Anda di halaman 1dari 11

‫سم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫ولْت ُكن ِّمْن ُكم اَُّمةٌ ي ْدعو َن اِىل اخل ِ ويْأمرو َن بِاملعروفِ‬
‫َ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َرْي َ َ ُ ُ ْ َْ ُ ْ‬
‫و‬ ‫ح‬ ‫ِ‬
‫ل‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫امل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ك‬ ‫ِئ‬‫ل‬
‫َ‬‫ُ‬‫ا‬
‫و‬ ‫ِ‬
‫َوَيْن َه ْو َن َع ِن املْن َك َ َ ُ ُ ُ ْ َ‬
‫ن (ال عمرن)‬ ‫ر‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫‪BAB 11‬‬
‫‪KHOTBAH, TABLIGH, DAN‬‬
‫‪DAKWAH‬‬
Pengertian Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Khotbah
Khotbah berasal dari bahasa Arab “Khutbah” (‫ )خطبة‬dan merupakan kata
dasar (masdar) dari kata kerja:
(‫ خطبة‬-‫)خطب – خيطب‬
yang artinya pidato atau ceramah, yang isinya tentang keagamaan.

Khotbah yang diisyaratkan dalam Islam:


– Khotbah Jumat
– Khotbah Idul Adha
– Khotbah Khusuf (pada saat gerhana Bulan)
– Khotbah pada gerhana Matahari
– Khatbah pada shalat istisqa
– Khatbah Nikah
– Dan Khatbah takala wukuf di Padang Arafah
2. Tabligh

Tabligh berasal dari kata kerja ballagha – Yuballighu -


tablighan yang artinya menyampaikan.

Menurut Istilah arti Tabligh adalah menyampaikan ajaran-


ajaran (Islam) yang diterima Allah SWT kepada umat manusia
agar dijadikan pedoman hidup supaya memperoleh
kebahagian di dunia dan akherat.

Orang yang bertablig disebut Mubaligh (laki-laki) dan


Mubaligah (perempuan).
3. Dakwah
Kata dakwah secara bahasa berasal dari kara bahasa Arab
dan merupakan kata dasar (masdar) dari kata kerja da’a –
yad’u – da’watan yang artinya memanggil, menyeru atau
menjenguk.
Orang yang menyampaikan dakwah disebut da’I (juru
dakwah)

Menurut Istilah Syara’ dakwah adalah kegiatan yang bersifat


menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman
dan taat kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran Islam.
Sedangkan orang yang menerima seruan dakwah, menjadi
orang yang beriman dan taat kepada Allah SWT, tentu akan
meraih kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Ketentuan Khotbah, tabligh dan Dakwah
1. Khatib Jum’at
Syarat-syarat dua Khatbah:
• Khatib hendaknya suci dari hadats dan najis, serta
tertutup auratnya.
• Khatbah dilaksanakan setelah matahari tergelincir
(masuk waktu zuhur)
• Ketika khotbah, hendaknya Khatib berdiri jika mampu
• Khatib hendaknya duduk diantara dua khatbah.
• Khatbah diucapkan dengan suara yang keras, supaya
terdengan oleh jamaah jum’at.
• Tertib dalam rukunnya maupun antara khutbah pertama
dan kedua.
2. Rukun Khutbah

• Membaca hamdalah
• Membaca syahadatain, (Syahadat tauhid dan Rosul)
• Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
• Berwasiat atau memberi nasihat tentang takwa dan
menyampaikan ajaran akidah, ibadah, dan akhlak.
• Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah
Rosulullah SAW bersabda:
“Dari Jabir dan Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhutbah
berdiri, beliau duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat al-
Qur’an, mengingatkan dan memperingatkan kabar takut kepda
manusia”.
• Berdoa pada khutbah kedua agar kaum muslimin
memperoleh ampunan dosa dan rahmat Allah SWT.
3. Sunah Khutbah Jumat
Sunah Khutbah Jumat adalah sebagai berikut:
• Khatib hendaknya berdiri di atas mimbar atau tempat yang tinggi
• Khatib hendaknya mengawali khutbahnya dengan memberi salam
• Khotbah hendaknya jelas mudah difahami, tidak terlalu panjang,
dan tidak terlalu pendek.
• Khatib, di dalam khatbahnya hendaknya menghadap kepada
jamaah Jumat dan jangan berputar-putar karena tidak disyariatkan
• Membaca surah al-Ikhlas sewaktu duduk diantara dua khutbah

