Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TARBIYAH DAN TA’LIM DALAM AL-QUR’AN


Di ajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan
Dalam Al-Qur’an

Oleh Kelompok 2
Rahmadila Rahayu (2123219)
Hendra (2123225)
Safni (2123237)

Dosen Pengampu : Ismiati, MA.

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) BUKITTINGGI
2024 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Tarbiyah dan
Ta’lim dalam Al-Qur’an”.
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini,penulis berharap pembaca
dan pengguna mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana yang
tertera dalam tujuan pembuatan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Demikianlah penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwasanya
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran, kritikan, dan masukan yang membangun.

Bukittinggi, 12 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.Latar belakang ................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C.Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Tarbiyah ........................................................................................ 3
B. Ayat-ayat tentang Tarbiyah ............................................................................ 4
C. Pengertian Ta‟lim ......................................................................................... 11
D. Ayat-ayat tentang Ta‟lim .............................................................................. 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
A.Kesimpulan .................................................................................................... 19
B.Saran .............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat jibril


kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjiza terbesarnya, Al-Qur‟an juga lah
yang sumber hukum utama dalam agama islam. Al-Qur‟an berperan penting
dalam membimbing kehidupan manusia agar bisa menjadi lebih baik. Dalam Al-
Qur‟an terdapat banyak ajaran Tarbiyah dan juga Ta‟lim yang sangat penting
dalam pembentukan karakter manusia yang baik.

Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun


sebuah peradaban, khususnya peradaban yang islami, bahkan ayat pertama
diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah
Rasulullahpun dalam menyebarkan islam dan membangun peradaban tidak lepas
dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat.

Oleh karena itu disini pemakalah ingin memaparkan mengenai tarbiyah


dan tak‟lim yang sangat erat sekali hubungannya dengan pendidikan islam yang
dimana terdapat pula ayat-ayat di dalam Al-Qur‟an yang membahas mengenai hal
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tarbiyah?
2. Apa saja ayat-ayat yang membahas mengenai Tarbiyah dalam Al-Qur‟an?
3. Apa pengertian dari Ta‟lim?
4. Apa saja ayat-ayat yang membahas mengenai Ta‟lim dalam Al-Qur‟an?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari Tarbiyah

1
2. Memahami kandungan dari ayat-ayat yang membahas mengenai Tarbiyah
dalam Al-Qur‟an
3. Memahami pengertian dari Tssa‟lim
4. Memahami kandungan dari ayat-ayat yang membahas mengenai Ta‟lim
dalam Al-Qur‟an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tarbiyah
Menurut ilmu bahasa tarbiyah berasal dari tiga kata, pengertian kata
Pertama, kata raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabba-
rabiya-yarba yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba-yarubbu
yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara.
Kata al-Rab yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata tarbiyah berarti
menumbuhkan atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.
kata al-Rab dalam bentuk ma'rifah dengan alif dan lam hanya digunakan untuk
Allah SWT.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tarbiyah diartikan sebagai
pendidikan.2

Pengarang tafsir Al Baidhawi dalam menafsirkan firman Allah SWT yang

terdapat pada surat Al-Fatihah , mengatakan “Asalnya Ar Rabb

merupakan masdar (sebutan) yang bermakna tarbiyah, yaitu menyampaikan


sesuatu menuju titik kesempurnaan sedikit demi sedikit.”

Dari uraian diatas dapat kita dapat menyebutkan lima sisi pengertian
tarbiyah secara berkesinambungan yang satu sama yang lain berbeda sesuai
dengan pembentukannya:

1. Tarbiyah adalah menyampaikan sesuatu untuk mencapai kesempurnaan.


Bentuk penyampaiannya satu dengan yang lain berbeda dengan
pembentukannya.
2. Tarbiyah adalah menetukan tujuan melalui persiapan sesuai batas
kemampuan untuk mencapai kesempurnaan.

