Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

TUGAS : Metodologi Penelitian KUalitatif Nama : MILA OKTARINA


NPM : 1707110170
No Absen :

Petujunjuk Soal
Bacalah dengan cermat teks latar belakang penelitian berikut!!!
Data dan kutipan didalam teks diolah dari berbagai sumber.

Kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka paling sedikit yang harus tercangkup dalam
pelayanan kesehatan dasar adalah: a). Pendidikan kesehatan, b). Peningkatan persediaan
pangan dan kecukupan gizi, c). Penyediaan air minum dan sanitasi dasar, d). Pelayanan
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, e). Imunisasi, dan f). Pengobatan dan
pengadaan obat. Berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, Imunisasi
merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan status kesehatan,
sebagai pelayanan kesehatan dasar. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan akibat penyakitpenyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I).

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak,
Polio, dan Hepatitis B. Selain itu pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara
perlindungan infeksi yang paling effektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati Universitas
Sumatera Utara seseorang apabila jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Imunisasi
disebut sebagai pencegahan primer. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin
tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Pelayanan untuk vaksinasi telah tersedia di masyarakat, tetapi tidak semua bayi telah dibawa
untuk mendapatkan imunisasi lengkap. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya negara
berkembang yang masih belum dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) karena
cakupan imunisasi yang rendah. UCI adalah tercapainya cakupan minimal 80 persen imunisasi
dasar lengkap bayi sebelum usia 1 tahun. Program imunisasi dasar lengkap (LIL/ Lima Imunisasi
dasar Lengkap) pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B,
dan 1 dosis campak. Cakupan imunisasi campak nasional saat ini mengalami penurunan, dari
81,6% pada kurun waktu 5 tahun terakhir, menjadi 69,76% pada saat ini.

Pencapaian cakupan imunisasi campak dan UCI di Provinsi Aceh berbanding terbalik dengan
cakupan imunisasi campak dan UCI Nasional, di provinsi Aceh mengalami peningkatan dalam
dua tahun terakhir 81,2% dan 86,4%. Namun Peningkatan cakupan imunisasi campak ini tidak
merata disetiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh, contohnya di Kabupaten Aceh Besar cakupan
imunisasi campak dalam 2 tahun terakhir justru menurun dari 83,7% menjadi 75,9%. Dari 25
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Besar hanya 5 puskesmas yang menunjukkan
peningkatan dalam cakupan imunisasi campak, 19 puskesmas menunjukkan penurunan
cakupan imunisasi campak dan satu puskesmas tidak mempunyai data. Kabupaten Aceh Besar
menempati posisi 5 terendah dalam cakupan imunisasi campak di Provinsi Aceh. Cakupan
imunisasi campak yang terendah di Kabupaten Aceh Besar adalah pada Puskesmas Seulimum
yaitu 57,6%.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan ditiga tempat di daerah Kabupaten Aceh Besar
yaitu Puskesmas Indrapuri, Puskesmas Kota Chot Glie dan Puskesmas Seulimum terhadap 39
orang ibu yang mempunyai Balita didapatkan hasil bahwa hanya 12 (30,8%) orang ibu yang
mempunyai pengetahuan yang benar mengenai imunisasi campak. Hal ini menunjukan bahwa
pemahaman ibu tentang pentingnya imunisasi masih sangat rendah, padahal peran seorang ibu
pada program imunisasi sangatlah penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah
ibu. Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan seorang ibu akan mempengaruhi
kepatuhan pemberian imunisasi campak pada bayi, sehingga dapat mempengaruhi status
imunisasi bayi. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi
bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang
memadai tentang hal itu diberikan.

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar telah
melakssanakan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebu, salah satunya
dengan menerapkan kebijakan bahwa penyelenggaraan imunisasi dasar dapat dilaksanakan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip keterpaduan; mengupayakan
pemerataan jangkauan pelayanan; mengupayakan kualitas pelayanan; mengupayakan
kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu.
Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit dan daerah-daerah sulit
secara geografis.

