Anda di halaman 1dari 9

PELAJARAN 5

FIQIH
Tema: Sunnah-sunnah wudhu dan pembatalnya

Kompetensi :
• Peserta mengetahui sunnah-sunnah wudhu
• Peserta mengetahui pembatal wudhu
Indikator :
• Peserta bisa menyebutkan sunnah-sunnah wudhu
• Peserta bisa menyebutkan pembatal wudhu
• Peserta bisa mempraktekkan sunnah-sunnah wudhu

Sunnah-sunnah wudhu

Yang dimaksud sunnah-sunnah wudhu adalah hal-hal yang


menyempurnakan wudhu. Di dalamnya terdapat tambahan pahala.
Adapun jika hal-hal tersebut ditinggalkan, wudhunya tetap sah. Di antara
sunnah-sunnah wudhu adalah:

1. Bersiwak
Bersiwak adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada
gigi untuk menghilangkan warna kuning atau yang lainnya.

Bersiwak merupakan Sunnah wudhu sebagaimana dalam sabda


Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

ٍ‫لسو ِاك عِ ْن َد ُك ِل صَلَة‬


ِ ِ
َ َ ‫َش مق َعلَى أُم َِّت ََم ْرُُتُ ْم ِب‬
ُ ‫لَ ْوَلَ أَ ْن أ‬
“Seandainya jika tidak memberatkan ummatku, niscaya aku
perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap hendak berwudhu”
(HR. Tirmidzi)

29 | F I Q I H
2. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali

Sebelum wudhu, disunnahkan mencuci kedua telapak tangan.


Hal ini dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali berdasarkan
hadits berikut ini :
، ‫غ َعلَى يَ َديْ ِه ِم ْن إِ ََنئِِه‬ ٍ ‫عن ُحرا َن موََل عثْما َن ب ِن عفما َن أَنمه رأَه عثْما َن دعا بِوض‬
َ ‫ فَأَفْ َر‬، ‫وء‬ ُ َ ََ َ ُ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َُْ ْ َ
‫ضوئِى َه َذا‬ ُ ‫ضأُ ََْن َو ُو‬ ‫مِب – صلى هللا عليه وسلم – يَتَ َو م‬ ‫ت النِ م‬ َ َ‫ اُم ق‬، ٍ ‫ث َم مرا‬
ُ ْ‫ال َرأَي‬ َ َ‫فَغَ َسلَ ُه َما ثََل‬
Dari Humroon budaknya Utsman bin Affan, (ketika ia menjadi
budaknya Utsman.) suatu ketika beliau memintanya untuk
membawakan air wudhu (dengan wadah .), kemudian aku tuangkan
air dari wadah tersebut ke kedua tangan beliau. Maka ia
membasuh tangannya sebanyak tiga kali……kemudian beliau
berkata, “Aku dahulu melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam
berwudhu dengan wudhu seperti yang aku peragakan ini. (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Menyela-nyela antara jari-jemari

Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Laqith bin


Shabrah, katanya, “Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, kabarkan
kepadaku tentang wudhu?'” Nabi berkata, “Sempurnakan wudhu-
mu, dan sela-selalah antara jari-jemarimu, dan bersungguh
sungguhlah dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali jika
kamu dalam keadaan berpuasa.” (Diriwayatkan oleh lima imam,
dishahihkan oleh Tirmidzi)

4. Berkumur-kumur dan bersungguh-sungguh dalam


memasukkan air ke hidung kecuali bagi yang berpuasa

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

30 | F I Q I H
« ‫صائِ ًما‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫» َِبل ْغ ِِف اَل ْستنْ َشاق إَِلم أَ ْن تَ ُكو َن‬
“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali jika
kamu sedang berpuasa” (HR. Abu Dawud)

5. Mendahulukan membasuh anggota wudhu yang kanan

Ketika berwudhu, hendaknya mencuci anggota wudhu


dengan memulainya dari bagian anggota wudhu yang kanan dulu
kemudian ke bagian yang kiri pada. Hal ini juga disebut dengan
istilah tayamun yaitu memulai dengan yang kanan. Sebagaimana
dalam sebuah hadits disebutkan, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata :

