Anda di halaman 1dari 11

Nama : Heryan Fandi Ahmad

NIM : 230101210024

UTS : Studi Al -Qur’an Hadist

Dosen Pengampu : Prof. Dr Samsul Ulum, M.A

1. Filosofi Pendidikan Islam : Landasan, arah, dan tujuan


A. Kajian ayat Al-Qur’an dan Hadist
 Kajian ayat Al-Qur’an
QS An-Nahl ayat 64
‫َو َم ٓا َأنَز ْلَنا َع َلْيَك ٱْلِكَٰت َب ِإاَّل ِلُتَبِّيَن َلُهُم ٱَّلِذ ى ٱْخ َتَلُفو۟ا ِفيِهۙ َو ُهًدى َو َر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُيْؤ ِم ُنوَن‬
Artinya : “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”
(QS An-Nahl : 64).1
 QS Ibrahim ayat 24-25
O ‫َأَلْم َتَر َكْيَف َضَر َب ٱُهَّلل َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َكَش َجَرٍة َطِّيَبٍة َأْص ُلَها َثاِبٌت َو َفْر ُع َها ِفى ٱلَّسَم ٓاء‬
‫ُتْؤ ِتٓى ُأُكَلَها ُك َّل ِح يٍۭن ِبِإْذ ِن َر ِّبَهاۗ َو َيْض ِر ُب ٱُهَّلل ٱَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَع َّلُهْم َيَتَذَّك ُروَن‬
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, (24) Pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (25)(QS Ibrahim
ayat 24-25).2
 Hadist Rasulullah SAW
‫َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل ُهَّللا َلُه َطِر يًقا ِإَلى اْلَج َّنة‬
Artinya : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR Muslim)”

B. Kajian Tafsir

1
Kemenag, “Qur’an Kemenag,” 2019, n.d.
2
Kemenag.
 QS An-Nahl : 24
Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT menurunkan kitab kepada Rasul-Nya
dengan tujuan sebagai penjelas dan petunjuk umat manusia yang berbeda
pendapat tentangnya. Sehingga, diturunkanya Al-Qur’an juga sebagai
penengah bagi umat manusia atas apa yang membuat mereka berselisih. Selain
itu, juga menjadi Rahmat bagi orang-orang yang beriman serta penghidup hati
yang mati karena kekufuranya.3
 QS Ibrahim : 24-25
Menurut tafir Ibnu Katsir, ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas bahwa kedua ayat ini menjelaskan kalimat thoyyibah yaitu “Laa Ilaaha
Illallah”, seperti pohon yang tumbuh dengan baik, yang cabangnya menjulang
ke langit. Dengan kalimat thoyyibah, manusia seperti pohon kurma, yang
setiap amal baiknya senantiasa diangkat baginya pada setiap saat, kesempatan,
dan waktu baik pagi ataupun petang.4
 Hadist Rasulullah
Menurut Buhari Umar seperti yang dikutip pada jurnal karya Rustina, bahwa
hadist ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad memberi motivasi belajar
kepada para sahabat/umat nya dengan mengemukakan manfaat, keuntungan,
dan kemudahan yang akan di peroleh bagi setiap orang yang menuntut ilmu.5
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa turunya surah An-Nahl ayat 24 ini
menjelaskan tentang tujuan dari adanya Alquran kepada Rasulullah karena
sebagai petunjuk bagi umat dan manusia dalam segala perkara.
Kontekstualisasinya, adapun pendidikan islam juga merujuk pada Al-Quran dan
Hadist, sehingga tujuan pendidikan islam guna untuk menjawab segala persoalan
dan permasalahan seiring berkembangnya zaman yang semakin kompleks. Salah
satu ciri orang yang berpendidikan islam, yaitu dengan pengetahuanya tentang
kalimat thayyibah seperti pada QS Ibrahim ayat 24-25. Implementasi kalimat
thayyibah menurut Ibnu Katsir diibaratkan manusia menjasi sebuah pohon yang

