Anda di halaman 1dari 16

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

(Sejarah Al-Qur’an) (Muhammad Noor ‘Ashry, S.Ag., M.Ag.)

KEBENARAN AL-QUR’AN SEBAGAI KALAMULLAH

DISUSUN OLEH:

ABDULLAH NIM : 220103020144


SALMAN ISMAIL NIM : 220103020081
YANOR NIM : 220103020158

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
BANJARMASIN
2022
PENDAHULUAN

Sejak empat belas abad yang lalu Al-Qur’an diturunkan sampai dengan
sekarang ini masih tetap terpelihara keaslian dan keabsahannya, tidak terjadi
perubahan sedikitpun terhadap Al-Qur’an, baik itu penambahan dan
pengurangannya yang ada di dalamnya. Bahkan sampai sekarang ini masih
banyak dari orang-orang yang tidak suka dengan Islam masih mencoba untuk bisa
mengubah Al-Qur’an, namun sayangnya sedikit saja mereka ubah maka pasti akan
ketahuan oleh orang-orang Muslim yang menghafalnya.
Tidak dijumpai satu pun harakat, kata-katanya, ayat dan surahnya yang
mereka mencoba untuk mengubahnya itu tersebar luas di sekitar masyarakat pasti
akan langsung ketahuan oleh sebagian besar kaum muslim. Keterpeliharaan inilah
yang menjadikan Al-Qur’an menjadi istimewa dibandingkan kitab-kitab yang lain,
juga kitab yang mulia dan suci ini menjadi tanggung jawab umat Islam secara
keseluruhan di dalam menjaganya dari tangan-tangan yang tidak bertanggung
jawab, sehingga klaim Al-Qur’an sebagai wahyu penutup tetap terjaga, walaupun
banyak sekali tuduhan-tuduhan yang di sematkan oleh para Orientalis dan
Misionaris kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bahwa Al-Qur’an hasil karya beliau hasil
tulis tangan beliau, yang padahal tuduhan-tuduhan tersebut tidaklah mendasar dan
secara fakta tidaklah kuat bahkan bisa dikategorikan sebagai kebohongan belaka.

1
PEMBAHASAN

A. Otentisitas Al-Qur’an
Kaum muslimin pastinya berpandangan bahwa Al-Qur’an adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, pandangan demikian tentu
tidak diterima oleh orang-orang non Muslim, sebab mereka bersikeras bahwa Al-
Qur’an adalah hasil karya Nabi ‫ﷺ‬. Salah seorang orientalis1 dan missionaris2
Kristen di Indonesia yaitu Dr. Hendreck Kraemer telah mengemukakan
pandangannya terhadap kitab Al-Qur’an dalam bukunya yang berjudul Agama
Islam sebagai berikut,
Asalnya isi kitab Qur’an itu dari pihak ketiga. Pertama, semacam dari buah
pikiran dan perolehan Nabi Muhammad sendiri yang timbul oleh
pergaulan Nabi itu dengan orang lain. Dari pihak itu terbitlah khutbahnya
tentang Allah Ta’ala yang Esa, hari kiamat, hukuman, dan syariat
agamanya. Yang semacam lagi dipungut oleh nabi dari orang-orang
Yahudi dan Masehi pada masa itu. Misalnya tentang puasa, zakat,
sembahyang, hikayat-hikayat nabi dan sebagainya. Akhirnya ada lagi
berbagai rupa yang timbul dalam ingatannya atau yang didengarnya,
kemudian dimasyhurkannya sebagai firman Allah.3
Sikap skeptis4 terhadap kebenaran Al-Qur’an sudah ada sejak zaman
Jahiliah. Banyak dari kaum orientalis dan pendukung-pendukungnya bahkan
pertama kali diturunkannya Al-Qur’an, mereka ingin menghancurkan keontetikan