Hukum Mendengarkan Khutbah:


Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang berbicara pada hari
Jum’at diwaktu imam berkhutbah, maka ia seperti keledai yang
memikul kitab, sedangkan orang yang mengingatkan orang itu
dengan diam, maka tidak sempurna Jumatnya (H.R. Ahmad)
Tabligh dan Dakwah
Ketentuan atau cara berdakwah Rosulullah SAW, yanh harus dilaksanakan
setiap muslim. Salah satu kewajibannya adalah sebagai berikut:

1. Tabligh atau dakwah hendaknya dimulai dari diri mubaligh atau da’I
sendiri.
Maksudnya sebelum seseorang mubaligh (da’i) mengajak orang lain
untuk beriman dan bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig atau da’I
itu menjadi orang yang beriman dan bertakwa.

2. Seorang Mubalig atau Da’I dalam berdakwah seharusnya menggunakan


pola yang kebijaksanaan.
Maksudnya berbicara sesuai atau bertablig kepada manusia menurut
kadar dan kemampuan akal mereka.

3. Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan baik yang
diridhai Allah SWT agar diteladani orang lain. Dakwah ini yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW (QS. Al-Ahzab, 33:21) atau bi allisan dengan memberikan
nasihat yang baik/mengingatkan.
4. Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik
perorangan ataupun kepada masyarakat umum.

Dalam berdakwah hendaknya menggunakan metode dakwah yang telah


dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an QS. An-Nahl, 16; 125 yaitu:

 Metode al-Hikmah yang artinya penyampaian dakwah terlebih


dahulu mengetahui tujuannya dan sarana dakwahnya.

 Metode Al-Mauizah al-Hasanah yaitu memberikan kepuasan kepada


orang atau masyarakat yang menjadi sasaran Dakwah dengan cara
seperti memberikan nasihat, pengajaran, dan teladan yang baik.

 Metode Mujadalah bi al-Lati Hiya Ahsan ialah bertukar fikiran


“berdiskusi” dengan cara-cara yang terbaik. Metode ini tepat
digunakan bagi orang-orang yang berfikir kritis dan kaumb terpelajar.
Perbedaan Khotbah Jumat dan dakwah
1. Waktu Pelaksanaan
Sesuai syara’ waktu pelaksanakan Khotbah jumat dilaksanakan kapan saja
yaitu sesudah Matahari tergelincir (masuk Waktu Zuhur)
Sedangkan dakwah bisa dilaksanakan kapan saja.
2. Khatib Jum’at dan Juru dakwah
• Khotbah Jumat harus laki-laki sedangkan Juru dakwah boleh juga wanita
• Khotib dalam melaksanakan Khotbah harus bebas dari hadats dan najis.
Sedangkan dai tidak harus bebas dari hadats dan najis.
3. Para Pendengan Khotbah Jumat dan Dakwah
Para pendengar khotbah Jumat biasanya terdiri dari laki-laki sedangkan
Pendengar Dakwah bisa kaum perempuan juga.
4. Ketentuan Syara’ dalam berkhotbah dan Dakwah
Bagi seorang khatib Jumat dalam melaksanakan Khotbahnya harus membaca
basmalah, syahadatain, shalawat, wasiat takwa, membaca Al-Qur’an dan
do’a. Sedangkan bagi seorang da’I tidak diwajibkan.

Anda mungkin juga menyukai