3
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir, ed. Harun
Yusuf (Bogor: Muassasah Daar al-Hilal Kairo, 2004).
4
Al-Sheikh.
5
Rustina N., “Pemaknaan Hadis Anjuran Menuntut Ilmu Dari Abu Hurairah Riwayat Muslim Di Kalangan
Akademisi Kota Ambon” 6, no. 2 (2021): 170–85.
segala cabangny terus menjulang ke langit, yang diartikan segala amal baiknya
senantiasa di terima Allah SWT.
Dalam pendidikan islam, manusia menuntut ilmu dengan niat yang tulus dan
mengharap Ridha Allah, maka akan dihitung sebagai amal baik, diharapkan
seorang muslim akan memiliki karakter dan intelektual. Sehingga selain bisa
mnejawab persoalan di masa yang akan datang, seorang muslim juga tidak lupa
akan nilai luhur Islam, baik ketuhanan ataupun kemanusiaan.
2. Kajian Al-Qur’an dan Hadits Tentang Prinsip Pendidikan Islam: (Tauhid,
Penciptaan Manusia, Fitrah, Pengetahuan, Keadilan, Kebebasan dan
Persamaan)
A. Kajian ayat Al-Qur’an dan Hadist
 QS Al-Bayyinah : 5
‫َو َم ا ُأ ِم ُر وا ِإ اَّل ِلَي ْع ُب ُد وا ال َّل َه ُم ْخ ِلِص يَن َل ُه الِّد يَن ُح َن َف ا َء َو ُي ِق ي ُم وا الَّص اَل َة َو ُي ْؤ ُت وا ال َّز َك اَةۚ َو َٰذ ِل َك ِد يُن‬
‫ا ْل َق ِّي َم ِة‬
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus. (QS Al-Bayyinah : 5)
 Hadist Shahih Bukhari no 1296
‫َح َّد َثَنا آَد ُم َح َّد َثَنا اْبُن َأِبي ِذ ْئٍب َع ْن الُّز ْهِر ِّي َع ْن َأِبي َس َلَم َة ْبِن َع ْبِد الَّرْح َمِن َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا‬
‫َع ْنُه َقاَل َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُك ُّل َم ْو ُلوٍد ُيوَلُد َع َلى اْلِفْطَرِة َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َداِنِه َأْو ُيَنِّص َر اِنِه َأْو‬
‫ُيَم ِّج َس اِنِه َك َم َثِل اْلَبِهيَم ِة ُتْنَتُج اْلَبِهيَم َة َهْل َتَر ى ِفيَها َج ْد َعاء‬.

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada


kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam
bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang
tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi
sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna.
Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”(HR Bukhari).

B. Kajian Tafsir
 QS Al Bayyinah : 5
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini melepaskan kemusyrikan dan
menuju pada tauhid. Sholat, menunaikan zakat, dan berbuat baik pada kaum
fakir miskin serta orang-orang yang membutuhkan yang demikian itu
merupakan ibadah jasmani yang paling mulia, Hal itulah yang dinamakan
agama lurus, tegak, dan adil.6
 Hadist Rasulullah
Terkait fitrah, Ahmad Tafsir yang dikutip pada jurnal karya Usman,
menjelaskan bahwa makna fitrah adalah potensi-potensi untuk menjadi baik
dan sekaligus menjadi buruk, potensi untuk menjadi muslim dan potensi untuk
menjadi musyrik. Potensi disini, diartikan dengan potensi untuk beragama,
juga potensi tidak beragama.7
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Syaikh Prof.Dr. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan QS Al-Bayyinah ayat 5
bahwa para ahli kitab tidak ada yang menyimpang tentang perkara nabi
Muhammad SAW kecuali setelah datangnya dalil nyata yang menunjukkan
kebenaran itu, sehingga sebagian mereka ada yang beriman dan ada yang tidak.
Para ahli kitab itu diperintah dalam Taurat dan Injil untuk menyembah Allah dan
tidak menyekutukanNya . Dengan ikhlas dalam ibadah, tidak syirik, menjauhkan
kebatilan dari kebenaran, menjalankan shalat fardhu pada waktunya dan
menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya, itulah agama yang benar
dan dijalan yang lurus.8
Sedangkan Hadist tersebut, Ibnu Athiyah, (2002) menyebutkan bahwa fitrah
adalah keadaan penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang mampu
membedakan ciptaan Allah, mengenal Allah, bersyariat, dan beriman kepada
Allah. Fitrah dalam diri manusia nantinya akan berkembang dan dipengaruhi oleh
kondisi lingkungannya. Jika kondisi lingkungannya baik, maka fitrah akan
berkembang dengan baik, tetapi jika kondisi lingkungannya tidak baik, maka
fitrah tidak akan berkembang dengan baik pula. Ada beberapa anak yang
berkembang tidak sesuai dengan fitrahnya.9