1
Orientalisme berasal dari dua kata, orient dan isme diambil dari bahasa Latin oriri yang
berarti terbit. Secara geografis kata orient bermakna dunia belahan timur dan secara etnologis
berarti bangsa-bangsa timur. Sedangkan secara istilah isme berasal dari bahasa Belanda yang
berarti pendirian, ilmu, paham keyakinan dan sistem. Jadi menurut bahasa “orientalisme” dapat
diartikan sebagai ilmu tentang ketimuran atau studi tentang dunia Timur. Orientalis adalah sarjana
yang menguasai masalah-masalah ketimuran, bahasa-bahasanya, kesusastraannya, dan sebagainya.
Lihat Abdul Karim, “Pemikiran Orientalis Terhadap Kajian Tafsir Hadis”, ADDIN, Vol. 7, No. 2,
Agustus 2013, 308. Ia mengutip pada buku James Ah Murray, The Oxford English Dictionary,
Vol. VII (Oxford: Oxford University Press, 1933), 200.
2
Kata misionaris merupakan terjemahan dari kata Yunani untuk pengutusan yakni
apostello (mengutus). Kata apostello dan kata apostolos (apostle artinya rasul) memiliki akar kata
yang sama. Jadi misionaris adalah seorang atau beberapa orang yang bersama yang diutus oleh
gereja untuk menyampaikan Injil keselamatan di dalam Yesus Kristus kepada orang-orang. Lihat
George W. Peters, The Biblical Theology of Missions (Malang: Gandum Mas, 2006), 312-313.
Lihat juga Galuh Pandandari, “Implementasi Teologi Multikultural bagi Misionaris”, Jurnal
Arrabona, Vol. 3, No. 1, Agustus 2020, 42-43.
3
Hendrech Kraemer, Agama Islam (Bandung : Unit Gave NV v/h AC VII & Co, 1928),
66.
4
Sifat kurang percaya dan ragu-ragu (terhadap keberhasilan, suatu ajaran dan sebagainya).

2
Al-Qur’an dengan pemikiran-pemikiran agitatif yang menyatakan bahwa Al-
Qur’an bukanlah dokumen sejarah yang otentik, mereka mengatakan bahwa Al-
Qur’an sudah diubah setelah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬wafat. Sebagai bukti yang
mereka bawakan terhadap ayat yang sudah diubah, Q.S. As-Shaf/61: 6
َّ َ َ َ ً َ ُ َ ‫ُْ ه‬ َ ْ َ َ ْ
ِ ‫اّٰلل ِال ْيك ْم ُّمص ِدقا ِلما َب ْين َيد َّي ِم َن الَّ ْو ٰر ِة‬ َ ُْ َ
ِ ‫َواِ ذ قال ِع ْيسى ابن م ْر َي َم ٰي َب ِن ْ ْٓي ِاس َرا ِۤء ْيل ِ ِان ْي َر ُسول‬
َ ٰ ُ َ ٰ َ ْ ُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ْ
ٌ ْ ْ ْ ْ َّ ْ ُ َ ً َ ُ َ
6 ‫ن َبع ِدى ْاس ُمهْٓ اح َمدُۗ فلما جا َۤءه ْم ِبالب ِين ِت قال ْوا هذا ِسح ٌر ُّم ِب ْين‬
5
ۢ ‫ومب ِشراۢ ِبرسو ٍل ي ِأتي ِم‬
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Menurut mereka ayat ini telah ditambahkan setelah Nabi Wafat yaitu
pada kalimat yang artinya; “Dan membawa berita gembira dengan kedatangan
seorang Rasul sesudahku, Namanya Ahmad”. Ayat ini ditambahkan kata mereka
untuk dijadikan bukti atas kenabian Nabi ‫ ﷺ‬dan risalahnya dari kitab-kitab
sebelum Al-Qur’an.6 Menurut Shalahuddin7 menanggapi hal tersebut setidaknya
ada tiga hal yang harus kita ketahui bersama, yaitu:
1. Mereka menyatakan bahwa Al-Qur’an ialah hasil karangan dan buatan
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Nabi-lah yang menyusun bahasanya, maknanya dan
Al-Qur’an sama sekali tidak pernah diturunkan. Pernyataan seperti ini
sangatlah tendesius, karena tidak ditemukan secara pasti bahwa Nabi-lah
yang membuatnya dan juga untuk apa Nabi ‫ ﷺ‬menyatakan bahwa Al-
Qur’an itu mukjizat, sedangkan orang-orang Arab pada masa itu tidak ada
yang bisa sama sekali membuat yang serupa dengan Al-Qur’an bahkan
satu ayat pun. Pernyataan ini sama sekali tidak sesuai dengan sejarah yang

5
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/61?from=6&to=14, diakses pada 20 Desember
2023.
6
Shalahuddin Hamid, Studi Ulumul Quran (Jakarta : Intimedia Ciptanusantara, 2002), 4.
7
Shalahuddin Hamid, Studi Ulumul Quran, 6-9.

