Anda di halaman 1dari 9

ISI DAN KANDUNGAN AL-QUR’AN TENTANG IBADAH AKHLAK

Disusun memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah


“AL-QU’RAN”

Dosen pengampu : Zulkipli nasution,MA

Kelompok X/ PAI Semester


IIkhwanul Afkar Amar (0301233178)
M. Ali Bakri Siregar (0301233185)
Inayah Rizky Azzahiya (0301231103)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUMATRA UTARA
MEDAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karaena telah


memberikan rahmat Nya dan juga karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik dan dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul "Isi dan kandungan al-qur’an tentang ibadah dan
akhlak" disusun sebagai salah satu syarat memenuhi standar penilaian salah satu
tugas rutin mata kuliah "Alqur’an", program studi Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara. Makalah ini
merupakan tanggung jawab mahasiswa yang diberikan secara kelompok oleh
Bapak” Zulkipli Nasution, MA“selaku dosen pengampu mata kuliah
“ALQURAN”

Sebagai penulis tentunya dalam hal ini tidak luput dari kesalahan dalam
penulisan. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi
masukan terhadap penulis. Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan juga
kerendahan hati. Semoga makalah yang ditulis dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun pembaca. Aamiin.

Medan,4 Desember 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB l PENDAHULUAN........................................................................................1

1. Latar Belakang Masalah...............................................................................2


2. Rumusan Masalah........................................................................................2
3. Tujuan Masalah............................................................................................2

BAB ll PEMBAHASAN.........................................................................................3

1. Isi kandungan Al-Qur’an Tentang Ibadah.……………………………….3

2. Isi kandungan Al-Qur'an Tentang Akhlak………………………….……4

BAB lll PENUTUP................................................................................................12

Kesimpulan............................................................................................................12

Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
A. Latar belakang BAB 1
PENDAHULUAN

Al-qur’an adalah kitab suci agama islam. Al-qur’an berisikan ajaran untuk
memberikan pedoman bagi setiap umat muslim. Oleh karena itu
mempelajari,memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-qur’an adalah
merupakan kewajiban bagi setiap umat islam.

Tiada bacaan semacam Al-qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang
yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya.
Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa,remaja dan anak anak Tiada
bacaan melebihi Al-qur’an dalam perhatian yang diperolehnya, bykan saja
sejarahnya secara umum,tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa,musim, dan
saat turunnya, sampai kepada sebab sebab serta waktu waktu turunnya.

Al-Qur’an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan


kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai
kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam hitungan
jilid,buku,generasi demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber
yang tak pernah kering itu, berbeda beda sesuai dengan perbeedaan kemampuan
dan kecenderungan mereka, namun mengandung kebenaran. Al-qur’an layaknya
sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda beda sesuai dengan
sudut pandang masing masing. Al-qur’an diatur tatacara membacanya ,mana yang
dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, dimana tempat
yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu
dan iramanya, sampai kepada etika membacanya.

1
B. Masalah Rumusan

1. Apa yang dimaksud dengan Ibadah?


2. Ada berapa macam bentuk ibadah?
3. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?
4.

C. Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui defenisi dari Ibadah


2. Untuk memahami macam -macam bentuk Ibadah
3. Agar mengetahui terkait pengertian Akhlak
4.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah

Ibadah secara umum dapat dipahami sebagai wujud penghambaan diri seorang
makhluk kepada Sang Khaliq. Ibadah berasal dari kata ‘Abada – Ya’budu – ‘Abadan
yang artinya mengabdi atau menyembah. Ibadah merupakan meyembah atau mengabdi
sepenuhnya kepada Allah swt. Dengan tunduk, taat, dan patuh kepadanya agar
mendapatkan keridhaan darinya. Dalam hal ini kepatuhan dan ketundukan tersebut dapat
kita timbulkan melalui perasaan keyakinan kita terhadap nikmat dan kebesaran Allah swt.
Sebagai satu-satunya Rabb yang berhak untuk disembah. Karena keyakinan bahwa Allah
swt. Mempunyai kekuasaan yang mutlak. \Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa
arab yaitu yang artinya melayani patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologis ialah
sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai allah azza wa jalla, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin[Amin Syukur, 2003: 80].

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa tujuan penciptaan Jin daan Manusia tidak lain
dan tidaak bukan adaalah untuk beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana yang
tercantum didalam Al-Qur’an surah adz-Dzariyaat[51] ; 56.

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬

Artinya; “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-ku.”

Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah swt. harus menyadari bahwa dirinya ada
karena diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu manusia harus sadar bahwasanya dia
membutuhkan Allah swt. Dan kebutuhan terhadap Allah swt. dapat diwujudkan dalam
bentuk beribadah kepadanya. Hal itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu ;

1. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah dalam bahasa Arab, mahdhah artinya murni dan tidak tercampur
dengan apa pun. Pengertian ibadah mahdhah adalah segala bentuk amalan yang
pelaksanaannya (syarat, rukun, dan tata caranya) sudah ditetapkan oleh Al-Quran
atau hadis, seperti salat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ibadah mahdhah
dikerjakan karena ada wahyu, berdasarkan perintah dari Allah SWT untuk
mendirikannya.

Ibadah bentul seperti ini memiliki 4 prinsip diantaranya yaitu;


A..Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun
al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika2
3
Ibadah & Akhlak keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada
perintah.
B.Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul
oleh Allah adalah untuk memberi contoh: Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul
kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 64) Dan apa saja yang dibawakan Rasul
kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
C.. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan
ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya
berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri’. Shalat, adzan,
tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh
mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau
tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat
D. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah
kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah,
dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.

2. Ibadah Ghairu Mahdah

Secara bahasa Ghairu Mahdhah berarti "tidak murni" atau telah bercampur
dengan yang lain. Ibadah ghairu mahdhah adalah salah satu ibadah yang dapat kita
amalkan dalam kegiatan yang menyangkut nilai ibadah di keseharian kita.
Ibadah ghairu mahdhah adalah setiap pekerjaan yang hukum asalnya mubah (boleh
dilakukan) yang berubah menjadi ibadah tergantung dari maqashid atau tujuan dari
pelaksanaan perbuatan itu sendiri. Ibadah ghairu mahdhah atau ibadah umum merupakan
segala perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilakukan dengan niat ikhlas karena
Allah SWT. Ibadah ini dilakukan antar sesama manusia (muamalah) atau hubungan
horizontal yang tidak hanya terkait dengan hubungan dengan Allah SWT saja, namun
juga berkaitan dengan hablum minannas atau hubungan antar manusia. Contoh ibadah
ghairu mahdhah adalah silaturahmi, menjenguk orang sakit, sedekah, mencari ilmu,
bekerja, membangun masjid, dan kegiatan yang bermanfaat lainnya.

Salah satu dalil pelaksanaan ibadah ghairu mahdhah terdapat dalam surat Al Maidah
ayat 2. Allah SWT berfirman,
‫َٰٓل‬
‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا اَل ُتِح ُّلو۟ا َش َٰٓع ِئَر ٱِهَّلل َو اَل ٱلَّش ْه َر ٱْلَح َر اَم َو اَل ٱْلَه ْد َى َو اَل ٱْلَق ِئ َد َو ٓاَل َء ٓاِّميَن ٱْلَب ْيَت ٱْلَح َر اَم َي ْب َتُغ وَن َف ْض اًل ِّمن َّر ِّب ِه ْم‬
‫َو ِر ْض َٰو ًن اۚ َو ِإَذ ا َح َلْلُتْم َف ٱْص َط اُدو۟ا ۚ َو اَل َي ْج ِر َم َّنُك ْم َشَن َٔـاُن َق ْو ٍم َأن َص ُّدوُك ْم َع ِن ٱْلَم ْس ِج ِد ٱْلَح َر اِم َأن َت ْع َت ُدو۟ا ۘ َو َت َع اَو ُنو۟ا َع َلى ٱْلِبِّر َو ٱلَّتْق َو ٰى‬
‫اِب‬ ‫ِد يُد ٱْلِع َق‬ ‫و۟ا ٱَهَّللۖ ِإَّن ٱَهَّلل َش‬ ‫ْد َٰو ِن ۚ َو ٱَّتُق‬ ‫اَو ُنو۟ا َع َلى ٱِإْلْث ِم َو ٱْلُع‬ ‫ۖ َو اَل َت َع‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-
binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-
orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari
Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada

4
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."
Dapat kita ketahui bahwa ada beberapa ciri - ciri dari ibadah ghairu mahdhah yang dapat
kita jadikan sebagai penanda diantaranya yaitu sebagai berikut;/
• Ibadah dari perkataan atau perbuatan pada asalnya adalah bukan merupakan ibadah.
Namun, status ini dapat berubah menjadi ibadah ketika dilihat dan diukur melalui niat
pelakunya.
• Tujuan utama dari perbuatan yang dilakukan adalah untuk memenuhi dari kebutuhan
duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat.
• Amal perbuatan yang dilakukan dapat dipahami maupun dikenal meskipun tanda ada
wahyu dari para rasul.

.BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

B. Saran

5
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai