1. Niat
Niat dilakukan dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm.
Waktu berniat adalah sejak mengucapkan hamzah kalimat Allah dalam takbir sampai akhir
râ’nya kata akbar.
Yang dimaksud dengan ‘niat’ di sini adalah menggambarkan di dalam hati bentuk shalat secara
global disertai bermaksud melakukannya, menyatakan ke-fardhu-an dan menentukan shalatnya
(semisal zhuhur). Sedangkan yang dimaksud dengan “bersamaan” adalah membersamakan
gambaran hati tersebut dengan takbir[3].
Contoh lafal niat adalah seperti berikut:
ُأَص ِّلى َفْر َض الُّظْه ِر َأْرَبَع َر َك عَاٍت ُمْسَتْق ِبَل اْلِق ْبَلِة َأَداًء هلل َتَعاَلى.
2.Takbîratul ihrâm
Bacaan takbîratul ihrâm adalah:
أُهلل َأْك َبْر
Dalam pengucapan takbir, orang yang shalat wajib membacanya dengan tepat dan benar.
Saat takbir sunnat mengangkat kedua tangan. Bagi laki-laki dengan cara:
1. posisi tangan berada di atas pundak
2. ibu jari lurus dengan daun telinga bagian bawah
3. jari-jari agak direnggangkan
4. ujung jari-jari diluruskan dengan daun telinga bagian atas dan condong ke arah kiblat
Artinya: Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya.
َس ِم َع اُهلل ِلَمْن َح ِم َد َر َّبَنا َلَك اْلَحْم ُد ِم ْلُء الَّس مَو اِت َو ِم ْلُء اَالْر ِض َو ِم ْلُء َم ا ِش ئَت ِم ْن َش ْيٍئ َبْع ُد
1.Pertama, menurunkan tubuh dengan maksud melakukan sujud. Jadi, jika misalnya ia terjatuh
dari i’tidâl karena mengantuk tanpa ada maksud untuk melakukan sujud maka sujudnya tidak
dianggap, dan harus kembali ke i’tidâl.
2.Kedua, ketujuh anggota sujud (dahi, dua telapak tangan, dua lutut, jari-jari kaki kiri dan
kanan) diam secara bersamaan saat melakukan sujud. Jadi, jika pada saat sujud salah satu
telapak tangan ada yang terangkat, dan ketika telapak tangan itu diletakkan, ada anggota sujud
lain yang diangkat, maka sujudnya tidak cukup.
3.Ketiga, meletakkan sebagian dahi dengan keadaan terbuka. Jika pada sebagian dahi yang
dibuat sujud itu terdapat penghalang maka sujudnya tidak sah,
4.Keempat, dahi harus sedikit ditekankan ke tempat sujud. Ukuran tekanannya, kira-kira kalau
misalnya diletakkan kapas, maka kapas itu akan terpenyet.
5.Kelima, sujud dilakukan dalam posisi menungging. Artinya posisi tubuh bagian bawah (pantat
dan anggota tubuh sekitarnya) lebih tinggi dari pada kepala, pundak dan kedua tangan.
6.Keenam, bersujud pada selain barang yang dipakai atau dibawa oleh orang yang shalat yang
bergerak dengan gerakannya. Jadi, kalau misalnya ia bersujud di ujung sorban yang dipakainya,
maka sujudnya tidak sah
Ketika sujud, sunnat membaca tasbîh berikut ini sebanyak tiga kali:
Artinya: Maha Suci Tuhanku Yang Maha Luhur dan dengan memuji-Nya.
Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkan aku dari segala kekurangan,
angkatlah derajatku, berilah aku rizki, berilah aku petunjuk, berilah aku keselamatan, dan
berilah aku ampunan.
َأْش هُد َاْن َالِإَلَه ِإَّال. َالَّسَالُم َعَلْيَك َأُّيَه ا الَّنِبُّي َو َر ْح َم ُة اِهلل َو َبَر َك اُتُه َالَّسَالُم َعَلْيَنا َو َعَلى ِع َباِد اِهلل الَّص اِلِح ْيَن.َالَّتِح َّياُت اْلُمَباَر َك اُت الَّصَلَو اُت الَّطِّيَباُت ِِهلل
ا َاْش َه ُد َأَّن َّم ًد ا ُل اِهلل.
ُمَح َرُسْو ُهلل َو
Artinya: Segala kehormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan adalah milik Allah.
Keselamatan, rahmat dan berkah Allah mudah-mudahan tetap tercurahkan kepadamu wahai
Nabi (Muhammad). Keselamatan semoga tetap terlimpahkan kepada kami dan seluruh hamba
Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
11. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw setelah membaca tasyahhud.