3
menjelaskan bagaiamana pribadi Rasulullah yang terkenal jujur dan diakui
oleh sabahat maupun musuhnya.
2. Sikap skeptis yang kedua beranggapan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬ialah orang yang
jenius, berhati jernih, dan terkenal akan kejujurannya bisa membedakan
mana yang haq dan yang batil, mengetahui perkara gaib dengan kekuatan
kasyafnya, sehingga mereka menganggap kitab Al-Qur’an merupakan
hasil cipta karsa beliau dan juga hasil dari kesadaran jiwa beliau kemudian
disampaikan dengan gaya bahasa dan penjelasan dari beliau sendiri.
Pandangan seperti ini muncul dan berkembang dari aliran materialistik
yang memandang bahwa untuk memperoleh kebenaran hanya dapat
dipahami lewat materi yang tampak oleh mata dan dapat dipelajari dengan
kekuatan rasio. Menurut pemahaman ini kebenaran yang dibawa Nabi ‫ﷺ‬
itu bersumber dari dirinya sendiri bukan dari Allah Ta’ala. Pandangan
seperti ini tidaklah dapat dibenarkan karena bertentangan dengan Q.S. Al-
Hijr/15: 9.
َ ُ ٰ َ ُ َ َّ ْ َ ْ ََّ ُ ْ َ َّ
9 ‫الذك َر َواِ نا له لح ِفظ ْون‬
8
ِ ‫ِانا نحن نزلنا‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan
Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”.9
Dari ayat diatas memberikan jaminan bahwa kesucian dan keaslian Al-
Qur’an memang murni datangnya dari Allah, bukan seperti para orientalis
katakan bahwa Al-Qur’an itu bukan dari Allah tetapi buatannya Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.
3. Ada lagi yang berpandangan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬mendapatkan semua itu
melalui seorang guru. Mereka mengatakan bahwa Rasulullah belajar pada
seorang pendeta Buhaira yaitu Waraqah bin Naufal. Pernyataan seperti ini
jelas menyesatkan karena tidak ada dasar dan satu riwayat pun yang

8
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/15?from=9&to=99, diakses pada 20 Desember
2023.
9
Ayat ini memberikan kesaksian kemurnian dan keontetikan Al-Qur’an selama-lamanya.

4
menyebutkan demikian, dalam hal ini sejarah mencatat bahwa yang
mengajarkan Al-Qur’an ialah Malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu.

B. Bukti-Bukti Historis
1. Al-Qur’an Menyatakan Bahwa Ia Berasal dari Allah ‫ﷻ‬
Firman Allah Q.S. Az-Zumar/39: 1-2.10
ْ َ َْ
َ ‫اع ُبد ه‬ ٰ ْ َ َ َ ْ ْ َ َّ َْ َْ ‫َ ه‬ ٰ ْ ُ َْ
‫اّٰلل‬ ِ ‫ ِانآْ ان َزلنآْ ِال ْيك ال ِكت َب ِبالح ِق ف‬1 ‫زْ ِز الح ِك ْي ِم‬ ِ ‫تن ِز ْيل ال ِكت ِب ِمن‬
‫اّٰلل الع ِ ي‬
َّ
11 َْ ُ ً ُْ
2 ُۗ‫الدين‬ِ ‫مخ ِلصا له‬
Artinya : “Kitab (Al-Qur’an) ini diturunkan oleh Allah yang
Mahamulia, Mahabijaksana. Sesungguhnya kami menurunkan Kitab (Al-
Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka
sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya”.
Firman Allah Q.S. Al-A’raf/7: 203.
َ ٰ َ ٰٓ ََّ َ َّ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ٰ َْ َ َ
َ
‫َواِ ذا ل ْم تأ ِت ِه ْم ِبا َي ٍ ِ قال ْوا ل ْولا اجت َب ْيَّ َهاُۗ قل ِانمآْ ات ِب ُع َما ُي ْوحى ِالَّي ِم ْن َّر ِب ْيُۗ هذا َبصاۤة ُِٕر‬
َ ُ ْ َ ٌ ْ ً ُ ُ
203 ‫ِم ْن َّر ِبك ْم َوهدى َّو َرح َم ِ ِلق ْو ٍم ُّيؤ ِمن ْون‬
12

Artinya : “Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan suatu


ayat kepada mereka, mereka berkata, “Mengapa tidak engkau buat sendiri
ayat ini?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya mengikuti
apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. (al-Qur’an) ini adalah bukti-bukti
yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman”.
Dari contoh dua ayat diatas sudah cukup bagi kita dan jelas bahwa Al-
Qur’an memang benar dari Allah Ta’ala bukan hasil karya Nabi ‫ ﷺ‬seperti para
orientalis tuduhkan.

