Doa sebelum wudu perlu dipanjatkan saat memasuki bagian membasuh wajah
dalam tata cara berwudu. Doa wudu atau niat tersebut berbunyi:
Artinya: "Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil, fardu karena Allah
Taala".
2. Membasuh tangan
Mencuci tangan hingga siku termasuk rukun wudhu yang kedua. Yang dimaksud tangan
adalah ujung jari hingga siku.
Yang lebih lengkap membicarakan membasuh tangan hingga siku adalah hadits dari
Nu’aim bin ‘Abdillah Al-Mujmir, ia berkata,
َر َأْيُت َأَبا ُهَر ْيَر َة َيَتَو َّض ُأ َفَغَس َل َو ْج َهُه َفَأْسَبَغ اْلُو ُض وَء ُثَّم َغ َس َل َيَدُه اْلُيْم َنى َح َّتى َأْش َر َع ِفى اْلَعُضِد ُثَّم َيَدُه اْلُيْسَر ى َح َّتى
َأْش َر َع ِفى اْلَعُضِد ُثَّم َم َسَح َر ْأَسُه ُثَّم َغ َس َل ِر ْج َلُه اْلُيْم َنى َح َّتى َأْش َر َع ِفى الَّس اِق ُثَّم َغ َس َل ِر ْج َلُه اْلُيْسَر ى َح َّتى َأْش َر َع ِفى
َيَتَو َّض ُأ-صلى هللا عليه وسلم- الَّس اِق ُثَّم َقاَل َهَك َذ ا َر َأْيُت َر ُس وَل ِهَّللا.
3. Kumur-kumur
penerapan berkumur yang dianggap paling sempurna adalah menggerak-gerakkan air
dalam mulut. Kemudian, air tersebut dikeluarkan saat berwudhu.
Dari Laqith bin Shabrah RA bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: "Jika engkau berwudhu, maka berkumur-kumurlah," (HR Baihaqi, Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani).
4. Membasuh hidung
Berwudhu tidak hanya upaya untuk membasahi anggota tubuh saja, namun hakikat dari
berwudhu ialah membuat diri seseorang suci dan bersih dari segala noda baik noda fisik
maupun batin. Cuci hidung atau menurut Islam dikenal dengan istilah istinsyaq dan
istintsar, merupakan bagian dari proses wudhu yang dilakukan oleh umat Islam.
َأْخ َبَر َنا ُم َح َّم ُد ْبُن ُز ْنُبوٍر اْلَم ِّك ُّي َقاَل َح َّد َثَنا اْبُن َأِبي َح اِزٍم َعْن َيِز يَد ْبِن َع ْبِد ِهَّللا َأَّن ُم َح َّم َد ْبَن ِإْبَر اِه يَم َح َّد َثُه َعْن ِع يَس ى ْبِن
َطْلَح َة َعْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َعْن َر ُس وِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَذ ا اْس َتْيَقَظ َأَح ُد ُك ْم ِم ْن َم َناِمِه َفَتَو َّض َأ َفْلَيْس َتْنِثْر َثاَل َث
َم َّر اٍت َفِإَّن الَّش ْيَطاَن َيِبيُت َع َلى َخ ْيُشوِم ِه
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Zunbur Al Makki dia berkata telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Hazim dari Yazid bin Abdullah bahwasanya
Muhammad bin Ibrahim bercerita dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah dari Rasulullah
beliau bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, lalu berwudhu,
hendaklah ia menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya kembali sebanyak tiga kali,
karena setan tinggal (bermalam) dalam batang hidungnya,"
5. Membasuh wajah
Hukumnya adalah wajib. Definisi wajah secara syar’i tidak dijelaskan oleh syari’at, maka
kita kembalikan kepada maknanya secara bahasa.
