Anda di halaman 1dari 4

A.

Alquran Menurut Bahasa


secara bahasa diambil dari kata: ‫ ا قر‬- ‫ يق را‬-‫ ق راة‬-‫ وقرانا‬yang berarti sesuatu yang
dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca Alquran.
Alquran juga bentuk mashdar dari ‫ القراة‬yang berarti menghimpun dan mengumpulkan.
Dikatakan demikian sebab seolah-olah Alquran menghimpun beberapa huruf, kata, dan
kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Alquran harus
dibaca dengan benar sesuai sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga
dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami
masyarakat untuk menghidupkan Alquran baik secara teks, lisan ataupun budaya.
Menurut M. Quraish Shihab, Alquran secara harfiyah berarti bacaan yang
sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena tiada suatu
bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat
menandingi Alquran, bacaan sempurna lagi mulia.
Dan juga Alquran mempunyai arti menumpulkan dan menghimpun qira’ah berarti
menghimpun huruf-huruf dan katakata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang
tersusun rapih. Quran pada mulanya seperti qira’ah, yaitu mashdar dari kata qara’a,
qira’atan, qur’anan.
Allah berfirman :

Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Qur’an, dan pasti Kami pula yang
memeliharanya.” (Al-Hijr/15:9).
B. Alquran Menurut Istilah
Alquran menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.
Menurut Andi Rosa Alquran merupakan qodim pada makna-makna yang bersifat
doktrin dan makna universalnya saja, juga tetap menilai qodim pada lafalnya. Dengan
demikian Alquran dinyatakan bahwasannya bersifat kalam nafsi berada di Baitul Izzah
(al-sama’ al-duniya), dan itu semuanya bermuatan makna muhkamat yang menjadi
rujukan atau tempat kembalinya ayat-ayat mutasyabihat, sedangkan Alquran diturunkan
ke bumi dan diterima oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, merupakan
kalam lafdzi yang bermuatan kalam nafsi, karena tidak mengandung ayat mutasyabihat,
tetapi juga ayat atau maknamaknanya bersifat muhkamat.
Sementara menurut para ahli ushul fiqh Alquran secara istilah adalah :

Artinya:
“Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rosul (yaitu Nabi
Muhammad SAW), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada
kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas”.
Berdasarkan definisi di atas, maka setidaknya ada lima faktor penting yang
menjadi faktor karakteristik Alquran, yaitu:
1. Alquran adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan mMalaikat Jibril (dia
hanya penyampai wahyu dari Allah), bukan sabda Nabi Muhammad SAW. (beliau
hanya penerima wahyu Alquran dari Allah), dan bukan perkataan manusia biasa,
mereka hanya berkewajiban mengamalkannya.
2. Alquran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak diberikan kepada
Nabi-nabi sebelumnya. Kitab suci yang diberikan kepada para nabi sebelumnya bukan
bernama Alquran tapi memiliki nama lain; Zabur adalah nama kitab yang diberikan
kepada Nabi Daud, Taurat diberikan kepada Nabi Musa, dan Injil adalah kitab yang
diberikan kepada Nabi Isa as.
3. Alquran adalah mukjizat, maka dalam sepanjang sejarah umat manusia sejak awal
turunnya sampai sekarang dan mendatang tidak seorangpun yang mampu menandingi
Alquran, baik secara individual maupun kolektif, sekalipun mereka ahli sastra bahasa
dan sependek-pendeknya surat atau ayat.
4. Diriwayatkan secara mutawatir artinya Alquran diterima dan diriwayatkan oleh banyak
orang yang secara logika mereka mustahil untuk berdusta, periwayatan itu dilakukan
dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada kita.
5. Membaca Alquran dicatat sebagai amal ibadah. Di antara sekian banyak bacaan, hanya
membaca Alquran saja yang di anggap ibadah, sekalipun membaca tidak tahu
maknanya, apalagi jika ia mengetahui makna ayat atau surat yang dibaca dan mampu
mengamalkannya. Adapun bacaam-bacaan lain tidak dinilai ibadah kecuali disertai
niat yang baik seperti mencari Ilmu.8 Jadi, pahala yang diperoleh pembaca selain
Alquran adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi bacaan sebagaimana dalam
Alquran.
Alamat : http://repository.uinbanten.ac.id/1316/4/BAB%20II.pdf
Judul Artikel : Ulumul Quran, Wawasan Al-qur’an, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.
Tahun Terbit : 2013, 1996, 2015
Nama Penulis : Anshori, M. Quraish Shihab, Manna Khalil Al-Qattan.

Waktu akses : 3 Februari 2021

a. Al-Qur’an sebagai Sumber nilai


Islam sebagai agama samawi yang dijamin akan menyelamatkan ummat manusia yang
beragamakan Islam (Muslim) dan melaksanakan (mengamalkan) ajarannya. Sebagai agama
samawi yakni agama yang berasalkan dari Rabbani, maka sebagai sumbernya berasal dari
Rabbani itu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan.

Sebagai suatu ilustrasi penulis kemukaan sebuah dialog antara Rasulullah SAW sebagai kepala
negara sekaligus Rasul, dengan Mu’adz bin Jabal ketika Mu’adz akan berangkat posnya sebagai
Gubernur di Yaman, sebagai berikut :

Nabi : Dengan apakah engkau melaksanakan hokum?


Mu’adz : Dengan Kitab Allah (Al-Qur’an)
Nabi : Kalau engkau tidak mendapatkannya disana?
Mu’adz : Dengan Sunnah Rasul
Nabi : Kalau engkau tidak mendapatkannya disana?
Mu’adz : Saya berijtihad dengan akal saya, dan saya tidak akan putus asa
Nabi : Segala puji bagi Allah yang telah berkenan memberi petunjuk kepada Utusan
Rasul-Nya yang direstui-Nya. (Sunan Abu Daud, 23:11)

Dengan demikian sumber norma dan nilai dalam Islam adalah :


1. Sumber Pokok :
a. Al-Qur’an
b. As-Sunnah
2. Sumber Tambahan ijitihad

Alamat : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/19550428198
Judul Artikel : AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER NILAI ISLAM
Nama Penulis : Dr. Makhmud Syafe’I., M. Ag.
Tahun Terbit : 2001
Waktu akses : 3 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai