SKRIPSI
Oleh:
Ali Ma’ruf
FAKULTAS USULUDDIN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1441H/2019M
1
2
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang tertulis (al-matluw) sering diuji
keampuhannya oleh musuh-musuh Islam. Namun, usaha-usaha itu senantiasa
berakhir dengan kegagalan. Dalam sejarah, tak satu pun maksud-maksud jahat
mereka pernah berhasil. Usaha-usaha itu berhasil dipatahkan oleh kaum muslimin,
begitu muncul di permukaan. Umat islam menyadari betul bahwa tidak ada
kemuliaan mereka kecuali dengan berpegang teguh pada kitabullah dan Sunnah
Nabi saw. Mereka meyakini kebenaran sabda Rasulullah saw. “kutinggalkan
untuk kamu dua pegangan. Niscaya kamu tak akan sesat setelah itu yakni Al-
Qur’an dan Sunnahku.1
Bertitik tolak dari landasan ini, kaum muslimin sangat concern terhadap
Al-Qur’an, baik dalam pemeliharaan tulisan, bacaan, maupun pemahamannya.
Perhatian yang sama juga dicurahkan pada Sunnah Nabi saw. Ulama-ulama hadist
(muhadditsun) mencurahkan segenap perhatian teksnya luar kepala di samping
membukukannya. Bahkan lebih dari itu, mereka mampu merumuskan kaidah-
kaidah untuk menilai suatu hadist, apakah tergolong dalam hadist sahih atau hadis
dhaif. Sebagaimana mereka juga berhasil meletakkan sejumlah kriteria perawi,
untuk menjaring perawi palsu dan lemah.2
1
______________ Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta: Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), 1995), hlm. 23.
2
______________ Daud Rasyid, “pembaruan Islam dan Orientalisme Dalam Sorotan”,
(Jakarta: Akbar Media Eka Sara, 2002), hlm. 137.
3
Bidang kajian orientalis tidak terbatas pada aspek tertentu saja dari ajaran
Islam. Bahkan mencakup berbagai studi dan disiplin ilmu yang pernah digeluti
oleh ulama-ulama islam sendiri, di antaranya kajian tentang sumber pertama
islam, yaitu Al-Qur’an.3
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat saya
ambil adalah:
a. Bagaimanakah firman Allah tentang Al-Qur’an?
b. Bagaimana sikap tokoh-tokoh orientalis Barat dalam mengkritik Al-
Qur’an?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana firman Allah tentang Al-Qur’an.
b. Untuk mengetahui bagaimana sikap tokoh-tokoh orientalis Barat dalam
mengkritik Al-Qur’an.
3
______________ Daud Rasyid, pembaruan Islam dan Orientalisme Dalam Sorotan,
(Jakarta: Akbar Media Eka Sara, 2002), hlm. 137-138.
5
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan terhadap Al-Qur’an yang kami wahyukan
itu kepada hamba kami (Muhammad) itu, silahkan buat satu surah saja seperti Al-
Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kamu selain Allah, jika kamu memang
dipihak yang benar. Dan jika kamu tidak sanggup membuatnya, dan pasti kamu
6
tidak akan sanggup membuatnya, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi pihak penyangkal”, (Q.S al-
Baqarah, 2 :23-24).
“Dan apabila dibacakan kepada mereka itu ayat-ayat kami yang nyata,
maka pihak yang tidak mengharapkan pertemuan dengan kami itu berkata:
Datangkanlah Al-Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia. Katakan (hai
Muhammad), tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku
tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. (Q.S. Yunus, 10:15).
kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan. “Dan Allah mengetahui apa “
.yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”. (Q.S. al-Maidah 5:99)
“Sesungguhnya telah kami kemukakan bagi manusia dalam Al-Qur’an itu setiap
tamsilan supaya mereka merenungkannya. Al-Quran berbahasa Arab, yang tiada
cacad isinya, supaya mereka taqwa”, (Q.S. al-Zummar, 39: 27-28).
7
“Jikalau kami jadikan Al-Quran itu bukan berbahasa Arab tentulah mereka
berkata: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah patut Al-Quran dalam
bahasa asing sedangkan Rasul itu berasal dari Arab? Katakan (hai
Muhammad) :”Al-Quran itu petunjuk dan penawar bagi yang beriman”, (Q.S.
Fusshilat, 41:44). Demikian sekelumit firman Allah Swt mengenai kitab suci Al-
Quran.
Setelah mengenali hal-hal yang paling pokok dari pada kitab suci Al-Quran,
tibalah saatnya mendengarkan sikap dan pandangan kaum Orientalis terhadap
kitab suci tersebut.4
4
______________ Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta: Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), 1995), hlm.122-123.
5
______________ M. Muzayyin, AL-QUR’AN MENURUT PANDANGAN ORIENTALIS
(Studi Analisis ‘Teori Pengaruh’ dalam Pemikiran Orientalis), Jurnal Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an
dan Hadis, Vol. 16, No. 2, Juli 2015, h. 206
8
6
______________ Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta: Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), 1995), hlm.145
9
Muhammad itu adalah tokoh yang luar biasa dan mengerikan dalam
banyak hal. Ia banyak sekali mendalami agama seperti Yahudi dan agama
Kristen, tapi hanya melalui laporan lisan belaka.
Muhammad menuntut ilmu agama-agama terdahulu dengan tokoh-tokoh
yang kurang terpelajar. Khususnya guru pembimbing dalam bidang agama
Kristen.
Al-Quran itu hanyalah khayalan-khayalan yang berlebihan, tidak sejalan
dengan logika manusia, dan kemiskinan pemikiran yang tidak dapat
dibantah.