10
A. Athaillah, Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an, Cet. Ke-I
(Banjarmasin: Antasari Press, 2006), 23-24.
11
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/39?from=1-2&to=75, diakses pada 20 Desember
2023.
12
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/7?from=203&to=206, diakses pada 20
Desember 2023.

5
2. Fakta Bahwa Al-Qur’an dari Allah Bukan Hasil Karya Nabi ‫ﷺ‬
Pertama, mulanya Nabi selalu buru-buru dalam menghafal ayat Al-
Qur’an yang sedang dibacakan Malaikat Jibril. Q.S. Al-Qiyamah/75: 16-19.
ْ
ُ َ ٰ ْ ُ ْ َّ َ ُ ٰ َ َ َ َ ُ َ ٰ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َْ َ َ ْ َ ُ َ
18 ‫ ف ِاذا قرأنه فات ِبع قرانه‬17 ‫ ِان علينا ج ْمعه َوق ْرانه‬16 ُۗ‫لا تح ِرك ِب ِه ِل َسانك ِلَّعجل ِب ِه‬
ُ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ
19 ‫ثَّم ِان علينا بيانه‬
13

Artinya : “Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk


membaca Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasainya).
Sesungguhnya atas tanggungan kami mengumpulkannya di (dadamu) dan
(membuatmu) pandai membacanya. Apabila kami telah selesai
membacakannya, ikutilah bacaan itu, kemudian sesungguhnya atas
tanggungan kami menjelaskannya”.14
Fakta tersebut memberikan petunjuk bahwa Al-Qur’an itu dari Allah
bukan hasil karya Nabi ‫ﷺ‬, karena tidak mungkin beliau menghafalnya dengan
buru-buru jikalau itu memang hasil karya beliau.
Kedua, dalam Al-Qur’an sedikit banyaknya dapat dijumpai ayat-ayat
yang berisi teguran kepada Nabi ‫ ﷺ‬misal Q.S. Abasa/80: 1-10.
َ َ ُ َ َ
ُ َ َ َ َ ُ َّ ََّ َّ ُ َّ َ َ َ َّ َ َ َ
‫ أوۡ يذكر فتنفعه‬٣ ‫ وما يد ِۡريك لعلهۥ يزكى‬2 ‫ أن جا َْٓءه ٱلۡأعۡمى‬1 ‫عب َس َوت َول ٰٓى‬
ٰٓ َّ
َ ُ َ َ ٰ َ
َ َّ ََّ َ َ َ َ
َ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ َوأَّما َمن جا َْٓءك‬٧ ‫ َو َما عليۡك ألا َيَّزك ٰى‬6 ‫ فأنت لهۥ تصد ٰى‬٥ ‫ أَّما َم ِن ٱسَّۡغۡن ٰى‬٤ ‫ٱ ِلذك َۡر ٰٓى‬
ََّ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ
١٠ ‫ فأنت عنۡه تله ٰى‬9 ‫ َوه َو يخۡش ٰى‬٨ ‫يس َۡع ٰى‬
15

Artinya : “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena


telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran,
lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya. Adapun orang yang merasa
dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan)
atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang

13
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/75?from=16-19&to=40, diakses pada 20
Desember 2023.
14
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya
(Jakarta : Departemen Agama RI, t.th.), 999.
15
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/80?from=1-10&to=42, diakses pada 20
Desember 2023.

