Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMU AL-QUR’AN

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN DAN ASPEK-ASPEK


KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

Ditasari Rahmawati

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Abstract Extraordinary events that surpass the ability of the human senses to understand it in
Islamic literature are called miracles. Miracles become one of the signs of the truth of a prophet
sent by Allah SWT. The Qur'an is the greatest miracle given to the last prophet, the Prophet
Muhammad. By the scholars of the Koran there have been various studies on the extraordinary
aspects contained in the Koran. They found many amazing things in it. So as to provoke other
researchers to uncover and reveal other extraordinary sides contained in it. This brief article
narrates some of the extraordinary aspects contained in the Qur'an that have been studied by
experts in their fields

Keywods: A l q u r a n , M u ’ j i z a t

Abstrak

Kejadian luar biasa yang melampaui kemampuan indera manusia untuk memahaminya dalam
literatur keislaman disebut dengan mukjizat. Mukjizat menjadi salah satu tanda kebenaran
seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt. Alquran adalah mukjizat terbesar yang diberikan
kepada nabi terakhir yaitu nabi Muhammad Saw. Oleh para pakar ilmu Alquran telah dilakukan
berbagai penelitian tentang aspek-aspek luar biasa yang terdapat di dalam Alquran. Mereka
menemukan banyak hal yang menakjubkan di dalamnya. Sehingga memancing para peneliti lain
untuk mengungkap dan menyingkap sisi-sisi luar biasa lainnya yang terdapat di dalamnya.
Tulisan singkat ini menarasikan beberapa aspek luar biasa yang terdapat dalam Alquran yang
telah Alquran yang telah diteliti oleh para ahli dalam bidangnya .

Kata Kunci: A l q u r a n , M u ’ j i z a t
PENDAHULUAN

Setiap nabi dan rasul mempunyai kejadian luar bisa yang tidak bisa dijangkau oleh nalar
manusia. Kejadian tersebut dikenal dengan mu’jizat. Di antara para nabi dan rasul yang pernah
diberikan mu’jizat oleh Allah swt adalah nabi ibrahim, nabi musa, nabi Isa dan nabi Muhammad
SAW. Nabi ibrahim terkenal dengan mu’jizatnya selamat dari api ketika beliau dicampakkan
oleh tentara raja namruz yang ingkar terhadap ajaran yang dibawanya. Nabi musa terkenal
dengan mu’jizat dapat membelah laut ketika beliau dikejar oleh pasukan raja Fir’aun. Di
samping itu banyak juga mu’jizat lain yang diberikan kepada nabi Musa.

Nabi Isa dikenal dengan mu’jizat dapat menghidupkan orang yang mati serta dapat
menyembuhkan penyakit yang pada masanya tidak ada satu manusiapun yang mampu
melakukannya. Nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW diberikan mu’jizat yang sangat
terkenal yaitu mu’jizat Alquran. Bila kita meneliti sejarah para nabi dan rasul yeng menerima
mu’jizat dari Allah SWT, mu’jizat yang diberikan kepada mereka sesuai dengan situasi yang
dialami oleh kaum mereka.

Mu’jizat diberikan untuk meruntuhkan kesombongan manusia yang menolak utusan


Allah yang membawa risalahnya. Oleh karenanya mu’jizat berfungsi untuk memberikan
pelajaran dan bukti kepada para penentang nabi dan rasul bahwa ajaran yang dibawakan oleh
mereka merupakan ajaran yang berasal dari Allah swt. Meskipun demikian banyak mu’jizat yang
telah dinampakkan oleh Allah swt kepada manusia, masih banyak juga manusia yang belum
beriman dengan ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul.

Alquran adalah mu’jizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Di
samping Alquran nabi Muhammad juga menerima mu’jizat lainnya. Alquran diturunkan di
tengah-tengah ummat yang sedang mengelu-elukan para penyair-penyair jahiliyah di wilayah
mekkah dan sekitarnya. Para penyair yang mampu memenangkan sayembara syair arab jahiliyah
akan merasa sangat tersanjung karena hal itu merupakan prestasi yang sangat membanggakan di
masa itu. Hasil karya pemenang syair arab tersebut dipublikasi di dinding ka’bah sebagai wujud
apresiasi kepada pemenang sayembara.