1
Raghib al-Asfahaniy.1997.Mu'jam al-Mufradat li Alfazh al-Qur'an.Damaskus: Dar al-
Qalam. hlm.336
2
Zakiyah Daradjat,dkk.2004.ilmu pendidikan islam.Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 25

3
3. Tarbiyah adalah sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi
sedikit oleh seorang pendidik. Pandai memotivasi serta memiliki
kemampuan yang matang merupakan hal yang penting dalam keberhasilan
tarbiyah. Selain itu, tahap perkembangan dalam tarbiyah harus disertai
sikap mendahulukan yang umum dari pada yang khusus, dan
mendahulukan yang paling penting diantara yang penting.
4. Tarbiyah dilakukan secara berkesinambungan. Artinya tahapan-
tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas tertentu,
terhitung dari buaian sampai liang lahat.
5. Tarbiyah adalah tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu
maupun secara keseluruhan. Kita telah memahami sasaran tarbiyah adalah
kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah
tarbiyah adalah mencapai keridhaan Allah SWT.3
B. Ayat-ayat tentang Tarbiyah
1. QS.Al-Isra’:24

ۗ
Artinya: “Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada
waktu kecil.”

 Asbabun Nuzul
Surah al isra' (perjalanan malam), hampir seluruh ahli tafsir
berpendapat bahwa peristiwa isra' itu terjadi setelah Nabi Muhammad Saw
menjadi Rosul. Peristiwanya satu tahun sebelum hijrah. Demikian menurut
Imam Az Zuhri Ibnu Saad dan lain lainnya. Imam Nawawi memastikan
yang demikian. Bahkan menurut Ibnu Hasan bahwa peristiwa Isra‟ itu
terjadi bulan Rajab tahun yang kedua belas dari diangkatnya Muhammad
menjadi Nabi.4

3
Najib khalid al „amir.1994.Tarbiyah Rosulullah.Jakarta:Gema Insani press.hlm.22
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirannya (Yogyakarta: Dana
Bakti Wakaf) h 513-514

4
Surat ini mempunyai beberapa nama, antara lain yang paling
popular adalah surat Al-Isra‟ dan surat Bani Israil. Ia dinamai al-isra‟
karena awal ayat ini berbicara tentang Al-Isra‟ yang merupakan uraian
yang tidak ditemukan secara tersurat selain pada surat ini. Demikian juga
dengan nama Bani Israil, karena hanya disini diuraikan tentang pembinaan
penghancuran bani israil. Ia juga dinamakan subhana karena awal ayatnya
dimulai dengan ayat tersebut. Nama popular bagi kumpulan ayat ini pada
masa Nabi adalah surat Bani Israil. surat Al-Isra‟ merupakan salah satu
surat makiyyah. Surat Al-Isra‟ diturunkan di kota Makkah, dalam urutan
yang ada dalam Al-Qur‟an, surat Al Isra‟ berada setelah surat An-Nahl dan
memiliki 111 ayat.5
 Penafsiran dari para ahli
a. Tafsir al-Misbah

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan.” Yakni tawadhu‟lah dalam tingkah lakumu

Maksud potongan ayat di atas adalah rendahkanlah dirimu terhadap


mereka berdua dengan penuh kesayangan adalah hendaknya seorang
anak selalu menyenangkan hati kedua orang tuanya berapapun
besarnya, baik itu dengan perkataan, dengan sikap dan perangai yang
baik, dan jangan sekali-kali menyebabkan mereka itu murka atau benci
atas putra-putrinya.

“Wahai Rabbku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka


berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Maksudnya, berdo‟alah bagi

5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm.401

5
mereka berdua disaat mereka sudah tua dan ketika mereka telah
meninggal dunia.

Maksud dari potongan ayat di atas adalah janganlah kamu merasa


cukup dengan kasih sayangmu yang telah kamu berikan kepada mereka
berdua, karena kasih sayangmu itu tidaklah kekal. Akan tetapi,
hendaklah kamu berdoa kepada Allah agar dia mengasihi keduanya
dengan kasihnya yang kekal, dan jadikanlah do‟a itu sebagai balasan
atas kasih sayang dan pendidikan yang telah mereka berikan kepadamu
saat kamu masih kecil.6