6
datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran).
Sedang dia takut kepada (Allah). Maka kamu mengabaikannya”.
Dengan adanya ayat teguran ini tentu Al-Qur’an bukan hasil karya Nabi
‫ﷺ‬, karena tidak mungkin orang telah mengecam dirinya sendiri kemudian
mempublikasikannya kemasyarakat luas, padahal jikalau benar itu hasil karya
beliau maka mampulah beliau untuk tidak memuatnya di dalam Al-Qur’an.16
Ketiga, di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang pada awalnya Nabi ‫ﷺ‬
tidak mengetahui maksud secara jelas dari ayat tersebut, beliau mengetahuinya
setelah turun ayat lain yang menjelaskannya. Contohnya Q.S. Al-Baqarah/2:
284.
ُ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ َُْ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ
‫اس ْبك ْم ِب ِه‬ ‫ح‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫خ‬‫ت‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ن‬ ِ‫ا‬ ‫و‬ ُۗ
‫ض‬ ‫ر‬ْ ‫الس ٰم ٰوت َو َما فى ْال َا‬ ‫ه‬
َّ ‫ّٰلل َما فى‬
ِ ِ
ِ ِ ْٓ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ُ ٰ َ ُ ‫ه ُ َ َ ْ ُ َ ْ َّ َ ُ َ ُ َ ُ َ ْ َّ َ ُ َ ه‬
284 ‫اّٰلل على ك ِل ش ْي ٍء ق ِد ْي ٌر‬
17
‫اّٰللُۗ فيغ ِفر ِلمن يشاۤء ويع ِذب من يشاۤءُۗ و‬
Artinya : “Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu)
bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa
yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”.
Menurut riwayat, setelah ayat ini diturunkan para sahabat langsung
menghadap Nabi ‫ ﷺ‬dan menyampaikan keluhannya, “Wahai Rasulullah, Allah
telah membebankan kepada kami hal-hal yang kami dapat melaksanakannya
seperti salat, puasa, jihad dan zakat. Sekarang Allah telah menurunkan ayat
lagi, sedangkan kami sendiri tidak sanggup melaksanakannya” Rasulullah
bersabda: “Apakah kalian mau mengatakan seperti yang dikatakan para ahlul
kitab, ‘kami telah mendengar, tapi kami tidak mau mentaati’. Tetapi,
katakanlah, kami telah mendengar dan kami mematuhinya serta ampunilah
kami wahai tuhan kami, karena hanya kepada-Mu kami kembali.” Setelah para
sahabat membaca doa itu berulang kali dan lidah mereka terbiasa dengan doa
itu, maka ayat Q.S. Al-Baqarah/2: 286. Pun turun.

16
A. Athaillah, Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an, 27-28.
17
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=284&to=286, diakses pada 20
Desember 2023.

7
ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ ً ْ َ ُ ‫ه‬ ُ َ َ
286...‫لا ُيك ِلف اّٰلل نفسا ِالا وسعهاُۗ لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت‬
18

Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya
dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya”.
Dari ayat diatas dapat kita lihat bahwa para sahabat sangat ingin
penjelasan lebih mengenai Q.S. Al-Baqarah/2: 284, tapi kemudian Nabi ‫ﷺ‬
hanya memerintahkan kepada mereka untuk berdoa dan terus berusaha
mengamalkannya sampai kemudian turunlah ayat 286, yang menjadi penjelas
mengenai ayat sebelumnya. Disini dapat dipastikan bahwa Al-Qur’an
bukanlah karya beliau, karena tidak mungkin seorang pembuat tidak
mengetahui apa maksud dan tujuan yang dibuatnya.19
Keempat, ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menginformasikan
kejadian masa lampau dan masa yang akan datang. Beberapa waktu kemudian
kebenaran akan informasi itu dapat dibuktikan, contoh Q.S. Yunus/10: 90-92.
ُ َ َْ َ ‫َ ه‬ ْ َ ْ ُ ُ ُ ُ َ َ َْ َ ْ ْ َ ْ َْ َ َ َ
‫اوزنا ِب َب ِن ْ ْٓي ِاس َرا ِۤء ْيل ال َبح َر فات َبع ُه ْم ِف ْرع ْون َوجن ْوده َبغ ًيا َّوعد ًواُۗ حت ْٓى ِاذآْ اد َركه‬ ‫وج‬
ْ َ ٰ ْ ٰۤ َ ْ ََ۠ َ ْ ُ ْ َ ٰ ْ َّ َّ َ ٰ َ ََّ ُ ْ َ ٰ َ َ ُ َ َ ْ
‫ الـ َن َوقد‬90 ‫ي ا َمنت ِب ٖه َبن ْوْٓا ِاس َرا ِۤء ْيل َوانا ِم َن ال ُم ْس ِل ِم ْين‏‬ ْٓ ‫الغرق قال امنت انه ل ْٓا ِاله ِالا ال ِذ‬
َّ ً ٰ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ َُ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ َ
‫ فال َي ْو َم نن ِج ْيك ِب َبد ِنك ِلتك ْون ِل َم ْن خلفك ا َي ُِۗ َواِ ن‬91 ‫عصيت ق ْبل َوكنت ِم َن ال ُمف ِس ِد ْي َن‬
َ ُ َٰ َ ٰ َ َّ َ ً ْ َ
92 ‫اس ع ْن ا ٰي ِتنا لغ ِفل ْون‬
20
ِ ‫ك ِثيرا ِمن الن‬
Artinya : “Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian
Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan
menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata,
“Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh
Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri). Mengapa
baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka
sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. Maka
pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran

18
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=286&to=286, diakses pada 20
Desember 2023.
19
A. Athaillah, Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an, 29-30.
20
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/10?from=90-92&to=109, diakses pada 20
Desember 2023.

8
bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami”.
Informasi tentang jasadnya Fir’aun hanya ada di kitab Al-Qur’an, tidak
ada di kitab lainnya seperti Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maupun
dokumen-dokumen resmi milik orang Yahudi, tidak ada yang menyebut
demikian. Maka dari itu, pada masa itu orang-orang tidak tahu di mana jasad
Fir’aun berada, tetapi 13 abad kemudian tepatnya pada tahun 1869, jasad
Fir’aun ditemukan, dan sampai sekarang jasad Fir’aun masih utuh dan di
simpan di Museum Kairo. Dengan terbuktinya ayat ini, maka sangat tidak
mungkin Al-Qur’an hasil karya Nabi ‫ﷺ‬, karena jikalau beliau yang
membuatnya maka bagaimana beliau mengetahui hal-hal yang masih misteri
itu, padahal berita tentang utuhnya jasad Fir’aun tidak pernah diungkapkan di
kitab-kitab sebelumnya dan dokumen-dokumen resmi pun tidak ada yang
menyebutnya.21
Kelima, dalam Al-Qur’an ada informasi yang sesuai dengan temuan-
temuan ilmiah di abad modern, contoh Q.S. Ar-Rum/30: 24.
َ ْ َ َْ ْ َ َ َّ َ ُ َ ُ َّ ً َ َ َّ ً ْ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ ٰ
‫السما ِۤء َما ًۤء ف ُيحي ِب ِه الا ْرض َبعد‬ ‫َو ِم ْن ا ٰي َِّ ٖه ي ِريكم البرق خوفا وطمعا وين ِزل ِمن‬
ٖ
َ ُ ْ َ َٰ َ ٰ َّ
24 ‫َم ْو ِت َهاُۗ ِان ِف ْي ذ ِلك لا ٰي ٍت ِلق ْو ٍمَّيع ِقل ْون‬
22

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia


memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu
dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti”.
Apa hubungan kilat dan turunnya hujan dengan kesuburan tanah yang
Allah maksud pada ayat demikian? Apakah hanya karena air hujan tanah itu
subur? Secara sains masih ada unsur lain yang menyebabkan tanah itu subur,
yaitu zat nitrogen. Ada dua cara yang dapat memasukkan zat nitrogen ke
dalama tanah pertanian. Pertama, melalui badai halilintar, setiap kali halilintar

21
A. Athaillah, Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an, 31-33.
22
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/30?from=24&to=60, diakses pada 20 Desember
2023.

9
memancarkan kilat dan cahaya, maka terjadi persenyawaan antara oksigen dan
nitrogen di udara, yang kemudian air hujan itu membawanya turun
kepermukaan bumi dan ke dalam tanah sebagai nitrogen yang bersenyawa.
Kedua, melalui aktivitas bakteri yang berada di akar tumbuh-tumbuhan,
kemudian menyerap zat nitrogen dan mengubahnya menjadi zat bersenyawa
yang tetap berada di dalam tanah. Berkenaan dengan temuan sains tentang
cara menyuburkan tanah, Al-Qur’an telah lebih dulu mengisyaratkan bahwa
ada hubungan kilat dan air hujan yang menjadikan tanah itu subur. Maka
bagaimana mungkin jikalau benar ini hasil karya Nabi ‫ ﷺ‬sedangkan pada
masa itu tidak ada pembuktian dan kajian ilmiah, maka benarlah Al-Qur’an itu
datangnya dari Allah bukan hasil karya Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.23

