I. Pendahuluan
sucinya ummat Islam juga merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama.
Sebagai kitab suci, Al Qur`an harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari, baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga dalam sebuah rumah tangga maupun
sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta ini.
Menurut H.A. Djazuli, yang dimaksud dengan Al Qur`an adalah Kalam Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, tertulis dalam mushaf berbahasa Arab,
yang disampaikan kepada kita denagn jalan mutawatir, dan membacanya mengandung
nilai ibadah, dimulai dengan surah al Fatihah dan diakhiri dengan surah An Nas.1
Qur`an itu diriwayatkan oleh orang banyak dengan berturut-turut. Oleh karena itu, apa
yang diriwayatkan orang seorang tidak dinamakan Al Qur`an. Dengan demikian, bacaan
Al Qur`an yang tidak biasa dikenal (bacaan syadz) dan tidak sepakati oleh Qurra (ahli
pembacaan Al Qur`an), tidak dinamakan Al Qur`an dan tidak sah pula untuk shalat.2
1
A. Djazuli, H., Ilmu Fiqh, Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Kencana, Prenada
Media Group, Ed. Rev., 2005, hal. 62
2
A. Hanafi, Ushul Fiqh, Wijaya, Jakarta, 1981, hal. 102
1
Sebagai sumber hukum, di dalam Al Qur`an telah disebutkan secara rinci hal-
hal yang berkaitan dengan masalah-masalah ibadah dan al ahwal asy syakhshiyah.
Sedang masalah-masalah lainnya hanya disebutkan secara umum, secara global yang
dalam ilmu fiqh dikenal dengan istilah kully, atau tidak serinci, tidak mendetail bila
Hal itu berti, bahwa manusia sebagai makhluk Allah swt memerlukan tuntunan yang
lebih pasti, lebih rinci, lebih mendetail dari Allah secara langsung. Sehingga dengan
demikian, Al Qur`an dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan yang terjadi di
masyarakat, dan terhadap berbagai masalah-masalah yang terjadi sepanjang zaman. Jadi
hukum-hukum yang bersifat umum, global atau kully itu memiliki sifat fliksibelitas yang
Secara harfiyah, Al Qur`an yang berasal dari bahasa Arab, yang kata kerjanya
adalah qara`a - yaqra`u, yang berarti membaca.3 Jadi qur`an berarti bacaan.
Pengertian tersebut sesuai dengan firman Allah pada surah Al Qiyamah, ayat 17 dan 18
sebagai berikut:4
3
Mahmud Yunus, H. Kamus Arab Indonesia,Yayasan Penyelenggara Penterjemah /Penafsir Al Qur`a,
Jakarta, 1973, hal. 335
4
Nasruddin Razak, Dienul Islam, PT Al Ma`arif, Bandung, 1986, hal
2
Sejalan dengan pengertian di atas, Cyril Glasse dalam Ensiklopedi Islam
menyebutkan bahwa pada suatu malam di akhir Ramadhan tahun 610 Masehi saat itu,
Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw menyampaikan wahyu pertama, yakni awal
Al Qur`an disamping merupakan dasar dan sumber utama ajaran dalam Islam
selain al hadits/sunnah Nabi Muhammad saw, juga memberikan barakah baik bagi
Menurut Saidus Syahar, Al Qur`an secara tehnis (fiqh) berarti: ”Kitab Suci
Islam berasal dari wayu Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw semasa
”Kalam Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw.,
sebagai mu`jizat, membacanya adalah ibadah”7 Kemudian Dr. H.A. Athaillah, M.Ag
dalam bukunya Sejarah Al Qur`an, mengutip pendapatnya Salim Muhsin dalam Tarikh
5
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet.II, 1999, hal 331
6
Saidus Syahar, Asas-asas Hukum Islam, Alumni, Bandung, 1983, hal. 36
7
Nasruddin Razak, op cit.
