NIM : 230101210024
B. Kajian Tafsir
1
Kemenag, “Qur’an Kemenag,” 2019, n.d.
2
Kemenag.
QS An-Nahl : 24
Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT menurunkan kitab kepada Rasul-Nya
dengan tujuan sebagai penjelas dan petunjuk umat manusia yang berbeda
pendapat tentangnya. Sehingga, diturunkanya Al-Qur’an juga sebagai
penengah bagi umat manusia atas apa yang membuat mereka berselisih. Selain
itu, juga menjadi Rahmat bagi orang-orang yang beriman serta penghidup hati
yang mati karena kekufuranya.3
QS Ibrahim : 24-25
Menurut tafir Ibnu Katsir, ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas bahwa kedua ayat ini menjelaskan kalimat thoyyibah yaitu “Laa Ilaaha
Illallah”, seperti pohon yang tumbuh dengan baik, yang cabangnya menjulang
ke langit. Dengan kalimat thoyyibah, manusia seperti pohon kurma, yang
setiap amal baiknya senantiasa diangkat baginya pada setiap saat, kesempatan,
dan waktu baik pagi ataupun petang.4
Hadist Rasulullah
Menurut Buhari Umar seperti yang dikutip pada jurnal karya Rustina, bahwa
hadist ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad memberi motivasi belajar
kepada para sahabat/umat nya dengan mengemukakan manfaat, keuntungan,
dan kemudahan yang akan di peroleh bagi setiap orang yang menuntut ilmu.5
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa turunya surah An-Nahl ayat 24 ini
menjelaskan tentang tujuan dari adanya Alquran kepada Rasulullah karena
sebagai petunjuk bagi umat dan manusia dalam segala perkara.
Kontekstualisasinya, adapun pendidikan islam juga merujuk pada Al-Quran dan
Hadist, sehingga tujuan pendidikan islam guna untuk menjawab segala persoalan
dan permasalahan seiring berkembangnya zaman yang semakin kompleks. Salah
satu ciri orang yang berpendidikan islam, yaitu dengan pengetahuanya tentang
kalimat thayyibah seperti pada QS Ibrahim ayat 24-25. Implementasi kalimat
thayyibah menurut Ibnu Katsir diibaratkan manusia menjasi sebuah pohon yang
3
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir, ed. Harun
Yusuf (Bogor: Muassasah Daar al-Hilal Kairo, 2004).
4
Al-Sheikh.
5
Rustina N., “Pemaknaan Hadis Anjuran Menuntut Ilmu Dari Abu Hurairah Riwayat Muslim Di Kalangan
Akademisi Kota Ambon” 6, no. 2 (2021): 170–85.
segala cabangny terus menjulang ke langit, yang diartikan segala amal baiknya
senantiasa di terima Allah SWT.
Dalam pendidikan islam, manusia menuntut ilmu dengan niat yang tulus dan
mengharap Ridha Allah, maka akan dihitung sebagai amal baik, diharapkan
seorang muslim akan memiliki karakter dan intelektual. Sehingga selain bisa
mnejawab persoalan di masa yang akan datang, seorang muslim juga tidak lupa
akan nilai luhur Islam, baik ketuhanan ataupun kemanusiaan.
2. Kajian Al-Qur’an dan Hadits Tentang Prinsip Pendidikan Islam: (Tauhid,
Penciptaan Manusia, Fitrah, Pengetahuan, Keadilan, Kebebasan dan
Persamaan)
A. Kajian ayat Al-Qur’an dan Hadist
QS Al-Bayyinah : 5
َو َم ا ُأ ِم ُر وا ِإ اَّل ِلَي ْع ُب ُد وا ال َّل َه ُم ْخ ِلِص يَن َل ُه الِّد يَن ُح َن َف ا َء َو ُي ِق ي ُم وا الَّص اَل َة َو ُي ْؤ ُت وا ال َّز َك اَةۚ َو َٰذ ِل َك ِد يُن
ا ْل َق ِّي َم ِة
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus. (QS Al-Bayyinah : 5)
Hadist Shahih Bukhari no 1296
َح َّد َثَنا آَد ُم َح َّد َثَنا اْبُن َأِبي ِذ ْئٍب َع ْن الُّز ْهِر ِّي َع ْن َأِبي َس َلَم َة ْبِن َع ْبِد الَّرْح َمِن َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا
َع ْنُه َقاَل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُك ُّل َم ْو ُلوٍد ُيوَلُد َع َلى اْلِفْطَرِة َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َداِنِه َأْو ُيَنِّص َر اِنِه َأْو
ُيَم ِّج َس اِنِه َك َم َثِل اْلَبِهيَم ِة ُتْنَتُج اْلَبِهيَم َة َهْل َتَر ى ِفيَها َج ْد َعاء.