‫ َوِي َشأْنِِه ُكلِ ِه‬،ِ‫ َوطُ ُهوِره‬،‫ َوتَ َر ُّجلِ ِه‬،‫ ِي تَنَ عُّلِ ِه‬،‫صلمى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلم َم «يُ ْع ِجبُهُ التميَ ُّم ُن‬ ُّ ِ‫َكا َن الن‬
َ ‫مِب‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam amat menyukai memulai
dengan kanan dalam mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci
dan dalam urusannya yang penting semuanya” (Muttafaqun ‘alaih).
6. Mencuci anggota-anggota wudhu sebanyak tiga kali
Dalam sebuah hadits dijelaskan yang artinya:
Humran bekas budak dari Utsman menceritakan bahwa ia
pernah melihat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu meminta air
dalam wadah untuk berwudhu. Lalu ia menuangkan air pada telapak
tangannya tiga kali, lalu membasuh kedua telapak tangannya.
Kemudian memasukkan tangannya lagi ke dalam wadah, lalu
berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau
membasuh wajah tiga kali. Kemudian membasuh tangan hingga siku
tiga kali. Kemudian mengusap kepala, lalu membasuh kaki hingga
mata kaki sebanyak tiga kali. Kemudian ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa

31 | F I Q I H
berwudhu seperti wudhuku ini kemudian ia shalat dua rakaat lalu
tidak berbicara dalam dirinya (maksudnya: tidak memikirkan urusan
dunia dan hal-hal yang tidak terkait dengan shalat, pen.), maka
Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
7. Berdo’a setelah wudhu

Berdoa setelah wudhu merupakan salah satu amalan yang


sangat dianjurkan, berdasarkan hadits dari Umar radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫ول أَ ْش َه ُد أَ ْن َلَ إِلَهَ إَِلم‬ ِ ‫ما ِم ْن ُكم ِمن أَح ٍد ي ت و م‬
ُ ‫ضأُ فَيُ ْبل ُغ – أ َْو فَيُ ْسبِ ُغ – الْ ُو‬
ُ ‫ضوءَ اُم يَ ُق‬ َ ََ َ ْ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ْ ‫اَّلل وأَ من ُُم مم ًدا عب ُده ورسولُه إَِلم فُتِحت لَه أَب واب‬
َ‫اْلَنمة الث َممانيَةُ يَ ْد ُخ ُل م ْن أَي َها َشاء‬ ُ َْ ُ ْ َ ُ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ‫م‬
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan
sempurna, kemudian mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illallah
wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhammdan
abduhu wa rosuluhu‘ kecuali dibukakan baginya delapan pintu
surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia suka.” (HR.
Muslim).
Di dalam lafadz Tirmidzi ada tambahan bacaan,
ِ ِ
‫ين‬ ِ
َ ‫اج َعلْ ِِن م َن الْ ُمتَطَه ِر‬ َ ِ‫اج َعلْ ِِن م َن التم مواب‬
ْ ‫ْي َو‬ ْ ‫اللم ُهم‬
“Allahumma ijnalni minattawwabiin wa ij’alni minal
mutathohhiriin.”

“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat


dan jadikanlah aku termsuk orang-orang yang selalu mensucikan
diri”(HR. Tirmidzi)

8. Shalat dua raka’at setelah wudhu

32 | F I Q I H
Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

‫مم ِم ْن ذَنْبِ ِه‬ ‫ غَ َف َر م‬، ُ‫ث فِي ِه َما نَ ْف َسه‬


َ ‫اَّللُ لَهُ َما تَ َقد‬ ُ ‫ َلَ ُُيَ ِد‬، ‫ْي‬
ِ ْ َ‫صلمى رْك َعت‬ ِ ُ ‫ضأَ ََْنو و‬
َ َ ‫ضوئى َه َذا اُم‬ ُ َ ‫َم ْن تَ َو م‬
“Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini,
kemudian sholat 2 raka’at (dengan khusyuk.) setelahnya dan ia
tidak berbicara di antara keduanya, maka akan diampuni seluruh
dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari dan Muslim)
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “yang dimaksud
dengan tidak berbicara diantara keduanya yaitu tidak berbicara
dalam masalah dunia yang tidak ada hubungannya dengan
sholat”. (Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim).

