Makalah
Madzāhib al-Tafsīr
Dosen Pengampu:
Oleh:
2020
KAJIAN ISRĀ’ĪLIYYĀT DALAM TAFSIR AL-QUR’AN
A. Pendahuluan
B. Pengertian Isrā’īliyyāt
1
Muḥammad Ḥusain al-Dhahabi, al- Isrā’īliyyāt fī Tafsīr wa al-Ḥadīth, (Kairo: Maktabah
Wahbah, t.th.), 13.
2
Tsalis Muttaqien, “Infiltrasi Isrā’īliyyāt dalam Tafsir al-Qur’an”, al-Itqān, (Agustus 2015), 82.
sedangkan mereka yang beriman kepada penutup para nabi dan telah menjadi
bagian dari kaum muslimin dikenal dengan “Muslimīn Ahl al-Kitāb”.3
Ketika masa sebelum Islam, ada satu golongan yang disebut dengan
kaum Yahudi, yaitu suatu kelompok yang pada saat itu dikenal memiliki
peradaban yang tinggi dibanding dengan bangsa Arab pada zamannya, mereka
telah mempunyai pengetahuan keagamaan berupa cerita-cerita keagamaan
yang bersumber dari kitab suci mereka.5
2. Berita yang didustakan dalam Islam, berita semacam ini statusnya batil
dan wajib diingkari. Misal, nabi ‘Isa adalah putra Allah atau seperti yang
disebutkan dalam hadith Jābir sebagai berikut:
3. Berita yang tidak dibenarkan dan tidak didustakan dalam Islam. Status
berita semacam ini disikapi tawaquf (pertengahan), tidak boleh didustakan
karena bisa jadi itu benar dan tidak dibenarkan karena bisa jadi itu dusta.9
Dari Abū Hurairah beliau mengatakan “orang ahli kitab membaca Taurat
dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada
kamu muslimin”, kemudian Rasulullah bersabda:
آمنّا بالذي أنزل إلينا و أنزل إليكم: و قولوا،ال تصدقوا أهل الكتاب وال تكذبوهم
و من كذب على معتمد فليتبوأ، و حدثوا عن بين إسرائيل وال حرج،بلغوا عين ولو آية
مقعده من النار
9
Muḥammad Ṣāliḥ al-‘Uthaymīn, Uṣūl fī al-Tafsīr, (t.tp.: Maktabah al-Islāmiyyah, 2001), 53.
1. Kitab yang meriwayatkan Isrā’īliyyāt lengkap dengan sanad, tetapi ada
kritikan terhadapnya. Seperti kitab Jāmi’ al-Bayān karya al-Ṭabari.
2. Kitab yang meriwayatkan Isrā’īliyyāt lengkap dengan sanad, tapi
kemudian menjelaskan kebatilan yang ada dalam sanad tersebut seperti
Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm karya Ibn Kathīr.
3. Kitab yang meriwayatkan Isrā’īliyyāt dengan menuliskannya begitu saja
tanpa menyebut sanad dan memberikan kritik, atau tidak menjelaskan
mana riwayat yang benar dan mana yang salah seperti kitab Tafsīr Muqātil
karya Ibn Sulaymān.
4. Kitab yang meriwayatkan Isrā’īliyyāt tanpa sanad dan kadang
menunjukkan kelemahannya atau menyatakan dengan tegas ketidak-
ṣahihannya, tapi dalam meriwayatkan terkadang tidak memberikan kritik
sama sekali. Kendati riwayat yang dibawanya itu bertentangan dengan
syariat Islam seperti kitab Tafsīr al-Khāzin.
5. Kitab yang meriwayatkan Isrā’īliyyāt tanpa sanad dan bertujuan
menjelaskan kepalsuan atau kebatilannya. Sangat keras mengkritik
Isrā’īliyyāt seperti Tafsīr Rūh al-Ma’āni fī Tafsīr al-Qur’ān wa Sab’I al-
Mathāni karya al-Alūsi.
6. Kitab yang menolak periwayatan Isrā’īliyyāt dalam penafsirannya, tetapi
juga terperangkap pula dalam penafsiran Isrā’īliyyāt seperti kitab tafsir al-
Manār karya Rashīd Riḍā.10
F. Kesimpulan
Daftar Pustaka