6
Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir.
7
Usman DP, Arifuddin Ahmad, and Rahmawati Dewi Palengkey, “Fitrah Manusia (Peserta Didik) Dalam
Perspektif Hadis,” Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 2 (2022): 313–21.
8
https://tafsirweb.com/12921-surat-al-bayyinah-ayat-5.html diakses 24 Oktober pukul 18.49
9
S Anggraini, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Kajian Terhadap Hadits Kullu Mauludin Yuladu Alal
Fitrah,” Jurnal Golden Age 6, no. 02 (2022): 553–57,
http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/6789%0Ahttp://e-journal.hamzanwadi.ac.id/
index.php/jga/article/download/6789/3086.
Namun faktanya, saat ini kaum Nasrani yang berpedoman pada injil, justru
menyimpang dengan surah al bayyinah ayat 5 ini, yang seharusnya tetap
menyembah Allah sebagai satu-satu nya Tuhan, tapi justru mengingkari hal
tersebut. Oleh karena itu, pentingnya memahami prinsip pendidikan islam yaitu
tauhid tentang keyakinan, manusia tentang bagaimana memanusiakan manusia.
Sehingga, dalam pengajaranya kepada anak, dia akan tetap menjadi seorang yang
berpotensi menjadi muslim yang baik, sesuai dengan fitrah nya sejak dilahirkan.
3. Kajian Ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Pendekatan dan Metode Pendidikan
Islam
A. Kajian Al-Qur’an dan Hadist
 QS Al Mujadila : 11

‫ٰي َاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّسُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْم َو ِاَذ ا ِقْي َل اْنُش ُز ْو ا َفاْنُش ُز ْو ا َيْر َف ِع ُهّٰللا اَّل ِذ ْيَن‬
‫ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah


kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah
niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.”(QS Al-Mujadalah : 11)

 Hadist Rasulullah

‫َح َّد َثَنا ُمَس َّدٌد َح َّد َثَنا ِإْس َم اِع يُل َح َّد َثَنا َأُّيوُب َع ْن َأِبي ِقاَل َبَة َع ْن َأِبي ُس َلْيَم اَن َم اِلِك ْبِن اْلُح َو ْيِر ِث َق اَل َأَتْيَن ا الَّنِبَّي َص َّلى‬
‫ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َنْح ُن َش َبَبٌة ُم َتَقاِر ُبوَن َفَأَقْم َنا ِع ْنَد ُه ِع ْش ِريَن َلْيَلًة َفَظَّن َأَّن ا اْش َتْقَنا َأْهَلَن ا َو َس َأَلَنا َع َّم ْن َتَر ْك َن ا ِفي َأْهِلَن ا‬
‫َفَأْخ َبْر َن اُه َو َك اَن َرِفيًق ا َر ِح يًم ا َفَق اَل اْر ِج ُع وا ِإَلى َأْهِليُك ْم َفَع ِّلُم وُهْم َوُم ُر وُهْم َو َص ُّلوا َك َم ا َر َأْيُتُم وِني ُأَص ِّلي َوِإَذ ا‬
‫َحَضَر ْت الَّص اَل ُة َفْلُيَؤ ِّذ ْن َلُك ْم َأَح ُد ُك ْم ُثَّم ِلَيُؤ َّم ُك ْم َأْك َبُر ُك ْم‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan


kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu
Qilabah] dari [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] dia berkata; "Kami
datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sedangkan waktu itu kami
adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh
malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau
bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun
memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan
sangat lembut. Beliau bersabda: "Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah
bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat,
maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan
yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian’.”(HR. Imam
Bukhari Nomor 5549)