Catatan

Bagi laki-laki yang memiliki jenggot lebat disyariatkan untuk


menyela-nyela jenggotnya pada saat membasuh wajahnya. Hal ini selain
mengikuti sunnah dan perintah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, juga
agar air itu masuk meresap ke dalam kulit wajah.
Adapun dalil contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika menyela-nyela jenggotnya adalah sebagai berikut,
ِ ‫ت َر ُس ْوَل هللاِ صلى هللا عليه و سلم تَ َو م‬
ُ‫ضأَ فَ َخلم َل ْلْيَ تَه‬ ُ ْ‫ َرأَي‬:‫ال‬
َ َ‫عن أيب أيوب ا نصار ق‬

Dari Abu Ayyub al-Anshoriy radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku


pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘ alaihi wa sallam berwudlu lalu
menyela-nyela jenggotnya”. (HR Ibnu Majah)

Pembatal wudhu

Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya shalat, jika wudhu


seseorang batal maka shalatnya tidak sah. Jika terjadi hal-hal yang

33 | F I Q I H
menyebabkan wudhu seseorang batal, maka wajib mengulangi
wudhu. Adapun hal-hal yang dapat membatalkan wudhu yaitu :

1. Segala sesuatu yang keluar dari kemaluan dan dubur


2. Tidur nyenyak dan hilang kesadaran
3. Menyentuh kemaluan tanpa penghalang
4. Memakan daging unta

Penjelasan :

Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu :

1. Segala sesuatu yang keluar dari kemaluan dan dubur

Apapun yang keluar dari dua jalan tersebut baik kemaluan maupun
dubur dapat membatalkan wudhu. Sesuatu yang keluar dari kemaluan
biasanya air kencing sedangkan yang keluar dari dubur biasanya kentut,
kotoran buang air besar. Seseorang yang sudah berwudhu namun ada
sesuatu yang keluar dari kemaluan atau dubur maka wudhunya batal
dan wajib mengulang.

Kencing, buang air besar dan kentut merupakan pembatal wudhu’.


Dalam Alquran, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
‫َحد ِم ْن ُك ْم ِم َن الْغَائِ ِط‬
َ ‫أ َْو َجاءَ أ‬
Artinya :
“Atau kembali dari tempat buang air (kakus).”(QS. Al-Maidah: 6).

Ayat diatas menerangkan bahwa siapa saja yang telah membuang


hajatnya baik itu buang air kecil (kencing) maupun buang air besar
hendaknya ia bersuci. Maka jelas bahwa kencing dan buang air besar
dapat membatalkan wudhu’.

34 | F I Q I H
Sedangkan dalil bahwa kentut (baik dengan bersuara atau pun tidak)
membatalkan wudhu adalah hadits dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
. » َ‫ضأ‬
‫ث َح مَّت يَتَ َو م‬
َ ‫َح َد‬ ِ‫ول م‬ ُ ‫َِ َ أ ََِب ُهَريْ َرةَ يَ ُق‬
ْ ‫صَلَةُ َم ْن أ‬
َ ‫اَّلل صلى هللا عليه وسلم « َلَ تُ ْقبَ ُل‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ول ق‬

‫ض َراط‬
ُ ‫ال فُ َساء أ َْو‬
َ َ‫ث ََي أ ََِب ُهَريْ َرةَ ق‬
ُ ‫اْلَ َد‬ ْ ‫ال َر ُجل ِم ْن َح‬
ْ ‫ض َرَم ْو َ َما‬ َ َ‫ق‬

“Shalat seseorang yang berhadats tidak akan diterima sampai ia


berwudhu.” Lalu ada orang dari Hadhromaut mengatakan, “Apa yang
dimaksud hadats, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah pun menjawab,
“Di antaranya adalah kentut tanpa suara atau kentut dengan suara.”
(HR. Bukhari)

2. Tidur nyenyak dan hilang kesadaran


Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur lelap yang tidak lagi
dalam keadaan sadar. Maksudnya, ia tidak lagi mendengar suara, atau
tidak merasakan lagi sesuatu jatuh dari tangannya, atau tidak merasakan
air liur yang menetes. Tidur seperti inilah yang membatalkan wudhu, baik
tidurnya dalam keadaan berdiri, berbaring, ruku’ atau sujud. Karena tidur
semacam ini yang dianggap mazhonnatu lil hadats, yaitu kemungkinan
muncul hadats.