Demikianlah pandangan Theodore Noldeke tentang kitab suci Al-Quran.
Dia mngungkapkan bahwa pada masa-masa sebelum Nabi besar Muhammad
SAW berdakwah pada tahun 610 M, ada fakultas Teologi dari sebuah universitas
dan Nabi Muhammad adalah mahasiswa yang tekun mempelajari berbagai agama
selama bertahun-tahun dan mempunyai guru baik dari kalangan Yahudi dan
Kristen seperti yang dilakukan Theodore Noldeke sendiri sewaktu mempelajari
agaa Islam. Pendapatnya tentang Al-Quran itu keterlaluan, banyak imajinasi,
kekurangan logika, kemiskinan pemikiran, tidak ditemukan satu pembuktian
ilmiah yang mendukung dari pada pendapatnya tersebut mengenai kitab suci Al-
Quran.
7
______________
10
Orang-orang pada masa Muhammad itu memiliki ingatan yang sangat kuat
sekali, misalnya banyak kelompok yang tidak menggunakan tulisan
elainkan dengan cara menghafal.
Kata Qur’an itu ialah berasal dari bahasa Yahudi yang berarti membaca,
bercerita, dan membeberkan.
Demikianlah sikap Reinhart Dozy dalam mendefinisikan Al-Quran.
Tampak ia mengakui dengan menjelaskan bukti-bukti yang rasional bahwa orang-
orang pada masa Nabi besar Muhammad SAW itu memiliki kemampuan ingatan
yang kuat sekali. Tapi dibalik itu ia lupa memperhitungkan bahwa ayat-ayat Al-
Quran itu merupakan bagian bacaan di dalam setiap shalat umat muslim, bulan
ramadhan, pada mauled Nabi Muhammad karena Firman Allah SWT.
8
______________
11
9
______________ Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta: Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), 1995), hlm. 155
12
10
______________ al A’zami, “Sejarah Teks Al-Quran”, Dari Wahyu Sampai
Kompilasinya), hal 346-347.
13
11
______________ Tokoh-tokoh orientalis yang menyatakan bahwa al-Qur’an merupakan
karangan Muhammad antara lain, A Sprenger, William Muir, Theodor Noldeke, Ignaz Goldziher,
W. Wellhausen, Leone Caetani, David S. Margoliouth, Richard Bell, dan W. Montgomery Watt.
Lihat, Muhammad Mohar Ali, The Qur’an and Orientalist (Oxford: Jam’iyat ‘Ihya’ Minhaaj Al-
Sunnah, 2004), hlm. 2
12
______________ QS. al-Taubah [9]: 30
14
mengkritik dengan sangat tajam kata-kata Tuhan di dalam Bibel, maka al-
Qur’an bersumber dari setan.
Hujatan terhadap al-Qur’an dari kalangan Kristen dimulai dari abad ke-8
sampai abad ke-16; sebagai contoh, Johannes (652- 750) asal Damaskus
menyatakan dengan tegas bahwa al-Qur’an banyak memuat cerita-cerita bodoh
(idle tales). Kemudian, Abdul Masih al-Kindi (873) berkesimpulan bahwa orang
yang percaya bahwa al-Qur’an berasal dari Tuhan adalah orang yang sangat
tolol. Menurut al-Kindi, Muhammad dengan al-Qur’annya sama sekali tidak
membawa mukjizat sebagaimana Nabi Musa yang membelah laut dan Kristus
yang bisa menghidupkan orang mati serta menyembuhkan penyakit kusta. 13
Tidak jauh berbeda dengan al-Kindi, Petrus Venerabilis, seorang kepala Biara
Cluny di Perancis, menyatakan bahwa al-Qur’an tidak terlepas dari peran setan.
Selanjutnya, Ricoldo da Monte Croce (1243-1320), seorang biarawan
Dominikus. Dia mengatakan bahwa setan mengarang al-Qur’an sekaligus
membuat Islam. Selain itu, Ricoldo juga mengklaim banyak penyimpangan yang
terjad dalam sejarah al-Qur’an dan susunan al-Qur’an sangat tidak
sistematis.Selanjutnya, Marthin Luther (1483-1546) tidak jauh berbeda dengan Ricoldo
dan Nicholas dalam pemikirannya tentang alQur’an; dia menganggap menganggap
setan adalah pengarang terakhir al-Qur’an (The Devil is the ultimate author of the
Qur’an)
2. Penilaian Negatif Terhadap Sosok Nabi.
Image negative tentang Nabi Muhammad dalam kajian dan literatur
sarjana Barat khususnya di Eropa, sudah mulai tersebar dan tampak pada tahun
1120. Nama Nabi Muhammad kemudian dirubah dengan sebutan “mahomet”,
atau “mahound” yang berarti sebuah ejekan untuk Nabi Muhammad, sementara
“mahound” sebagaimana yang kemukakan oleh W.Monggomery Watt dalam
tulisannya “Muhammad Prophet and Statesment” menyebutkan bahwa sebutan
“mahound” berarti pangeran kegelapan atau nama untuk kejahatan.
(Leiden: E. J. Brill, 1972), hlm. 141. Uraian lengkapnya mengenai bagaimana Johannes
mengkritik isi al-Qur’an bisa dilihat dalam buku yang ditulis oleh Adnin Armas, Metodologi, hlm.
6-8
15
______________ Malki Ahmad Nasir, “Orientalis dan Sirah Nabi Muhammad Saw:
15
Sketsa Awal Kerancuan Orientalis dalam Kajian Islam” dalam ISLAMIA, Vol. III, No. 1, tahun
2006, hlm. 33.
16
KESIMPULAN
______________ Duncan Black Macdonald, The Religious Attitude And Life of Islam
16