B. Kajian Tafsir
 QS Al Mujadilah : 11
Menurut tafsir Tarbawi, maksud ayat tersebut bahwa ada ketetapan
yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik
yang datang pada waktunya atau yang terlambat, selalu menjaga suasana yang
baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa dalam majelis itu.
majaalis adalah jamak dari kata majelis yaitu majelis-majelis ilmu. 10 Pada ayat
ini Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman agar memberikan
kelapangan kepada saudaranya atau kepad temannya. Memberikan kemudahan
urusan orang-orang mu’min terlebih dalam hal menuntut ilmu.
Maksud memberi kelapangan pada ayat ini agar yang lebih dahulu
datang hendaklah memenuhi tempat yang agak didepan, sehingga orang yang
datang kemudian tidak perlu melangkahi atau menggangu orang yang telah
terdahulu hadir dimana bagi orang yang terlambat datang hendaklah merasa
rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak dapat tempat duduk. Inilah
yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW.11
 Hadist Rasulullah
Terkait hadist ini, Ketua majlis tabligh Muhammadiyah periode 2010-
2015, Agus Sukaca merinci beberapa adab menerima tamu antara lain12 :
a. Menerima tamu dengan baik
b. Menyambut tamu dengan baik
c. Menjamu tamu dengan baik
d. Mengiringi tamu ketika pulang

10
Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsir.
11
A. Fatoni, Tafsir Tarbawi Menyingkap Tabir Ayat-Ayat Pendidikan, 2020.
12
https://muhammadiyah.or.id/adab-menerima-tamu-dalam-islam/ diakses 24 Oktober 2023 pukul 20.26
Hal ini menandakan bahwa pendidikan yang berbasis islam juga
mengedepankan perilaku yang lembut, dan penuh kasih sayang.