C. Antara Qadim dan Muhdats (Makhluk)


Pembicaraan mengenai Al-Qur’an adalah makhluk atau bukan, kalam
Allah yang qadim dan muhdats atau makhluk telah banyak di bicarakan oleh
sarjana-sarjana Islam selama kurang lebih dari tiga kurun waktu atau sekitar
seratus tahun pertama setelah wafatnya Rasulullah ‫ﷺ‬, yang memunculkan dua
kelompok besar yaitu Asy’ariyah dan Mu’tazilah, di mana pada masa kejayaannya
aliran Mu’tazilah. Ulama-ulama yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu bukan
makhluk dan tidak bersifat baru maka ulama tersebut akan di hukum bahkan ada
yang sampai dibunuh.24
Merujuk kepada penjelasan Ibn Rusyd bahwa kalangan Asy’ariyah
khawatir akan adanya anggapan bahwa Allah sama dengan makhluk, maka sebab
itulah mereka berpendapat dan yakin bahwa Al-Qur’an itu adalah kalam Allah
yang qadim bagi Allah sama halnya dengan al-ilm (ilmu Allah yang meliputi alam
semesta) bukan muhdats (makhluk).25

23
A. Athaillah, Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an, 36-39.
24
Rahadian Kurniawan, Musda Asmara, dan Hardivizon, “Bahasa Arab dan Konsep I’jaz
al-Qur’an (Kritik Pemikiran Louwis ‘Awad),” Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, Vol. 5, No. 1,
Mei 2021, 167.
25
Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd, Al-Kasyf ‘An Manahij al-Adillah Fi
‘Aqaid al-Millah, ed. Ahmad Syamsyuddin (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2003), 164.

10
Al-Ghazaly dalam Al-Mushthafa berkata: “Hakikat Al-Qur’an ialah kalam
yang berdiri pada dzat Allah yaitu suatu sifat yang qadim di antara sifat-sifatnya.
Dan kalam itu lafadz Musytarak, dipergunakan untuk lafadz yang menunjuk
kepada makna, sebagaimana dipergunakan untuk makna yang ditunjuk oleh
lafadz. Ulama-ulama kalam telah membahas masalah ini dengan seluas-luasnya.26
Sedangkan kelompok Mu’tazilah, mereka berpandangan bahwa
kalamullah (Al-Qur’an) itu muhdats (makhluk) tidak qadim. Sesuatu yang baru
yang menempati ruang,27 mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an itu muhdats
dalam arti baharu dan diciptakan Tuhan, hakikat Al-Qur’an ialah huruf-huruf dan
suara yang dijadikan Allah, yang setelah berwujud lalu hilang dan lenyap 28. Maka
Al-Qur’an bukanlah bersifat kekal tetapi bersifat baharu dan diciptakan, alasan
Mu’tazilah, Al-Qur’an tersusun dari bagian-bagian yang bersifat berpemulaan
tidak bisa bersifat qadim.29

26
Tengku M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar; Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,
ed. HZ. Fuad Hasbi ash-Shiddiqy, Cet. Ke-II (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), 7-8.
27
Abu al-Fath Abdul Karim bin Abi Bakr Ahmad Asy-Syahrastany, al-Milal wa al-Nihal
(Beirut: Dar al-Ma’arif, 1987), 45.
28
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar; Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 8.
29
Abrar M. Dawud Faza, “Al-Mihnat Al-Qur’an,” Makalah (Sumatera Utara: Fakultas
Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara, 2018), 5.

