KHOTBAH
Khotbah berasal dari kata khataba, yakhtubu, khutbatan yang berarti ceramah atau pidato.
Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan
kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Orang yang menyampaikan khotbah disebut dengan
khotib.
Khotib Jum'at
Syarat Khotbah
c Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. Rasulullah saw, bersabda :
Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk
antara dua khotbah". (HR. Muslim)
Rukun Khotbah
Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. Adapun
rukun dua khotbah adalah sebagai berikut :
a Membaca hamdallah.
b Membaca syahadat.
d Berwasiat taqwa.
Sunat Khotbah
b Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang.
g Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.
Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam sedang khotbah, maka
jum'at kamu sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )
Praktik Berkhotbah
Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah.Kemudian perhatikan
urutan-urutan sebagai berikut :
Khotbah pertama.
أَقُوْ ُل قَوْ لِى هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاُ ِلى َولَ ُك ْم
Khotbah kedua.
- Setelah selesai khotbah pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca
hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum
muslimin.َ
فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظي ِْم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم, ََر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن
ِ ء َو ْال ُم ْنك+ِ َائ ِذى ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شَا ِ إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس
ِ ان َوإِ ْيت
َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َوا ْسئَلُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَ ُر
Fungsi Khotbah
memperbaiki akhlaq,
Tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang berarti menyampaikan. Menurut istilah
tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar
memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.
Tabligh adalah da’wah Islamiyah dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada orang lain. Pelaksananya dinamakan muballigh/ muballighat. Allah berfirman :
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai
pembuat perhitungan”. (Al-Ahzab : 39)
Syarat Muballig
Islam
Ballig
Berakal sehat
Materi dakwah yang disampaikan harus memiliki dasar hukum yang kuat, sumbernya juga harus jelas.
Menyampaikannya dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologi si penerima.
Tidak menghasut orang lain untuk merusak, bermusuhan, berselisih, dan/atau mencari kesalahan orang
lain.
C. Dakwah
Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan,
ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil
orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan),
syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.
Artinya : ”Dari Abdullah ibn Amr sesungguhnya Nabi saw bersabda”: ”Sampaikanlah olehmu apa yang
kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu ayat". (HR. Bukhori )
Rasulullah saw melakukan da’wah menurut prinsip yang telah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an
sebagai berikut :
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”. ( An-Nahl : 125)
Islam.
Ballig.
Berakal sehat.
Dakwah dilaksanakan dengan hikmah (diucapkan dengan jelas, tegas dan sikap yang bijaksana).
Dakwah dilaksanakan dengan mauzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa
kekerasan) dan edukatif (pengajaran).
Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :
- Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan
antara yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya
dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang menjadi sasarannya.
- Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan
hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan
kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.
- Mujadalah (diskusi) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya
dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.
Dalam buku Islam ditinjau dari berbagai aspeknya yang ditulis oleh Harun Nasution membagi periode
sejarah Islam dalam tiga bagian, yaitu :
Merupakan periode yang disebut sebagai periode kejayaan Islam, dan periode ini terbagi menjadi dua
fase:
Merupakan periode yang disebut sebagai periode kemunduran Islam, dan periode ini terbagi menjadi
dua fase :
Merupakan periode yang disebut sebagai periode kebangkitan bagi umat Islam, yaitu ditandai dengan
kemunculan para pembaharu Islam.
Kemajuan Islam
Pada tahun 650-1250 yang disebut sebagai periode klasik. Merupakan tahun di mana Islam sedang
dalam masa jaya-jayanya. Ketika itu terdapat dua kerajaan besar yang berkuasa, yaitu kerajaan Umayyah
(Daulah Umayyah) dan kerajaan Abbsyah (Daulah Abbasyah).
Pada masa Daulah Umayyah kekuasaan Islam meluas, tidak hanya itu kemajuan di bidang ekonomi,
politik, militer, sosial, dan arsitektur juga turut mendorong kejayaan Islam pada masa ini.
Pada masa Daulah Abbasyah kemajuan Islam ditandai dengan perkembangan yang pesat pada ilmu
pengetahuan, selain itu juga terdapat kemajuan pada bidang ekonomi, politik, sosial, arsitektur dan juga
militer.
Kemajuan Islam pada masa Daulah Umayyah dan Daulah Abbasyah tidak terjadi secara instan, ada
faktor-faktor yang mendorong kemajuan Islam pada dua masa itu. Nah, berikut ini merupakan faktor
internal dan faktor eksternal yang mendorong kemajuan Islam pada masa Daulah Umayyah dan Daulah
Abbasyah:
Faktor internal
Islam yang merupakan agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam)
Keseimbangan yang ada dalam Islam, penyebaran atau dakwah yang tujuannya untuk dunia dan juga
akhirat.
Faktor eksternal
Adanya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan, misalnya Persia dalam ilmu pemerintahan dan yunani dalam
ilmu filsafat.
Gerakan terjemahan yang terjadi pada periode klasik ini dilakukan dengan berkesinambungan.