C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Dari penjelasan tafsir tarbawi terkait ayat tersebut, Ar-Razi mengatakan ayat
ini menunjukan bahwa apabila seseorang berlapang hati kepada sesama hamba
Allah dalam memasuki berbagai pintu kebajikan dan dengan kesenangan pikiran,
niscaya Allah akan melapangkan pula baginya pintu-pintu kebajikan di dunia dan
di akhirat.13 Sehingga, disini fungsi pendekatan pendidikan islam tak lain untuk
membantu dan menciptakan lingkungan yang sejahtera. Banyak sekali orang yang
pintar, tetapi tidak benar, mudah menyalahkan, mengkafirkan, padahal adanya
pendidikan islam disini untuk saling membantu dan mempermudah sesama hamba
Allah dalam segala hal kebenaran.
Salah satu metode pendidikan Islam, yaitu dengan keteladanan. Imam Bukhori
menjelaskan bahwa memberlakukan tamu, Rasulullah tidak mencontohkanya
melalui lisan, namun langsung dengan praktik. Hal ini bisa menjadi contoh bagi
orang tua, yang tidak hanya bisa menuntut anaknya untuk beribadah, seperti
sholat, mengaji, namun perlu bagi orang tua untuk melakukan atas apa yang
menjadi perintah kepada anaknya.
4. Kajian Ayat Al-Quran dan Hadist tentang Aspek-aspek pendidikan Pendidikan
Islam : Aqliyah, Jasadiyah, dan Ruhiyah
A. Kajian ayat Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah
 QS Al Baqarah : 30
‫َٰٓل‬
َ ‫ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِئَك ِة ِإِّنى َج اِع ٌل ِفى ٱَأْلْر ِض َخ ِليَفًةۖ َقاُلٓو ۟ا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك ٱلِّد َم ٓاَء َو َنْح ُن‬
‫ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَكۖ َقاَل ِإِّنٓى َأْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
13
Fatoni, Tafsir Tarbawi Menyingkap Tabir Ayat-Ayat Pendidikan.
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".(QS Al Baqarah : 30)
 Hadist Rasulullah
‫َقاَل َر ُسْو ُل هللا صلى هللا علیھ و َس َّلم َأْلُم ْؤ ِم ُن اْلَقِو ُّي َخْیٌر َو ُأ ِح ُّب ِإلَى ِهللا ِم َن اْلُم ْؤ ِم ِن اْلَضِع ْیِف‬
Artinya : “Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih di sayangi oleh Allah
daripada orang mukmin yang lemah”(HR. Muslim)
B. Kajian Tafsir
 QS Al Baqarah : 30
Menurut tafsir Al-Mukhtasar, diciptakanya manusia adalah untuk
memakmurkan bumi atas pondasi ketaatan kepada Allah. Lalu para Malaikat
bertanya kepada Tuhan mereka -dengan maksud meminta bimbingan dan
penjelasan tentang hikmah di balik penempatan anak cucu Adam sebagai
khalifah di muka bumi, sedangkan mereka akan membuat kerusakan di sana
dan menumpahkan darah secara semena-mena. Para malaikat itu mengatakan,
“Sementara kami ini senantiasa patuh kepada-Mu, mensucikan dan memuji-
Mu, serta menghormati keagungan dan kesempurnaan-Mu. Kami tidak pernah
letih dalam melakukan hal itu.” Allah menjawab pertanyaan mereka dengan
firman-Nya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui
tentang adanya hikmah-hikmah besar di balik penciptaan mereka dan tujuan-
tujuan besar di balik penetapan mereka sebagai khalifah di muka bumi.”
 Hadist Rasulullah
Hadist tersebut diriawaytkan oleh Muslim, nomor 2664. KH Zakky
Mubarak, berpendapat bahwa Al-Quran dan hadist memiliki orientasi agar
manusia mukmin memiliki kepribadian yang kuat, terutama pada imanya,
sehingga tidak mudah goyah dan terombang ambing oleh siapapun. Salah satu
ciri manusia mukmin dapat dilihat dari sikap mereka, bagaimana dia
menyeimbangkan antara aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah.
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuwan
serta Analisis
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan
Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram. Ayat ini
menjelaskan bahwa penciptaan manusia di bumi tak lain untuk menentramkan
bumi,dan menjadi pemimpin.
Tidak selalu memimpin sebuah instasi, melainkan disini juga termasuk
bagaimana manusia ini memimpin diri sendiri, membedakan mana yang baik dan
buruk, bagaimana menggunakan akal untuk mengendalikan nafsu. Oleh karena
itu, penting sekali pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah. Ke 3 hal tersebut
sangat dibutuhkan seorang pemimpin. Jika ke 3 hal tersebut tidak dilandasi
dengan syariat dan prinsip pendidikan islam, maka manusia cenderung rawan
tersesat. Banyak kasus-kasus orang berpendidikan tapi korupsi, banyak yang
memiliki gelar ustadz dan pondok pesantren, tapi masih melecehkan santrinya.
Hal itulah mengapa dalam islam pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah
menjadi hal utama.
5. Kajian Ayat Al-Qur’an dan Hadits Tentang Kontekstual Pendidikan Islam
A. Kajian Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah
 QS Shad : 29
‫ِكٰت ٌب َاْنَز ْلٰن ُه ِاَلْيَك ُم ٰب َر ٌك ِّلَيَّد َّبُر ْٓو ا ٰا ٰي ِتِه َو ِلَيَتَذَّك َر ُاوُلوا اْلَالْلَباِب‬
Artinya : “(Al-Qur’an ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Nabi
Muhammad) yang penuh berkah supaya mereka menghayati ayat-ayatnya dan
orang-orang sehat yang mendapat pelajaran”(QS Shad : 29)
 Hadist Rasulullah
‫ َو َم ْن َأَر اَد ُهَم ا َفَع َلْيِه بِالِع ْلِم )رواه أحمد‬، ‫ َو َم ْن َأَر اَد اآلِخ َر َة َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم‬، ‫)َم ْن َأَر اَد الُّد ْنَيا َفَع َلْيِه ِبْالِع ْلِم‬