Ketika Alquran turun kaum Quraish yang hidup dengan tradisi yang sudah turun temuruh
merasa terheran-heran dengan keindahan gaya bahasa Alquran. Tidak sedikit di antara mereka
yang menganggap Alquran adalah sihir. Namun di sisi lain justru keindahan bahasa Alquran
menjadi penarik kaum musyrikin Quraish untuk mempelajarinya bahkan berujung kepada
beriman terhadap ajarannya.

Tulisan singkat ini akan memaparkan beberapa sisi kemu’jizatan Alquran dalam berbagai
sudut pandang serta akan mengulas bagaimana pembelaan ummat Islam terhadap kitab suci
mereka terhadap para penentangnya. Kajian ini akan mendeskripsikan hal tersebut dengan
merujuk kepada pendapat beberapa pakar dalam berbagai sumber serta menganalisa berbagai
persoalan kekinian terkait dengan Alquran tentunya akan dikorelasikan dengan beberapa
kejadian di masa lalu (historis) seputar reaksi ummat terhadap para penghina Alquran.

A. DEFINISI KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau ketidak mampuan
mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu perkara yang tidak dapat
dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif. Dikehendaki dengan i’jaz dalam
pembahaan ini ialah: ‫بإظهار لة سا لر ا ى دعو فى لنبي ا ق صد إظهار بعدهم وعزاألجيال القران وهي الخالدة معجزته‬
‫فى ضته معار عن العرب عجز‬. “Memperlihatkan kebenaran nabi dalam pernyataan sebagai seorang
rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap mu’jizatnya
yang kekal yaitu al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka”.

1. Dan mu’jizat ialah: ‫“ لنبوته تابدا نبي يد على هلال يظهره للعادة خارق أمر‬Sesuatu (hal atau urusan) yang
menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi untuk
memperkuat kenabiannya”.
2. Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan.
Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan sesuatu, lawan
dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah
kemampuan mu’jiz ” (sesuatu yang melemahkan. Yang dimaksud dengan i’jaz dalam
pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai seorang
rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam melawan mukjizat yang kekal
yakni al-Quran dan orang-orang sesudah mereka.
3. Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy , Ilmu-ilmu Al- quran,Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012,
Cetakan Ke-4 Hal: 293 2) Ibid1. Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor:
Litera Antar Nusa, 2004, Cetakan Ke-8 Hal: 371 Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa,
urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan.
Al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan meskipun mereka
merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran adalah mukjizat.
Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan mukjizat-mukjizat para nabi
sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat yang hanya dapat diindera
dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan nabi tersebut, dan tidak
dapat diketahui olehorang-rang setelahnya kecuali melalui berita, sedangkan mukjizat al-
Quran adalah mukjizat yang dapat diindera dan dibuktikan oleh seluruh manusia disetiap masa
sampai hari kiamat.