b. Tafsir ibnu katsir


Allah SWT berfirman, bahwa hendaklah kamu berbuat dan
bersikap baik dan hormat terhadap kedua Ibu Bapakamu. Jika kedua Ibu
bapakmu atau salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, jangan sekali-kali kamu memperdengarkan
kepada mereka atau kepada salah seorang di antara mereka kata-kata
kasar dan tidak sopan bahkan sepatah kata “ah”. Jangan lah sekali-kali
kamu lontarkan di hadapan mereka.
Janganlah membentak-bentak mereka berdua atau salah seorang di
antara mereka. Tetapi sebaliknya hendaklah kamu mengucapkan
katakata yang normal. Sopan santun, lemah-lembut di hadapan mereka.
Rendahkanlah dirimu kepada mereka dengan penuh kasih sayang dan
berdo‟alah untuk mereka berdua dengan mengucapkan “Ya Tuhanku,
kasihanilah dan rahmatilah kedua ayah ibuku, sebagaimana mereka
berdua telah mendidikku sewaktu aku kecil dengan penuh kasih
sayang”
Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah SWT memerintahkan agar
merendahkan diri kepada kedua orang tua degan penuh kasih sayang
yang dimaksud mrendahkan diri dalam ayat ini adalah mentaati apa
yang mereka perintahkan selama perintah itu tidak bertentangan dengan

6
Ibid.hlm.352

6
hukum syara. Taat anak kepada orang tua merupakan tanda kasih
sayang pada kedua orang tuanya yang sangat diharapkan terutama pada
saat kedua ibu bapak itu membutuhkan pertolongan.7
Ditegaskan bahwa sikap rendah diri itu dilakukan dengan penuh
kasih sayang agar tidak sampai terjadi sikap rendah diri yang dibuat-
buat hanya sekedar untuk menutupi celaan orang lain atau untuk
menghindari rasa malu pada orang lain, akan tetapi sikap rendah diri itu
betul-betul dilakukan karena kesadaran timbul dari hati nurani.8
 Analisa pendidikan
1) Pendidikan akhlak dalam keluarga
Agama Islam telah memberikan penjelasannya, yaitu hendaklah
setiap anggota keluarga, baik orang tua maupun anak untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing dan kewajiban yang telah
diembankan kepadanya. Adapun tugas yang paling utama bagi seorang
anak adalah berbakti, taat dan patuh kepada orang tua, di samping itu
juga seorang anak harus berusaha untuk menghindari terhadap suatu
sikap, perbuatan atau perkataan yang dapat menyebabkan kedua orang
tuanya kecewa.
orang tua memiliki kedudukan sebagai pemimpin dalam rumah
tangga, bukan berarti orang tua bebas untuk menuntut anaknya agar
selalu berbakti kepadanya tanpa menyadari kewajibannya terhadap
anak-anaknya. Memang benar baerbakti kepada orang tua merupakan
kewajiban anak, tetapi hendaknya orang tua juga menuntut dirinya
sendiri untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Tidak
tepat jika orang tua hanya menuntut anaknya untuk selalu berbakti,
namun orang tua tidak pernah menuntut dirinya untuk memberikan
pendidikan yang terbaik kepada anaknya. Sebab, bagaimana mungkin
anak akan berbakti jika anak tidak pernah diberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang bagaimana berbakti kepada orang tua.
7
Salim bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafrsir Ibnu Katsir (Surabaya:
Bina Ilmu, 2004), 31
8
Ibid.hlm.32

7
2) Pendidikan aqidah
anak-anak harus lebih dahulu diajarkan tentang ketuhanan yaitu
Allah SWT, dengan menumbuhkan keyakinan mempercayai Allah
sebagi Tuhan yang tunggal, melarang melakukan perbuatan syirik,
selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, meyakini adanya malaikat-
malaikat Allah SWT, meyakini adanya kitab-kitab Allah SWT,
meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT, meyakini adanya hari
pembalasan dan meyakini qadha dan qhadar. Aqidah ini merupakan
pembelajaran yang paling utama dalam pendidikan bagi seorang anak.
3) Metode orang tua dalam mendidik anak
Dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya hendaklah orang
tua menggunakan metode atau cara, agar pendidikan yang diberikan
dapat berpengaruh terhadap anak-anaknya, diantaranya ada:
 metode kisah, kisah termasuk metode pendidikan yang efektif,
sebab ia dapat mempengaruhi perasaan yang kuat. Akan tetapi
cerita yang disampaikan kepada anak tidak menyimpang dari
kaidah-kaidah syariat, jauh dari khayalan, dusta dan kerusakan.
 metode pembiasaan dan keteladan, biasakan anak melakukan
kebaikan. Sebab bila anak terbiasa mengerjakan secara teratur,
maka ia akan menjadi sebuah kebiasaan.
 metode diskusi, tugas utama orang tua adalah merawat dan
memenuhi kebutuhan anak, serta menciptakan suasana yang
nyaman di rumah namun tidak hanya itu, orang tua juga harus
membangun kedekatan dengan anak, karena ini sangat penting
dan berdampak besar baginya.
 metode nasihat (mauidlah), nasihat yang baik termasuk sarana
yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Apalagi
nasihat yang orang tua sampaikan tulus dari hati yang paling
dalam.

8
 metode pemberian ganjaran, pendidkan anak dalam Islam
dimulai dengan metode pengarahan yang baik serta mengajak
anak pada nilai-nilai mulia penuh dengan kesabaran.
2. QS.Asy-Syu’ara:18

ۗ
Artinya: “Dia (Fir„aun) berkata, “Bukankah kami telah mengasuhmu dalam
lingkungan (keluarga) kami, waktu engkau masih bayi dan engkau tinggal
bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”

 Asbabun nuzul
Surah Asy-Syu'ara atau Surah Asy-Syu'ara' adalah surah ke-26 dari
Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surah-surah
Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'ara (kata jamak dari Asy Sya'ir yang
berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuara yang terdapat pada ayat 224.
Banyak nilai-nilai yang berharga dari bebagai kisah-kisah para Nabi yang
umat mereka dipunahkan serta sebagian riwayat tiga hamba Allah yang
dimuliakan Musa, Harun dan Ibrahim.
 Penafsiran dari para ahli
a. Tafsir Al Misbah
Fir'aun tidak menanggapi perintah Allah yang disampaikan Nabi
Musa as. itu. Dia berkata mengingatkan Nabi Musa as. tentang masa
lalunya serta apa yang dianggap olehnya sebagai jasa. Katanya:
“Bukankah kami dengan segala kebesaran dan fasilitas yang kami
miliki telah mengasuhmu di antara keluarga kami, waktu engkau
masih bayi yakni baru lahir dan engkau tinggal bersama kami saja
tidak bersama keluarga lain menghabiskan beberapa tahun lamanya
dari umurmu.
Ibn „Asyur mengutip beberapa sejarawan Mesir yang berpendapat
bahwa Fir'aun yang memungut Nabi Musa as. sewaktu bayi adalah
Ramses II yang bernama Marenptah, tetapi dialog di atas terjadi pada
masa putra Ramses II itu yang naik tahta setelah ayahnya meninggal
pada pertengahan abad XV SM. Agaknya Fir'aun Marenptah II putra

9
Ramses II itu diasuh bersama Musa oleh Ramses II itu. Ibn „Asyur
juga mengemukakan bahwa Nabi Musa as. tinggal di tengah keluarga
Fir'aun selama empat puluh tahun. Ulama lain seperti dalam Tafsir al-
]alalain berpendapat selama tiga puluh tahun.9
Thabathaba‟i memahami ucapan Fir'aun yang diabadikan oleh ayat
18 di atas, m engandung bantahan terhadap kerasulannya. Seakan-
akan Fir'aun berkata: “Engkau kami pelihara sejak kecil, engkau pun
tinggal sekian tahun bersama kami. Kami mengenal namamu dan
sifat-sifatmu, tidak ada yang kami lupakan, maka bagaimana mungkin
engkau memperoleh kerasulan itu, padahal kami mengenalmu?”Nah,
jika demikian, dari mana kerasulan ini engkau peroleh, dan bagaimana
muflgkin engkau menjadi Rasul padahal demikian itulah
keadaanmu?”.
Ada juga ulama yang memahami kekufuran yang dimaksud oleh
Fir'aun adalah kekufuran tentang agama dan ketuhanan yang diakui
Fir'aun hanya buat dirinya. Fir'aun juga memahami keberadaan Nabi
Musa as. di tengah-tengah Fir'aun dan keluarga kerajaan berarti
pengakuan dan pemelukan agama yang dianut Fir'aun dan bangsa
Mesir. Pendapat ini antara lain dianut oleh Sayyid Quthub yang
menyatakan bahwa seakan-akan Fir'aun berkata kepada Nabi Musa
as.: “Kini engkau datang menyebutnyebut Rabbul„Alam in/Tuhan
semesta alam. Padahal sewaktu engkau berada di sisi kami, engkau
tidak mengenal-Nya dan tidak juga berbicara tentang Tuhan semesta
alam itu.”10
b. Tafsir Ibnu Katsir
Maka dia berkata: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara
(keluarga) kami waktu kamu masih kanak-kanak." Yaitu, bukankah
engkau telah kami asuh di lingkungan kami, di rumah kami, dan di
pembaringan kami. Kami telah memberikan kesenangan selama
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm.21-22
10
Ibid.hlm.23

10
beberapa tahun, kemudian setelah itu engkau balas kebaikan itu
dengan perilakumu membunuh seorang laki-laki di antara kami dan
engkau berusaha mengingkari pemberian kami kepadamu.11
 Analisa Pendidikan
Dalam QS.Asy-Syu‟ara:18 terdapat unsur pendidikan yang telah
diajarkan Fir‟aun kepada Nabi Musa as. Yang mana bahwa pendidikan itu
juga terdapat pada pendidikan keluarga, yang dimulai dari bayi hingga
dewasa.

C. PENGERTIAN TA’LIM
Secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari „alama-yu‟alimu-ta‟liman),
secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian
pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Istilah mu'allim atau pengajar yang
berarti orang yang melakukan pengajaran, juga dimunculkan dalam Hadis Nabi
Muhammad saw. bersabda; "Ajarkanlah mereka untuk ta'at kepada Allah dan
takut berbuat maksiat kepada Allah serta suruhlah anak-anak kamu untuk
menaati perintah- perintah dan menjauhi larangan-larangan. Karena itu akan
memelihara mereka dan kamu dari api neraka" (HR. Tirmidzi dan Darimi dari
Abu Umamah al-Bahili r.a.).
Ta'lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan
kognitif semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta'lim hanya
mengedepankan proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu'alim) dan
yang diajar (muta'alim). Ta'lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu
menjadi tahu. Dari perkataan Sa'ad bin Waqash, memberi makna anak-anak yang
tidak tahu tentang riwayat Rasulullah saw., diajarkan sehingga menjadi tahu.

Apabila pendidikan Islam diidentikkan dengan ta'lim, para ahli


memberikan pengertian sebagai berikut:

11
Abdullah Bin Muhammad Alu Syaikh.2012.TafsirIbnu Katsir jilid 6.Pustaka Imam
Asy-Syafi‟i.hlm.492

11
1. Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan ta'lim sebagai proses pemberian
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman
amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari segala
kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang
memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang
bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. Ta'lim menyangkut
aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam
hidup serta pedoman perilaku yang baik. Ta'lim merupakan proses yang
terus-menerus diusahakan semenjak dilahirkan, sebab menusia dilahirkan
tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia dibekali dengan berbagai potensi
yang mempersiapkannya untuk meraih dan memahami ilmu pengetahuan
serta memanfaatkannya dalam kehidupan
2. Menurut Rasyid Ridha, ta'lim adalah proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu. Definisi ini berpijak pada firman Allah yang berbunyi:

ۗ ۗ ۗ
ۗ
Artinya: "Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. al-Baqarah: 31)
Rasyid Ridha memahami kata allama Allah kepada Nabi Adam As,
sebagai proses transmisi yang dilakukan secara bertahap sebagaimana
Adam menyaksikan dan menganalisis asma-asma yang diajarkan Allah
kepadanya. Dari penjelasan ini disimpulkan bahwa pengertian ta'lim lebih
luas atau lebih umum sifatnya daripada istilah tarbiyah yang khusus
berlaku pada anak-anak. Hal ini karena ta'lim mencakup fase bayi, anak-
anak, remaja, dan orang dewasa, sedangkan tarbiyah, khusus pendidikan
dan pengajaran fase bayi dan anak-anak.12

12
Suyuti Pulungan.2019.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana.hlm.22-23

12
D. Ayat-ayat tentang Ta’lim
1. QS.Al-Jumu’ah:2

ۗ ۗ
ۗ
Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada
kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan
kepada mereka Kitab (Al-Qur‟an) dan Hikmah (sunah), meskipun
sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