Sedangkan tidur yang hanya sesaat yang dalam keadaan kantuk,


masih sadar dan masih merasakan merasakan apa-apa, maka tidur
semacam ini tidak membatalkan wudhu.

3. Menyentuh kemaluan tanpa penghalang


Diantara hal yang dapat membatalkan wudhu adalah menyentuh
kemaluan tanpa ada pembatas atau penghalang. Sebagaimana dijelaskan

35 | F I Q I H
dalam hadits Busrah binti Shafwan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ْ‫ضأ‬
‫س ذَ َكَرهُ فَلْيَ تَ َو م‬
‫َم ْن َم م‬
“Barangsiapa yang menyentuh kemaluannya, hendaklah ia berwudhu.”
(HR. Tirmidzi)
4. Memakan daging unta
Dalilnya adalah hadist dari Jabir bin Samuroh,

‫ضأْ َوإِ ْن‬ ِ َ َ‫ضأُ ِم ْن ُْلُ ِوم الْغَنَ ِم ق‬


َ ‫ال « إِ ْن ش ْئ‬
‫ت فَتَ َو م‬ ‫ أَأَتَ َو م‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫اَّلل‬
‫ول م‬ َ ‫أَ من َر ُجَلً َسأ ََل َر ُس‬

.»‫ضأْ ِم ْن ُْلُ ِوم ا ِلبِ ِل‬ َ َ‫ضأُ ِم ْن ُْلُ ِوم ا ِلبِ ِل ق‬


‫ال « نَ َع ْم فَتَ َو م‬ َ َ‫ ق‬.» ْ‫ضأ‬
‫ال أَتَ َو م‬ ‫ت فََلَ تَ َو م‬ ِ
َ ‫ش ْئ‬

“Ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam, “Apakah aku mesti berwudhu setelah memakan daging
kambing?” Beliau bersabda, “Jika engkau mau, berwudhulah. Namun
jika enggan, maka tidak mengapa engkau tidak berwudhu.” Orang tadi
bertanya lagi, “ Apakah seseorang mesti berwudhu setelah memakan
daging unta?” Beliau bersabda, “Iya, engkau harus berwudhu setelah
memakan daging unta.”[HR. Muslim]

Catatan
Hilangnya akal dan kesadaran seperti mabuk, pingsan dan gila juga
termasuk hal-hal yang dapat membatalkan wudhu karena kondisi tersebut
lebih parah dari tidur lelap/nyenyak.

Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !


1. Apa yang dimaksud dengan sunnah-sunnah wudhu ?
Jawab :
………………………………………………………………………..

36 | F I Q I H
...............................................................................................................
2. Apa saja yang termasuk dalam sunnah-sunnah wudhu ?
Jawab :
………………………………………………………………………
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
3. Apa saja yang dapat membatalkan wudhu ?
Jawab :
………………………………………………………………………...
...............................................................................................................

Evaluasi penerapan
Berilah tanda (√ ) pada kolom “iya” dan tanda (X) pada kolom
“tidak” sesuai dengan point terapan setelah mempelajari materi tentang
sunnah-sunnah wudhu dan pembatalnya.
No Poin terapan Iya Tidak
1 Saya mencuci tangan sebelum berwudhu
2 Saya mendahulukan bagian kanan saat
berwudhu
3 Saya membasuh anggota wudhu sebanyak 3 kali
dan tidak lebih
4 Saya berdo’a setelah wudhu dengan do’a yang
disunnahkan
5 Setelah sholat zhuhur, kadang saya mengantuk
dan tertidur nyenyak, sebelum waktu ashar tiba
saya terbangun dan berwudhu kembali.

37 | F I Q I H

Anda mungkin juga menyukai