B. TAHAP-TAHAP RASULULLOH MENANTANG BANGSA ARAB DENGAN AL-


QURAN
Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan Al-Qur`an secara keseluruhannya,
dalam bentuk cakupan yang luas meliputi seluruh jin dan manusia. Dalam hal ini Allah
menjelaskan dalam Al-Qur`an ‫يأتوا ان على والجن اإلنس اجتمعت لئن قل‬
‫ ۝ ظه‚‚يرا لبعض بعض‚‚هم ك‚‚ان ول‚‚و اليأتونبمثل‚‚ه الق‚‚ران ه‚‚ذا بمثل‬Artinya : Katakanlah,
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-
Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka
saling membantu satu sama lain. sepuluh dengan Arab bangsa menantang Saw. Rasulullah 2.
firman dalam jelaskan di sebagaimana Al-Qur`an, dari surat ‫يقولون افتراه ۗ قل فأتوا بعشر سور مثله‬
‫ مفتريات وادعوا مناستطعتم من‬: Allah ‫هلال ان كنتم صادقين ۝ فا لم يستجيبوا لكم فاعلمو انم‚‚اانزل بعلماهل‚‚ل وان ال‬
‫اله اال ام دون‬
‫ ۝ مس‚‚لمون انتم فه‚‚ل ۚ هو‬Artinya : Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah
membuat-buat Al-Qur`an itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surat
semisal dengannya (Al-Qur`an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja diantara kamu yang
sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
Rasulullah menantang mereka dengan satu surat, hal ini dijelaskan dalam firman
Allah : ‫ ي‚ونس ) ۝ ص‚ادقين كنتم ان دوناهل‚ل من اس‚تطعتم من وادع‚وا‬:38 )‫مثله بسورة فأتوا قل ۗ افتراه يقولون ام‬
Artinya : Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-
buatnya? Katakanlah, "Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan
ajaklah siapa saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar." Di ayat lain : ‫وان هلال دون من واعواشهداءكم ۖ مثله من بسورة فأتوا عبدنا على‬
‫نزلنا مما ريب في كنتم‬
‫ ۝ صادقين كنتم ان‬Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al- Qur`an) yang Kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat semisal dengannya dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." Pada masa itukita
ketahui bahwa bangsa arab adalah para ahli bahasa dan balaghah, namun keunggulan yang
mereka miliki itu membuat mereka tidak mampu untuk mendatangkan tandingan Al-Qur`an.
Mereka telah berupaya keras untuk mencari-cari sisi kelemahan dan kekurangan dalam Al-
Qur`an, tapi pada akhirnya upaya mereka tidak membuahkan hasil.
MerekaMereka terbungkam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga untuk
merendahkan al-Qur`an mereka mencoba dengan cara lain, dengan mengatakan :
al-Qur`an adalah sihir, perkataan ahli sya`ir, atau orang gila atau dongeng orang-
orang masa lampau, sehingga telah nyata bahwasanya bangsa Arab tidak sanggup
menandingi kehebatan al-Qur`an meskipun mereka pakar dalam bidang bahasa dan balaghah.
Dan juga kemukjizatan al-Qur`an sebagai tantangan untuk seluruh umat dalam segala masa.
C. MACAM-MACAM KEMUKJIZATAN AL-QURAN
Secara garis besar macam-macam mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat
yang bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis dan dapat
dibuktikan sepanjang masa.
Mukjizat Material Inderawi Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu,
artinya bahwa keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera
oleh umat-umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah. Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas
petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang
demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar;
berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh
Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain, kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus
terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya mereka.
Mukjizat Immaterial Logis Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir
yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan
inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat
atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun. Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal
pokok :