 Asbabun Nuzul
Sebab turunnya Surat Al Jumuah berkenaan dengan peristiwa
Shalat Jumat yang ditinggalkan para sahabat untuk melihat kafilah dagang
dari Syam. Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin
Abdullah menceritakan, saat itu Rasulullah sedang menyampaikan khutbah
Jumat di Madinah. Ayat ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan
Nabi Ibrahim a, ketika dia mendo'akan penduduk Makkah agar Allah
mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang
dapat membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan dan
mengajarkan mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Kemudian Allah mengutus
Rasul-Nya kepada mereka, segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah-
setelah sekian lama Rasul tidak muncul dan tidak adanya bimbingan yang
lurus, padahal kebutuhan terhadapnya begitu mendesak. Dan Allah telah
murka kepada penduduk bumi, baik kepada orang Arab maupun non Arab,
kecuali beberapa orang dari Ahlul Kitab yang masih berpegang teguh pada
apa yang dibawa oleh 'Isa putera Maryam. Oleh karena itu turunlah ayat
ini.13
 Penafsiran dari para ahli
a) Tafsir Al-Wasith

13
Abdullah Bin Muhammad Alu Syaikh.2012.TafsirIbnu Katsir jilid 2.Pustaka Imam
Asy-Syafi‟i.hlm.527

13
Seluruh makhluk yang berakal maupun yang mati senantiasa
menyucikan dan memuliakan Allah, sebagai pengakuan akan
keberadaan, keesaan dan kekuasaan-Nya. Juga ka rena Dia adalah Raja
langit dan bumi, Yang mengatur keduanya dengan perintah dan
hikmah-Nya, yang tersucikan dari segenap kekurangan dan cacat, Yang
Mahakuat di dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya, Yang Maha Perkasa
dan Maha menundukkan yang tidak terkalahkan oleh siapapun, Yang
Mahasempurna kemuliaan dan hikmah-Nya, Yang mengokohkan
pengaturan dan tindakan-Nya pada segala sesuatu.
Huruf lam pada firman Allah, "Yusabbihu lillaahi bertasbih kepada
Allah." adalah huruf tambahan yang fungsinya adalah penegasan dan
penetapan. Allah SWT adalah yang mengutus rasul kepada bangsa Arab
yang buta huruf, di mana sebagian besar mereka tidak bisa membaca
dan menulis, Dia Yang mengutus kepada mereka seorang rasul dari
kalangan mereka sendiri, sehingga dia juga buta huruf sama seperti
mereka. Dia membacakan kepada me- reka ayat-ayat Al-Qur'an,
menyucikan mereka dari kesyirikan, mengembangkan kebaikan di
antara mereka, mengajarkan Al-Qur'an, sunnah dan ajaran-ajaran
syariat, meskipun sebelum kedatangannya mereka berada di dalam
kesalahan yang nyata dan terjauh dari kebenaran. "Kitab di dalam ayat
tersebut ada- lah wahyu yang dibacakan, yaitu Al-Qur'an. Sedangkan
'hikmah' adalah sunnah dan ajar- an-ajaran syariat. Yakni, dia
mengajarkan hukum-hukum agama dan Al-Qur'an. Ayat kuenjelaskan
bilangan nikmat Allah SWT pada bangsa Arab yang telah diutamakan
Alla sebagai umat pertama yang menerima sema karunia tersebut.14
Bangsa Arab disifati sebagai bangsa yang buta huruf, sebab
kebanyakan dari mereka tidak mampu baca tulis, sebagaimana disubut
kan di dalam sabda Rasulullah saw-seperti yang diriwayatkan Bukhari,
Muslim, abu Daud dan Nasa'i:

