Anda di halaman 1dari 36

Agar Sehafal Al-Fatihah

Karya Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc, MH, Al-Hafidz

Bedah buku oleh Afifatun Nisa, Lc


089610355350
afifatunnisa84@gmail.com
Bagaimana Hukum Menghafal Al-
Quran ?
- Fardhu Kifayah
- Fardhu ain
- Sunnaah
- ?
Ibnu Mas’ud berkata:
ُ‫سولَه‬
ُ ‫هللا َو َر‬
َ ‫ب‬ ُّ ‫ب ْالقُ ْرآنَ فَإِنَّهُ يُ ِح‬ ُ ‫سولَهُ فَ ْليَ ْن‬
ُّ ‫ فَإِ ْن َكانَ يُ ِح‬،‫ظ ْر‬ ُ ‫هللا َو َر‬
َ ‫ب‬ ُّ ‫ب أَ ْن يَ ْعلَ َم أَنَّهُ يُ ِح‬
َّ ‫َم ْن أَ َح‬
“Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka
perhatikanlah, jika ia mencintai Al Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya”
(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid
berkata: “semua rijalnya shahih”).

‫إ‬Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya (hatinya) tidak ada bacaan


Al-Qur`an (yakni tidak memiliki hafalan) ibarat sebuah rumah yang
hendak roboh. [HR. At-Tirmidzi, dan lainya]
1. Memiliki Visi yang Jelas
• Tanamkan niat yang lurus, azzam yang kuat dan motivasi diri dengan
mengetahui keutamaan menghafal Al-Quran
• Masalah menghafal Al-Quran bukanlah masalah ijtihad, dan bukan pula
masalah bisa atau tidak bisa. Masalah menghafal Al-Quran adalah masalah
pemahaman. Modal pertama yang menunjukkan jalan menghafal Al-Quran
kepadamu adalah sebesar apa Anda memahami keagungan dan kemuliaan
Al-Quran. (Syaikh Syadzi Abu Mu‘min, pengajar Al-Quran dari palestina
yang meluluskan sepuluh ribu penghafal Al-Quran di Gaza)
Keutamaan Menghafal Al-Quran
• Penghafal Al-Quran adalah pengemban tugas Allah dan orang-orang pilihan-
Nya
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan
di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
(QS. Fatir : 32)
• Ahlul Quran adalah keluarga Allah dan orang-orang spesial-Nya.
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
ُ‫صتُه‬
َّ ‫َّللاِ َوخَا‬ ِ ‫ أَ ْه ُل ْالقُ ْر‬: ‫َّللاِ؟ قَا َل‬
َّ ‫آن ُه ْم أَ ْه ُل‬ ِ َّ‫ِإ َّن ِ َّّلِلِ أَ ْه ِلينَ ِمنَ الن‬
ُ ‫ َم ْن ُه ْم يَا َر‬: ‫اس قَالُوا‬
َّ ‫سو َل‬
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya,
“Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah
keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
• Ahli Quran akan naik ke surga yang tertinggi
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
• ‫ فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها‬،‫ ورتل كما كنت ترتل في الدنيا‬،‫يقال لصاحب القرآن اقرأ وارت ِق‬
“Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah
dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu
tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
• Ahli Quran dan kedua orang tuanya mendapat mahkota kemuliaan di hari
Kiamat
“Al-Qur’an akan dihadirkan pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Rabb,
berilah ia perhiasan. Maka dipakaikan mahkota karomah (kemuliaan).
kemudian berkata lagi, “Wahai Tuhan, tambahkanlah dia. Maka dipakaikan