B. Kajian Tafsir
QS Al Bayyinah : 5
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini melepaskan kemusyrikan dan
menuju pada tauhid. Sholat, menunaikan zakat, dan berbuat baik pada kaum
fakir miskin serta orang-orang yang membutuhkan yang demikian itu
merupakan ibadah jasmani yang paling mulia, Hal itulah yang dinamakan
agama lurus, tegak, dan adil.6
Hadist Rasulullah
Terkait fitrah, Ahmad Tafsir yang dikutip pada jurnal karya Usman,
menjelaskan bahwa makna fitrah adalah potensi-potensi untuk menjadi baik
dan sekaligus menjadi buruk, potensi untuk menjadi muslim dan potensi untuk
menjadi musyrik. Potensi disini, diartikan dengan potensi untuk beragama,
juga potensi tidak beragama.7
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Syaikh Prof.Dr. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan QS Al-Bayyinah ayat 5
bahwa para ahli kitab tidak ada yang menyimpang tentang perkara nabi
Muhammad SAW kecuali setelah datangnya dalil nyata yang menunjukkan
kebenaran itu, sehingga sebagian mereka ada yang beriman dan ada yang tidak.
Para ahli kitab itu diperintah dalam Taurat dan Injil untuk menyembah Allah dan
tidak menyekutukanNya . Dengan ikhlas dalam ibadah, tidak syirik, menjauhkan
kebatilan dari kebenaran, menjalankan shalat fardhu pada waktunya dan
menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya, itulah agama yang benar
dan dijalan yang lurus.8
Sedangkan Hadist tersebut, Ibnu Athiyah, (2002) menyebutkan bahwa fitrah
adalah keadaan penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang mampu
membedakan ciptaan Allah, mengenal Allah, bersyariat, dan beriman kepada
Allah. Fitrah dalam diri manusia nantinya akan berkembang dan dipengaruhi oleh
kondisi lingkungannya. Jika kondisi lingkungannya baik, maka fitrah akan
berkembang dengan baik, tetapi jika kondisi lingkungannya tidak baik, maka
fitrah tidak akan berkembang dengan baik pula. Ada beberapa anak yang
berkembang tidak sesuai dengan fitrahnya.9
6
Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir.
7
Usman DP, Arifuddin Ahmad, and Rahmawati Dewi Palengkey, “Fitrah Manusia (Peserta Didik) Dalam
Perspektif Hadis,” Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 2 (2022): 313–21.
8
https://tafsirweb.com/12921-surat-al-bayyinah-ayat-5.html diakses 24 Oktober pukul 18.49
9
S Anggraini, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Kajian Terhadap Hadits Kullu Mauludin Yuladu Alal
Fitrah,” Jurnal Golden Age 6, no. 02 (2022): 553–57,
http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/6789%0Ahttp://e-journal.hamzanwadi.ac.id/
index.php/jga/article/download/6789/3086.
Namun faktanya, saat ini kaum Nasrani yang berpedoman pada injil, justru
menyimpang dengan surah al bayyinah ayat 5 ini, yang seharusnya tetap
menyembah Allah sebagai satu-satu nya Tuhan, tapi justru mengingkari hal
tersebut. Oleh karena itu, pentingnya memahami prinsip pendidikan islam yaitu
tauhid tentang keyakinan, manusia tentang bagaimana memanusiakan manusia.
Sehingga, dalam pengajaranya kepada anak, dia akan tetap menjadi seorang yang
berpotensi menjadi muslim yang baik, sesuai dengan fitrah nya sejak dilahirkan.