3
ﮐﻼﻡ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﺍﳌﻨﺰﻝ ﻋﻠﻰﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﳌﻜﺘﻮﺏ
ﰱﺍﳌﺼﺎﺣﻒ ﺍﳌﻨﻘﻮﻝ
ﺍﻟﻴﻨﺎ ﻧﻘﻼ ﻣﺘﻮﺍﺗﺮﺍ ﺍﳌﺘﻌﺒﺪ ﺑﺘﻼﻭﺗﻪ ﺍﳌﺘﺤﺪﻯ ﺑﺄﻗﺼﺮ ﺳﻮﺭﺓ ﻣﻨﻪ
Artinya: Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang
tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil (diriwayatkan) secara
mutawatir dan dipandang ibadah dengan membacanya serta
menantang (orang yang tidak mempercayainya untuk membuat
yang serupa) meskipun hanya berupa satu surat yang pendek.8
diturunkan dengan perantaraan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw dengan lafaz
bahasa Arab, dengan makna yang benar agar menjadi hujah dalam pengakuannya sebagai
Rasulllah, dan sebagai undang-undang yang dijadikan pedoman bagi ummat manusia,
juga sebagai amal ibadah apabila dibacanya. Ia ditadwinkan diantara dua lembar mushaf
yang dimulai dari surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat Al-Nas.”9
adalah kalam Allah swt dalam bentuk bahasa Arab yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril as. Dan selanjutnya dari Nabi
Muhammad saw disampaikan kepada para sahabat secara mutawatir. Bagi orang yang
membaca Al Qur`an tersebut akan diberikan pahala oleh Allah swt, karena membaca Al
yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu sebelum Nabi
8
Athaillah, A.H., Sejarah Al Qur`an, Verivikasi tentang otentisitas Al Qur`an, Antasari Prees, 2007,
hal.15
9
Abdul Manan, H., Reformasi Hukum Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo, 2007, hal. 66
4
Muhammad saw, tidaklah dapat dinamakan Al Qur`an. Seperti Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa as, atau Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as, atau Injil yang
diturunkan kepada nabi `Isa as. Begitu pula, kalam Allah swt yang diturunkan secara
langsung, tanpa melalui malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad saw, seperti Hadis
Qudsi tidak dapat dinamakan Al Qur`an. Dan membaca Hadis Qudsi tersebut tidak
sebagai Rasul Allah swt. Ketika itu, Rasulullah saw berusia 40 tahun. Ayat-ayat yang
pertama diturunkan oleh Allah swt tercantum pada surah Al `Alaq, sebagai berikut:
Ayat-ayat tersebut diturunkan pada hari Senin pada tanggal 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 Masehi, ketika Rasulullah saw sedang berkhalwat di Gua Hira. Namun
dalam bukunya Dr.H.A. Athaillah, M.Ag, peristiwa bersejarah ini terjadi pada malam
Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari usia Nabi Muhammad saw atau 13 tahun
sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M.
5
Qur`an diturunkan ini disebut oleh Al Qur`an sendiri dengan Lailat al Qadr (malam
kemuliaan) atau Lailat al Mubarakah (malam yang diberkahi). Masing- masing dari
bedua nama tersebut terdapat di surat Al Qadr ayat 1 dan surat ad Dukhan, ayat 3-4:
Artinya:….jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan…Ketahuilah,
sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat
Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada
10
Athaillah, H., op.cit, hal. 130
6
hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua
pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sedang ayat Al Qur`an yang terakhir yang diturunkan oleh Allah swt adalah
`Aarafah. Saat itu, hari Jum`at tanggal 9 Zulhijah 10 H., atau bertepatan dengan bulan
Maret 632 M. Ayat tersebut tercantum dalam surat Al Ma`idah ayat 5 sebagai berikut:
Artinya: ….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu…
malaikat Jibril as, untuk dijadikan sebagai pedoman hidup ummat manusia sepanjang
zaman. Oleh karena itu, sebagai kitab suci yang dijadikan sebagai pedoman hidup Al
tentang teknologi, etika, hukum, ekonomi, biologi, kedokteran dan lain sebagainya.
Muhammad saw adalah secara berangsur-angsur sesuai dengan firman Allah swt sebagai
berikut:
7
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar).