gelang karomah (kemuliaan). Kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, ridoilah
dia, maka (Allah) meridoinya. Dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah.
Dan setiap ayat menambah kebaikan.” HR.At- Tirmizi dan Al-Hakim, At-
Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini Hasan Shohih.
• Penghafal Al-Quran bersama para malaikat yang mulia dan taat
• Rasulullah Memuliakan Penghafal Al-Quran wlaupun sudah jadi
mayat
• Rasulullah SAW meerintahkan kaum muslimin memuliakan penghafal
Al-Quran
• Dan masih banyak lagi dalil yang menunjukkan keutamaan menghafal
Al-Quran
2. Melawan Kemalasan
• SIAPA YANG SUNGGUH-SUNGGUH; IA AKAN MERAIH CITA-
CITA, MAKA BERMUJAHADAHLAH
• Mujahadah ada dua macam :
1. Mujahadah an-nafs : Kesungguhan tekad untuk menghafal Al-Quran
dengan didasari niat yang ikhlas dan pemahamn tentang keutamaannya,
serta berusaha melawan kemalasan
2. Mujahadah amal : Upaya keras semaksimal yang bisa dilakukan. Siap
berkorban pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya.
• Apakah engkau ingin masuk surga tanpa hisab? Engkau ingin masuk surga
tanpa kesusahan? Engkau tidak akan dapat ijazah di universitas kecuali
dengan belajar, engkau tidak akan dapat uang kecuali dengan bekerja.
Bagaimana engkau ingin menghafal Al-Quran tanpa usaha? Tanpa
kesusahan? (Syaikh Syadzi Abu Mu‘min)
3. Sabar dan Istiqomah serta Siap Bertarung
dengan Semua Godaan
• Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar
Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (QS. Muhammad : 31)
• Banyak sekali yang tidak berhasil dalam menghafal Al-Quran baik sebagian
maupun keseluruhan, disebabkan karena tidak sabar dan konsisten dalam
menempuh prosesnya, baik proses menambah, menguatkan, maupun
menjaga hafalannya.
4. Membangun Keyakinan Bahwa Menghafal
Al-Quran itu Mudah
• Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS Al-Qamar : 17, 22, 32, 40)
• Yakinlah bahwa, saat kita khawatir merasa berat atau susah dalam menghafal
Al-Quran, sesungguhnya yang berat bukanlah aktivitas menghafalnya.
Sesungguhnya yang berat hanyalah mengambil Mushaf Al-Quran lalu mulai
membacanya.
5. Memperhatikan Etika Terhadap Al-Quran
• Tinggi rendahnya derajat kita disisi Allah tergantung tingkat interaksi kita dengan Al-Quran, termasuk tingkat
pemuliaan kita terhadap Al-Quran.
• Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫إن هللا يرفع بهذا الكتاب أقواما ً ويضع به آخرين‬
“sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim
• Diantara adab – adab dalam berinteraksi dengan Al-Quran :
1. Menjaga kesucian dan kebersihan
2. Membaca ta‘awudz saat mulai membaca
3. Membaca Al-Quran dengan baik dan benar
4. Khusyuk dan berusaha memahami isinya
• Kalau mau menghafal Al-Quran, bacaan harus bagus dulukah?
• Bagaimana bila bacaan belum benar tapi mau menghafal?
• Bagaimana kalau kita menghafal dengan mengikuti bacaan murattal seorang
Qari atau syaikh tertentu?

Kalau bukan umat islam sendiri yang memuliakan Al-Quran, siapa


lagi?!
6. Setiap Hari Harus Ada Waktu Wajib Khusus
Al-Quran
• Kata kuncinya ada tiga :
1. Ditetapkan
2. Prime time (waktu istimewa)
3. Dipatuhi
Tanpa jadwal tetap, berapapun waktu tidak akan terbagi untuk Al-Quran.
“Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).”(QS.
Al-Muzammil :7)
• „Jika engkau membuat jadwal untuk Al-Quran, engkau harus menepatinya.
Kita mungkin marah jika orang terlambat memenuhi janjinya kepada kita.
Lalu bagaimana dengan janji kita kepada Allah? Manakah yang lebih utama
engkau tepati, Allah atau manusia? Bersikaplah yang jujur kepada Allah.
Waktu untuk Al-Quran adalah waktu yang suci. Maka jujur disini adalah
pembuktian dalam praktik. Jika engkau melanggar waktumu dengan Al-
Quran satu kali saja, engkau akan melakukan pelanggaran-pelanggaran lain
setiap kali. Tidak ada alasan apapun yang membenarkan ketidakjujuran
kepada Al-Quran. Ini penting sekali.“(Syaikh Syadzi Abu Mu‘min)
7. Menetapkan Target Yang Sesuai dengan
Kemampuan dan Kesempatan
• Target harus eksak (tidak boleh abstrak) dan terukur, baik kuantitas maupun
batas waktunya. Bila perlu ditulis. Buat target yang realistis dan tidak terlalu
kecil, sehingga kita meremehkannya atau menunda-nunda.
• Menetapkan target harus benar-benar untuk kita upayakan bisa mencapainya.
• Tanpa target, sedikitpun mungkin tidak akan bertambah hafalan kita.
8. Buat Strategi Menghafal
• Targetkan ketika sekali menambah hafalan, diupayakan satu surat sekaligus
untuk surat-surat pendek dan satu halaman atau minimal setengah halaman
untuk surat-surat yang panjang. Caranya adalah kita menetapkan waktu
khusus untuk menghafal satu surat atau halaman sekaligus, kemudian kita
muraja‘ah saja selama satu pekan surat atau halaman yang baru dihafal itu.
Ini lebih baik dari pada cara mencicil satu surat tersebut secara merata dalam
satu pekan (one day one ayat).
Contoh strategi menghafal surat panjang
• Target : Hafal QS. Yasin dalam sebulan (6 Halaman)
• Dalam sepekan, rincian targetnya adalah satu setengah halaman. Kemudian
dirinci lagi, yaitu sekali duduk untuk menambah hafalan, targetnya ialah
setengah halaman. Dengan demikian, satu setengah halaman itu bisa
dihafalkan selama tiga hari. Empat hari sisanya hanya untuk muraja‘ah atau
menguatkan hafalan. Pekan berikutnya, hafalan tadi ditambah satu setengah
halaman lagi dengan cara yang sama. Demikian seterusnya himgga empat
pekan, maka hafalan surat Yasin pun sempurna.
Contoh strategi menghafal 30 Juz
• Target : Hafal 30 juz Al-Quran dalam dua setengah tahun (30 bulan)
• Rincian :
Setiap bulan harus menambah minimal 1 juz Al-Quran (10 lembar Quran pojok)
Setiap hari sekali menghafal 1satu lembar. Ini dilakukan selama 10 hari, maka akan selesai 10
lembar dalam 10 hari. 20 hari berikutnya fokus untuk menguatkan hafalan (memuraja‘ahnya).
Bulan berikutnya baru menambah juz selanjutnya. Begitu seterusnya sampai selesai 30 juz.
Waktu yang tersisa seumur hidup untuk terus menguatkan dan menjaga seluruh hafalan
tersebut.
BESAR USAHA BERBANDING LURUS DENGAN HASIL YANG DIHARAPKAN
9. Membaca Secara Utuh Halaman atau Surat
Yang Hendak Dihafal
• Bacalah halaman atau surat yang hendak dihafal minimal 5 kali. Lebih banyak
lebih baik.
• Dapat sambil disimak oleh guru atau teman yang memahami hukum tajwid
untuk memastikan bacaan kita sudah benar.
• Agar lebih memaknai ayat/isi surat yang akan dihafal, bagi yang belum bisa
bahasa Arab dapat juga membaca terjemahannya atau tafsir singkatnya .
• Lakukan proses membaca ini dengan KONSENTRASI dan FOKUS.
10. Membaca dengan Tartil
“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil: 4)

Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat,


”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”.