Dampaknya juga sangat terlihat yaitu pada perkembangan ilmu pengetahuan umum utamanya di bidang
kedokteran, kimia, filsafat, sejar
1. Ilmu filsafat
Al Kindi (809-873 M)
Al Ghazali (1085-1101 M)
Ar-Razi (809-873 M)
3. Bidang Matematika
Umar Al Farukhan
Al-Khawarizmi
4. Bidang Astronomi
Al-Ghattani/Al-Betagnius
Al-Farghoni/Al-Fragenius
6. Ilmu Tafsir
Miqdad bin Amr (ahli filsafat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya)
Miqdad merupakan orang yang tergolong dalam sekelompok mualaf pertama, ia menjadi orang ketujuh
yang masuk Islam. bahkan atas kejujurannya tersebut ia rela disiksa oleh kafir quraisy. Miqdad adalah
seorang ahli pikir dan filosof.
Miqdad merupakan orang yang mempunyai cinta begitu besar terhadap Rasulullah Saw, hal ini terbukti
bahwa ia selalu bertanggungjawab atas amanah yang telah Rasulullah Saw berikan kepadanya. Ia juga
melindungi Rasulullah dari bahaya, misalnya saja ketika ada sesuatu hal yang mengancam dan
membahayakan rasulullah maka ia akan bergerak cepat untuk mengehentikannya.
Dalam hidupnya Miqdad mempunyai pendirian teguh terhadap Islam, ia selalu membela Agama yang
dianutnya tersebut. Sehingga tidak heran ia mendapat penghormatan dari Rasulullah Saw.
Tokoh-tokoh atau ilmuwan yang berjasa dalam Islam dan peradaban manusia :
Merupakan ilmuwan Fiqih, kalam, sastra arab, kedokteran, matematika, fisika astronomi, dan filsafat.
Nama lengkapnya adalah Abu Al Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun
520 H dan meninggal pada tahun 595 H.
Karya-karya Ibnu Rusyd : kitab Bidayat Al Mujtahid (kitab yang membahas tentang ilmu fiqih), Kuliya Fil
At Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan sebagai pegangan mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl
Al Magl Fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syariat. Menurut Ibnu Rusyd Islam dan filsafat tidak bertentangan,
bahkan ia juga mengajak orang-orang Islam untuk memperlajari ilmu filsafat.
2) Al-Ghazali (450-505 H)
Merupakan ulama’ besar yang mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam). Nama lengkapnya
adalah Abu Hamid Al-Ghazali, beliau lahir di desa Gazalah, Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan
meninggal pada tahun 505 H. Beliau dididik oleh keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana).
Mendirikan Madarasah di Tus yang digunakn untuk para calon ahli fiqih,
Menulis berbagai macam buku hingga jumlahnya mencapai 288 buku, yang memuat mengenai tasawuf,
teology, fiqih, filsafat dan logika.
Dan bukunya yang paling terkenal adalah Ihya Ulum Ad-Din yang membahas mengenai masalah-masalah
ilmu akidah, akhlak, ibadah, dan tasawwuf sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist. Dan
kemudian buku Tahafu Al Falasifah (tidak konsistennya para filosof) adalah buku Al-Ghazali yang
membahas mengenai ilmu filsafat.
3) Al Kindi (805-873 M)
Merupakan filosof Islam yang satu-satunya berasal dari Arab (Failasuf Al-Arab). Nama lengkapnya adalah
Yakub Bin Ishak Al Kindi, beliau lahir di Kufah pada tahun 805 M dan meninggal pada tahun 873 M. Al
Kindi juga berpendapat bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama Islam, karena keduanya sama-
sama membahas mengenai kebenaran.
Al Kindi merupakan salah satu cendekiawan yang produktif, karya-karyanya yaitu di bidang filsafat,
logika, ilmu jiwa, kedokteran, astronomi, matematika, musik dan politik.
4) Al Farabi (872-950 M)
Merupakan ilmuwan keturunan Turki yang berjasa di bidang ilmu pengetahuan. Nama lengkapanya
adalah Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Ulzag Al Farabi, beliau lahir di Farabi Transoxania pada
tahun 872 M dan meninggal pada tahun 950 M di Damsyik.
Bidang ilmu pengetahuan yang beliau tekuni yaitu ilmu logika, ilmu alam, metafisika, musik, astronomi,
teologi, dan kemiliteran. Karya ilmiah Al Farabi yang terkenal adalah Ar Rayu Ahlul Al Madinah Wa Al
Fadilah (pemikiran mengenai penduduk negara utama).
5) Ibnu Sina (980-1037 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, beliau lahir di desa Afsyana dekat
dengan Bukhara pada tahun 980 M dan meninggal pada tahun 1037 M di Hamazan. Beliau telah
mempelajari bahasa arab, fisika, geometri, ilmu hukum Islam, ilmu teologi Islam, logika, dan ilmu
kedokteran.
Ketika usia 17 tahun, beliau begitu terkenal dan sering diminta untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh
Bin Mansyur. 200 lebih buku telah beliau tulis dan karyanya yang terkenal yaitu buku tentang
ensiklopedia kedokteran Al-Qanun Fi At-Tib, dan ensiklopedia tentang ilmu pengetahuan dan filsafat Al-
Syifa’.