Anda di halaman 1dari 3

Sunnah wudhu

By daus

Sunnah wudhu adalah hal-hal yang dianjurkan dalam berwudhu . Meskipun sunnah, umat
Islam dianjurkan mengamalkannya mengingat besarnya keutamaan dan pahala yang ada di
dalamnya.

Berikut Sunnah berwudhu dan dalilnya yang dikutip dari Kitab "Fiqih Wudhu versi Mazhab
Syafi'i" karya Ustaz Muhammad Ajib (pengajar di Rumah Fiqih Indonesia).

1. Menghadap Kiblat.
Di dalam Kitab Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab dan Kitab Al-Fiqhu al-Manhaji Alaa
Madzhabi al-Imam Asy-Syaafi'i disebutkan bahwa disunnahkan ketika berwudhu untuk
menghadap ke arah kiblat. Sebab arah kiblat adalah arah yang mulia. Sehingga
disunnahkan untuk menghadap kiblat. Bagi yang tidak menghadap kiblat wudhunya tetap
sah, hanya saja tidak mendapatkan pahala sunnah menghadap kiblat.

2. Bersiwak.
Dalam Kitab Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab karya Imam an-Nawawi (wafat 676 H) dan
kitab Kaasyifatus Sajaa karya Syeikh Nawawi Al-Bantani (wafat 1314 H) disebutkan bahwa
disunnahkan bersiwak atau sikat gigi setiap kali hendak wudhu.

Dalilnya adalah hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim:


.‫ "لوال أن أشق على أمتي ألمرتهم بالسواك مع كل وضوء‬:‫ قال‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن النبي‬- ‫ رضي هللا عنه‬- ‫عن أبي هريرة‬
‫رواه البخاري ومسلم‬.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi SAW beliau bersabda:
"Seandainya tidak memberatkan ummatku maka sungguh akan aku perintahkan mereka
untuk bersiwak setiap kali wudhu. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membaca Basmallah.
Dalam Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' (wafat 593 H) disebutkan bahwa termasuk
sunnah wudhu adalah membaca basmallah sebelum berwudhu. Dalilnya adalah hadis
hasan riwayat Imam an-Nasa'i:
‫ رواه النسائي‬.‫ "توضأوا بسم هللا‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫ رضي هللا عنه – قال‬- ‫عن أنس‬.

Dari sahabat Anas RA, Rasulullah SAW bersabda: Berwudhulah dengan menyebut nama
Allah. (HR. An-Nasa'i)

4. Melafazkan Niat Wudhu.


Dalam Kitab Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi (wafat 676 H) disebutkan
bahwa disunnahkan melafadzkan niat wudhu sebelum berwudhu. Biasanya lafaz niat wudhu
yang diucapkan redaksinya sebagai berikut:

‫ث اَألصْ َغ ِر َفرْ ضًا هَّلِل ٍ َت َعالَى‬ َ ‫ْت الوُ ضُو َء ل َِر ْف ِع‬
ِ ‫الح َد‬ ُ ‫ َن َوي‬.

(Saya niat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil fardhu karena Allah Ta'ala). Hal ini
dilakukan agar bisa membantu niat dalam hati ketika membasuh wajah.
5. Membasuh Kedua Telapak Tangan.
Dalam Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (wafat 593 H) disebutkan bahwa termasuk
sunnah wudhu adalah membasuh kedua telapak tangan terlebih dahulu sebelum berwudhu.
Dalilnya adalah hadis shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
‫ إذا استيقظ أحدكم من منامه فال يغمس يده في اإلناء حتى يغسلها‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫فإنه ال يدري أين باتت يده‬.

Dari sahabat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Jika salah satu dari kalian
bangun dari tidur maka janganlah memasukkan kedua tangan ke dalam wadah air hingga
dia mencucinya terlebih dahulu. Sebab dia tidak tahu dimana tangannya tadi malam." (HR.
Bukhari dan Muslim).

6. Berkumur-kumur.
Dalam Kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (wafat 593 H) disebutkan bahwa sunnah wudhu
adalah berkumur-kumur. Dalilnya adalah hadis sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
.‫ضَأ َنحْ َو وُ ضُوِئي َه َذا‬ ُ ‫ َرَأي‬:‫ ُث َّم َقا َل‬... ‫ َواسْ َت ْن َث َر‬، َ‫ َواسْ َت ْنشَق‬،‫ض‬
َّ ‫ْت َرسُو َل هَّللا ِ َت َو‬ َ ‫ َأنَّ ع ُْث َم‬:‫ان‬
َ ‫ ُث َّم َمضْ َم‬... :ٍ‫ان دَ َعا ِب َوضُوء‬ َ ‫َعنْ ُح ْم َر‬
)‫(متفق عليه‬