َفَح ُّد ُه ِفي الُّطوِل ِم ْن ُم ْبَتَد ِأ، َو ُهَو ُعْض ٌو ُم ْشَتِم ٌل َع َلى َأْع َض اٍء َو َلُه ُطوٌل َو َعْر ٌض،َو اْلَو ْج ُه ِفي الُّلَغِة َم ْأُخ وٌذ ِم َن اْلُمَو اَج َهِة
َو ِم َن اُأْلُذ ِن ِإَلى اُأْلُذ ِن ِفي اْلَعْر ِض، َس ْطِح اْلَج ْبَهِة ِإَلى ُم ْنَتَهى الَّلْح َيْيِن
“Wajah secara Bahasa diambil dari kata muwajahah (saling berhadapan). Dan dia adalah
anggota tubuh yang mencakup anggota-anggota tubuh (lainnya) dan dia memiliki panjang
dan lebar. Batasan panjangnya dimulai dari awal kening hingga penghabisan jenggot,
adapun lebarnya dari telinga ke telinga”
َر َأْيُت َأَبا ُهَر ْيَر َة َيَتَو َّض ُأ َفَغَس َل َو ْج َهُه َفَأْسَبَغ اْلُو ُض وَء ُثَّم َغ َس َل َيَدُه اْلُيْم َنى َح َّتى َأْش َر َع ِفى اْلَعُضِد ُثَّم َيَدُه اْلُيْسَر ى َح َّتى
َأْش َر َع ِفى اْلَعُضِد ُثَّم َم َسَح َر ْأَسُه ُثَّم َغ َس َل ِر ْج َلُه اْلُيْم َنى َح َّتى َأْش َر َع ِفى الَّس اِق ُثَّم َغ َس َل ِر ْج َلُه اْلُيْسَر ى َح َّتى َأْش َر َع ِفى
َيَتَو َّض ُأ-صلى هللا عليه وسلم- الَّس اِق ُثَّم َقاَل َهَك َذ ا َر َأْيُت َر ُس وَل ِهَّللا.
7. Membasuh kepala
Hukum membasuh kepala saat berwudhu adalah wajib.
Adapun caranya yaitu mengusap semua kepalanya akan tetapi sesuai dengan arah rambut,
yaitu ketika mengusap tidak mengubah rambut dari posisinya. Hal ini berdasarkan hadits
Ar-Rubai’ binti Mu’awwidz:
« اَل، ِلُم ْنَصِّب الَّش ْع ِر، ِم ْن َقْر ِن الَّش ْع ِر ُك ِّل َناِح َيٍة،َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َتَو َّض َأ ِع ْنَدَها َفَم َسَح الَّر ْأَس ُك َّلُه
ِ»ُيَح ِّر ُك الَّش ْعَر َعْن َهْيَئِته
َأَّن الَّنِبَّي َم َسَح ِبَر ْأِس ِه َو ُأُذ َنْيِه َظاِهَر هَم ا َو َباِط َنُهَم ا
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kepala dan kedua telinga,
bagian luar dan bagian dalam”.
9. Membasuh kaki
Yang diwajibkan dalam masalah wudhu adalah membasuh kedua kaki dan tidak cukup
mengusapnya. Dalil yang menunjukkan bahwa yang wajib adalah membasuh kaki adalah
riwayat Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, dia berkata:
َفَأْد َر َكَنا َو َقْد َأْر َهْقَنا اْلَعْص َر (أي أخرنا العصر) َفَج َعْلَنا،َتَخ َّلَف الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َّنا ِفي َس ْفَرٍة َس اَفْر َناَها
َو ْيٌل ِلَألْع َقاِب ِم ْن الَّناِر َم َّر َتْيِن َأْو َثالًثا: َفَناَدى ِبَأْع َلى َصْو ِتِه،َنَتَو َّض ُأ َو َنْم َسُح َع َلى َأْر ُج ِلَنا
” Rasulullah SAW tertinggal oleh kami dalam sebuah perjalanan yang kami lakukan. Lalu
beliau menyusul kami dan kami menunda Shalat Asar. Maka kami berwudhu dan
mengusap kaki-kaki kami. Maka beliau berseru dengan suara keras: Celakalah tumit-tumit
itu dari neraka. Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali.”
َو اْج َعْلِني ِم ْن، الَّلُهَّم اْج َعْلِني ِم ْن الَّتَّو اِبيَن، َو َرُس وُلُه، َو َأْش َهُد َأَّن ُم َح َّم ًدا َعْبُد ُه،َأْش َهُد َأْن اَل إَلَه إاَّل ُهَّللا َو ْح َدُه اَل َش ِر يَك َلُه
َ َو َأُتوُب إَلْيك، ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّم َو ِبَح ْم ِد َك َأْش َهُد َأْن اَل إَلَه إاَّل َأْنَت َأْس َتْغ ِفُر َك، اْلُم َتَطِّهِر يَن
Artinya: “Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya,
Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah,
jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci."