„Jangan terburu-buru dalam membaca Al-Quran. Bacalah secara perlahan dan jelas dengan mentadabburi makna-
maknanya. (Imam Al-Qurthubi)

Tingkat kecepatan membaca Al-Quran yang masuk kategori tartil :


1. Al-Hadr : Cepat sesuai tajwid
2. At-Tadwir : Tidak cepat dan tidak lambat
3. At-Tahqiq : Membaca dengan lambat
11. Menghafal dengan Suara Lantang dan Indah
(Terbaik)
• Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku sangat mengenali suara orang-
orang Asy`ari lewat bacaan Alquran di saat mereka memasuki waktu malam.
Dan aku mengetahui rumah-rumah mereka melalui suara-suara Alquran pada
malam hari, meskipun aku tidak melihat rumah-rumah mereka ketika mereka
pulang pada siang hari. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Membaca dengan suara lantang dapat membangkitkan hati pembacanya,
membuatnya betah berlama dengan Al-Quran, memalingkan pendengar
kepadanya, mengusir rasa kantuk dan menambah semangat. Ia dapat
membangunkan yang tidur dan lalai serta menyemangatinya.
12. Menghafal Ayat per Ayat Halaman atau
Surat yang Hendak Dihafal
• Hafalkan ayat pertama,. Setelah lancar tanpa melihat tulisan, lanjut menghafal
ayat kedua. Setelah lancar ayat kedua, kita sambung ayat pertama dengan ayat
kedua tanpa melihat tulisan. Baru lanjut menghafal ayat ketiga. Setelah ayat
ketiga lancar, kita sambung dengan ayat pertama, kedua dan ketiga tanpa
melihat tulisan. Kemudian kita lanjut menghafal ayat keempat. Setelah lancar
ayat keempat, kita sambung ayat pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Demikian seterusnya hingga selesai target menghafal sekali duduk saat itu.
• Jika satu ayat panjang, maka dapat kita potong bebrapa bagian ayat tersebut,
namun tetap memperhatikan kaidah waqaf (berhenti)
13. Mengulang Hafalan Hingga Kuat dalam
Waktu yang Berdekatan
• Hafalan ibarat binatang buruan. Jika tidak kita ikat, maka ia akan lepas dan
hilang. Muraja‘ah adalah cara mengikatnya, agar hafalan baru benar-benar
kuat, tidak ada kesahalan sedikitpun, tidak ada keraguan, tidak terbata-bata
dan tidak tersendat-sendat.
• Idealnya ketika selesai menghafal, segera diulang minimal 5 kali atau lebih
saat itu juga. Kemudian diulang-ulang lagi dalam beberapa waktu yang
berdekatan secara merata di hari tersebut.
14. Memperdengarkan Hafalan Kepada Orang
Lain
• Tujuan : Memastikan benarnya hafalan kita. Jika terdapat kesalahan, dapat
segera diperbaiki dan dilekatkan kembali.
• Penyimak adalah orang yang memiliki kemampuan membaca Al-Quran
dengan baik, paham tajwid dan berani memperbaiki bacaan kita.
• Hendaklah tidak memegang mushaf saat memperdengarkan hafalan. Karena
akan menghilangkan kepercayaan diri kita dalam hafalan tersebut, juga
menunjukkan ketidak percayaan kita kepada penyimak.
15. Memperbanyak Muraja‘ah Agar Hafalan
Tidak Lepas Lagi
• Muraja‘ah adalah proses yang wajib dilakukan oleh setiap penghafal Al-Quran
• Idealnya, hafalan baru kita diulang secara keseluruhan beberapa kali pada hari itu juga. Setelah itu
hafalan tersebut selalu diulang minimal satu kali atau lebih setiap hari, selama satu pekan atau