Artinya : Barangsiapa yang hendak menginginkan (kebaikan) dunia, maka


hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan kebaikan akhirat,
hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya
(dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu(HR.Ahmad)

B. Kajian Tafsir
 QS Shad ayat 29
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ini merujuk kepada individu yang memiliki akal,
“al-albab” merupakan bentuk jamak dari “lub” yang berarti akal. Al-Hasan Al-
Basri menyatakan, “Demi Allah, cara untuk mengambil pelajaran dari Al-
Qur’an bukanlah dengan menghafal huruf-hurufnya, tetapi menyia-nyiakan
batasan-batasannya, sehingga seseorang dari mereka (yang menyia-nyiakan
batasannya) mengatakan “aku telah membaca seluruh Al-Qur’an”. Sehingga
ada orang yang mengklaim telah membaca seluruh Al-Qur’an, namun dalam
dirinya tidak terdapat ajaran Al-Qur’an yang tercermin, baik dalam akhlak
maupun perbuatan
 Hadist Rasulullah
Imam Syafii berpendapat bahwa Di samping itu, upaya menuntut ilmu tidak
hanya berhubungan dengan pengetahuan tentang kehidupan akhirat, tetapi
juga mencakup aspek-aspek dunia. Sudah jelas bahwa kunci utama untuk
mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat,
adalah dengan memperoleh ilmu.
C. Uraian Kajian Ayat Dan Hadist Menurut Ulama Mufassir dan Ilmuran serta
Analisis
Hasan Basri berpendapat bahwa banyak hamba Allah dan anak-anak yang
tidak memahami makna Al-Qur'an, meskipun telah menghafalnya dengan baik.
Mereka menghafalnya hingga tidak ada satu huruf pun yang terlewat. Namun,
sebenarnya orang-orang seperti itu telah melewatkan seluruh Al-Qur'an, karena
pengaruh Al-Qur'an tidak terlihat dalam perilaku dan perbuatan mereka.
Hal itu menggambarkan pentingnya konsep pembelajaran dalam proses
pendidikan. Ketika pembelajaran terstruktur dengan baik, materi yang
disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam mengajar,
pendidik harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang ada, termasuk tujuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal
ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga
mampu mengimplementasikan pengetahuanya dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Sheikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. Lubaabut Tafsiir Min Ibni
Katsir. Edited by Harun Yusuf. Bogor: Muassasah Daar al-Hilal Kairo, 2004.

Anggraini, S. “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Kajian Terhadap Hadits Kullu
Mauludin Yuladu Alal Fitrah.” Jurnal Golden Age 6, no. 02 (2022): 553–57. http://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/6789%0Ahttp://e-
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/download/6789/3086.

DP, Usman, Arifuddin Ahmad, and Rahmawati Dewi Palengkey. “Fitrah Manusia (Peserta
Didik) Dalam Perspektif Hadis.” Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 2 (2022):
313–21.

Fatoni, A. Tafsir Tarbawi Menyingkap Tabir Ayat-Ayat Pendidikan, 2020.

Kemenag. “Qur’an Kemenag.” 2019, n.d.

N., Rustina. “Pemaknaan Hadis Anjuran Menuntut Ilmu Dari Abu Hurairah Riwayat Muslim
Di Kalangan Akademisi Kota Ambon” 6, no. 2 (2021): 170–85.

https://muhammadiyah.or.id/adab-menerima-tamu-dalam-islam/

https://tafsirweb.com/12921-surat-al-bayyinah-ayat-5.html

Anda mungkin juga menyukai