َفَقاَل َع َّم اُر ْبُن َياِس ٍر ِلُعَم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب َأَم ا. َج اَء َر ُج ٌل ِإَلى ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب َفَقاَل ِإِّنى َأْج َنْبُت َفَلْم ُأِص ِب اْلَم اَء
َفَذ َك ْر ُت ِللَّنِبِّى – صلى هللا عليه، َو َأَّم ا َأَنا َفَتَم َّعْك ُت َفَص َّلْيُت، َتْذ ُك ُر َأَّنا ُكَّنا ِفى َس َفٍر َأَنا َو َأْنَت َفَأَّم ا َأْنَت َفَلْم ُتَص ِّل
َفَضَر َب الَّنِبُّى – صلى هللا عليه وسلم. » وسلم – َفَقاَل الَّنِبُّى – صلى هللا عليه وسلم – « ِإَّنَم ا َك اَن َيْك ِفيَك َهَك َذ ا
َو َنَفَخ ِفيِهَم ا ُثَّم َم َسَح ِبِهَم ا َو ْج َهُه َو َك َّفْيِه، – ِبَك َّفْيِه اَألْر َض
Artinya: Ada seseorang mendatangi ‘Umar bin Al-Khatthab, ia berkata, “Aku junub dan
tidak bisa menggunakan air.” ‘Ammar bin Yasir lalu berkata pada ‘Umar bin Al-Khatthab
mengenai kejadian ia dahulu, “Aku dahulu berada dalam safar. Aku dan engkau sama-
sama tidak boleh shalat. Adapun aku kala itu mengguling-gulingkan badanku ke tanah,
lalu aku shalat. Aku pun menyebutkan tindakanku tadi pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lantas beliau bersabda, “Cukup bagimu melakukan seperti ini.” Lantas beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dengan menepuk kedua telapak tangannya ke
tanah, lalu beliau tiup kedua telapak tersebut, kemudian beliau mengusap wajah, dan
kedua telapak tangannya.
َح َّد َثَنا َعْبَداُن َقاَل َأْخ َبَر َنا َعْبُد ِهَّللا َقاَل َأْخ َبَر َنا ُس ْفَياُن َعْن اَأْلْع َمِش َعْن َس اِلِم ْبِن َأِبي اْلَج ْعِد َعْن ُك َر ْيٍب َعْن اْبِن َعَّباٍس َعْن
َم ْيُم وَنَة َقاَلْت
َس َتْر ُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو ُهَو َيْغ َتِس ُل ِم ْن اْلَج َناَبِة َفَغَس َل َيَد ْيِه ُثَّم َصَّب ِبَيِم يِنِه َع َلى ِش َم اِلِه َفَغَس َل َفْر َج ُه َو َم ا
َأَص اَبُه ُثَّم َم َسَح ِبَيِدِه َع َلى اْلَح اِئِط َأْو اَأْلْر ِض ُثَّم َتَو َّض َأ ُو ُض وَءُه ِللَّص اَل ِة َغ ْيَر ِر ْج َلْيِه ُثَّم َأَفاَض َع َلى َج َسِدِه اْلَم اَء ُثَّم َتَنَّح ى
َفَغَس َل َقَد َم ْيِه
َتاَبَعُه َأُبو َع َو اَنَة َو اْبُن ُفَضْيٍل ِفي الَّس ْتِر
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan berkata, telah mengabarkan kepada kami
‘Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Salim bin
Abu Al Ja’d dari Kuraib dari Ibnu ‘Abbas dari Maimunah ia berkata, “Aku menutupi Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau sedang mandi junub. Beliau mencuci kedua
tangannya, lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada tangan kirinya, lalu
mencuci kemaluannya dan apa yang terkena (mani). Beliau kemudian menggosokkan
tangannya ke dinding atau tanah. Kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat
kecuali kedua kakinya. Kemudian beliau mengguyurkan air ke seluruh badannya. Kemudian
menyudahi dengan mencuci kedua kakinya.” Hadits ini dikuatkan oleh Abu ‘Awanah dan
Ibnu Fudlail dalam masalah tabir (penutup).” (BUKHARI – 272)