1) Para Nabi sebelum Nabi Muhammad shalallahu’alai wasallam, ditugaskan untuk


masyarakat dan masa tertentu. Karena itu,mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa
dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan mukjizat
Nabi Muhammadshalallahu’alai wasallam yang diutus untuk seluruh umat
manusia sampai akhir zaman.
2) Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya. Umat para Nabi khususnya
sebelum Nabi Muhammadshalallahu’alai wasallam membutuhkan bukti kebenaran
yang sesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus demikian jelas
dan langsung terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah manusia mulai
menanjak ke tahap kedewasaan berpikir, bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan
lagi
D. SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN
Para ulama telah menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan al-Quran. Namun demikian
mereka berbeda pendapat dalam meninjau segi kemukjizatan al-Quran.
Perbedaan itu adalah sebagai berikut:
1. Abu Ishaq Ibrahim An-Nazham dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat,
bahwa kemukjizatan al-Quran adalah dengan cara shifrah (pemalingan). Arti shifrah
dalam pandangan An-Nazam ialah, , Allah memalingkan orang-orang arab untuk
menantang al-Quran, padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.
2. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al- Quran adalah karena ia
mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal oleh
orang-orang arab seperti fashilah dan maqtha’.
3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran itu terkandung
balaghah tangkat tinggi, redaksinya yang bernilai sastra dan susunannya yang indah, karena
nilai sastra yang terkandung dalam al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada bandingannya.
4. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al- Quran terhindar dari adanya
pertentangan, dan mengandung arti yang lembut dan memuat hal-hal ghaib diluar
kemampuan
5. manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.
6. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah
mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmahyang sangat dalam, baik dalam permulaan,
tujuan maupun dalam menutup setiap surat.
Adapun mengenai segi manakah kemukjizatan itu kami akan menguraikan tiga macam
Aspek kemukjizatan al-Quran seperti: aspek bahasa, aspek Ilmiah,Aspek Tasyria (Hukum).
a) Aspek Kemukjizatan Bahasa Dalam sejarah
Mengatakan bahwa pada masa itu bangsa Arab adalah para ahli bahasa dan balaghah.
Para pakar bahasa Arab telah menekuniilmu ini sejak awal. Mereka merubah puisi, prosa,
kata-kata bijak, dan matsal yang dideskripsikan dalamredaksi-redaksiyang memukau.
Para ahli bahasa telah terjun dalam festival bahasa dan mereka memperoleh kemenangan.
Akan tetapi tidak seorangpun dari mereka yang sanggup menandingi keindahan bahasa yang
terdapat dalam al-Quran. Bahkan sejarah mencatat kelemahan bahasa ini terjadi pada
masakemajuan dan kejayaannya ketika al-Quran diturunkan. Al-Qur'an memperlihatkan
kefasihan dan balaghah-nya. Artinya, untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam setiap
masalah, Allah SWT menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut, indah, ringan,
serasi, dan kokoh. Melalui cara tersebut, Dia menyampaikan makna-makna yang
dimaksudkan kepada para mukhathab, yaitu melalui sastra yang paling baik dan mudah
dipahami. Setiap orang yang berkonsentrasi mempelajari al-Quran tentu akan mendapati
keindahan bahasa yang dimiliki al-Quran, yaitu dalam keteraturan bunyinya yang indah
melalui nada-nada hurufnya ketika ia mendengar harakat dan sukun-nya, madd dan
ghunnah- nya, fashilah dan maqtha’nya sehingga tidak pernah menjadikan bosan siapa saja
yang mempelajarinya.
Tentunya, tidak mudah memilih kata dan kalimat yang akurat dan sesuai dengan makna-
makna yang tinggi dan mendalam kecuali bagi orang yang telah menguasai sepenuhnya ciri-
ciri kata, makna yang dalam dan hubungan imbal balik antara kata dan maknanya agar dapat
memilih kata dan ungkapan yang paling baik dengan memperhatikan seluruh dimensi,
kondisi dan kedudukan makna yang dimaksudkan. Pengetahuan lengkap tentang hal itu
tidak mungkin dapat dicapai oleh siapapun kecuali dengan bantuan wahyu dan ilham Ilahi.
Kemukjizatan dapat didapatkan pula pada khithab dimana berbagai golongan manusia yang
berbeda tingkat intelektualnya dapat memahami khithab itu sesuai dengan tingkat akalnya,
sehinggamasing-masing mereka memandangnya cocok dengan tinkatan akalnya, baik
mereka yang awam maupun orang berilmu.
b) Aspek Kemukjizatan Ilmiah
Kebanyakan manusia keliru ketika mereka beranggapan bahwa Al-Qur`an