lebih. Proses selanjutnya adalah muraja‘ah sepekan dua kali atau lebih, kemudian bisa sepekan
sekali. Ini adalah kadar minimalnya.
• Jika hafalan sudah kuat, idealnya seluruh hafalan kita –berapapun jumlahnya, mulai dari sebagian
sampai 30 juz- harus diulang-ulang dalam waktu sepekan sekali. Dan jika sudah sangat kuat dan
sudah kita muraja‘ah sepekan sekali dalam waktu lama, maka frekuensinya bisa tiap dua pekan.
Sekurang-kurangnya, seluruh hafalan telah melalui proses muraja‘ah dalam waktu sebulan sekali.
Kurang dari itu, muraja‘ah sudah tidak ideal lagi.
• Jika ingin menambah hafalan, maka kita harus membagi waktu untuk menambah hafalan baru
dan memuraja‘ah hafalan yang lama.
Beberapa Aktivitas Proses Penunjang Muraja‘ah
• 1. Saling menyimak hafalan dengan teman atau keluarga
• 2. Muraja‘ah bersama dalam satu kelompok
• 3. Saling memberikan pertanyaan potongan aat untuk dilanjutkan bacaannya
• 4. Saling melanjutkan bacaan dengan sesama penghafal yang lain secara bergilir
• 5. Membaca hafalan dalam shalat-shalat sunnah
• 6. Memperdengarkan hafalan (tasmi‘) dalam satu majlis dan disimak banyak orang
• 7. Menghadiri majlis tasmi‘ Al-Quran
• 8. Menghadiri majlis, mendengarkan, membaca atau menyampaikan kajian-kajian Al-Quran
• 9. Menulis ayat-ayat Al-Quran
• 10. Sesekali dapat melakukan muraja‘ah seluruh hafalannya dalam waktu sehari atau 2-3 hari pada momen tertentu
• 11. Mengikuti perlombaan hifdzul Quran
16. Menggunakan Satu Mushaf Standar
• Beberapa jenis mushaf yang ada :
1. Mushaf lama cetakan Indonesia satu juz terdiri dari sembilan lembar (18 halaman). Di akhir
halaman sering tidak pada akhir ayat.
2. Mushaf pojok (akhir halaman adalah akhir ayat). Ada beberapa model.
Ada yang satu halaman 18 baris dan satu juz terdiri dari 8 lembar.
Ada juga yang tidak teratur jumlah baris dan halaman dalam satu juz
Keduanya adalah cetakan Indonesia.
Ada yang satu halaman 15 baris dan satu juz terdiri dari 10 lembar. Mushaf ini umumnya cetakan
Timur Tengah. Ada juga cetakan Indonesia, namun rasm utsmaninya terdapat perbedaan sedikit
dengan cetakan Timur Tengah karena standarisasi dari Depag
17. Memanfaatkan Setiap Kesempatan dengan
Baik dan Tidak Kalah dengan Rasa Jenuh
• Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kejenuhan :
1. Senantiasa mengingat keutamaan dan kemuliaan penghafal Al-Quran
2. Bergaul atau mendatangi orang-orang yang memiliki semangat dalam
menghafal Al-Quran untuk sharing ataupun meminta nasihat
3. Mencari suasana baru dan berbeda untuk menambah atau mengulang
hafalan
18. Menjauhi Segala Hal yang Sia-sia, Apalagi
Haram
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan : 72)
Berusahalah agar kepribadian dan akhlak kita seiring dengan seruan Al-Quran.
Tidaklah seseorang belajar Al-Quran kemudian melupakannya kecuali kecuali karena
dosa yang diperbuatnya. Karena Allah SWT berfirman ,”Dan apa saja musibah yang
menimpamu adalah disebabkan dari perbuatan tangan kamu sendiri”.(QS. Asy-Syura :
30) Dan melupakan Al-Quran termasuk musibah yang paling besar. (Fadlail Al-Quran
oleh Ibnu Katsir)
19. Senantiasa Berdoa Agar Dimudahkan
Menghafal Al-Quran

