanya,
kemudia dikemukan kepada para malaikat. Maka Allah berfirman, “Sebutkanlah
nama-nama benda itu semua, jika kamu benar.” (QS. Al-Baqarah: 31).
Kata al-Ta'lim dalam al-Quran menunjukan sebuah proses pengajaran, yaitu
menyampaikan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, hikmah, kandungan kitab suci,
wahyu, sesuatu yang belum diketahui manusia, keterampilan membuat alat
pelindung, ilmu laduni (yang langsung dari tuhan).
Pengertian ta’lim sebagai suatu istilah yang digunakan untuk mengungkapkan
pendidikan dikemukakan oleh para ahli, antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
1) Abdul Fatah Jalal mengemukakan bahwa Ta'lim adalah proses pemberian
pengetahuan, pemahaman. pengertian, tanggung jawab, dan penanaman
amanah, sehingga terjadi penyucian (tazkiyah) atau pembersihan diri manusia
dari segala kotoran yang menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu
kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari
segala yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
2) Muhammad Rasyid Rida memberikan definisi ta'lim sebagai proses transmisi
berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan
ketentuan tertentu, (Rida, 1373 H: 262). Penta’rifan itu herpijak dari firman
Allah Swt. surat Al-Baqarah ayat 31 tentang ‘allama Tuhan kepada Nabi Adam
as. sedangkan proses transmisi itu dilakukan secara bertahap sebagaimana Nabi
Adam menyaksikan dan menganalisis asma yang diajarkan oleh Allah
kepadanya.
3) Syekh Muhammad al-Naquib al-Attas memberikan makna al-ta'lim dengan
pengajaran tanpa pengenalan secara mendasar. Namun apabila al-ta‘lim
disinonimkan dengan al-tarbiyah, al-ta'lim mempunyai makna pengenalan
tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem.
4) Muhammad Athiyah al-Abrasy mengemukakan pengertian al-ta'lim yang
berbeda dari pendapat-pendapat di atas. Beliau menyatakan bahwa al-ta'lim
lebih khusus daripada al-tarbiyah karena al-ta'lim hanya merupakan upaya
menyiapkan individu dengan mengacu kepada aspek aspek tertentu saja,
sedangkan al-tarbiyah mencakup keseluruhan aspek-aspek pendidikan.5
Di dalam al-qur’an , kata al-ta’lim disebut sebanyak 42 kali untuk pengertian
yang pada umumnya berarti mengajarkan, kata ta’lim digunakan tuhan untuk
mengajarkan kitab (Qs alMaidah:110), untuk memberitahu makan yang halal
dimakan dan baik ( Al-Maidah :4)6 dan lainya
kata Al-Ta’lim termasuk kata yang paling tua dan banyak digunakan dalam
kegiatan nonformal dengan tekanan utama pada pemberian wawasan, pengetahuan
atau informasi yang bersifat kognitif. Atas dasar ini, maka arti Al-Ta’lim lebih pas
diartikan pengajaran daripada diartikan pendidikan. Namun, karena pengajaran
merupakan bagian dari kegiatan pendidikan, maka pengajaran juga termasuk
pendidikan.

5
Rahmad Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: LPPI,2012), Cet ke-1, h. 9
6
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet,
ke-1, h. 93
3. Tazkiyah
Kata tazkiyah merupakan dari isim mashdar dari kata zakka yuzakki
tazkiyatan yang memiliki beberapa perngertian. Mengutip apa yang ditulis oleh
Abuddin Nata dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, tazkiyah berarti purification
(pemurnian dan pembersihan), pronouncment (pernyataan), integrity of credibility
(ketulusan dan kejujuran), attestation of awitness (pengertasaan atas kesaksian),
honorable record (catatan yang dapat dipercaya dan dihormati).7
Tazkiyah sangat diperlukan oleh masyarakat, karena tazkiyah sangat
berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Dalam Al-Qu’an, term tazkiyah dijumpai
antara lain pada Surat Al-Jum’ah Ayat 2.
‫ُهَو ٱَّلِذ ى َبَع َث ِفى ٱُأْلِّم ِّيۦَن َر ُس واًل ِّم ْنُهْم َيْتُلو۟ا َع َلْيِه ْم َء اَٰي ِتِهۦ َو ُيَز ِّك يِهْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم ٱْلِكَٰت َب َو ٱْلِح ْك َم َة َو ِإن َك اُنو۟ا ِم ن َقْبُل‬
‫َٰل‬
‫َلِفى َض ٍل ُّم ِبيٍن‬
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Kata yuzakkihim (mensucikan mereka) yang terdapat dalam ayat menurut
Quraish Shihab dapat diidentikkan dengan mendidik. Adapun mengajar seringkali
berkaitan dengan aktifitas transfer knowledge mengisi benak anak didik dengan
pengetahuan yang kaitanya dengan alam metafisik dan lain-lain.8
Kata al-tazkiyah juga digunakan sebagai asal dari kata zakat yang
berkonotasi al-numu al-hashil min barakat Allah, yang berarti pertumbuhan yang
dihasilkan dari keberkahan Allah S.W.T. Ar-Raghib Al-Asfahani menyatakan
bahwa keberkahan tersebut mencakup urusan dunia dan akhirat. Seperti pada
ucapan zaka al-zar’u maksudnya adalah membersihkannya, yang daripadanya
dihasilkan pertumbuhan dan keberkahan.
Di dalam Al-Qur’an kata al-zakat seringkali bersamaan dengan disebutnya
shalat seperti pada potongan Surat Al-Baqarah [2] Ayat 43. Dengan bersih dan
sucinya jiwa menyebabkan manusia memperoleh sifat-sifat kebaikan di dunia,
serta mendapatkan balasan pahala di akhirat.

7
Abuddin Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ken cana Prenada Media Group. hlm. 16.
8
H/M.Quriash Shihab (1996), “Membumikan Al-qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung:Mizan.H.172
Menurut G.M.Quraish Sihab bahwa mensucikan (Yuzakki) dapat
diidentikan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain mengisi benak anak
didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisikan dan fisika.
Dan terkadang dihubungkan dengan seorang hamba, yaitu bahwa kebersihan diri
itu sebagai alat untuk memperoleh petunjuk seperti potongan ayat:
‫َو َح َناًنا ِّم ن َّلُد َّنا َو َزَكٰو ًةۖ َو َك اَن َتِقًّيا‬
Artinya: Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari
dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa.
Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa aspek yang terdapat pada
kata tazkiyah sebagai berikut.
1) Aspek kegiatanya, yakni membersihkan diri secara batiniah, sifat moral,
akhlak dan karakter, dan bukan membersihkan diri secara fisik, karena
membersihkan diri secara fisik dijumpai pada kata tathir atau thaharah,
pengertian tazkiyah yang demikian erat kaitanya dengan arti pendidikan,
yang intinya membersihkan jiwa seorang dari berbagai penyakit jiwa.
2) Aspek pelakunya, yakni melakukan pembersihan diri pada seseorang, yang
dalam hal ini terkadang ditampilkan oleh tuhan, para nabi dan diri orang
bersangkutan. Hal ini bisa diartikan sebagai pelaku pendidikan, dalam hal
ini disebut pendidik, guru, atau dosen.
3) Aspek sasaran, yakni dikenai perbuatan pensucian yang dalam hal ini dapat
disebut sebagai siterdidik, dalam kaitan ini termasuk yang terdidik adalah
manusia.
4) Aspek sarana untuk mensucikan diri yang dalam hal ini ibadah ritual yang
dipahami maknanya secara mendalam.
4. Tadris

Kata al-Tadris berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan, yang dapat berarti
pengajaran atau mengajarkan. Selain itu, kata al-Tadris berarti Baqa' atsaruha wa
baqa' al Atsar yaqtadli inmihauhu fi nafsihi, yang artinya: sesuatu yang pengaruhnya
membekas, menghendaki adanya perubahan pada diri seseorang. Intinya, kata al-
Tadris berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada
dirinya.9
Didalam alqur’an kata darrasa dijumpai pada Qs Ali Imran ayat 79
‫َو َٰل ِكن ُك وُنو۟ا َر َّٰب ِنِّيۦَن ِبَم ا ُك نُتْم ُتَع ِّلُم وَن ٱْلِكَٰت َب َو ِبَم ا ُك نُتْم َتْد ُرُسوَن‬
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan
Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Dan Dalam Qs. Sabaa ayat 44


‫َو َم ٓا ٰا َتْيٰن ُهْم ِّم ْن ُكُتٍب َّيْد ُرُسْو َنَها َو َم ٓا َاْر َس ْلَنٓا ِاَلْيِهْم َقْبَلَك ِم ْن َّنِذ ْيٍۗر‬
“Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca
dan Kami tidak pernah mengutus seorang pemberi peringatan kepada mereka
sebelum engkau (Muhammad)”
Dalam ayat diatas bisa dipahami bahwa ahli kitab mempelajari al-kitab
tetapi mereka tidak mengamalkanya, dengan demikian inti dari belajar adalah usaha
untuk memperoleh kesan atau pengaruh dari apa yang dipelajari, dalam bentuk
hafalan yang tersimpan dalam memori.
Kata al-Tadris, termasuk yang sudah banyak digunakan para ahli pendidikan,
bahkan pada perguruan tinggi Islam. kata al-Tadris digunakan untuk nomenklatur
jurusan atau program studi yang mempelajari ilmu-ilmu umum, seperti matematika,
biologi, ilmu pengetahuan sosial, ilmu budaya dan dasar, dan fisika.