Dan disunnatkan membaca shalawat yang paling sempurna yaitu shalawat Ibrahimiyah:
َباِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َعَلى َاِل. َك ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْيِم َعَلى َاِل َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْيِم، َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد َعَلى َاِل َس ِّيِد نَا ُمَح َّم ٍد
َو َو َر َر َو َم َو
. َس ِّيِد َنا ُمَح َّم ٍد ََك َم ا َباَر ْك َت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيِم َو َعَلى َاِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيِم ِفى اْلَعاَلِم ْيَن ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َمِج ْيٌد
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Limpahkanlah barakah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau memberi barakah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh
alam semesta, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia
َالَّلُه َّم ِإِّنى. َاْنَت اْلُم َق ِّد ُم َو َاْنَت اْلُم َؤ ِّخ ُر َالِإَل َه َإَّال َاْنَت.َالَّلُه َّم اْغِف ْر ِلى َم ا َقَّد ْم ُت َو َم ا َأَّخ ْر ُت َو َم ا َأْس َر ْر ُت َو َم ا َأْع َلْنُت َو َم ا َأْس َر ْفُت َو َم ا َاْنَت َأْع َلًُم ِبِه ِم ِّنى
َاُعْو ُذِب َك ِم ْن َع َذ اِب اْلَق ْب ِر َو ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر َو ِم ْن ِفْتَن ِة اْلَمْحَي ا َو اْلَمَم اِت َو ِم ْن ِفْتَن ِة اْلَم ِس ْيِح الَّد َّج اِل َالَّلُه َّم ِإِّنى َظَلْم ُت َنْف ِس ى ُظْلًم ا َك ِثْيًر ا َك ِبْيًر ا َو َال
.َيْغِفُر الُّذ ُُنْو َب ِاَّال َاْنَت َفاْغِفْر ِلى َم ْغِف َر ًة ِم ْن ِع ْنِد َك َو اْرَحْم ِنى ِاَّنَك َاْنَت اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم
Artinya: Ya Allah, ampunilah dosa yang telah aku kerjakan dan yang akan aku kerjakan, dosa
yang tersembunyi, yang terang-terangan, yang berlebihan dan dosa yang Engkau lebih
mengetahui daripada aku. Engkaulah Tuhan Yang Mendahulukan dan Yang Mengakhirkan.
Tiada Tuhan selain Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala siksa
kubur dan neraka dan dari fitnahnya hidup dan mati serta fitnah Dajjal. Ya Allah, sesungguhnya
aku telah menganiaya diriku sendiri dengan penganiayaan yang banyak dan besar. Tidak ada
yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka, ampunilah aku dengan
pengampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan
Maha Penyayang. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku
12. Membaca salam yang pertama.
salam paling sempurnanya salam adalah
َالَّسَالُم َعَلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة اِهلل
dua kali.
Sunnat-sunnat Ab‘âd
1. Tasyahhud awal.
2. Duduk membaca tasyahhud awal
3. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw setelah tasyahhud awal.
4. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad saw setelah tasyahhud akhir.
5. Membaca doa qunût di rakaat kedua shalat subuh dan di rakaat terakhir shalat witir yang
dilaksanakan pada paruh kedua di bulan Ramadhan.
6. Berdiri untuk membaca doa qunut
Qunût dilakukan setelah selesai membaca doa i'tidâl. Bacaan qunût yang sudah masyhur, yaitu:
َالَّلُه َّم اْه ِدِنْى ِفْيَمْن َه َد ْيَت َو َعاِفِنْى ِفْيَمْن َعاَفْيَت َو َتَو َّلِنى ِفْيَمْن َتَو َّلْيَت َو َباِر ْك ِلى ِفْيَم ا َاْع َطْيَت َو ِقِنْى َش َّر َم ا َقَض ْيَت َفِإ َّنَك ّتْق ِض ى َو َال ُيْق َض ى َعَلْي َك
َِو اَّن ُه َال َي ِذ ُّل َمْن َو اَلْيَت َو َال َيِع ُّز َمْن َع اَدْيَت َتَب اَر ْك َت ْ َر َّبَن ا َو َتَع اَلْيَت َفَل َك اْلَحْم ُد َعَلى َم ا َقَض ْيَت َاْس َتْغِف ُر َك َو َاُتْو ُب ِإَلْي َك َو َص َّلى اُهلل َعَلى َس ِّيِد َنا
. ُمَح َّم ٍد الَّنِبِّي ْاُالِّمِّى َو َعَلى َأِ لِه َو َصْح ِبِه َو َباَر َك َو َس َّلَم
Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku
kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan. Berilah aku kekuasaan sebagaiamana
orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Berilah aku keberkahan pada segala apa yang telah Engkau
berikan. Lindungilah aku dari keburukan sesuatu yang telah Engkau tetapkan. Karena, sesungguhnya
Engkaulah yang memberi ketetapan dan tak dapat diberi ketetapan. Sesungguhnya tidaklah akan hina
orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Kebajikan
Engkau selalu bertambah Ya Tuhan kami, dan Engkau Maha Luhur. Maka segala puji bagi-Mu atas
sesuatu yang telah Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada Engkau. Semoga Allah
melimpahkan rahmat, barakah dan salam kepada junjungan kami Nabi yang ummi dan segenap keluarga
serta para sahabatnya.”
