Penerjemah:
Afit Sahrul Hamid
| Tata Cara Wudhû Nabî
niat
2
| Muhammad Al-Khidhir
MEMBACA BISMILLAH
اح َد ٍة
ِفو ِ
َ ٍّ اسَتْن َش َق م ْن َك
ْ ض َو
َ ض َم
ْ فَ َم
“Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air kedalam
hidung dengan satu telapak tangan.”
Al-Madhmadhah yaitu memasukkan air ke dalam mulut
kemudian memutar-mutarnya di dalam mulut. Di dalam Ash-
Shahîhain dari ‘Utsmân bin ‘Affân :
اسَتْنَثَر
ْ ض َو
َ ض َم
ْ مُثَّ َم
“Kemudian beliau berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam
hidung lalu mengeluarkannya.”
Al-Istinsyâq yaitu menghirup air kedalam hidung. Di dalam
Sunan dari Laqîth bin Shabirah :
»صائِ ًما ِ ِ ِ
َ « َوبَال ْغ يِف اإْلِ ْستْن َشاق إِالَّ أَ ْن تَ ُك ْو َن
“Bersungguh-sungguhlah dalam istinsyâq kecuali kamu dalam
keadaan puasa.”
Membasuh wajah
5
| Tata Cara Wudhû Nabî
7
| Tata Cara Wudhû Nabî
MENGUSAP KEPALA
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يِف َس َف ٍر َس ا َف ْرنَاهُ فَأ َْد َر َكنَ ا َوقَ ْد َ َّخَتَل
َ ُّ ف َعنَّا النَّيِب
« َويْ ٌل:ص ِر فَ َج َع ْلنَ ا مَنْ َس ُح َعلَى أ َْر ُجلِنَ ا َفنَ َادى ْ ص اَل ةُ الْ َع
َ ت ْ ض َر َ َح
»اب ِم ْن النَّا ِر ِ لِأْل َْع َق
“Nabî meninggalkan kami lebih dahulu dalam suatu perjalanan
yang kami lakukan, lalu kami mendapati beliau ketika waktu
shalat ‘ashar telah tiba, maka kami mulai membasuh kaki-kaki
kami, tiba-tiba beliau menyeru: "Celakalah dengan api Neraka
terhadap tumit-tumit (yang tidak terbasuh air wudhû).” (HR. Al-
Bukhârî dan Muslim).
Dari Abû Hurairah bahwasannya Nabî melihat seorang
laki-laki yang belum terbasuh bagian tumitnya maka beliau
berkata:
ِ «ويْل لِأْل َْع َق
»اب ِم َن النَّا ِر ٌ َ
“Celakalah dengan api Neraka bagi tumit-tumit yang tidak
terbasuh air wudhû.” (HR. Al-Bukhârî dan Muslim).
Adapun firman Allâh :
ِ غُواْ وج وه ُك مۡ وأَ ۡي ِدي ُك مۡ إِىَل ٱ ۡل مرافِ ِق وٱ مۡس حواْ بِرء
ۡوس ُك م ۡ ِ
ُ ُ ُ َ َ ََ َ َ َ ُ ُ ﴿فَٱ س ل
﴾َوأَ ُۡجرلَ ُك مۡ إِىَل ٱ ۡل َك ۡبَع ۡي ِن
“Maka basuhlah oleh kalian terhadap wajah-wajah kalian dan
tangan-tangan kalian sampai ke siku, dan sapulah kepala kalian
dan basuhlah oleh kalian terhadap kaki-kaki kalian sampai ke
kedua mata kaki” (QS. Al-Mâidah : 6)
Kata “arjulakum” itu ma’thûf (diikutkan) kepada
“wujûhakum”, dan wajah-wajah adalah dibasuh, oleh sebab itu
keberadaan kaki-kaki juga dibasuh.
Membasuh kaki diakhirkan setelah mengusap kepala
menunjukkan atas keharusan mengurutkan anggota-anggota
wudhû di saat berwudhû.
11
| Tata Cara Wudhû Nabî
13
| Tata Cara Wudhû Nabî
-Selesai Alhamdulillâh-
Referensi Penerjemahan :
Al-Qur’an Terjemah
www.hadits.net
Aplikasi Al-Qamus
www.dorar.net
14