5. Al- Tafaqquh
Al-Tafaqquh berasal dari kata Tafaqqaha yatafaqqahu Tafaqquhan yang
berarti mempelajari. Kata tafaqquh berasal dari kata faqiha atau fiqih yang berarti
al-tawashul ila ilm ghaib bi ilm syahid fahuwa akhasa nin ilm, yaitu
menghubungkan kepada pengetahuan yang ghaib (Rasional) dengan ilmu yang
tampak.
Dalam alquran kata tafaqquh diulang sebanyak 20 kali dengan pengertian
sebagai berikut.

9
Abudddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,hal 21.
1) Digunakan untuk arti memahami, sebagai mana terdapat dalam potongan ayat
Qs. Al-An’am ayat 65

‫ُاْنُظْر َكْيَف ُنَص ِّر ُف اٰاْل ٰي ِت َلَع َّلُهْم َيْفَقُهْو َن‬


Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda
(kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).
Dan Qs al a’raf ayat 179:
‫َلُهْم ُقُلوٌب اَّل َيْفَقُهوَن ِبَها‬
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah)

2) Digunakan untuk arti mengetahui, sebagaimana dalam potongan ayat yang


berbunyi.
ۗ ‫َقْد َفَّص ْلَنا اٰاْل ٰي ِت ِلَقْو ٍم َّيْفَقُهْو َن‬
Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kebesaran Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui.
3) Digunakan untuk arti mengerti, seperti dalam potongan ayat Qs. Al-anfal ayat
70.
‫َصَر َف ٱُهَّلل ُقُلوَبُهم ِبَأَّنُهْم َقْو ٌم اَّل َيْفَقُهوَن‬
Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang
tidak mengerti.
Berdasarkan informasi ayat ayat tersebut terlihat bahwa kata al-tafaqqahun
mengandung arti memahami, memgetahui, memgerti dan memperdalam. Pengertian
pengertian ini erat kaitanya dengan kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan dan sebagainya yang menjadi bagian integral dalam
kegiatan belajar mengajar yang terdapat dalam kegiatan pendidikan.
6. Tazkirah
Kata al-Tadzkirah berasal dari kata dzakkaraa yudzakkiru tadzkirotan, yang
berarti peringatan, mengingatkan kembali.10 Selain itu, juga berarti sesuatu yang

10
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, hal 134
perlu diperingatkan yang sifatnya lebih umum dari pada indikasi (addilalah) atau
tanda-tanda ( al imarah ).
Kata tazkirah diulang sebanyak 9 kali didalam al-qur’an, diantaranya yaitu
dalam Qs. Thaha ayat 2-3
‫ِإاَّل َتْذ ِكَر ًة ِّلَم ن َيْخ َش ٰى‬
Artinya: Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)
Dari ayat diatas bisa dipahami bahwa kata tazkirah berarti peringatan agar
orang tidak lengah dan juga agar dengan peringatan tersebut seseorang dapat
menangkap pesan yang terkandung didalamnya.
Dari beberapa arti kata altadzkirah tersebut ternyata ada arti yang
berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran, yaitu mengingatkan
kembali atau memberikan peringatan, karena didalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran terdapat kegiatan yang bertujuan mengingatkan peserta didik agar
memahami sesuatu atau mengingatkan agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang
keji.
Dengan demikian terlihat dengan jelas, bahwa al-Qur’an telah menghimpun
berbagai istilah yang berkaitan dengan pendidikan dalam perspektif yang amat luas,
utuh, komprehensif, dan modern.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Departemen Agama, 2009.

Jalal, Abdul Fattah. Azas-azas Pendidikan Islam. Terj. Herry Noer, Bandung:
Diponegoro, 1988.

Khadr, Muhammad Zaki Muhammad. Mu‘jam Kalimat al-Qur’an al-Karim. Juz 12,
2005.

Nasution, Harun. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: Universitas Indonesia, 1982.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Qaththan, Manna’. Mabāhits fī ‘Ulūm al-Qur’ān. Riyād: Mantsurāt al-‘Ashr al-Hadīs, tt.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Jilid I, Jakarta: Lentera Hati, 2000.

Syahidin. Menelusuri Metode Pendidikan dalam al Qur’an. Bandung: Alfabeta, 2009.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya, 2010.

Nama (neliti.com)

Anda mungkin juga menyukai