Di saat membaca qunût, sunnat mengangkat kedua tangan. Posisi telapak tangan lurus bahu, dengan jari-
jari lebih tinggi dari telapak tangan. Kedua tangan bisa dipisah atau dikumpulkan, namun yang lebih utama
adalah dikumpulkan[1].
Setelah membaca doa qunut tidak disunnahkan mengusapkan tangan ke wajah.
Sunnat-sunnat ab’ad yang disebutkan di atas, apabila tidak dikerjakan maka sunnat diganti dengan sujud
sahwi. Yaitu sujud dua kali yang dilakukan setelah membaca doa taysahhud akhir dan sebelum salam.
Cara sujud sahwi sama dengan sujudnya shalat. Sementara duduk di antara dua sujud sahwi sama
dengan duduk di antara dua sujudnya shalat dalam kewajiban dan kesunnatannya.
Sunnat Hay’ât
Sunnat Hay’ât adalah sunnat-sunnat shalat yang jika ditinggalkan tidak sunnat diganti dengan sujud sahwi.
Adapun sunnat-sunnat tersebut selain yang telah disebutkan dalam pembahasan rukun-rukun shalat di
atas adalah sebagai berikut:
1. Mengangkat kedua tangan. Kesunnatan mengangkat kedua tangan adalah pada saat:
a.Takbîratul ihrâm. Caranya: Mengangkat kedua tangan bersama dengan awal takbir (hamzahnya Allah),
dan meletakkan kedua tangan (bersedekap) dibersamakan dengan ra’nya kata akbar.
b.Ketika akan rukû’. Caranya: tangan diangkat bersamaan dengan awal takbir ketika mushalli masih berdiri
dan memanjangkan bacaan takbirnya hingga berakhir pada saat mulai rukû’.
c.Ketika akan i’tidâl bersamaan dengan membaca :
َس ِم َع اُهلل ِلَمْن َح ِم َدُه
d.Ketika bangun dari tasyahhud awal. Yaitu mengangkat tangan ketika berada di paling sedikitnya rukû’.
2. Bersedekap. Yaitu dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan menggenggam
pergelangan dan sebagian lengan tangan kiri dengan telapak tangan kanan. Menurut Imam al-
Ghazali dalam kitab Ihyâ’-nya, adalah memegang pergelangan tangan kiri, tepat di persendian,
dengan mempertemukan ibu jari dengan jari manis. Sedangkan jari telunjuk dan jari tengah
dibiarkan terlepas.[2] Posisi tangan saat bersedekap berada di atas pusar dan di bawah dada,
agak condong ke kiri, tepat di bagian anggota tubuh yang paling sempurna, yaitu hati.[3]
3. Membaca doa iftitâh setelah takbîratul ihrâm baik dalam shalat fardhu maupun shalat sunnat
(selain shalat jenazah).
Salah satu bacaan doa iftitâh yang paling sering dipakai adalah sebagai berikut:
ِإِّن ْي َو ََّج ْه ُت َو ْج ِه َي ِلَّلِذْي َفَط َر الَّس َمَو اِت َو ْاَألْر َض َح ِنْي ًف ا ُمْس ِلًما َو َم ا.ُهللا َأْك َب ْر َك ِبْيًر ا َو اْلَح ْمُد ِ ِهلل َك ِثْيًر ا َو ُسْب َح اَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأِص ْي ًال
َال َش ِر ْي َك َل ُه َو ِب َذ ِلَك ُأِم ْر ُت َو َأَن ا ِمَن اْلُمْس ِلِمْي َن. ِإَّن َص َالِتْي َو ُنُس ِكْي َو َم ْح َي اَي َو َمَم اِتيِ ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِمْي َن. َأَن ا ِمَن اْلُم ْش ِر ِكْي َن.
4. Membaca ta’awwudz (meminta perlindungan kepada Allah) sebelum membaca Fâtihah. Di antara
bacaan ta’awwudz adalah:
َأُعْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan Syetan yang terkutuk”.