11
PENUTUP

Dari makalah ini tentu kita ketahui bersama bahwasanya dari awal
turunnya Al-Qur’an oleh mereka yang memiliki sikap skeptis terhadap Al-Qur’an
tentu tidak terima bahwa Al-Qur’an itu datangnya dari Tuhan yang Maha Esa,
pasti banyak dari mereka yang mencoba mencari-cari celah di mana celah untuk
bisa menyanggahnya dan menuduhkannya bahwa itu benar-benar hasil karya Nabi
Muhammad kemudian di klaim sebagai ini dari Allah.
Tentu jikalau kita mempelajari Al-Qur’an dan membaca penjelasan
tafsirnya juga, maka akan kita dapati bahwa semua tuduhan yang mereka
sematkan kepada Nabi itu tentu salah besar dan itu merupakan kebohongan yang
tidak mendasar dan dari segi fakta pun itu sangat jauh kebenarannya. Tapi sebagai
seorang muslim kita sudah mengetahui kebencian-kebencian yang ada pada
orang-orang Yahudi dan Nasrani sudah Allah terangkan dalam Q.S. Al-Baqarah/2:
120.
َ ٰ ْ ُ ‫ه‬ َ ُ َّ ْ ُ ُ َ َّ َ ََّ ‫َ ه‬ ٰ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ٰ َ ْ َ
‫اّٰلل ه َو ال ُهدىُۗ َولى ِِٕن‬
ِ ‫َولن ت ْرضى عنك ال َيهود َولا النص ٰرى حتى تت ِبع ِملَّه ْمُۗ قل ِان هدى‬
َ َ ‫َّ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ه‬
30
120‫اّٰلل ِم ْن َّ ِولي َّولا ن ِص ْي ٍر‬
ِ ‫ات َبعت اهوا َۤءه ْم بعد ال ِذي جا َۤءك ِمن ال ِعل ِمۙ ما لك ِمن‬
ٍ
Artinya : “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela
kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah,
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika
engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu,
tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah”.

30
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Departemen Agama RI: 2023), dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=120&to=286, diakses pada 20
Desember 2023.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI: 2023. dalam


https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=120&to=286,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/30?from=24&to=60,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/10?from=90-
92&to=109, diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=286&to=286,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=284&to=286,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/80?from=1-10&to=42,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/75?from=16-19&to=40,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/7?from=203&to=206,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/39?from=1-2&to=75,
diakses pada 20 Desember 2023.

13
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/15?from=9&to=99,
diakses pada 20 Desember 2023.
__________________________. Departemen Agama RI: 2023. dalam
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/61?from=6&to=14,
diakses pada 20 Desember 2023.
Abrar M. Dawud Faza. “Al-Mihnat Al-Qur’an.” Makalah. Sumatera Utara:
Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara, 2018.
Athaillah, A. Sejarah Alquran; Verifikasi Tentang Otentisitas Al-Qur’an. Cet. I.
Banjarmasin: Antasari Press, 2006.
Hamid, Shalahuddin. Studi Ulumul Quran. Jakarta : Intimedia Ciptanusantara,
2002.
Karim, Abdul. “Pemikiran Orientalis Terhadap Kajian Tafsir Hadis.” ADDIN.
Vol. 7, No. 2, Agustus 2013.
Kraemer, Hendrick. Agama Islam. Bandung : Unit Gave NV v/h AC VII & Co,
1928.
Kurniawan, Rahadian, Musda Asmara, dan Hardivizon. “Bahasa Arab dan Konsep
I’jaz al-Qur’an (Kritik Pemikiran Louwis ‘Awad).” Arabiyatuna : Jurnal
Bahasa Arab. Vol. 5, No. 1, Mei 2021.
Murray, James Ah. The Oxford English Dictionary. Vol. VII. Oxford: Oxford
University Press, 1933.
Pandandari, Galuh. “Implementasi Teologi Multikultural bagi Misionaris.” Jurnal
Arrabona. Vol. 3, No. 1, Agustus 2020.
Peters, George W. The Biblical Theology of Missions. Malang: Gandum Mas,
2006.
Ibnu Rusyd, Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad. Al-Kasyf ‘An Manahij al-
Adillah Fi ‘Aqaid al-Millah. ed. Ahmad Syamsyuddin. Beirut: Dar al-
Kutub al-Ilmiyah, 2003.
Ash-Shiddieqy, Tengku M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar; Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir. ed. HZ. Fuad Hasbi ash-Shiddiqy. Cet. II. Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2009.

14
Asy-Syahrastany, Abu al-Fath Abdul Karim bin Abi Bakr Ahmad. al-Milal wa al-
Nihal. Beirut: Dar al-Ma’arif, 1987.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Jakarta : Departemen Agama RI, t.th.

15

Anda mungkin juga menyukai