Dari Humran bahwa Utsman RA meminta air wudhu: "… Lalu berkumur-kumur dan
menghirup air dengan hidung dan mengembuskannya keluar. Kemudian Utsman berkata:
"Saya melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhu-ku ini." (HR. Bukhari Muslim)

7. Istinsyaq.
Dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (wafat 593 H) disebutkan sunnah wudhu adalah
menghirup air ke dalam hidung atau disebut dengan Istinsyaq. Dalilnya adalah hadis sahih
riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
.‫ضَأ َنحْ َو وُ ضُوِئي َه َذا‬ ُ ‫ َرَأي‬:‫ ُث َّم َقا َل‬... ‫ َواسْ َت ْن َث َر‬، َ‫ َواسْ َت ْنشَق‬،‫ض‬
َّ ‫ْت َرسُو َل هَّللا ِ َت َو‬ َ ‫ َأنَّ ع ُْث َم‬:‫ان‬
َ ‫ ُث َّم َمضْ َم‬... :ٍ‫ان دَ َعا ِب َوضُوء‬ َ ‫َعنْ ُح ْم َر‬
)‫(متفق عليه‬

Dari Humran bahwa Utsman RA meminta air wudhu: … Lalu berkumur-kumur dan
menghirup air dengan hidung dan menghembuskannya keluar … Kemudian Utsman
berkata: "Saya melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhu-ku ini." (HR. Bukhari
Muslim)

8. Mengusap Seluruh Kepala.


Dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja' (wafat 593 H) disebutkan sunnah wudhu
termasuk mengusap seluruh bagian kepala. Dalilnya adalah hadits sahih riwayat Imam
Bukhari dan Muslim:
‫ َح َّتى‬،ِ‫ َب َدَأ ِب ُم َقد َِّم َرْأسِ ه‬: ٍ‫ َوفِي لَ ْفظ‬.‫ َفَأ ْق َب َل ِب َي َد ْي ِه َوَأ ْد َب َر‬،ِ‫ َو َم َس َح النبي ِب َرْأسِ ه‬:‫ َقا َل‬- ‫ فِي صِ َف ِة ْالوُ ضُو ِء‬- ‫ْن عَاصِ ٍم‬ ِ ‫َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬
ِ ‫ْن َي ِزيدَ ب‬
‫َأ‬
)‫ ( ُم َّت َف ٌق َعلَيْه‬.ُ‫ان الَّذِي َب َد ِم ْنه‬ ِ ‫ ُث َّم َر َّد ُه َما ِإلَى ْال َم َك‬،ُ‫ب ِب ِه َما ِإلَى َق َفاه‬ َ ‫َذ َه‬

Dari Abdullah bin Yazid bin Ashim tentang cara berwudhu, dia berkata: "Rasulullah
mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dari muka ke belakang dan dari belakang ke
muka." Dalam lafaz lain, "Beliau mulai dari bagian depan kepalanya sehingga mengusapkan
kedua tangannya sampai pada tengkuknya lalu mengembalikan kedua tangannya ke bagian
semula." (HR. Bukhari Muslim)

9. Mengusap Kedua Telinga.


Dalam kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ (wafat 593 H) disebutkan sunnah wudhu adalah
mengusap kedua telinga. Disunnahkan ketika mengusap telinga menggunakan air yang
baru lagi. Maksudnya tidak menggunakan air bekas usapan kepala. Dalilnya adalah hadits
sahih riwayat Imam Ibnu Majah:
‫ َف َم َس َح َظاه َِر ُه َما‬،ِ‫ف ِإ ْب َها َم ْي ِه ِإلَى َظاه ِِر ُأ ُذ َن ْيه‬ ‫ُأ‬ َ ِ ‫ «َأنَّ َرسُو َل هَّللا‬،‫َّاس‬
ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم َس َح ُذ َن ْي ِه دَ ا ِخلَ ُه َما ِبال َّسبَّا َب َتي‬
َ َ‫ َو َخال‬،‫ْن‬ ٍ ‫ْن َعب‬
ِ ‫َع ِن اب‬
)‫َوبَاطِ َن ُه َما» (رواه ابن ماجه‬

Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW mengusap kepala dan dua telinganya. Beliau
memasukkan dua jari telunjuk (ke bagian dalam daun telinga), sedangkan kedua jempolnya
ke bagian luar daun telinga. Beliau mengusap sisi luar dan dalam telinga. (HR. Ibnu Majah)

Anda mungkin juga menyukai