Hambatan program imunisasi yang diamati yaitu adanya issu-issu negatif tentang imunisasi dan
persepsi negatif terhadap imunisasi serta mitos–mitos mengenai imunisasi itu sendiri.
Pandangan negatif terhadap vaksinasi bukan saja dikemukan oleh masyarakat awam namun
juga oleh sebagian petugas kesehatan. Masyarakat awam lebih khawatir terhadap efek samping
dari imunisasi daripada penyakitnya sendiri dan komplikasi penyakit tersebut yang dapat
menyebabkan kecacatan dan kematian. Issu dan mitos negatif mengenai imunisasi dapat
mempengaruhi pengetahuan, pemahaman dan akhirnya berpengaruh pada tindakan ibu untuk
mengimunisasikan anaknya. Hambatan ini dinyatakan oleh tenaga kesehatan di Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh dan di Puskesmas Kabupaten Aceh Besar, serta ibu yang menjadi
responden pada survei pendahuluan.
Dari Teks diatas Tentukan :

1. Judul atau tema penelitian yang anda anggap sesuai dengan teks bacaan di atas.
Persepsi Masyarakat Terhadap Imunisasi Campak Di Kabupaten Aceh Besar.

2. Identifikasi masalah penelitian


a. Cangkupan imunisasi campak naional saat ini mengalami penurunan dari 81,6%
menjadi 69,76% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
b. Provinsi Aceh mengalami peningkatan dari 81,2% menjadi 86,4% akan tetapi di
kabupaten Aceh Besar cangkupan Imunisasi campak mengalami penurunan dari 83,7
menjadi 75,9% dan menempati posisi 5 terendah dalam cangkupan imunisasi di
Aceh dalam kurun waktu 2 tahun, sedangkan Cangkupan imunisai terendah di Aceh
Besar terdapat pada wilayah kerja Puskesmas Seulimum yaitu 57,6 %.
c. Pada daerah Kabupaten Aceh Besar yaitu di wilayah kerja Puskesmas Indrapuri,
Puskesmas Kota Chot Glie dan Puskesmas Seulimum terdapat 39 orang ibu yang
mempunyai balita hanya 12 orang (30,8%) ibu yang mempunyai pengetahuan yang
benar mengenai imunisasi campak.
d. Yang menjadi hambatan dalam program imunisasi adalah adanya issu-issu negatif
tentang imunisasi dan persepsi negatif terhadap imunisasi serta mitos-mitos
mengenai imunisasi di kalangan masyarakat.

3. Fokus Penelitian (Research Questions)


a. Persepsi atau pengetahuan masyarakat mengenai penyakit campak?
b. Persepsi atau pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi campak?
c. Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat imunisasi?
d. Alasan masyarakat dalam bertindak, beberapa faktor yang mempengaruhi
masyarakat untuk memebrikan imunisasi campak dan faktor yang mempengaruhi
mengapa tidak memberkan imunisasi campak?

4. Metode Pengumpulan data


Penelitian Kualitatif ini menggunakan rancangan penelitian fenomenologis yang
dilakukan dengan melibatkan wawancara dengan informan.
5. Informan/partisipan (sampel penelitian)
Adapun informan yang terlibat dalam penelitian antara berikut: kader desa, ibu yang
memiliki balita yang menolak imunisasi, ibu yang memiliki balita imunisasi, seorang ayah
balita yang tidak mengizinkan anakna imunisasi berdasarkan informasi dari FGD (forum
grub discussion), tokoh masyarakat dan pimpinan agama di desa Indrapuri, Kota Chot
Glie dan Seulimum yang merupakan tiga desa dengan cangkupa munisasi campak
terendah di kabupaten aceh besar.
6. Panduan/pedoman wawancara
Instrumen peneliian berupa panduan wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
tentang pemahaman imunisasi campak, penyebab penyakit campak, pencegahan
penyakit campak, dan manfaat imunisasi campak bagi anak-anak.

SELAMAT BEKERJA !!!

Anda mungkin juga menyukai