Dari ayat di atas, dapat diketahui bahwa hikmah yang pertama diturunkannya
Al Qur`an itu tidak sekaligus atau secara berangsur-angsur adalah untuk memperkokoh
ketahanan mental atau memperkuat hati Nabi Muhammad saw. Itulah sebabnya, ayat-ayat
Al Qur`an atau surat-surat yang diturunkan tidak sama jumlah dan panjang pendeknya,
terkadang dalam satu rumah itu diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang hanya
sebagian saja. Surat- surat pendek (qishar) yang diturunkan sekaligus secara penuh,
Adapun surat-surat panjang (thiwal) yang diturunkan sekaligus secara penuh, antara lain
surat al Mursalat. Surat-surat yang yang tidak diturunkan sekaligus secara penuh
bervariasi pula, ada yang hanya lima ayat atau lebih, dan ada pula yang hanya sepuluh
ayat atau lebih, dan ada pula yang hanya diturunkan sebagian saja dari sepotong ayat.11
Salah satu contoh, ayat 28 dari surah al Taubah yang diturunkan tidak
sekaligus. Artinya, ayat itu diturunkan secara bertahap. Seperti surah al Mu`minun, dari
yakni dari ayat 11 sampai ayat 21 yang menerangkan tentang kesucian `Aisyah
11
Athaillah, H. i b i d, hal. 126-127
8
dari tuduhan berzina oleh orang-orang munafik. Ada contoh lain yang satu ayat, tapi
Seperti antara lain, ayat 65 dari surah an Nisa, ayat 28 dari surah al Taubah.12
mempelajari, memahami dan menghafal Al Qur`an. Sedang hikmah yang ketiga adalah
agar setiap ayat yang diturunkan sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
dibawanya tidak menimbulkan rasa anti pati dan kegoncangan dalam masyarakat Islam
yang baru tumbuh.13 Sebab kalau diturunkan sekaligus, akan menyulitkan dalam
membacakan firman Allah swt dan Nabi Muhammad saw langsung menangkap dan
2. Dalam bentuk bunyi seperti suara genta (gemerincing lonceng, pen.), namun dapat
12
Athaillah, H. i b i d, hal 129.
13
Athaillah, H. i b i d, hal. 158-160.
9
3. Malaikat Jibril menampakkan dirinya dalam rupa yang asli, sebagaimana
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya
yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.
4. Nabi saw menerima wahyu dengan tanpa melihat sesuatu pun, namun beliau
Artinya: Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang
tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
Al Qur`an yang dibagi dalam 30 juz, terdiri dari 6326 ayat atau 114 surah,
74437 kalimat atau 325345 huruf itu diturunkan dalam dua periode: Makkah dan
Madinah, dengan kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari terhitung mulai tanggal 17
Ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran Nabi saw sampai dengan turunnya ayat yang
terakhir tanggal 9 Zulhijah tahun ke 63 dari usia Nabi Muhammad saw. Surah atau ayat
14
Hamzah Ya`qub, H. Pengantar Ilmu Syari`ah (Hukum Islam), CV Diponegoro, Bandung, hal. 74
1
surah atau ayat Makkiyah, Sedang surah atau ayat yang diturunkan di Madinah disebut
seperti yang dikutip oleh Muhammad Daud Ali dalam bukunya Asas-asas Hukum Islam
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber adalah asal sesuatu. Sedang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa sumber (hukum) adalah segala sesuatu
yang berupa tulisan, dokumen, naskah dan lain sebagainya yang dipergunakan oleh suatu
bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu15. Jadi sumber hukum Islam adalah
asal (tempat pengambilan) hukum Islam. Sumber juga kadang-kadang disebut dengan
istilah dalil hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar hukum Islam.16
Sedangkan kata asal itu sendiri berarti semula atau keadaan yang pertama sekali. Dalil
berarti dasar atau keterangan yang dijadikan dasar bukti atas kebenarannya.17
Berbicara masalah sumber hukum dalam Islam, ternyata Allah sendiri telah
menentukan sumber hukum (dan ajaran) Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim,
yakni sebagaimana firman Allah pada surah An Nisa ayat 59 sebagai berikut:18
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, ed.II, hal.
973
16
Muhammad Daud Ali, H., Asas-Asas Hukum Islam, Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hal.65
17
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya, 1997, hal. 58 dan 150
18
ibid,
1
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Oleh karena itu, adalah wajar kalau Al Qur`an yang diturunkan Allah swt untuk
Asliyah dari ajaran Islam atau hukum Islam adalah Al Qur`an dan Sunnah Nabi. Dari
kedua sumber ini bercabanglah dua sumber hukum lainnya, yaitu ijma` dan qiyas.19
hukum Islam berarti asal, pokok atau dasar pengambilan hukum Islam, yang dapat
dijadikan dalil atau argumentasi sebagai bukti atas kebenaran Islam itu sendiri.