3. Kajian Ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Pendekatan dan Metode Pendidikan
Islam
A. Kajian Al-Qur’an dan Hadist
QS Al Mujadila : 11
ٰي َاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّسُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْم َو ِاَذ ا ِقْي َل اْنُش ُز ْو ا َفاْنُش ُز ْو ا َيْر َف ِع ُهّٰللا اَّل ِذ ْيَن
ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر
Hadist Rasulullah
َح َّد َثَنا ُمَس َّدٌد َح َّد َثَنا ِإْس َم اِع يُل َح َّد َثَنا َأُّيوُب َع ْن َأِبي ِقاَل َبَة َع ْن َأِبي ُس َلْيَم اَن َم اِلِك ْبِن اْلُح َو ْيِر ِث َق اَل َأَتْيَن ا الَّنِبَّي َص َّلى
ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َنْح ُن َش َبَبٌة ُم َتَقاِر ُبوَن َفَأَقْم َنا ِع ْنَد ُه ِع ْش ِريَن َلْيَلًة َفَظَّن َأَّن ا اْش َتْقَنا َأْهَلَن ا َو َس َأَلَنا َع َّم ْن َتَر ْك َن ا ِفي َأْهِلَن ا
َفَأْخ َبْر َن اُه َو َك اَن َرِفيًق ا َر ِح يًم ا َفَق اَل اْر ِج ُع وا ِإَلى َأْهِليُك ْم َفَع ِّلُم وُهْم َوُم ُر وُهْم َو َص ُّلوا َك َم ا َر َأْيُتُم وِني ُأَص ِّلي َوِإَذ ا
َحَضَر ْت الَّص اَل ُة َفْلُيَؤ ِّذ ْن َلُك ْم َأَح ُد ُك ْم ُثَّم ِلَيُؤ َّم ُك ْم َأْك َبُر ُك ْم
B. Kajian Tafsir
QS Al Mujadilah : 11
Menurut tafsir Tarbawi, maksud ayat tersebut bahwa ada ketetapan
yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik
yang datang pada waktunya atau yang terlambat, selalu menjaga suasana yang
baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa dalam majelis itu.
majaalis adalah jamak dari kata majelis yaitu majelis-majelis ilmu. 10 Pada ayat
ini Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman agar memberikan
kelapangan kepada saudaranya atau kepad temannya. Memberikan kemudahan
urusan orang-orang mu’min terlebih dalam hal menuntut ilmu.
Maksud memberi kelapangan pada ayat ini agar yang lebih dahulu
datang hendaklah memenuhi tempat yang agak didepan, sehingga orang yang
datang kemudian tidak perlu melangkahi atau menggangu orang yang telah
terdahulu hadir dimana bagi orang yang terlambat datang hendaklah merasa
rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak dapat tempat duduk. Inilah
yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW.11
Hadist Rasulullah
Terkait hadist ini, Ketua majlis tabligh Muhammadiyah periode 2010-
2015, Agus Sukaca merinci beberapa adab menerima tamu antara lain12 :
a. Menerima tamu dengan baik
b. Menyambut tamu dengan baik
c. Menjamu tamu dengan baik
d. Mengiringi tamu ketika pulang
10
Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir.
11
A. Fatoni, Tafsir Tarbawi Menyingkap Tabir Ayat-Ayat Pendidikan, 2020.
12
https://muhammadiyah.or.id/adab-menerima-tamu-dalam-islam/ diakses 24 Oktober 2023 pukul 20.26
Hal ini menandakan bahwa pendidikan yang berbasis islam juga
mengedepankan perilaku yang lembut, dan penuh kasih sayang.
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Dari penjelasan tafsir tarbawi terkait ayat tersebut, Ar-Razi mengatakan ayat
ini menunjukan bahwa apabila seseorang berlapang hati kepada sesama hamba
Allah dalam memasuki berbagai pintu kebajikan dan dengan kesenangan pikiran,
niscaya Allah akan melapangkan pula baginya pintu-pintu kebajikan di dunia dan
di akhirat.13 Sehingga, disini fungsi pendekatan pendidikan islam tak lain untuk
membantu dan menciptakan lingkungan yang sejahtera. Banyak sekali orang yang
pintar, tetapi tidak benar, mudah menyalahkan, mengkafirkan, padahal adanya
pendidikan islam disini untuk saling membantu dan mempermudah sesama hamba
Allah dalam segala hal kebenaran.