.‫راط نُ ْو ًرا‬
ِ ‫الص‬ ِّ ِ ‫علَى‬ َ ‫ َوفِى ْال ِقيَا َم ِة‬.‫سا‬
َ ‫ َو‬.‫ش ِف ْيعًا‬ ً ِ‫ َوفِي ْالقَب ِْر ُمؤْ ن‬.‫اجعَ ِل ْالقُ ْر َءانَ لَنَا فِى الدُّ ْنيَا قَ ِر ْينًا‬
ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ِ َّ‫ َو ِمنَ الن‬.‫َو ِإلَى ْال َجنَّ ِة َرفِ ْيقًا‬
‫ار ِستْ ًرا َو ِح َجابًا‬
Ya Allah, jadikanlah al-Quran semasa hidup kami di dunia sebagai teman dan di
dalam kubur sebagai kawan yang mesra, pada hari kiamat sebagai pembantu,
sebagai cahaya penyuluh, semasa menuju ke syurga sebagai cahaya, dan sebagai
penghadang dan pendinding dari api neraka.
20. Tekadkan Bahwa Sekali Hafal Tidak Boleh
Lupa Selamanya
• Memiliki Hafalan Al-Quran adalah nikmat Allah yang sangat luar biasa besar,
berapapun banyaknya. Nikmat tersebut wajib disyukuri dengan senantiasa
menjaganya dan tidak menyia-nyiakannya selamanya.
• “Diperlihatkan padaku pahala umatku, termasuk (pahala) sampa h
yang dikeluarkan seseorang dari masjid. Dan ditampakkan kepadaku
dosa umatku. Saya tidak melihat dosa yang lebih besar dibandingkan
seseorang yang telah diberi (hafalan) surat Al-Qur’an atau ayat
kemudian dia melupakannya.” (HR. At-tirmidzi dan Abu Daud)
‫ِك‪َ ،‬بنُ ْو ِإ َما ِئ َك‪،‬‬ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّا َ‬
‫ع ِب ْيد َُك َبنُ ْو َ‬
‫ع ِب ْيد َ‬
‫ُك‪،‬‬
‫ضاؤ َ‬ ‫ع ْد ٌل فِ ْينَا قَ َ‬ ‫اض فِ ْينَا ُح ْك ُم َك‪َ ،‬‬ ‫ِك‪َ ،‬م ٍ‬ ‫اص ْينَا بِيَد َ‬ ‫ن ََو ِ‬
‫س َك‪ ،‬أ َ ْو‬ ‫ْت ِب ِه نَ ْف َ‬ ‫نَسْأَلُ َك ِب ُك ِِّل اس ٍْم ُه َو َل َك َ‬
‫س َّمي َ‬
‫علَّ ْمتَهُ أ َ َحدًا ِم ْن خ َْل ِق َك‪،‬‬‫أ َ ْنزَ ْلتَهُ ِفي ِكتَا ِب َك أ َ ْو َ‬
‫ب ِع ْندَ َك‪ ،‬أ َ ْن ت َ ْجعَ َل‬ ‫ت بِ ِه فِي ِع ْل ِم ْالغَ ْي ِ‬ ‫أ َ ِوا ْستَأْث َ ْر َ‬
‫ْالقُ ْرآنَ ْال َع ِظي َْم َر ِب ْي َع قُلُ ْو ِبنَا‪َ ،‬ونُ ْو َر ُ‬
‫صد ُْو ِرنَا‪،‬‬
‫سائِقَنَا‬ ‫َو َجالَ َء أ َ ْحزَ انِنَا‪َ ،‬وذَه َ‬
‫َاب ُه ُم ْو ِمنَا َو ُ‬
‫غ ُم ْو ِمنَا‪َ ،‬و َ‬
‫َودَ ِل ْيلَنَا إِلَى َجنَّاتِ َك َجنَّا ٍ‬
‫ت النَّ ِعي ِْم‪ .‬بِ َر ْح َمتِ َك يَا‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫أ َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬
• Ya Allah, sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu, anak hamba-hamba-Mu,
anak hamba-hamba perempuan-Mu. Ubun-ubun kami berada pada kekuasaan-Mu.
berlaku kepada kami hukum-Mu, Adil terhadap kami keputusan-Mu. Kami memohon
kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang dengannya Engkau
namakan diri-Mu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang dari
makhluk-Mu, atau yang telah Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau yang
Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan
Al-Quran yang mulia sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami,
pelipur kesedihan kami, pelenyap kesusahan dan kegundahan kami, pengemudi
dan penunjuk kami menuju surga-Mu, surga yang penuh kenikmatan, dengan
rahmat-Mu Wahai Dzat yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

Anda mungkin juga menyukai