Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji dan syukur
saya panjatkan kehadirat Allah swt yang mana telah memberikan Kesehatan dan kesempatan
dan hidayahnya kepada saya sendiri untuk menyusun makalah agama islam berjudul “hakekat
manusia dalam padangan islam” tepat waktu.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya bertujuan menjelaskan atau
memaparkan point-point sesuai dengan pengetahuan yang saya punya , baik dari buku maupun
sumber yang lain .
Namun juga saya meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah masih adanya kekurangan
dari segi Bahasa maupun yang lain. Oleh karena itu dengan lapang dada saya memberikan
kepada pembaca untuk mengkritik agar saya bisa memperbaiki makalah.
Demikian semoga makalah yang sayabuat dapat memberikan manfaat pada pembaca Aamin-
Aminn.

Medan , 27 September 2022


Fitri Mukhtar siregar
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….
2.1 Pengertian manusia menurut para ahli dan Al-quran……………………………….......
2.2 Eksistensi manusia sebagai makhluk sosial………………………………………….....
2.3 Martabat dan hakekat manusia sebagai khalifah dibumi……………………………….
2.4 Tanggung jawab manusia sebagai makhluk ciptaan Allah……………………………..
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...
3.2 Saran………………………………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu
yangsangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama
saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk
Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, „manusia‟ diartikan sebagai „makhluk
yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang‟ (1989:558).
Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan
budi, nalar dan moral untukdapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya. Dalam Bahasa Arab, kata “manusia‟ ini bersepadan dengan kata-
kata nas basyar, insân, mar‟u, ins dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian manusia menurut para ahli dan al-quran


2. Bagaimana eksistensi manusia sebagai makhluk sosial
3. Martabat dan hakekat manusia sebagai khalifah dibumi
4. Apa saja tanggung jawab manusia di bumi ini

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian hakekat manusia


2. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab manusia dibumi ini
3. Untuk mengetahui bagaimana martabat dan hakekat manusia
sebagai khalifah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANUSIA MENURUT PARA AHLI DAN
AL-QURAN

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
swt.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas merekasebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan
sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang
mendasari.Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksiantara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego).
Di dalam diri manusiatedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral
(nilai).Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo
mehanibcus(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme
(aliran yangmenganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis
(aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang
menganalisis prilakuyang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan
aspek.Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang
bereaksisecara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori
kognitifmengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena
tampak tidakmempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan,
memahami, dansebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
maknamanusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan
al-nas. Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama
anaa basyarunmitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selaludihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; ar-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-
mu‟minuun : 33).Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq : 5), yaituallamal insaana maa lam ya‟ (dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya).

2.2 EKSISTENSI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk
sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial
untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat
yang terdiri dari :
 penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk
pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah
pengetahuan.
 penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak
terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

2.3 MARTABAT DAN HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DIBUMI


Hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi,
Allah berfirman dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 30:
ٰٓ ۡ
ُ‫ٓاء َون َۡحن‬ ُ ِ‫ض خَ لِ ۡيفَةً ؕ قَالُ ۡ ٓوا اَت َۡج َع ُل فِ ۡيهَا َم ۡن ي ُّۡف ِس ُد فِ ۡيهَا َويَ ۡسف‬
َۚ ‫ك ال ِّد َم‬ ‫اۡل‬ َ َ‫َواِ ۡذ ق‬
ِ ‫ال َربُّكَ لِل َمل ِٕٮ َك ِة اِنِّ ۡى َجا ِع ٌل فِى ا َ ۡر‬
َ‫ال اِنِّ ۡ ٓى اَ ۡعلَ ُم َما اَل ت َۡعلَ ُم ۡون‬
َ َ‫ك‌ؕ ق‬َ ‫ك َونُقَدِّسُ لَـ‬ َ ‫نُ َسبِّ ُح بِ َحمۡ ِد‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di
bumi untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Mengutip jurnal Manusia
Sebagai Khalifah dalam Perspektif Islam oleh Rahmat Ilyas (2016), manusia
merupakan wakil Tuhan di muka bumi. Dengan kedudukan tersebut, manusia kelak
akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya.
Selain sebagai khalifah, manusia juga diciptakan untuk beribadah dan mengabdi
kepada Allah Swt. Dalam Surat Az-zariyat ayat 56-58, Allah Swt berfirman:
‫ُط ِع ُمو ِن * ِإ َّن‬ ْ ‫ق َو َما ُأ ِري ُد َأن ي‬ ٍ ‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن * َما ُأ ِري ُد ِم ْنهُم ِّمن ر ِّْز‬
َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل‬
ُ ‫ َو َما خَ لَ ْق‬:‫يقول هللا عز وجل‬
ْ ْ ُ
ُ‫ق ذو القُ َّو ِة ال َمتِين‬ُ ‫هللاَ هُ َو ال َّر َّزا‬
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah
Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Az Zariyat:
56-58)

2.4 TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK CIPTAAN ALLAH


Tanggung Jawab kepada Allah adalah tanggung jawab tertinggi dari
eksistensi manusia yang beragama. Sebab tujuan utama dari beragama adalah untuk
mengabdi kepada Tuhan. Manusia yang memiliki nilai tanggung jawab yang kuat
kepada Tuhannya akan memberikan efek positif kepada bentuk tanggung jawab
lainnya (kepada makhluk).
Manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini bukanlah untuk
main-main, senda gurau, atau tanpa tanpa arah dan tujuan. Namun, manusia yang
merupakan bagian dari alam semesta ini diciptakan untuk suatu tujuan, yaitu
beribadah kepada Allah SWT. Kedudukan manusia dalam sistem penciptaannya
adalah sebagai hamba Allah yang bertugas mengabdi kepada-Nya. Kedudukan ini
berhubungan dengan hak dan kewajiban manusia di hadapan Allah sebagai
penciptanya. Akan tetapi, Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan
kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sesuatu kehidupan dengan tatanan yang
baik dan adil.
Ibadah yang dilakukan oleh manusia terhadap Allah, mencakup ibadah
dalam bentuk umum maupun khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah
melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an
dan Sunnah Rasul, mencakup segala macam perbuatan, tindakan dan sikap manusia
dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus (mahdah) yaitu
berbagai macam pengabdian kepada Allah yang bentuk dan cara melakukannya
sesuai dengan ketentuan yang telah disyariatkan yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian
sempurnamanusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam
karena dalam setiapkehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai
manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang
lain.Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani
pasti selaluada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga
membutuhkan bantuan dariorang lain, karena manusia adalah makhluk sosial
sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri,

3.2 SARAN
Saran saya sebagai pembuat makalah ini agar para pembaca bukan hanya
membacanya saja tpi lebih memahami tentang hakekat manusia serta tanggung
jawabnya

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8454535/Makalah_Hakikat_Manusia_Menurut_Islam
https://www.dosenpendidikan.co.id/manusia-sebagai-makhluk-sosial/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/hakikat-penciptaan-manusia-sebagai-khalifah-sekaligus-
hamba-allah-swt-1xIH9UZLvaE/full

Anda mungkin juga menyukai