Salah satu metode pendidikan Islam, yaitu dengan keteladanan. Imam Bukhori
menjelaskan bahwa memberlakukan tamu, Rasulullah tidak mencontohkanya
melalui lisan, namun langsung dengan praktik. Hal ini bisa menjadi contoh bagi
orang tua, yang tidak hanya bisa menuntut anaknya untuk beribadah, seperti
sholat, mengaji, namun perlu bagi orang tua untuk melakukan atas apa yang
menjadi perintah kepada anaknya.
4. Kajian Ayat Al-Quran dan Hadist tentang Aspek-aspek pendidikan Pendidikan
Islam : Aqliyah, Jasadiyah, dan Ruhiyah
A. Kajian ayat Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah
QS Al Baqarah : 30
َٰٓل
َ ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِئَك ِة ِإِّنى َج اِع ٌل ِفى ٱَأْلْر ِض َخ ِليَفًةۖ َقاُلٓو ۟ا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك ٱلِّد َم ٓاَء َو َنْح ُن
ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَكۖ َقاَل ِإِّنٓى َأْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن
B. Kajian Tafsir
QS Shad ayat 29
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ini merujuk kepada individu yang memiliki akal,
“al-albab” merupakan bentuk jamak dari “lub” yang berarti akal. Al-Hasan Al-
Basri menyatakan, “Demi Allah, cara untuk mengambil pelajaran dari Al-
Qur’an bukanlah dengan menghafal huruf-hurufnya, tetapi menyia-nyiakan
batasan-batasannya, sehingga seseorang dari mereka (yang menyia-nyiakan
batasannya) mengatakan “aku telah membaca seluruh Al-Qur’an”. Sehingga
ada orang yang mengklaim telah membaca seluruh Al-Qur’an, namun dalam
dirinya tidak terdapat ajaran Al-Qur’an yang tercermin, baik dalam akhlak
maupun perbuatan
Hadist Rasulullah
Imam Syafii berpendapat bahwa Di samping itu, upaya menuntut ilmu tidak
hanya berhubungan dengan pengetahuan tentang kehidupan akhirat, tetapi
juga mencakup aspek-aspek dunia. Sudah jelas bahwa kunci utama untuk
mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat,
adalah dengan memperoleh ilmu.
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuran serta
Analisis
Hasan Basri berpendapat bahwa banyak hamba Allah dan anak-anak yang
tidak memahami makna Al-Qur'an, meskipun telah menghafalnya dengan baik.
Mereka menghafalnya hingga tidak ada satu huruf pun yang terlewat. Namun,
sebenarnya orang-orang seperti itu telah melewatkan seluruh Al-Qur'an, karena
pengaruh Al-Qur'an tidak terlihat dalam perilaku dan perbuatan mereka.
Hal itu menggambarkan pentingnya konsep pembelajaran dalam proses
pendidikan. Ketika pembelajaran terstruktur dengan baik, materi yang
disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam mengajar,
pendidik harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang ada, termasuk tujuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal
ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga
mampu mengimplementasikan pengetahuanya dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sheikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. Lubaabut Tafsiir Min Ibni
Katsir. Edited by Harun Yusuf. Bogor: Muassasah Daar al-Hilal Kairo, 2004.
Anggraini, S. “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Kajian Terhadap Hadits Kullu
Mauludin Yuladu Alal Fitrah.” Jurnal Golden Age 6, no. 02 (2022): 553–57. http://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/6789%0Ahttp://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/download/6789/3086.
DP, Usman, Arifuddin Ahmad, and Rahmawati Dewi Palengkey. “Fitrah Manusia (Peserta
Didik) Dalam Perspektif Hadis.” Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 2 (2022):
313–21.
N., Rustina. “Pemaknaan Hadis Anjuran Menuntut Ilmu Dari Abu Hurairah Riwayat Muslim
Di Kalangan Akademisi Kota Ambon” 6, no. 2 (2021): 170–85.
https://muhammadiyah.or.id/adab-menerima-tamu-dalam-islam/
https://tafsirweb.com/12921-surat-al-bayyinah-ayat-5.html