Berbicara tentang sumber hukum Islam, pada ulama sepakat bahwa Al Qur`an
menempati urutan yang pertama dan utama, setelah Al Qur`an adalah Al Hadis yang
19
Husnan Budiman, H. Pengantar Ilmu Fiqih, Usaha Nasional, Surabaya, hal. 43
1
menyebutkan bahwa sumber-sumber syari`at dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu
sumber utama dan deduction atau kesimpulan. Sumber utama adalah wahyu, yang dapat
dibagi kepada wahyu langsung (Al Qur`an) dan wahyu tidak langsung (sunnah).
Sedangkan deduction atau kesimpulan yang ditarik dari wahyu juga terbagi kepada:
3. Dan lain-lain.20
Dalam sebuah riwayat, terjadi dialog antara Rasulullah saw dengan sahabatnya
yang bernama Mu`az bin Jabal sebelum mengutusnya untuk menjadi Gubernur di negeri
Yaman, yang dikenal dengan hadis Mu`az bin Jabal sebagai berikut:
أﻗضﻰ ﺑﻜﺘﺎب اﷲ فإن ﻟﻢ:كﻴﻒ ﺗﻘضﻰ إذا ﻋﺮض ﻟك ﻗضﺎء؟ ﻗﺎل ﻣﻌﺎذ
أجﺪ فﺒسﻨﺔ رﺳﻮل
اﷲ فإن ﻟﻢ أجﺪ أجﺘهﺪ ﺑﺮأيﻰ
Jika ditinjau dari segi kekuatannya, sumber hukum tersebut dapat digolongkan
atas sumber yang disepakati dan sumber yang tidak disepakati oleh
1
para ulama. Sumber hukum yang disepakati oleh ulama sebagai sumber utama ajaran
adalah sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Pada umumnya isi kandungan Al
Qur`an bersifat kully, umum atau global dalam mengemukakan satu persoalan. Itulah
sebabnya Al Qur`an memerlukan interpritasi sebagai upaya untuk mencari ayat yang
sifatnya kully, umum atau global tersebut. Untuk merinci kandungan Al Qur`an
diperlukan hadis Nabi saw, sebab tanpa adanya hadis Nabi tersebut, banyak ayat Al
Qur`an yang sulit dipahami secara jelas. Karena itulah hadis-hadis berfungsi untuk
memberikan penjelasan atau menafsirkan (hadis tafsir) terhadap ayat-ayat yang bersifat
global tersebut. Karena hadis-hadis Nabi saw juga jumlahnya terbatas, maka dianjurkan
kepada para ulama yang mempunyai kemampuan ijtihad untuk menafsirkan Al Qur`an,
Kecuali hal-hal yang bersifat kully, umum atau global, Al Qur`an sebagai
sumber pokok ajaran Islam juga menjelaskan secara rinci atau mendetail terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan aqidah, kewarisan, cara menyatakan li`an antara suami istri,
beberapa macam hukum jarimah hudud dan wanita-wanita yang dilarang dikawin.22
Sedang menurut Drs. Hasbullah Bakry, hukum-hukum yang ada dalam Al Qur`an pada
22
A. Hanafi, op.cit, hal 57
1
a. Hukum-hukum yang mengatur bagaimana hubungan manusia terhadap Tuhannya,
Hubungan tersebut ialah menyangkut tatacara peribadatan seperti shalat, puasa dan
lain-lain.
Qur`an yang mengatur tentang mu`amalat tersebut terdiri dari 4 empat macam,
yaitu:
harta rampasan.
dan hudud.23
Nabi Muhammad saw oleh Allah swt melalui malaikat Jibril as secara berangsur-angsur
atau bertahap, tidak sekaligus. Sehingga masa atau waktu turunnya Al Qur`an itu dari
ayat yang pertama sampai dengan ayat terakhir dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan
atas. Namun menurut sementara ulama sebagaimana yang dikutip oleh Dr. H.A.
23
Bakry Hasbullah, Pokok-pokok Ilmu Agama Islam, Siti Syamsiyah, Solo, 1961, hal.33
1
Athaillah, M.Ag, bahwa Al Qur`an tersebut diturunkan dalam tiga tahapan: (1)
Diturunkan ke Lauh Mahfuzh. (2) Ke Bait al `Izzah di langit dunia dan yang ke (3)
(baru) diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur sesuai dengan
keperluan yang ada dan kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi Muhammad saw dan kaum
muslimin. Al Zarkasi dalam kitabnya al Burhan fi ’ulum al Qur`an, dan Ibnu Jahar
dalam ktabnya Fath al Bari menyatakan bahwa penadapat tersebut adalah pendapat yang
1. Keshahihan sanad yang dijadikan dasar belum cukup menjadi dasar untuk wajib
tersebut, kecuali hanya sebagaimana dimaksud pada surah al Furqan ayat 32 tersebut
di atas.24
VII.Kesimpulan
kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril as. Dan
selanjutnya dari Nabi Muhammad saw disampaikan kepada para sahabat secara
24
Athaillah, H. i b i d, hal. 127
1
tersebut akan diberikan pahala oleh Allah swt, karena membaca Al Qur`an itu
2. Al Qur`an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah secara berangsur-
angsur, disamping untuk memperkokoh ketahanan mental atau memperkuat hati Nabi
masyarakat.
3. Al Qur`an menempati posisi yang pertama dan utama sebagai sumber hukum Islam,
baru disusul dengan hadis-hadis Nabi saw dan sumber-sumber hukum lainnya yang
merupakan hasil ijtihad atau ar ra`yu seperti ijma`, qiyas, mashlahah mursalah,
istihsan dan lain-lain. Hal itu terjadi, karena ayat-ayat Al Qur`an banyak yang
bersifat umum, global atau kully, kecuali dalam masalah- masalah ibadah dan al
4. Para `ulama sepakat bahwa turunnya Al ur`an kepada Nabi Mauhammad saw adalah
tahapan turunnya Al Qur`an dari Allah ke Lauh Mahfuzh, dari Lauh Mahfuzh ke
VI. Penutup
HUKUM ISLAM” ini dapat penulis persembahkan kepada para pembaca yang
1
budiman, semoga bermanfa’at dalam upaya turut memperkaya khazanah
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Abdul Manan, H. Prof., Dr., S.H., S.IP, M.Hum, Reformasi Hukum Islam di
Indonesia, PT. Raja Grafindo, 2007.
2. A. Djazuli, H. Prof. Ilmu Fiqh, Penggalian, Perkembangan dan Penerapan
Hukum Islam, Kencana Prenada Media Group, Ed. Rev., 2005
3. A. Hanafie, M.A. Ushul Fiqh, Wijaya, Jakarta, 1981.
4. Athaillah, A.H. Dr, M. Ag Sejarah Al Qur`an, Verifikasi tentang otentisitas Al
Qur`an, Antasari Prees, 2007.
5. Bakry Hasbullah, Drs. Pokok-pokok Ilmu Agama Islam, Siti Syamsiyah, Solo,
1961
6. Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet.II, 1999.
7. Daryanto, S.S. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya, 1997.
8. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, ed.II.1985
9. Hamzah Ya`qub, H. Dr. Pengantar Ilmu Syari`ah (Hukum Islam), CV
Diponegoro, Bandung, 2004.
10. Husnan Budiman, Drs. H. Pengantar Ilmu Fiqih, Usaha Nasional, Surabaya,
1984.
11. Khallaf, Abdul Wahhab, Dr. Sumber-Sumber Hukum Islam, Terjemahan dari
judul asli Mashadir at Tasyri` al-Islami fima la nashsha fihi, Risalah
Bandung, 1984.
12. Mahmud Yunus, Prof. H. Kamus Arab Indonesia,Yayasan Penyelenggara
Penterjemah /Penafsir Al Qur`a, Jakarta, 1973.
13. Muhammad Daud Ali, H., Prof., Dr., S.H., Asas-Asas Hukum Islam,
Rajawali Pers, Jakarta, 1990.
13. Nasruddin Razak, Drs. Dienul Islam, PT Al Ma`arif, Bandung, 1986.
1
14. Saidus Syahar, Drs. S.H.,C.N., Asas-asas Hukum Islam, Alumni,
Bandung, 1983.
Palu, Februari 2013
*Penulis adalah Hakim Madya Utama pada Pengadilan Tinggi Agama Palu