14
Wahbah Az-zahili.2013.TafsirAl-Wasith.Jakarta:Gema Insani.hlm.646

14
Artinya: "Kita adalah umat yang buta huruf, tidak menguasai ilmu hitung
dan tidak menulis, satu bulan adalah sekian dan sekian." Yakni, dua puluh
sembilan hari atau tiga puluh hari."
Sifat buta huruf ini juga sebagai penegas untuk menjelaskan
nikmat atas bangsa Arab, dengan mengingatkan kondisi mereka terdahulu
yang berseberangan dengan hidayah, yaitu tenggelam di dalam kesesatan.
Kalimat, "dari kalangan mereka sendiri menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad saw, seorang Arab dari kabilah Bani Hasyim, adalah berasal
dari bangsa Arab murni.
b) Tafsir ibnu Katsir
Ayat ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan Nabi
Ibrahim a, ketika dia mendo'akan penduduk Makkah agar Allah mengutus
kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang dapat
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan dan meng ajarkan
mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Kemudian Allah mengutus Rasul-Nya
kepada mereka, segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah- setelah sekian
lama Rasul tidak muncul dan tidak adanya bimbingan yang lurus, padahal
kebutuhan terhadap-nya begitu mendesak. Dan Allah telah murka kepada
penduduk bumi, baik kepada orang Arab maupun non Arab, kecuali
beberapa orang dari Ahlul Kitab yang masih berpegang teguh pada apa
yang dibawa oleh 'Isa putera Maryam sa. Oleh karena itu, Allah
berfirman:15

ۗ ۗ
ۗ

Artinya: "Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-

15
Tafsir ibnu katsir jilid 2.hlm.527

15
Hikmah (as-Sunnah) Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata."
Yang demikian itu karena orang-orang Arab dahulu berpegang
teguh kepada agama Ibrahim, namun mereka mengganti, merubah,
memutarbalikkan, menyimpangkan darinya, serta menukar tauhid dengan
syirik, dan merubah keyakinan dengan keraguan. Mereka membuat
perkara-perkara baru yang tidak diizinkan oleh Allah sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Ahlul Kitab yang mengganti, menyeleweng kan, dan
merubah kitab-kitab mereka, serta menakwilkannya.
 Analisa pendidikan
Dalam ayat tersebut terdapat unsur pendidikan bahwa Alllah SWT
telah mengirim Nabi Saw, kepada orang-orang yang buta huruf (Arab).
Yang dimaksud dengan alkitab dan alhikmah adalah pendidikan yang
didasarkan pada al-qur‟an dan sunnah sesuai ajaran syariat islam.16
2. QS.Al-Imran:164

ۗ
ۗ
Artinya: “Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-
orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul
(Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab Suci (Al-Qur‟an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum
itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

 Asbabun Nuzul
Surat Ali Imran berisikan Surat Madaniah yang berisi total 200
ayat. Ibnu Katsir menyebutkan, diturunkan 83 ayat pertama tentang
kedatangan rombongan Najran pada 9 Hijriah. Tafsir Al-Washit
menyebutkan bahwa surat ini dinamakan Surat Ali Imran karena memuat
kisah keluarga Imran yang cukup detail dan tidak terdapat pada surat-surat

16
Ibid.hlm.578

16
lainnya. Keluarga Imran adalah Isa, Yahya, Maryam dan ibunya. Imran
sendiri merupakan ayah kandung dari Maryam, ibunda Isa.
 Penafsiran dari para ahli
a) Tafsir Al-Qur‟anul Karim
Selanjutnya Allah menyatakan betapa besar nikmat karunia-Nya
yang telah dilimpah- kan-Nya kepada kaum Mukmin. Diturunkannya
seorang Rasul di antara suatu kaum dari bangsa mereka sendiri
dengan keistimewaannya yang luar biasa, berakhlak utama, manusia
sempurna bijaksana. Tidak satu pun cacat cela terdapat pada dirinya.
Dialah yang memimpin umat ke jalan yang benar membersihkan
mereka dari segala noda dan with ajan mereka berbagai hikmat dan
ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sebelum itu mereka adalah bangsa yang
sejahil-jahilya, hidup dalam kegelapan, penyembah berhala, suka
melakukan yang segala macam kekejaman dan kejahatan. Tidak satu
pun cahaya petunjuk yang dapat menyinari jalan hidup mereka,
Makasa dah seharusnya mereka itu bersyukur sebesar-besar syukur
kepada Allah, patuh dan setia mengikuti petunjuk Rasul itu, tidak
mengingkari ajaran-ajarannya seperti tingkah laku kaum kafir laknat
itu.17
b) Tafsir Al-Wasith
Rasul berperan dalam menyucikan jiwa, membersihkannya dari
setiap kotoran, kekejian, kerendahan, kekafiran, dan kemaksiatan.
Dari tengah masyarakat jahiliah tersebut beliau mampu melahirkan
satu umat yang memiliki sistem, hukum, kebijakan politik dan
administrasi yang mengungguli semua sisem yang pernah ada
sebelumnya. Rasul juga meng ajarkan kepada umatnya Al-Qur'an,
penulisan, hikmah, dan sunnah nabawiyah, sehingga dari kalangan
mereka muncul sosok-sosok penulis, ulama, ahli bijak, dan pionir