mengandung semua teori ilmiah. Sehingga setiap kali muncul teori keilmuwan yang baru,
mereka berupaya mencocokkannya dengan Al- Qur`an agar sesuai dengan teori tersebut.
Sumber kekeliruan dalam hal ini adalah, bahwa ilmu pengetahuan selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman. Sehingga ilmu itu masih
dalam upaya penyempurnaan terus menerus dan terkadang mengalami kekeliruan. Dan
ini terus berlanjut sampai mendekati pada kebenaran dan derajat yakin. Dan setiap teori
akan melewati masa pengkajian, percobaan sampai pada tahap pembenaran.
Orang-orang yang menafsirkan Al-Qur`an dengan mencocokannya dengan teori
ilmiah, dan berupaya untuk mengambil dari Al-Qur`an pencocokan terhadap berbagai
permasalahn dalam lingkup ilmiah, sama halnya mereka telah berlaku buruk pada Al-
Qur`an, walaupun mereka beranggapan bahwa tindakan itu benar. Karena problem-
problem keilmuwan selalu mengalami perubahan, sehingga ketika penafsiran Al-Qur`an
dengan cara demikian, kemudian teori itu berubah atau gagal maka sama halnya
kebenaran al-Qur`an akan menjadi diragukan. Al-Qur`an adalah kitab hidayah dan
aqidah, yang mengajak jiwa-jiwa manusia untuk menempuh jalan- jalan mulia dan
terpuji. Kemukzijatan ilmiah yang dimiliki oleh Al-Qur`an bukan terletak pada sisi
cakupannya terhadap seluruh aspek teori-teori ilmiah yang akan selalu bertambah dan
mengalami perubahan, akan tetapi terletak pada anjurannya untuk selalu berfikir. Al-
Qur`an memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya memikirkan penciptaan
alam semesta. Maka teori keilmuwan apapun, kaidah apapun, yang akan meneguhkan
posisi akal, menguatkan keyakinannya, terwujud dari aplikasi berfikir yang sehat
sebagaimana yang dianjurkan Al-Qur`an. Al-Qur`an menjadikan upaya berfikir terhadap
penciptaan alam semesta sebagai bentuk sarana menumbuhkan dan menambah keimanan
pada Allah.
Al-Qur`an memerintahkan untuk memikirkan tentang makhluk Allah yang ada di
langit dan bumi [Ali Imran : 190- 191] Al-Qur`an juga memerintahkan manusia
memikirkan tentang dirinya, tentang bumi yang ia tinggal di dalamnya dan tentang alam
yang mengitarinya [Ar-Rum: 8] Al-Qur`an juga memerintahkan untuk menggunakan akal
untuk memahami, mengetahui terhadap berbagai hal [Al-Baqarah: 219] Al-Qur`an telah
mengangkat posisi muslim dengan keutamaan ilmu [Almujadalah : 11] Dengan demikian
jelas bagi kita bahwa kemukjizatan ilmiah Al- Qur`an menuntun untuk berfikir dan
membuka untuk kaum muslimin pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak mereka untuk
berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan
dari penemuan-penemuan ilmiah. Begitulah isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-Qur`an yang
datang dalam bentuk petunjuk ilahi agar manusia mencari dan terus melakukan berbagai
perenungan.
c) Aspek Kemukjizatan Syariat Manusia secaragharizah(naluri)
Merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dan rasa saling
membutuhkan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari manusia. Sikap hidup saling bantu
membantu merupakan gambaran begitu perlunya terbina hubungan yang harmonis antara
satu dengan yang lain. Namun disi lain, sering kali kita temukan seseorang berlaku
zhalim pada orang lain, atau mengambil hak-hak orang lain dengan paksa. Hal ini terjadi
disebabkan tidak adanya nya peraturan atau undang-undang yang diberlakukan untuk
menjaga kehormanisan kehidupan ditengah manusia. Sehingga pada akhirnya kehidupan
manusia akan kacau dan hak-hak setiap orang terampas oleh orang yang lebih kuat.
Sudah banyak kita temukan dalam sejarah kehidupan manusia tentang upaya-upaya yang
dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan adil, tapi sering kali upaya itu
tidak sampai pada tujuan yang diinginkan. Sehingga kehidupan harmonis yang
diharapkan tidak pernah terealisasi. Islam datang membawa keadilan, membawa syariat
untuk menciptakan kenyaman dalam hidup bermasyarakat. Dalam pembentukan
masyarakat yang baik tidak dapat terlepas dari upaya awal untuk membentuk dan
mendidik kepribadian yang baik pula. Sehingga bila setiap individu yang menjadi
anggota masyarakt telah baik, secara tidak langsung kebaikan itu akan memunculkan
kebaikan koletif. Al-Qur`an menuntun setiap muslim untuk memegang teguh ketauhidan
yang merupakan landasan pokok dalam beramal. Ketauhidan ini akan menjauhkan
dirinya dari keyakinan terhadap khurafat, keraguan, dan dari menjadi budak nafsu serta
penyembahan terhadap syahwat. Sehingga ia menjadi seorang hamba yang bersih
keyakinannya pada Allah. Yang hanya patuh dan tunduk pada Tuhan yang satu. Tidak
butuh kepada selainNya. Tuhan yang memiliki kesempurnaan. Yang darinya datang