5. Membaca “amîn” setelah Fâtihah. Sebelum membaca “amîn” bagi orang yang membaca surat
Fâtihah sunnat membaca doa
ِلِم ِل ِم ِف ِل ِل ِل
َر ِّب اْغ ْر ى َو َو ا َد َّي َو َج ْيِع اْلُمْس ْيَن
6. Mengeraskan bacaan Fâtihah dan surat di rakaat pertama dan kedua dalam shalat jahriyah, yaitu
Magrib, Isya’, Subuh, Jumat, shalat Id, Tarawih, Witir di bulan Ramadhan, Gerhana Bulan, Istisqa’
(baik malam atau siang) dan dua rakaat thawaf. Dan memelankan bacaan Fâtihah dan surat di
selain rakaat dan shalat-shalat tersebut.
7. Membaca satu surat al-Qur’an setelah Fâtihah pada rakaat pertama dan kedua.
Makmum tidak disunnatkan membaca surat dalam shalat jahriyah. Pada saat imam membaca surat,
makmum sunnat mendengarkannya. Makruh bagi makmum membaca surat pada saat imam membaca
surat dalam shalat jahriyah,
8. Takbir intiqâl (takbir perpindahan dari satu rukun kepada rukun yang lain). Yaitu:
a. ketika turun untuk rukû‘
b. turun untuk sujud
11. Mengangkat jari telunjuk tangan kanan saat membaca lafal Illâllâh dalam syahadat ketika
membaca doa tasyahhud dan membiarkan terangkat hingga tuntas bacaan tasyahhud awal-nya
dan hingga salam dalam tasyahhud akhir14. Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud,
kecuali ketika mengangkat jari telunjuk dalam tasyahhud, maka pandangan dialihkan ke jari
telunjuk.
12. Menfokuskan pandangan mata pada jari telunjuk yang sedang terangkat hingga akhir bacaan
tasyahhud awalnya atau hingga salam dalam tasyahud akhir.
13. Duduk iftirâsy Duduk iftirâsy adalah duduk di atas mata kaki kiri, sedangkan telapak kaki kanan
ditegakkan, dan sebagaian ujung jari-jari kaki ditekuk dihadapkan ke arah kiblat.
16. Duduk istirahat setelah sujud kedua di rakaat pertama dan ketiga (ketika akan berdiri untuk rakaat
kedua dan keempat).
17. Menyangga tubuh dengan kedua tangan ketika akan berdiri, baik dari tahiyat awal atau duduk
istirahat.
18. Menoleh ke kanan dan ke kiri saat salam. Menoleh ke arah kanan bersamaan dengan kalimat
warahmatullâh. Ukurannya, sekiranya pipi kanannya terlihat oleh orang yang ada di belakangnya.
Lalu, wajah menghadap kiblat kembali dan membaca salam kedua. Kemudian menoleh ke kiri
bersamaan dengan kalimat warahmatullâh yang sekiranya pipi kirinya terlihat oleh orang yang ada
dibelakangnya.
Makruh-makruh Shalat
Shalat dalam keadaan menahan hadas seperti menahan kentut dan kencing, karena dapat mengganggu
pada kekhusyu’an.
Ada lima perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam bentuk dan sifat shalatnya :[5]
Pertama, ketika rukû’.
Laki-laki: kedua siku direnggangkan dari lambung, perut diangkat dari paha, kedua lutut dan telapak kaki
dipisah kira-kira satu jengkal.
Perempuan: kedua siku dipertemukan dengan lambung; sebagian perut dipertemukan dengan sebagian
paha sementara kedua lutut dan kedua telapak kakinya dirapatkan.
Ketiga, ketika terjadi sesuatu dalam shalat, seperti mengingatkan imam yang lupa, memberi izin pada
orang yang meminta izin masuk ke rumahnya atau memperingati orang buta yang akan terjadi bahaya.
Laki-laki: memberitahu dengan cara membaca tasbîh : subhanalloh. Membaca tasbîh ini harus dengan
bertujuan dzikir atau bertujuan dzikir disertai tujuan memberi tahu, atau tidak berniat apa-apa. Sebab, bila
tujuannya hanya untuk menegor imam, shalatnya bisa batal.
Perempuan: memberitahunya dengan cara menepukkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri.
Jika yang ditepukkan adalah telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan tujuan main-main, dan
tahu akan keharamannya, maka shalatnya batal.
Sumber: http://www.piss-ktb.com/2013/09/2713-tuntunan-shalat-bab-vi-shalat-bag-
3.html
Terimakasih, tetap mencantumkan sumber kutipan.