17
Nur Idris.2015.Tafsir Al-Qur’anul Karim.Jakarta:Perkumpulan Haji Muhammad Nur
Idris.hlm.352-353

17
dalam semua bidang ilmu pengetahuan, meskipun sebelumnya mereka
berada di dalam kebingungan dan kesesatan yang nyata.
Kesimpulannya, bahwasanya risalah langit menghendaki agar umat
manusia menjaga hak-hak, sehingga tidak ada pencurian ataupun
pengkhianatan dalam pembagian harta ram- pasan perang. Mereka
akan menjadi umat yang modern (beradab dan madani) bila mereka
mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur'an, memahami rahasia-rahasia syariat,
dan mengamalkan manhaj dan sirah Nabi saw. yang harum
semerbak.18
 Analisa pendidikan
Bahwasanya Allah telah memberi karunianya kepada orang-orang
mukmin, dengan di utusnya Nabi Muhammad Saw sebagai utusan
allah untuk mengajarkan berbagai ayat-ayat Al-Qur‟an. Maksud dari
ayat tersebut jika dalam pendidikan maka maksud dari membaca dan
mensucikan adalah bahwa dengan pendidikan, dengan membaca maka
hal-hal tersebut dapat menenangkan, membersihkan jiwa kita.

18
Ibid.Tafsir al-wasith.hlm.232

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut ilmu bahasa tarbiyah berasal dari tiga kata, pengertian kata
Pertama, kata raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabba-
rabiya-yarba yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba-yarubbu
yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara.
Kata al-Rab yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata tarbiyah berarti
menumbuhkan atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.
kata al-Rab dalam bentuk ma'rifah dengan alif dan lam hanya digunakan untuk
Allah SWT. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tarbiyah diartikan sebagai
pendidikan.
Ayat-ayat Al-Qur‟an yang membahas mengenai Tarbiyah yaitu, QS.Al-
Isra:24, dan QS.Asy-Syu‟ara:18
Ta'lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan
kognitif semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta'lim hanya
mengedepankan proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu'alim) dan
yang diajar (muta'alim). Ta'lim juga mewakili ungkapan proses dari tidak tahu
menjadi tahu. Dari perkataan Sa'ad bin Waqash, memberi makna anak-anak yang
tidak tahu tentang riwayat Rasulullah saw., diajarkan sehingga menjadi tahu.
Ayat-ayat Al-Qur‟an yang membahas mengenai Ta‟lim yaitu QS.Al-
Jumu‟ah:2 dan QS.Al-Imran:164.
B. Saran
Dengan berakhirnya penulisan makalah ini, penulis menyadari bahawa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga dengan
ditulisnya makalah ini dan menambah ilmu dan manfaat terkhusus bagi para
pembaca dan bagi kami sendiri sebagai pemakalah. Dan kami mengharapkan
kritik dan saran yang membagun agar makalah ini bisa lebih baik lagi
kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al-Asfahaniy, Raghib.1997.Mu'jam al-Mufradat li Alfazh al-Qur'an.Damaskus:


Dar al-Qalam.
Az-zahili,Wahbah.2013.TafsirAl-Wasith.Jakarta:Gema Insani.
Bahreisy, Salim dan Bahreisy, Said. 2004. Terjemah Singkat Tafrsir Ibnu Katsir
(Surabaya: Bina Ilmu,)
Daradjat, Zakiyah.2004.ilmu pendidikan islam.Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirannya
(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf)
Idris,Nur.2015.Tafsir Al-Qur’anul Karim.Jakarta:Perkumpulan Haji Muhammad
Nur Idris.
Khalid al „amir, Najib.1994.Tarbiyah Rosulullah.Jakarta:Gema Insani press.
Muhammad Alu Syaikh, Abdullah Bin.2012.TafsirIbnu Katsir.Pustaka Imam
Asy-Syafi‟i.
Pulungan, Suyuti.2019.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana.
Shihab, M. Quraish. 2002.Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an (Jakarta:Lentera Hati,)

Anda mungkin juga menyukai