segala kebaikan untuk segenap makhlukNya. Dialah tuhan yang satu, pencipta yang satu,
yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Apabila akidah seorang muslim telah lurus dan benar maka hendaklah ia
mengambil konsep hidupnya sesuai dengan tuntunan syariat yang dinyatakan dalam Al-
Qur`an. Setiap ibadah fardhu yang ditujukan untuk kemaslahatan individu akan tetapi
pada waktu yang bersamaan ia juga bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama. Ibadah
shalat bertujuan untuk mencegah seseorang dari berperilaku keji dan mungkar [Al-
Angkabut : 45]. Dengan terlaksananya shalat dengan baik, akan terpancarlah pada diri
seorang muslim sikap yang baik pula, tenang dan membawa kedamaian pada orang yang
ada disekitarnya. Zakat membuang dari diri sikap bakhil, kecintaan pada dunia,
ketamakan pada harta. Disisi lain zakat akan menjadi sarana saling tolong menolong
antara yang kaya pada yang miskin. Dimana yang kaya memberikan sebahagian dari
hartanya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dan berhak. Ibadah haji
adalah sarana untuk latihan diri menempuh kesulitan. Pada saat haji semua manusia akan
berkumpul pada satu tempat, semuanya dengan pakaian yang sama, dan tidak ada yang
membedakan mereka kecuali ketakwaan. Sedangkan puasa melatih seseorang untuk
mengendalikan hawa nafsunya. Ketika berpuasa seseorang akan dilatih untuk menahan
amarahnya.
Disamping akan terlatih kejujurannya. Semua ibadah diatas bila dilaksanakan
dengan sebagaimana mestinya akan melahirkan dalam diri setiap muslim pribadi yang
soleh, Al- Qur`an juga mengajarkan untuk berlaku sabar, jujur, bersikap adil, ihsan,
memaafkan orang lain dan sikap-sikap mulia lainnya. Al-Quran juga telah menetapkan
perlindungan terhadap dharuriyah al-khomsahatau (lima kebutuhan primer) bagi
kehidupan manusia yaitu : jiwa,agama,kehormatan,harta benda,dan akal. Lalu
menerapkan hukuman-hukuman yang tegas pada setiap poin-poinya sehingga dikenal
dalam fiqih islam hukum jinayat dan hudud. Al-Quran juga menetapkan hukum terntang
hubungan internasional antara kaum muslimin dengan negara tetangga atau dengan
merika yang mengadakan perjanjian damai (mu’ahad). Juga kekuasaan legislatif dalam
sistem pemerintahan islam diatur dalam al-Quran. Ringkasnya al-quran meupakan Dustur
Tasyri’i (sistem perundang- undangan) paripurna yang membangun kehidupan manusia
diatas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia. Kemukjizatan Tasyri’inya ini tidak bisa
dipisahkan dari kemukjizatan ilmiah dan kemukjizatan bahasanya. Ketiganya akan
senantiasa eksis bersama tak seorangpun dapat mengingkari bahwa al-Quran memiliki
kemukjizatan sebagai bukti kekuasaan Allah.

KESIMPULAN

Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa
melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-
Quran adalah mukjizat.
Mukjizat terbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi yang tidak
kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat yang dapat
disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul terdahulu yang
sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya rasul
tersebut. Sedangkan mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi
terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan
inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa
tertentu. Mukjizat al- Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya
dimana dan kapan-pun.
Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek yang pertama dari segi bahasanya yang
memperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut, indah,
ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang paling baik. dan mudah dipahami. Kedua,
segi ilmiah dimana al- Qur'anmenuntun manusia untuk berfikir dan membuka pintu- pintu
pengetahuan, dan mengajak untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang dan menerima setiap
inovasi yang dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah akan tetapi hal ini bukan berarti al-
Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang ketiga dari segi syariat dimana al-Quran
meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-undangan) paripurna yang membangun kehidupan
manusia diatas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia sehingga terciptalah kehidupan yang
adil dan sejahtera.
Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada kita tentang kebenaran nabi sebagai
seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya dan
kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy , Ilmu-ilmu Al- quran,Semarang: Pustaka Rizki Putra,


2012, Cetakan Ke-4 Hal: 293 Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor: Litera
Antar Nusa, 2004, Cetakan Ke-8 Hal: 371

Anda mungkin juga menyukai